Share

Bab 344

Penulis: Julio
Davira terdiam ketika dihadapkan dengan pertanyaan mendadak Valerio. Matanya berkedip beberapa kali, lalu bertanya pelan, "Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan ini?"

"Aku cuma mau tahu lebih banyak hal. Jawab saja pertanyaanku."

Davira menyadari kalau Zayden tengah menatap lurus ke arahnya sambil menyeringai, menunggu jawabannya.

Keringat dingin keluar dari punggung Davira. Setelah menelan ludah dengan susah payah, dia memaksakan diri untuk menjawab, "Kejadiannya sudah sangat lama. Aku cuma ingat kalau itu terjadi saat malam hari. Aku lupa jam berapa tepatnya."

"Ada lagi? Katakan hal yang lainnya."

Davira berpikir cepat dan menjawab manja, "Rio, aku habis melahirkan dan aku sangat lelah. Apa aku bisa istirahat dulu?"

Valerio mengangguk dan tidak menanyakan hal lain. "Kalau begitu kamu istirahat dulu. Kita bicarakan lagi nanti."

Davira menghela napas lega dan tersenyum pada Valerio. "Baiklah, terima kasih, Rio."

Valerio berjalan mendekati tempat tidur bayi dan berdiri bersama Zayden sambil
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 345

    Suara tangisan seorang anak terdengar dan Briella menoleh ke arah suara itu berasal. Davira tengah menggendong seorang anak.Davira menatap Briella sambil tersenyum, membujuk anak yang menangis dalam gendongannya dan tertawa pelan."Briella, jangan buang-buang energimu. Ini anakku dan Valerio. Anakmu sudah dibuang ke tempat sampah bersama darahnya."Tubuh Briella merasakan sakit yang sangat menyayat. Dia turun tempat tidur bersalin dan pergi ke tempat sampah, berlutut di satu sisi dan terus mencari."Sayang, jangan buat Mama khawatir, cepat keluar ...."Di belakangnya, ada seseorang yang menepuk pundak Briella. Briella pun menoleh ke belakang dan seorang gadis kecil yang berlumuran darah menatapnya. Air mata darah mengalir di wajahnya.Dia menanyai Briella dengan sedih."Mama, kenapa Mama meninggalkanku? Aku benci Mama, aku benci Mama!""Nggak, Mama nggak meninggalkanmu, sayang! Ke marilah. Mama nggak mau kehilanganmu lagi."Benak Briella dipenuhi dengan rasa bersalah, terus menyalahka

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 346

    "Minum obat apa?""Emosimu lagi nggak stabil, jadi perlu ditenangkan." Klinton mencoba membujuk dengan sabar, "Briella, kamu nggak bisa keluar negeri kalau kondisimu seperti itu. Kamu nggak akan lolos wawancara visa. Kamu harus melakukan pemulihan setidaknya selama satu bulan. Setelah sebulan, aku akan menemanimu ke luar negeri."Briella hanya diam dan tidak mengatakan apa-apa. Dia menempelkan kepalanya ke tubuh pria itu, lalu membuka matanya. Tatapannya kosong dan tidak menunjukkan emosi apa pun.Klinton membelai rambut panjangnya yang berantakan dan membisikkan kata-kata penyemangat di telinganya. Briella yang mendengar itu pun hatinya mulai tenang.Waktu berlalu dengan cepat. Dalam satu bulan, kondisi mental Briella menjadi jauh lebih baik. Namun, kematian anaknya masih menjadi rasa sakit di hatinya yang tidak bisa disembuhkan. Briella sangat yakin kalau anaknya tidak meninggal dan masih ada di dunia ini.Kelahiran anak itu yang dalam keadaan meninggal saja sudah mencurigakan sejak

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 347

    Briella bersembunyi dengan tenang, menatap wanita yang berjalan ke arah Elbert. Wanita itu adalah Davira."Kenapa kamu bawa bayi ini ke mari di jam segini? Elbert, kamu nggak membantuku, kenapa masih mendatangiku dan terus menggangguku? Kamu memintaku datang di hari yang penting ini, kalau sampai orang Keluarga Regulus curiga gimana! Apa kamu bodoh!"Nada bicara Davira terkesan tidak sabar, terus memaki Elbert penuh kemarahan. Emosi Elbert pun terpancing saat dimarahi seperti itu oleh Davira."Kalau anak ini nggak nangis, mana mungkin aku mencarimu? Kita sudah sepakat kalau aku membantumu, kita akan membesarkan anak ini bersama. Dia mau minum asimu. Cepat masuk ke mobil dan kasih dia asi!"Elbert berkata sambil menggendong bayinya dengan satu tangan, lalu menarik Davira ke arah mobil dengan tangan lainnya.Davira menepis tangan Elbert dan berkata dengan marah, "Anak ini nggak ada hubungannya denganku. Aku Cuma punya anak perempuan dan dia keturunan Keluarga Regulus! Jangan pernah memba

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 348

    Klinton memeluk Briella dan bergumam pelan di telinganya, "Briella, ini nggak seburuk yang kamu pikirkan. Dengarkan aku, Valerio pindah ke Galapagos untuk hidup sendiri sejak dia menikah dengan adikku. Dia meninggalkan adikku di Kediaman Keluarga Regulus dan baru muncul saat adikku melahirkan. Zayden hidup bersama dengannya dan akan tinggal di Galapagos. Dia nggak akan tinggal bersama adikku."Klinton menangkup wajah Briella, menatapnya dengan tatapan meyakinkan. "Valerio nggak akan memperlakukan Zayden dengan buruk, kamu harus percaya padaku."Briella menggeleng. "Nggak! Aku nggak percaya kepadanya! Zayden bukan anak kandungnya, bagaimana mungkin dia akan memperlakukan anakku dengan baik. Adikmu juga punya anak darinya dan hubungan mereka akan berkembang menjadi lebih baik! Lalu bagaimana dengan Zayden!""Ada aku di sini, percayalah. Aku akan membantumu merawatnya." Klinton meraih tangan Briella dan meletakkannya di atas jantungnya. "Aku bersumpah demi hidupku, aku akan melindungi Zay

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 349

    Klinton tiba di Kediaman Keluarga Regulus saat pesta satu bulan yang dipersiapkan orang-orang Keluarga Regulus untuk Queena hampir berakhir.Melihat Klinton tiba, Davira menghampiri dengan senang hati. Pria itu melihat adiknya dan berkata dengan nada khawatir, "Kenapa kamu kuyu sekali? Lihat, kamu punya mata panda.""Setiap malam aku harus makan buat ngasih asi, jadi nggak bisa tidur nyenyak. Nggak apa, Kak, jangan khawatir. Aku bisa mengurus diri sendiri dengan baik."Klinton menghela napas dalam. Dia sudah terlalu banyak memberikan nasihat dan bujukan sebelum adiknya menikah. Sekarang dia sudah menikah dan punya anak dengan Valerio. Jadi, semua penderitaan ini juga merupakan pilihannya.Sebagai seorang kakak, Klinton tidak bisa ikut campur terlalu banyak."Kak, kenapa datang malam-malam begini? Aku dengar dari Papa Mama kamu nggak pulang selama sebulan ini. Kamu lagi sibuk apa memangnya?"Davira sedikit tidak senang. Pada saat paling penting di dalam hidupnya, kakak yang selalu menya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 350

    Valerio menyipitkan matanya, menatap Klinton dengan kritis."Mau mengajak anakku keluar? Mau ngapain? Bertemu seseorang?""Aku membawa Zayden ke mana pun dia ingin pergi. Anak itu bahkan nggak muncul, jelas kalau dia nggak senang di sini, jadi mengurung diri di dalam rumah.""Apa itu adalah sesuatu yang harus kamu lakukan? Sikapmu membuatku bingung.""Kamu nggak perlu bingung. Kalau kamu bisa membuat anak itu bahagia, aku nggak perlu melakukan apa pun." Klinton membalas perkataannya dengan berani."Aku yang membawa dia ke mari. Dia masih belum terbiasa dengan situasi ini. Aku harus memperhatikan perasaan dan situasinya. Kalau nggak, dia akan sangat membenci adikku. Aku jadi khawatir sebagai kakaknya."Klinton memberikan jawaban, yang sontak membuat Valerio mengendurkan kewaspadaannya."Aku temani kamu buat bertemu Zayden."Klinton mengikuti Valerio menuju vila. Davira memperhatikan punggung tinggi dan tampan kedua pria itu dengan perasaan campur aduk.Kedua pria ini adalah dua orang ya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 351

    "Kamu? Apa yang kamu lakukan di sini? Mau menemui adikmu?""Nggak, kok. Aku bisa menemuinya kapan pun aku mau. Aku datang untuk menjemputmu."Mata Zayden berbinar. "Kamu datang menjemputku? Menjemputku untuk menemui Mama?"Klinton meletakkan jarinya ke mulutnya, meminta Zayden untuk diam.Zayden buru-buru menutup mulutnya, tetapi ada binar cerah di matanya. Bisa dilihat kalau anak itu sangat senang."Ganti baju dulu. Aku tunggu di luar."Klinton berkata pada Zayden dan meninggalkan kamar Zayden. Dia berjalan menuruni tangga, tanpa menyadari ada bayangan hitam yang melesat.Sosok gelap itu menuruni pintu samping dan langsung menuju ruang samping.Rieta duduk di ruang samping, menyipitkan mata pada pemandangan yang ramai di luar. Seorang pelayan berhenti di sampingnya dengan langkah gontai dan membungkuk untuk membisikkan sesuatu di telinganya.Rieta mendengarkan dalam diam. Ketika pelayan itu menyelesaikan bisikannya, dia tiba-tiba membelalakkan matanya, terlihat sangat terkejut.Lalu,

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 352

    Mobil itu melaju sampai ke padang gurun yang terpencil.Saat itu, hanya ada dua mobil yang melaju. Rieta duduk di mobil depan sebagai pengarah jalan.Mobil yang satu lagi berada di belakang. Di dalamnya ada Briella dan dua orang yang membekapnya ke dalam mobil barusan.Mobil yang di depan melaju ke sebuah jembatan dengan laut yang bergelombang di bawahnya. Mobil berhenti dan Rieta keluar dari mobil.Dia melambaikan tangan ke arah mobil di belakangnya dan memberi isyarat kepada dua pria berbadan kekar untuk menurunkan Briella."Lemparkan ke bawah buat makan ikan."Tali yang mengikat tubuh Briella terlepas dan terlempar, jatuh ke dalam laut karena terpaan angin.Di dasar laut yang gelap, sesekali terdengar suara makhluk bawah laut yang aneh. Ini adalah area yang berbahaya. Setiap orang yang jatuh ke bawah tidak akan bisa diselamatkan.Briella tahu betul akan hal ini. Dia merasa kalau takdir sepertinya selalu mempermainkannya, selalu berusaha menjebaknya dan membuatnya mengalami pengalama

Bab terbaru

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status