Share

Bab 350

Penulis: Julio
Valerio menyipitkan matanya, menatap Klinton dengan kritis.

"Mau mengajak anakku keluar? Mau ngapain? Bertemu seseorang?"

"Aku membawa Zayden ke mana pun dia ingin pergi. Anak itu bahkan nggak muncul, jelas kalau dia nggak senang di sini, jadi mengurung diri di dalam rumah."

"Apa itu adalah sesuatu yang harus kamu lakukan? Sikapmu membuatku bingung."

"Kamu nggak perlu bingung. Kalau kamu bisa membuat anak itu bahagia, aku nggak perlu melakukan apa pun." Klinton membalas perkataannya dengan berani.

"Aku yang membawa dia ke mari. Dia masih belum terbiasa dengan situasi ini. Aku harus memperhatikan perasaan dan situasinya. Kalau nggak, dia akan sangat membenci adikku. Aku jadi khawatir sebagai kakaknya."

Klinton memberikan jawaban, yang sontak membuat Valerio mengendurkan kewaspadaannya.

"Aku temani kamu buat bertemu Zayden."

Klinton mengikuti Valerio menuju vila. Davira memperhatikan punggung tinggi dan tampan kedua pria itu dengan perasaan campur aduk.

Kedua pria ini adalah dua orang ya
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 351

    "Kamu? Apa yang kamu lakukan di sini? Mau menemui adikmu?""Nggak, kok. Aku bisa menemuinya kapan pun aku mau. Aku datang untuk menjemputmu."Mata Zayden berbinar. "Kamu datang menjemputku? Menjemputku untuk menemui Mama?"Klinton meletakkan jarinya ke mulutnya, meminta Zayden untuk diam.Zayden buru-buru menutup mulutnya, tetapi ada binar cerah di matanya. Bisa dilihat kalau anak itu sangat senang."Ganti baju dulu. Aku tunggu di luar."Klinton berkata pada Zayden dan meninggalkan kamar Zayden. Dia berjalan menuruni tangga, tanpa menyadari ada bayangan hitam yang melesat.Sosok gelap itu menuruni pintu samping dan langsung menuju ruang samping.Rieta duduk di ruang samping, menyipitkan mata pada pemandangan yang ramai di luar. Seorang pelayan berhenti di sampingnya dengan langkah gontai dan membungkuk untuk membisikkan sesuatu di telinganya.Rieta mendengarkan dalam diam. Ketika pelayan itu menyelesaikan bisikannya, dia tiba-tiba membelalakkan matanya, terlihat sangat terkejut.Lalu,

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 352

    Mobil itu melaju sampai ke padang gurun yang terpencil.Saat itu, hanya ada dua mobil yang melaju. Rieta duduk di mobil depan sebagai pengarah jalan.Mobil yang satu lagi berada di belakang. Di dalamnya ada Briella dan dua orang yang membekapnya ke dalam mobil barusan.Mobil yang di depan melaju ke sebuah jembatan dengan laut yang bergelombang di bawahnya. Mobil berhenti dan Rieta keluar dari mobil.Dia melambaikan tangan ke arah mobil di belakangnya dan memberi isyarat kepada dua pria berbadan kekar untuk menurunkan Briella."Lemparkan ke bawah buat makan ikan."Tali yang mengikat tubuh Briella terlepas dan terlempar, jatuh ke dalam laut karena terpaan angin.Di dasar laut yang gelap, sesekali terdengar suara makhluk bawah laut yang aneh. Ini adalah area yang berbahaya. Setiap orang yang jatuh ke bawah tidak akan bisa diselamatkan.Briella tahu betul akan hal ini. Dia merasa kalau takdir sepertinya selalu mempermainkannya, selalu berusaha menjebaknya dan membuatnya mengalami pengalama

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 353

    Pistol di tangan pria itu jatuh ke tanah dan telapak tangannya terpotong. Dia meronta-ronta kesakitan dan tubuhnya menjadi tidak seimbang. Dia terhuyung ke tepi jembatan, lalu terjatuh.Aroma darah menarik perhatian hiu-hiu dari dasar laut, membuat mereka datang mengerumuni tubuh pria itu. Dalam sekejap mata, tidak ada lagi yang bisa dilihat.Suara-suara hiu yang bersemangat terdengar dari bawah jembatan, mengantisipasi mangsa berikutnya yang akan jatuh dan kembali memulai pesat mereka.Suasana terasa tegang dan menakutkan.Briella dan Rieta melihat ke arah penembak. Di bawah sinar bulan, Valerio melangkah maju dengan pistol di tangannya.Tangannya diarahkan ke pria di depan Rieta. "Jatuhkan senjatamu. Bawa orang-orangmu dan pergi dari sini!"Begitu melihat Valerio, kaki pria itu gemetar. Dia pun melirik Rieta."Bu Rieta ... apa yang harus saya lakukan?"Rieta menatap Valerio dan mengumpat pelan. Dia pun memaki pria yang sedang gemetar di depannya, "Dasar nggak berguna! Sampah!"Pria i

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 354

    Hati Briella mari rasa.Valerio berdiri di depan Briella, menatap tajam wajah wanita di depannya. Ketegangan di wajah Valerio memberi kesan kalau dia ingin melahap Briella hidup-hidup."Briella, kamulah yang harus disalahkan karena nggak bisa memanfaatkan kesempatan dengan baik. Aku pernah bilang, kalau kamu muncul di konferensi pers, aku akan mempublikasikan hubungan kita dan menikahimu. Kenapa saat itu kamu nggak muncul?"Valerio menggertakkan gigi dan tangannya bertumpu pada bahu Briella.Briella merasa kalau tulang-tulang di bahunya akan diremukkan oleh Valerio. Dia hanya bisa meringis kesakitan."Ah! Sakit."Valerio menarik bibirnya dan memperlihatkan senyuman jahat."Suara jerit kesakitanmu masih terdengar bagus seperti biasanya."Briella menatap Valerio. Matanya sedikit tidak fokus karena ada lapisan air mata yang menyelimuti.Briella merasa sangat asing dengan pria ini. Pria ini sangat berbeda bahkan dari gambaran yang ada di benak Briella.Briella menjadi bingung dan menarik i

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 355

    Dokter tiba di tempat kejadian saat daging di lengan Valerio sudah sedikit terkelupas. Pria itu kehilangan banyak darah, sampai-sampai harus mendapatkan transfusi darah. Namun, sampai akhir pun dia masih menolak untuk meninggalkan tempat ini.Pada akhirnya, tidak ada pilihan lain selain melakukan operasi di tempat untuk menjahit lukanya. Penundaan penanganan hanya akan mengakibatkan amputasi.Valerio mengerahkan semua pasukan. Beberapa kapal besar muncul di laut untuk mencari keberadaan Briella. Langit malam diterangi oleh lampu-lampu yang membuat suasana sekitar menjadi seterang siang hari.Pencarian berlanjut hingga fajar menyingsing dan tidak ada hasil yang ditemukan. Semua orang mengatakan kalau Briella sudah dimakan oleh hiu.Sepanjang malam, Rieta terus menyaksikan kegiatan pencarian dan penyelamatan kapal dari pinggir pantai. Ketika mengetahui berita itu, dia pun menjadi lebih yakin.Meskipun Briella adalah seorang perenang yang andal, dia mungkin bisa lolos dari situasi yang su

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 356

    Briella merasa kalau Tuhan masih belum membiarkannya mati. Tuhan membiarkannya mengalami semua ini agar bisa tahu seperti apa sifat asli beberapa orang. Dengan begitu, Briella bisa benar-benar menyerah.Karena sudah diberi kesempatan untuk kembali, Briella harus berjuang untuk hidupnya dan memulai kembali dengan wajah yang baru!Briella mengambil keputusan di dalam hati. Ketika keadaannya pulih, dia akan pergi ke luar negeri. Kalau saat kembali masih ada orang yang meremehkan, menyakiti dan mempermalukannya, dia tidak akan pernah melupakan mereka.Di sebelah terdengar ada pergerakan dan Klinton pun sadarkan diri. Dia berjalan mendekati Briella. Begitu melihatnya masuk, Briella menoleh dan menatap sosok pria itu. Melihat tidak ada yang aneh dengannya, barulah Briella merasa tenang.Klinton bertanya kepadanya, "Bagaimana keadaanmu? Apa ada yang sakit?"Briella menjawab dengan lemah, "Lukanya nggak apa-apa, tapi kepalaku sakit. Aku nggak bisa ingat banyak hal."Klinton terkejut, lalu meng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 357

    Di dalam kamar, Briella masih bingung terkait masalah anak. Ketika melihat Klinton masuk, dia berusaha keras menopang tubuhnya dengan kedua tangan, lalu menatap Klinton."Pak Klinton, apa maksudmu barusan, kamu menyebutkan tentang seorang putra?"Klinton meraih tangan Briella dan mencoba menenangkannya."Nggak perlu dipikirkan. Aku punya pertanyaan untukmu. Bagaimana perasaanmu kepada Valerio saat ini?"Ekspresi Briella dipenuhi rasa takut sekaligus benci saat mendengar nama itu.Dia membenci Valerio.Briella memalingkan wajahnya dan melihat ke luar jendela. Tatapannya sedikit muram dan dingin, terlihat sangat tidak berdaya.Memikirkan apa yang dikatakan Valerio malam itu, ditambah dengan bekas luka di tubuh ini, apa Briella akan terus melanjutkan obsesinya?Kalau iya, Briella akan berasa bersalah pada penderitaan yang selama ini dia rasakan."Pak Klinton, tolong jangan sebut nama itu di depanku lagi."Klinton terkejut, lalu mengangguk kepada Briella. "Ya. Sepertinya kamu sudah punya p

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 358

    Moonita mengatakan itu sambil melepaskan kalung permata yang melingkar indah di lehernya.Klinton adalah orang yang paham dengan benda berharga. Dalam sekali lihat, dia tahu kalau harga kalung batu permata itu tidak jauh lebih murah daripada jam tangannya.Pria itu menyipitkan matanya, penasaran dengan identitas wanita paruh baya ini dan apa hubungannya dengan pasangan pembuat kue itu?Moonita melepaskan kalung permatanya dan berkata pada wanita itu, "Bibi, berikan saja kalung ini kepada pemuda itu. Anggap saja ini sebagai balas budi karena kebaikan kalian yang sudah bersedia menerimaku saat itu."Klinton mengangkat alisnya dan bertanya heran, "Kamu juga diselamatkan oleh bibi dan paman itu?"Moonita tersenyum, lalu menjawab, "Tentu saja. Itu sebabnya kita dan mereka seperti ditakdirkan. Mereka itu penolong kita."Klinton mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan Moonita.Moonita memberikan kalung itu kepada Klinton, "Anak muda, kalung ini untukmu. Harganya memang lebih murah dari ja

Bab terbaru

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status