Valerio menarik lengan baju Briella ke atas, memperlihatkan pergelangan tangan putih dan rampingnya tepat di depan mata Valerio. Pria itu bisa dengan jelas melihat bekas warna merah di pergelangan tangannya."Kamu terluka sendiri?"Pria itu jelas tidak percaya dengan alasan yang dibuat Briella."Mama!" Zayden langsung turun dari kursi makan dan menghampiri Briella, menatap lengannya yang terluka dengan wajah khawatir. "Apa Mama bertengkar dengan seseorang lagi?"Zayden menelisik Briella dari atas ke bawah, takut ada luka lain di tubuh Briella yang lepas dari penglihatannya."Bertengkar?" Reaksi Zayden menarik perhatian Valerio. "Zayden, apa mamamu sering bertengkar sama orang lain?"Tanpa menunggu Zayden menjawab pertanyaan Valerio, Briella melepaskan diri dari genggaman tangan Valerio dan menuju ke atas."Mama, jangan lupa kasih obat, ya?" Zayden sangat mengenal Mamanya dan masih melihat punggung Briella yang menjauh dari pandangan dengan wajah khawatir.Valerio juga menarik kembali p
"Situasi itu menyebabkan kehebohan di departemen. Banyak karyawan yang merekam kejadian itu menggunakan ponsel dan sudah beredar di internet. Saya sudah kirimkan videonya ke email Anda."Marco melanjutkan, "Selain kejadian sore ini di Taralay Property, sepulang kerja Nathan pergi menjemput Nona Briella di pintu masuk Taralay Property. Di sana Nathan membantu Nona Briella memberikan pelajaran kepada seorang karyawan wanita yang bertengkar dengan Nona Briella. Karyawan wanita itu katanya sudah dipecat. Setelah itu, mereka pergi ke restoran barat bersama. Setelah itu, apa yang terjadi di sana Pak Valerio juga menyaksikannya sendiri. Nona Briella mengajak Zayden kembali ke Galapagos."Valerio berdehem pelan sebagai tanggapan, lalu membuka emailnya untuk mencari video yang diunggah oleh karyawan Taralay Property di internet.Briella dalam video tersebut memiliki kaki yang jenjang dan pinggang yang ramping. Penampilannya sangat asing bagi Valerio karena terkesan dingin, datar dan menunjukkan
Briella menarik tangannya menjauh dan tubuhnya tanpa sadar bergeser ke sudut. Matanya terkulai, kelopak matanya menyembunyikan ketidaksenangan di dalam matanya. Suaranya pelan, tetapi terdengar sangat jelas di telinga Valerio."Pak Valerio, hubungan kita bukan lagi sebagai teman satu kantor dan bawahan."Briella menutup bibirnya rapat dan terus menundukkan kepalanya tanpa menatap Valerio.Ketika melihat Valerio memeluk Davira dengan mesra di berita hari ini, Briella tiba-tiba menjadi tersadarkan.Identitas dia saat ini hanya pengganti, jadi harus lebih sadar diri dibandingkan siapa pun.Valerio mengaitkan bibirnya membentuk senyuman yang bisa dilihat jelas di wajahnya. Mungkin karena suhu air yang tinggi di dalam bak mandi, senyumannya yang menawan mencairkan rasa dingin di wajahnya.Rambut pria itu basah dan otot-ototnya yang tampan tersembunyi di dalam gelombang air, terlihat sangat menggoda.Valerio mengangkat tangannya, mengusapkan ujung-ujung jarinya ke wajah kecil Briella. Suaran
Briella kelelahan hingga hampir kehabisan tenaga. Namun, dia tidak bisa tidur saat ada Valerio di sisinya. Malah, semangatnya seakan dibangkitkan.Dia membuka matanya yang setengah menyipit dan tatapannya tertuju pada lukisan di atas kerangka yang berada di dekat ambang jendela.Lukisan itu adalah potret Valerio, yang di bagian bawahnya terdapat tulisan Moon.Briella menguap panjang sambil menutup mulutnya dengan tangan. Lalu, dia bertanya tanpa sadar, "Berapa umurmu dalam lukisan ini?"Valerio mengangkat pandangannya dan mengalihkan perhatiannya dari lukisan di depannya, beralih menatap lukisan di dekat jendela."Awal dua puluhan."Briella menghitung dalam benaknya. Awal usia dua puluhan Valerio sedang belajar di Negara Jerius. Apakah gadis dengan nama Moon itu teman sekelasnya?Atau mungkin cinta pertamanya?"Jangan bergerak." Valerio menegakkan kuas di depan matanya, mencari proporsi terbaik pada tubuh Briella.Briella menarik kembali pandangannya dari lukisan Valerio, lalu mengubah
"Briella, sungguh mengejutkan. Dalam satu malam hierarki Taralay Property langsung berubah."Kinan beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Briella sambil berbicara.Briella mengangkat matanya dan menatap Kinan yang ada di depannya dengan. Melihat ekspresi arogan di wajah Kinan, dia seperti akan membalas dendam kepada Briella."Kinan, apa ada masalah pekerjaan yang perlu kamu bicarakan?""Jangan mengubah topik pembicaraan." Kinan mengeratkan senyum di wajahnya dan melanjutkan dengan ketus, "Aku peringatkan. Kalau kamu mencoba merusak hubungan Valerio dan Davira lagi, aku akan mengatakan yang sebenarnya tentang kehamilanmu. Dengan begitu, kamu nggak akan bisa tinggal di Taralay Property lagi.""Heh." Briella tertawa dingin. "Sombong sekali ucapanmu. Dari perkataanmu itu, kamu masih mau melakukan sesuatu kepadaku, padahal masalah kemarin saja masih belum berakhir?""Jangan sok lantang mentang-mentang ada yang melindungimu! Aku juga bukan orang yang akan diam saja kalau dige
Kinan mendengus, "Pokoknya kamu harus ingat. Kamu harus menjauh dari Valerio secepatnya. Kalau nggak ....""Pergi."Briella sudah tidak punya kesabaran tersisa untuk terus mendengarkan ocehan Kinan. Kalau Kinan terus bicara, Briella mungkin akan muak karena terus-terusan mendengar kata Valerio.Kinan sangat marah dan ingin mengumpat lagi untuk melampiaskan kekesalannya, tetapi tiba-tiba terdengar ketukan di pintu.Briella melirik ke arah pintu. "Masuk."Pintu ruangan terbuka. Orang yang datang adalah Pak Indar, bersama dengan istri wakil presdir yang kemarin membuat masalah dengan Briella.Hanya dalam semalam, wanita itu terlihat kuyu, seperti bertambah sepuluh tahun lebih tua dibandingkan dirinya yang kemarin. Ini adalah sesuatu yang tidak disangka oleh Briella."Briella, apa kita bisa bicara berdua saja?" Sikap wanita itu jauh berbeda dan tidak terlihat sombong seperti kemarin. Matanya melirik Briella, mencoba mengamati reaksinya. Setelah itu, dia langsung menunduk dan tidak bicara a
Di dalam semua layar di Taralay Property, muncul sosok seorang wanita yang berlutut meminta maaf. Semua orang tahu siapa identitas wanita itu. Para pegawai menghentikan pekerjaan mereka dan berkumpul di depan layar lebar untuk menikmati apa yang akan terjadi.Wanita di layar itu berlutut di lantai dalam keadaan rambut berantakan dan wajah pucat. Dia menyerukan, "Maaf, maaf, maaf ....""Bukankah dia wanita yang datang kemarin ke perusahaan untuk membuat masalah?""Ya, benar. Dia menyerang pegawai baru di departemen desain, bahkan membawa dua pria bertubuh kekar untuk menyerang pegawai itu. Video terkait hal ini saja sudah menyebar. Tapi kalau dipikir-pikir sangat aneh, karena video itu menghilang dalam semalam dan wakil presdir kita ditangkap polisi. Sekarang, wanita itu bahkan berlutut dan meminta maaf.""Jadi sepertinya identitas pegawai baru departemen desain itu nggak sederhana, bahkan sampai bisa membuat seorang wakil presdir ditangkap polisi. Pelindungnya pasti sangat kuat.""Arti
Emosi kedua wanita itu sudah dipicu oleh Kinan dan mereka pun mengeluhkan kemarahan mereka."Itulah kenapa orang-orang yang punya hak istimewa di perusahaan kita adalah orang yang paling menjijikkan. Dia mengabaikan peraturan, menginjak-injak dedikasi dan kerja keras kita dan lolos begitu saja tanpa mendapatkan sanksi.""Benar! Mana mungkin boleh begitu!"Kedua wanita itu mendongak dan melihat ke arah istri wakil presdir di layar perusahaan yang sedang berlutut, merasa kasihan padanya."Kak, aku sudah mengingatkan kalian, lho ya. Pegawai departemen desain yang baru jauh lebih rumit dibandingkan yang kalian pikirkan. Aku ingat, saat itu ada tiga orang yang masuk ke departemen desain, tapi yang diterima cuma aku dan Briella. Penerimaan wanita yang satunya dibatalkan karena ulah Briella."Kinan merendahkan suaranya dan sengaja melihat sekeliling seakan-akan apa yang dia katakan akan terdengar oleh orang lain."Jangan lihat penampilan Briella yang terlihat nggak berbahaya. Pada kenyataanny