Share

Bab 131

Author: Julio
last update Last Updated: 2024-01-21 18:00:01
"Seperti apa yang aku katakan." Ujung jari Valerio menyentuh dahi Briella, lalu dia melanjutkan, "Malam ini aku akan membawamu ke kediaman Keluarga Atmaja."

"Nggak mau." Briella mendorong bahu pria itu menjauh dan membuang muka, menunjukkan kalau dia tidak mau menghiraukan pria itu.

"Nggak mau pun harus tetap pergi." Valerio memerintah dan memaksa. "Ini perintah."

Briella mengatupkan mulutnya kesal, dalam hati mengatakan kalau pria ini sangat suka mengontrol, terutama di hari-hari setelah mereka berpisah. Pria ini mengurung Briella di Galapagos dan kontrolnya makin kuat, membuat Briella merasa tercekik.

Tatapan Valerio tertuju pada wajah kecil Briella yang keras kepala. Simpul seksi di tenggorokannya bergerak naik turun. Makin Briella bersikap seperti ini, makin Valerio ingin memilikinya.

Wanita itu sepertinya memiliki semacam sihir yang membuatnya benar-benar kecanduan. Yang paling penting, Valerio yang sudah kecanduan akan sosok Briella dan tidak ingin lepas dari jeratan sihir Briell
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 132

    "Bukan masalah uang." Briella membalas tanpa berpikir panjang. Selama ini Valerio selalu meremehkan dan memandang rendah dirinya. Pria itu menganggap kalau Briella hanya teman tidur dan sekretaris yang tidak punya dukungan. Di mata pria itu, Briella hanyalah alat pemuas nafsu, pion paling tidak penting dalam permainan penaklukkannya."Lalu kenapa? Apa masalahnya? Briella, jangan mencoba bersikap sok suci."Untuk apa selama ini Briella menahan diri dan memaklumi semua tindakan keterlaluan yang dilakukan Valerio?Selain demi uang, apa lagi tujuan yang Briella miliki?Karena mengharapkan cinta dan kasih sayang? Hati wanita ini lebih keras dari batu dan tidak ada yang bisa mengetuk pintu hatinya dan membuatnya berlutut.Tidak ada yang bisa menjinakkan rusa liar. Bagi seorang pria, mengejar sesuatu yang memiliki makna seumur hidup bukanlah sesuatu yang melelahkan.Valerio sudah menghadapi berbagai macam situasi yang tak terhitung jumlahnya dalam dunia bisnis. Dia hanya perlu menjentikkan ja

    Last Updated : 2024-01-21
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 133

    Tok, tok, tok. Suara ketukan Zayden terdengar dari ambang pintu. "Mama, Mama ...."Kedua orang yang sedang terjerat nafsu di dalam ruangan pun menghentikan tindakan mereka karena panggilan Zayden.Agak kesal, Valerio mengumpat pelan. Dia melepas jas yang dia kenakan, lalu memberikannya kepada Briella untuk menutupi tubuh bagian atas Briella yang terbuka."Mama, Mama, hiks ...."Teriakan Zayden di luar pintu terdengar makin keras. Valerio yang sudah tidak sabar dengan ketukan itu pun berteriak pelan ke arah pintu, "Diamlah!"Benar saja, kata-kata Valerio membuat Zayden langsung terdiam."Kenapa galak sekali! Jangan begitu sama Zayden, nanti dia ketakutan." Briella berkata sambil mengancingkan kancing baju di tubuhnya dengan gerakan yang tergesa-gesa.Apa yang akan dipikirkan Zayden kalau anak itu melihat apa yang dia dan Valerio lakukan di dalam sini.Sementara Briella merapikan rambutnya, Valerio membuka pintu dan melangkah keluar. Zayden masih berdiri di depan pintu dan bersandar di d

    Last Updated : 2024-01-21
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 134

    Wajah Valerio berubah muram dan menjadi makin dingin dibandingkan sebelumnya, seperti bongkahan es di kutub utara. Siapa pun yang mendekat pasti akan membeku dibuatnya.Briella tiba-tiba menyadari kalau dia sepertinya sudah mengatakan sesuatu yang membuat Valerio tidak senang. "Zayden masih kecil dan nggak tahu apa-apa. Kamu menghukumnya seperti ini nggak akan mengubah apa pun. Ini masalah antara kita berdua dan nggak ada hubungannya dengan Zayden.""Kamu tahu kalau ini masalah kita berdua?" Valerio mengaitkan bibirnya dan mencibir, "Kalau kamu tahu itu, kenapa kamu menentangku? Kenapa kamu mendorongku menjauh?"Briella terkejut karena Valerio mengatakan hal seperti itu.Valerio menatapnya dengan tatapan sedikit lebih lembut. "Bodoh."Layaknya seorang raja, dia langsung pergi setelah mengatakan kalimat hinaan ini dan membawa Zayden ke arah luar vila.Hati Briella sedikit takut. Pria ini memperlakukan saingan bisnisnya dengan sangat kejam dan berdarah dingin. Briella sudah menyaksikanny

    Last Updated : 2024-01-21
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 135

    Begitu mendengar Valerio yang memintanya turun ke kolam, Briella langsung memandang air yang berkilauan di kolam renang dengan gentar.Beberapa hari yang lalu dia baru menonton sebuah film di mana seorang suami menjebak istrinya masuk ke dalam sangkar di laut, mencoba menciptakan ilusi kalau istrinya menghilang agar suaminya itu bisa mewarisi uang puluhan miliar.Ketika Valerio mengatakan akan melemparkannya ke laut, hal pertama yang muncul dalam benak Briella adalah, pria yang kejam dan berdarah dingin ini akan melemparkannya ke dalam mulut buaya sebagai makanan mereka."Mama, aku nggak mau turun. Mama aku takut."Zayden juga ketakutan karena sikap Valerio. Dia terus menekan tubuhnya ke dalam pelukan Briella."Lepaskan tanganmu!"Briella menatap Valerio dengan marah. "Aku akan lapor polisi kalau kamu masih nggak mau berhenti.""Lapor saja." Valerio tidak peduli dengan apa yang akan Briella lakukan kepadanya. Pegangannya kepada Zayden makin kencang, lalu dia memperingati Briella, "Lebi

    Last Updated : 2024-01-22
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 136

    Di dunia ini, cara yang Valerio lakukan kepada Briella tidak ada yang berhasil. Satu-satunya cara untuk merasa aman adalah dengan mengikuti kata hatinya yang sebenarnya dan mengikat wanita ini agar selalu di sisinya."Di mana Zayden?" Briella melihat sekeliling dan tidak menemukan keberadaan putranya."Apa hanya anak itu yang ada di pikiranmu?" Valerio basah kuyup. Sambil membuka kancing bajunya, dia berkata dengan jengkel, "Kamu melotot begitu karena ingin melampiaskan kekesalanmu?"Melampiaskan kekesalan mungkin tidak bisa dimengerti. Sulit membayangkan bagaimana kehidupan wanita ini kalau sampai jauh dari Valerio.Briella menjilat bibirnya, menarik lengan baju Valerio dan mengguncangnya seolah-olah dia sedang merajuk. "Zayden ke mana? Apa kamu menyembunyikannya? Pak Valerio yang baik hati, tolong temukan anak itu.""Jangan membahas anak itu lagi di depanku, setidaknya untuk saat ini. Aku nggak mau membahas dia denganmu."Briella menatap pria itu dengan sedikit jengkel. Namun, dia me

    Last Updated : 2024-01-22
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 137

    Briella melepaskan diri dari pelukan Valerio. Tubuh keduanya dalam keadaan basah kuyup."Pak Valerio, terima kasih sudah menyelamatkanku. Tapi, aku nggak akan mengubah pendapatku tentangmu. Apa pun yang aku perjuangkan, aku nggak akan mengubahnya karena alasan apa pun."Briella menghentikan perkataannya. Meskipun mulutnya mengatakan sesuatu yang memberi jarak, tetapi hatinya terasa hampa."Oh ya, jangan lupa cepat kembali dan ganti baju biar nggak masuk angin."Wajah Valerio tidak menunjukkan ekspresi apa pun dan menatap Briella dengan tatapan dingin. Sebenarnya Briella tahu apa yang diinginkan oleh pria ini, tetapi dia lebih memilih untuk mengubah topik pembicaraan."Apa posisimu di sini sebagai pelayan wanita?"Valerio menjadi tidak senang dan berdiri di depan Briella.Valerio tidak suka jika ada orang yang mengambil sikap superior di depannya, karena membuatnya merasa tidak nyaman."Bukan. Aku cuma khawatir. Kamu sudah menyelamatkanku, jadi kamu adalah penolongku.""Banyak sekali ya

    Last Updated : 2024-01-22
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 138

    Selain itu, seorang anak genius seperti Zayden, sepertinya ide-ide aneh dan gila yang ada di kepalanya berada di luar jangkauan orang pada umumnya. Jadi, Briella tidak pernah berhenti memuji putranya."Hanya saja, nak, ada berapa orang aliansi kita ini?"Zayden memberi isyarat senang dan menjawab sambil membusungkan dada, "Hanya kita berdua. Makin sedikit yang tahu akan makin baik.""Oh, begitu rupanya." Briella membungkuk dan mencubit pipi putranya yang masih seperti bayi. "Apa Mama boleh tanya, Kapten. Mama jadi pahlawan yang mana?""Hmm." Zayden mengusap dagunya dan berpikir sejenak, baru menjawab, "Mama bisa jadi apa pun yang Mama mau. Ingat, tujuan kita adalah menghancurkan musuh, kekuatan jahat, serta memperjuangkan kebebasan dan kesetaraan!"Briella memandangi wajah kecil putranya yang tegang. Alis Zayden sangat mirip dengan pria yang ada di luar sana. Begitu melihat mata Zayden, dalam benak Briella muncul potongan kejadian yang terjadi saat itu. Kejadian di mana dia melompat ke

    Last Updated : 2024-01-22
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 139

    "Nak." Briella membelai kepala kecil Zayden. "Kenapa Zayden bilang Mama punya bayi kecil di dalam perut?""Tadi Om galak bilang kalau aku nggak boleh menendang perut Mama. Aku berpikir kalau di perut mama ada bayi kecil.""Om galak ...."Yang dimaksud Om galak pasti Valerio, bukan?"Mama, apa benar Mama punya bayi kecil? Dia laki-laki apa perempuan?""Kamu lebih suka adik perempuan apa laki-laki?""Hmm ...." Zayden memiringkan kepalanya dan berpikir. "Sebenarnya aku suka keduanya. Laki-laki atau perempuan nggak akan bisa mengubah fakta kalau aku adalah kakak mereka. Aku akan melindungi Mama dan bayi kecil. ""Sayang, kamu juga bayi kecil."Mata Briella terasa sedikit perih. Zayden selalu menjadi anak yang sangat pengertian. Namun, makin Zayden tahu banyak hal, Briella makin sedih dan mengutuk dirinya sendiri karena menjadi ibu yang tidak baik.Tidak bisa memberikan masa kecil yang riang kepada putranya adalah kelalaiannya sebagai seorang ibu."Mama sudah memberikan yang terbaik untukku

    Last Updated : 2024-01-23

Latest chapter

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

DMCA.com Protection Status