Valerio ditinggal sendiri di kamar anak, berdiri dalam keheningan sambil memandang ke luar jendela, ke arah dahan-dahan pepohonan yang bergerak ke sana ke mari. Wajahnya yang tampan diliputi kelelahan.Orang yang membuatnya menjadi seperti ini adalah Briella.Namun, tidak peduli seberapa keras kepalanya Briella, Valerio tidak bisa melakukan apa pun kepadanya. Satu-satunya pikiran yang ada di benak Valerio saat ini adalah membuat Briella dan Zayden tetap tinggal di Galapagos. Bagaimanapun juga, anaknya masih ada di dalam kandungan Briella. Dengan melepaskannya, itu berarti Valerio memberikan kesempatan kepada anaknya untuk memanggil pria lain dengan sebutan papa.Tidak bisa! Dia tidak semurah hati itu dengan membiarkan hal itu terjadi."Om Valerio."Suara anak kecil yang sangat lembut terdengar dari ambang pintu. Valerio mengumpulkan kembali pikirannya yang kacau dan berbalik untuk melihat ke ambang pintu. Zayden menjulurkan kepala kecilnya, terlihat sedikit takut.Barusan, dia sudah me
"Mama mu ...."Valerio tiba-tiba teringat kembali pada sesuatu yang membuatnya bingung selama bersama dengan Briella lima tahun ini. Sekarang, dia sudah menemukan jawabannya dalam diri Zayden.Wanita ini bukan wanita mata duitan, dia hanya menyukai uang. Karena dengan uang, dia bisa menghidupi anaknya dan keluar dari kehidupan terpuruk mereka. Selain itu, wanita ini sudah berkorban banyak hal untuknya dan memberinya kenikmatan yang sangat luar biasa.Jadi, apa salahnya memberinya sebuah vila? Ini adalah sesuatu yang sangat pantas untuk Briella dapatkan.Namun, ini bukan waktu yang tepat untuk mengakhiri semuanya. Sejujurnya Valerio agak menyesal, tetapi masalahnya sudah berkembang sampai seperti ini. Karena Briella hamil, jadi Valerio harus membuat beberapa penyesuaian dan perubahan."Mama mu itu wanita yang melakukan pekerjaannya dengan sangat serius dan bertanggung jawab. Dia bukan cuma kerja biar dapat uang, tapi karena harus membesarkanmu. Kamu harus lebih pengertian. Meskipun ngga
Satu percikan kecil bisa memicu kobaran api, apalagi kalau percikan itu mengenai Valerio, yang bagaikan kayu bakar yang sudah lama mengering.Aneh rasanya. Dia hanya pernah meniduri dua wanita, satu Briella dan yang satunya lagi Davira. Dia pun hanya pernah tidur dengan Davira sekali, yaitu saat berada di kapal pesiar.Sekarang, Briella sudah berada dalam pelukannya. Sejak hubungan mereka berakhir, mereka tidak pernah melakukannya. Tidak ada wanita mana pun yang mendekati Valerio dan dia hanya terobsesi dengan Briella.Sial! Dia benar-benar terkena sihir Briella.Pria itu tidak berhenti bergerak. Tangannya terus bergerak turun, mengusap dan bergerak di antara tulang selangka Briella yang indah.Kemana pun tangannya menyentuh, kulit Briella yang pucat dan lembut memerah. Ciuman keduanya sangat panas, membuat tubuh Briella seperti terbakar dan memberikan reaksi memalukan.Salah satu telapak tangan Valerio menekan pinggang ramping Briella, seakan memberikan sentuhan sihir sampai membuat B
"Ini rumahku dan aku bebas menunjukkan hal apa pun yang aku inginkan. Kamu terlalu ngatur.""Waktuku sangat berharga dan aku cuma akan fokus pada apa yang jadi perhatianku. Aku terlalu ngatur? Tunanganmu saja ada di sini, atas dasar apa aku ngatur-ngatur?"Valerio mengaitkan bibirnya dan menunjukkan senyuman yang nyaris tidak terlihat di wajahnya. "Cemburu?""Nggak.""Jangan mengelak, Briella." Tangan Valerio yang hangat menyentuh titik di atas jantung Briella. "Jantungmu berdetak sekencang ini, tapi kamu masih bohong. Reaksi tubuh nggak akan pernah berbohong."Briella berusaha keras untuk menghindari topik ini. "Aku mau masuk buat lihat apakah Zayden sudah tidur.""Kamu juga mau, 'kan?" Valerio mencengkeram pergelangan tangan Briella dan menariknya kembali ke pelukannya."Mau apa?" Briella merasa kalau dia tidak bisa menang melawan Valerio. Dia pun tidak bisa menghindar, jadi terpaksa harus menerima siksaan Valerio."Menurutmu mau apa, hmm?"Briella bereaksi sedikit lebih lambat dan b
Reaksi fisik yang hampir tidak bisa dikendalikan ini membuat Briella terkejut dan tidak berdaya.Briella seharusnya menolak, tetapi dia tidak melakukannya.Valerio bergumam di telinganya dengan suara yang sangat lembut. Pada puncak gairah, pria itu memanggil nama Briella, membuat Briella memeluk pinggang pria itu dengan sangat erat. Saat tubuh keduanya melekat, Briella merasa kalau dia dan Valerio sudah jatuh sepenuhnya.Setelah percintaan panas mereka berakhir, Valerio menggendong Briella masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Tubuh Briella penuh dengan memar, seolah-olah dia sudah hancur berantakan. Briella bahkan tidak ingin bergerak.Briella yang seperti ini malah memudahkan Valerio. Keduanya berendam sebentar di dalam bak mandi. Suhu airnya sedikit panas, membuat Briella sedikit mengantuk. Perasaan dilayani benar-benar sangat menyenangkan, terutama ketika dimanjakan oleh seorang Valerio yang seorang penuh kekayaan dan kemakmuran. Caranya memperlakukan Briella sangat m
Briella merapatkan selimut di tubuhnya dan menatap pria yang terbaring di sampingnya tanpa selimut.Briella duduk, lalu turun dari ranjang untuk mengambil selimut. Saat berbalik, Briella melihat kalau selimut yang dia gunakan sudah direnggut oleh pria yang berbaring di ranjang. Parahnya, pria itu sudah terlelap.Briella menghela napas panjang. Kenapa dia bisa terjebak dalam permainan ini.Namun, dia sudah bersama Valerio selama lima tahun. Valerio orang yang selalu tenang dan berwibawa. Sekarang, Valerio sedikit nakal dan lucu, bahkan terkesan kekanak-kanakan.Sejak kapan pria ini berubah? Briella merenungkan pertanyaan itu sambil berbaring di tempat tidur, lalu memakai selimut yang baru dia ambil.Baru saja Briella berbaring, selimut yang dia kenakan direbut oleh tangan pria itu hingga tersibak dan terlempar ke lantai."Valerio, kamu pura-pura tidur!" Briella sangat marah dan mendorong pria itu dan meninjunya. "Kamu merebut selimutku dan menggangguku! Kamu kenapa, sih, kekanak-kanakan
Ekspresi rumit muncul di bagian bawah mata Valerio. Dia bisa memberikan banyak uang, kasih sayang dan perasaan kepada Briella. Namun, hanya status pernikahan yang tidak bisa Valerio berikan kepadanya.Davira sudah menyelamatkan hidup Valerio. Karena itulah, Davira kehilangan kesempatan untuk menjadi seorang ibu selamanya. Ini adalah utang yang harus Valerio bayar, jadi dia harus bertanggung jawab.Briella adalah orang yang sangat pintar. Dia menanyakan kepada Valerio apakah dia bersedia memutuskan pertunangan dengan Davira, itu semata-mata hanya karena ingin menguji Valerio saja. Memutuskan pertunangan bukanlah hal yang mustahil. Hanya saja, apa wanita itu bersedia menikah dengannya?Dalam kegelapan kamar, dunia seakan sunyi, hanya terdengar suara jarum jam yang terus berdetak.Briella dan Valerio terjebak dalam pemikiran mereka sendiri dan tidak tidur. Valerio beranjak dan mengenakan pakaian rumah. Dia keluar dari kamar dan pergi ke kamar Davira.Lampu di kamar Davira menyala, tetapi
"Apa kamu nggak mencintaiku sedikit pun?" Davira bertanya dengan sengaja. Namun, setelah menunggu cukup lama dan tidak ada jawaban yang dia dengar, emosinya akhirnya meledak.Dia menyingkirkan gelas dan teko teh hingga berserakan di lantai, membuat suara pecahan kaca yang memekakkan.Davira mengambil pecahan kaca dan meletakkannya di lehernya. Matanya memerah, lalu berteriak, "Kalau kamu nggak mencintaiku, aku akan mati!""Jangan main-main." Valerio berkata dengan tenang sambil mengulurkan tangannya ke arah Davira. "Letakkan beling di tanganmu. Davira kamu bukan anak kecil lagi, tenanglah."Davira memejamkan matanya karena kesakitan. Dia benar-benar ingin melukai dirinya sendiri, dengan begitu Valerio akan merasa bersalah selama sisa hidupnya. Davira pun bisa membuat pria ini dipenjara.Valerio memanfaatkan Davira yang sedang melamun untuk melangkah mendekatinya, lalu bergerak cepat untuk menendang pecahan beling di tangan Davira."Sakit!" Davira tidak mengeluh sakit karena beling meng