Beruntung Adrian tiba tepat waktu dan datang bersama seorang psikiater. Adrian melihat situasi di mana Davira memeluk Valerio dan menggigit lehernya seperti orang gila."Kenapa diam saja, cepat bawa dia!"Valerio mendorong Davira menjauh. Davira enggan dan bersikeras untuk tetap memeluk Valerio. Davira menggigit leher Valerio hanya untuk menutupi bekas yang ditinggalkan Briella pada leher pria itu.Valerio itu tunangannya, tetapi pria itu bahkan tidak pernah menyentuhnya sedikit pun. Hanya ada Briella yang ada di dalam pikirannya. Sekarang, pria itu bahkan bersedia menerima anak Briella.Betapa besar cinta yang dimiliki Valerio kepada Briella, sampai dia bersikap begitu murah hati dan pemaaf?Adrian dan psikiater pun menyadari seriusnya situasi ini. Mereka langsung mendekat dan melepaskan Davira dari tubuh Valerio. Mereka tidak menikmati keseruan situasi ini. Mana mungkin orang luar seperti mereka bisa ikut campur masalah keluarga? Jadi, tanpa perintah Valerio, mereka pun tidak bisa me
Valerio adalah seorang pria yang punya kemampuan sekaligus kebijaksanaan. Klinton pun mengaguminya. Namun, adiknya sendiri bertekad untuk menikah dengannya! Dia, sebagai kakak laki-laki Davira berada di posisi yang sulit. Dia dihadapkan dengan yang namanya keluarga dan keuntungan."Kalau kamu nggak mencintai adikku, lepaskan dia. Jalani saja hubunganmu dengan sekretaris simpananmu itu.""Aku juga ingin melepaskannya." Valerio mengaitkan bibirnya dan menyunggingkan senyum tipis. "Aku sangat senang kalau kamu bisa membujuk adikmu. Aku akan memberinya kompensasi dalam jumlah besar. Kedua keluarga kita bisa bersatu dan saling membantu untuk ke depannya. Aku punya proyek yang sangat menguntungkan dan akan aku memberikannya kepadamu.""Kamu tahu sendiri seperti apa adikku itu. Dia nggak akan berubah pikiran kalau sudah bertekad."Valerio mengangkat bahunya, menandakan kalau dia pun tahu akan hal ini.Klinton duduk di sofa dengan kaki disilangkan. Sikapnya santai sekaligus malas dan tidak ter
Briella belum tidur semalaman. Sejak datang ke Galapagos, dia mengalami insomnia yang parah dan tidak bisa tidur nyenyak selama beberapa malam. Dia melirik jam dan ternyata langit di luar sana sudah gelap. Malam ini pasti akan menjadi malam yang panjang untuknya.Tidak masalah kalau dia sendiri seperti ini. Namun, sekarang ada bayi di dalam perutnya. Briella khawatir akan menyakiti bayinya kalau seperti ini.Namun setelah dipikir-pikir, Briella juga bukan yang sangat ingin mempertahankan anak ini. Daripada memberinya masa depan yang tidak jelas, lebih baik tidak melahirkannya ke dunia ini karena hanya akan membuatnya menderita.Briella memang berpikir seperti itu, tetapi di hatinya tetap merasa frustrasi. Apa dia benar-benar tidak menginginkan anak ini? Briella ragu-ragu, bimbang dan terus memikirkannya sampai fajar menyingsing.Tok, tok ....Ada ketukan yang terdengar di pintu. Briella duduk dan menjawab ke arah pintu, "Masuklah."Beberapa pelayan masuk dengan membawa nampan sarapan,
"Aku juga ingin tidur." Briella menutup mulutnya dan menguap lebar-lebar. "Tapi aku nggak punya tenaga. Rasanya semalam tubuhku seperti dibongkar dan dipasang lagi. Punggungku saja sakit kalau digerakkan."Briella tersentak, memikirkan betapa mengerikannya gairah pria ini semalam. Omong kosong dengan posisi aman yang disarankan dokter dalam berhubungan selama kehamilan. Valerio benar-benar membuat Briella sangat tersiksa."Ya, salahku." Valerio menyiapkan meja kecil di tempat tidur dan menata makanan. "Hari ini istirahat saja. Aku akan minta pelayan buat nyiapin makan tiga kali sehari dan dibawa ke sini. Katakan saja sama mereka kalau kamu butuh sesuatu.""Nggak perlu. Kenapa aku harus tidur saat hari sudah terang. Itu malah bikin malamnya makin nggak bisa tidur.""Terserah kamu. Kamu mau aku suapi makan?"Valerio mengangkat pergelangan tangannya dan melihat jam yang melingkar di sana. "Masih setengah jam lagi sebelum aku pergi ke kantor.""Nggak perlu. Aku bukan anak umur tiga tahun y
"Jadi, kamu ingin menjalin hubungan bebas bersama Nathan?"Valerio mengangkat pergelangan tangannya dan melihat jam, tidak memberi Briella kesempatan untuk membantah."Aku sibuk. Sarapan lah sendiri."Briella sangat lelah dan mengantuk karena tidak tidur semalaman, jadi dia tidak berselera untuk makan.Namun, dia tetap mengangguk untuk menenangkan Valerio.Hari ini sepertinya Valerio cukup sibuk. Sebentar lagi pria itu juga akan pergi, jadi tidak akan punya waktu untuk mengurusi Briella."Aku akan minta Pak Rinto buat mengawasimu." Valerio beranjak dan mengenakan jasnya, tidak lupa mengingatkan Briella, "Jangan buang-buang makanan.""Ya, aku tahu."Briella mengambil segelas susu. Dia tidak bisa makan yang lain, jadi lebih baik minum susu saja.Valerio mengenakan jasnya, membuat penampilannya makin terlihat tegap dan berwibawa. Saat Valerio mengangkat pergelangan tangannya untuk meluruskan lengan baju, kancing kemeja kristalnya terlihat sangat menyilaukan saat terkena pantulan sinar mat
Saat keluar dari kamar dan melewati kamar Zayden, Briella menyempatkan diri untuk membuka pintu kamar, ingin melihat apakah putranya sudah bangun atau belum.Zayden tidur tengkurap dan sedikit mengangkat pantatnya. Tidurnya terlihat sangat pulas. Briella tidak tega membangunkannya dan keluar dari kamar Zayden dengan langkah pelan. Lalu, pergi ke ruang tamu.Valerio masih menikmati sarapannya di ruang makan. Pria itu makan dengan perlahan dan sangat berwibawa. Dia tetaplah si Valerio yang santai dan tenang.Dulu sekali, saat mereka masih baru-baru bertemu, Perusahaan Regulus masih belum sebesar ini. Dunia bisnis begitu keras dan sulit. Saat itu, Valerio baru kembali dari kuliahnya di luar negeri dan mengambil alih bisnis keluarga. Bisa dikatakan kalau Briella adalah saksi dari perjalanan karier Valerio hingga sampai seperti ini.Namun, fakta membuktikan kalau Valerio adalah pengusaha yang luar biasa. Keputusan keluarganya sangat tepat karena memintanya meneruskan bisnis keluarga. Dia be
Orang tua Davira terlihat sangat marah dan jengkel. Sikap mereka menunjukkan seberapa besar mereka menyayangi putri mereka.Anak pertama dari Keluarga Atmaja, Klinton Atmaja mengikuti di belakang orang tuanya dengan sikap patuh. Dia menyapa Valerio, lalu melirik Briella sambil tersenyum dan menganggukkan kepalanya.Klinton bersikap ramah pada Briella karena dia seperti melihat sosok Davira di dalam diri Briella.Briella memang sangat mirip dengan Davira, tetapi sifat mereka sangat bertolak belakang. Briella jauh lebih tenang dan jauh lebih pintar daripada Davira.Briella menatap tatapan ramah Klinton kepadanya dan merasa agak terkejut. Bagaimanapun, pria itu adalah kakak Davira dan pasti akan menjaga adiknya dengan baik. Kenapa pria itu malah bersikap ramah kepadanya?Mungkinkah pria itu tersenyum kepada Briella karena memiliki rencana yang lebih besar kepada Briella?Briella tidak paham dengan maksud Klinton bersikap seperti ini kepadanya. Namun, pria itu menunjukkan kesan baik dan Br
Melihat Briella dan Valerio yang asyik dengan dunia mereka sendiri, Resti makin marah."Nona, saat pertama kali melihatmu di Perusahaan Regulus, aku pikir kamu gadis yang baik, jadi aku nggak curiga kepadamu. Sekarang, aku akhirnya mengerti. Kamu memang mirip dengan Davira, tapi sebenarnya kamu hanya wanita yang jahat dan kejam. Apa kamu merasa kalau sesuatu yang dihasilkan dari mencuri lebih menyenangkan dan memuaskan?""Tante, apa Tante lupa gosok gigi sebelum datang ke mari?" Briella bukan wanita yang lemah dan bisa ditindas seenaknya. Kalau ada yang mengatakan sesuatu yang buruk tentangnya, dia pasti akan melawannya."Kamu cukup pandai bicara untuk ukuran perempuan. Sebau apa pun mulutku, tetap nggak seburuk reputasimu!"Resti sudah mempersiapkan beberapa hal sebelum datang ke mari. Wanita yang bernama Briella ini cukup hebat karena bisa menjadi sekretaris Valerio selama lima tahun. Para karyawan Perusahaan Regulus juga terlihat menjalin hubungan baik dengannya. Namun, tidak ada ya