Share

Keegoisan Karina

Penulis: Iris Prabowo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-29 07:27:31

Baron menatap kepergian Jazz dengan perasaan bersalah. Dia menoleh ke arah Karina, wajahnya berubah serius. "Apa yang kamu lakukan padanya?"

Karina mengangkat bahunya. "Aku hanya memberikan surat peringatan. Dia tidak profesional. Dia tidak menjalankan tugasnya."

"Kamu tidak seharusnya bersikap seperti itu. Kamu seharusnya lebih peduli dengan keamanannya, bukan hanya keuntungan agensi."

"Keamanan? Dia hanya trauma, Baron. Itu bukan alasan untuk tidak bekerja."

"Trauma itu bukan hal yang sepele, Karina. Kamu tidak mengerti. Dia membutuhkan waktu untuk pulih."

"Pulih? Dia sudah punya waktu dua minggu, Baron. Itu lebih dari cukup," balas Karina, suaranya meninggi. "Kita bukan panti rehabilitasi, kita agensi profesional. Kita punya klien yang harus dilayani."

"Tapi, kita juga punya tanggung jawab terhadap talent. Kita tidak bisa memperlakukan mereka seperti robot. Mereka punya perasaan, mereka punya batasan."

"Batasan? Jazz yang membuat batasannya sendiri, Baron. Dia yang me
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Tuan Berwajah Dingin

    Flamboyan Residence, nomor tiga puluh sembilan. Jazz menatap alamat yang tertera di handphone nya, jantungnya berdebar kencang. Rumah mewah bergaya american klasik itu berdiri kokoh di hadapannya, dikelilingi taman yang luas dan terawat rapi. Beberapa mobil mewah terparkir di halaman, Porsche, Bentley, dan Range Rover.Dia tak mengira kalau Karina memberikan pekerjaan level VIP. Perempuan itu melakukannya tanpa izin, padahal Jazz selalu menolak menerima pekerjaan klien level tersebut. Ini kali pertamanya, dan Jazz merasa gugup. "Oliver," gumamnya, mencoba mengingat nama kliennya. "34 tahun, pengusaha sukses, dan... pelukis?"Karina telah memberinya arahan singkat: satu hari penuh kencan, paket VIP senilai 15 juta rupiah. Jazz menelan ludah, membayangkan apa yang akan terjadi di dalam sana. Klien VIP bersedia membayar mahal bahkan tak pelit memberi bonus, tapi keinginan mereka pasti mendapatkan layanan kontak fisik plus plus. Dengan langkah ragu, Jazz menekan bel pintu. Pintu terbuk

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-30
  • Rental Pacar Gratis Cinta   Pengunduran Diri

    Jazz masih terbayang senyum misterius Oliver. Senyum yang menyimpan rahasia gelap, senyum yang membuatnya merasa tertarik dan takut. Dia memeluk boneka anak perempuan yang diberikan Oliver, tanpa ada perasaan aneh atau curiga. Mata boneka itu bercahaya, memancarkan sinar merah seperti lampu. Jazz terkejut, menjatuhkan boneka itu ke bawah, tepat di ujung sepatunya. Boneka itu bergetar, mengeluarkan suara mendesis.Tiba-tiba sebuah tangan meraih boneka itu, lalu melemparkannya ke taman. Dalam hitungan detik, ledakan dahsyat mengguncang rumah Oliver, api dan asap hitam membubung tinggi.Jazz terbelalak, tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. "Apa... apa itu?" tanyanya, suaranya bergetar."Bom," jawab Baron singkat, matanya menatap rumah Oliver dengan penuh kebencian. "Oliver... dia kakak Hans."Tubuh Jazz seketika bergetar. Ia tak menyangka kalau kedua pria itu memiliki relasi satu sama lain. Hans, pria psikopat itu... bekerjasama dengan Oliver untuk menjebaknya. Sepertinya

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-01
  • Rental Pacar Gratis Cinta   Menyewa Baron

    "Aku sangat puas dengan kamu, bagaimana kalau extend satu minggu lagi?" ucap seorang lelaki sambil memegang tangan perempuan di hadapannya. "Makasih, tapi seminggu ke depan jadwal aku full. Kamu bisa tanya agency ya kapan free time nya aku..." "Pasti, aku pasti akan menghubungi kamu lagi!" "Iya, kutunggu. Terima kasih Reno sudah pakai jasa sewa pacar di Faux Love. Nanti kasih aku bintang lima ya di aplikasi. See you..." Perempuan itu mengecup pipi laki-laki yang duduk di depannya. Mereka baru selesai makan siang bersama, tapi harus berpisah karena jam rental sudah habis. Kisah kasih antara talent dan klien yang disatukan oleh Faux Love Agency sedang menjadi topik hot di sosial media. Muda-mudi kesepian yang ingin merasakan sensasi berpacaran bisa menyewa pacar di agensi tersebut. Tidak hanya pacar, tapi ada juga sewa teman curhat online. Hanya menginstal sebuah aplikasi, masalah sepi hati mudah teratasi. Adalah Jazz, salah satu pilihan talent terbaik yang sering dipilih se

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Rental Pacar Gratis Cinta   Kecupan Satu Detik

    "Aku duduk sini aja. Kamu mau pesan apa? Tadi aku pesan lasagna, kamu mau juga?" "Boleh, kamu suapin aku ya?" sahut Baron manja, mulutnya terbuka seperti balita minta makan. Salah paham, maksudnya Jazz menawari untuk pesan seporsi lasagna lagi, bukan mengajak berbagi makanan. But this guy is too cute, dia pun menyuapi Baron memakai sendok yang sama. Baru tiga puluh menit kencan tapi sudah berulang kali perempuan itu melamun terpana memandangi Baron yang sedang menikmati pizza. Dia sama sekali tak paham kenapa manusia dalam keindahan sempurna seperti Baron terjun ke dunia fiksi ini. Aura mahal personality nya begitu kuat, desakan faktor ekonomi sepertinya bukan alasan yang membuatnya mau jadi pacar sewaan. "Jadi sekarang pacaran kemana lagi kita, sayang?" "Hei, bisakah jangan bersikap terlalu manis? Aku jadi meleleh..." "Haha, chill. Aku bisa kurangi manisnya. Nggak mau kamu meleleh kayak es krim di bawah sinar matahari." ucap lelaki itu, jarinya mengelus merapikan poni

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Rental Pacar Gratis Cinta   Misi Jazz : Mantanku Matre

    "Sayang, nanti order aku lagi ya." Sebuah kata penutup menjelang berakhirnya masa sewa. Damn, skill penggoda yang dimiliki laki-laki itu bisa membuat lutut jadi lemas. Jazz mengakui kekalahannya. Kalau bisa memberikan rating lebih dari lima pasti dia akan melakukannya. Baron terlalu menarik, membuatnya jadi berpikir sudah berapa banyak perempuan yang jatuh hati untuk memiliki secara utuh. Sebuah pesan notifikasi masuk dari Ai personal assistant Faux Love. Hai, Jazz! Jangan lupa hari ini ada jadwal kencan paket standar dengan klien bernama Gema, di depan kampus UPH, jam satu siang. Ini sudah hari senin lagi, saatnya bekerja mengumpulkan pundi-pundi kekayaan demi membeli sebuah ferrari. Ah, tapi Jazz tidak impulsif seperti itu, dia lebih suka menyimpan uangnya di bank lalu menjalani hidup biasa saja. Tapi kali ini dia punya ketertarikan baru, menghabiskan uang untuk sewa pacar lagi. Lebih lima belas menit dari jam yang disepakati, Jazz sudah berdiri dekat ATM centre, di sebuah k

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Rental Pacar Gratis Cinta   Mantan Brengsek

    Fuck you, i'm done with your shit. I deserve better. Dia masih ingat kata-kata terakhir yang diucapkan saat putus dengan mantan, satu tahun yang lalu. Kalau bisa kembali ke masa lalu, Jazz tidak ingin bertemu dengan laki-laki bernama Samael. Tidak mau, najis. Trauma perlakuan buruk selama pacaran yang membuatnya kini tidak percaya cinta, juga menjadi alasan yang membuat Jazz terjun ke dunia rental pacar.Mereka bertemu dari aplikasi dating online, saat itu Jazz masih high school sementara Sam sudah kuliah. Awal hubungan biasa aja seperti pasangan lain, tapi satu tahun kemudian Sam memperlihatkan perangai buruknya yaitu abusive. Dia juga beberapa kali ketahuan memesan perempuan untuk teman tidur, dari sebuah aplikasi. Alasannya tidak ingin merusak Jazz, jadi dia memilih melampiaskan nafsunya dengan 'jajan'. Tololnya, saat itu Jazz malah terharu dan kasihan dengan Sam, karena dirinya tidak pernah memberikan pelayanan nafsu pada pacarnya ituBe careful. Manipulation can feel like love.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Rental Pacar Gratis Cinta   Aku Suka Menggigit!

    Jazz tidak merasa memesan makanan atau apapun, seharusnya tidak akan ada kurir yang datang mengantarkan paket. Begitu pintu dibuka, betapa terkejutnya ia saat melihat ada sosok familiar berdiri di hadapannya."Baron?" tanyanya terbata, masih tidak yakin kalau laki-laki berkaos abu itu dia."Loh, Zara?"Tentu dia sama terkejutnya dengan Jazz, dia tak menyangka kalau orang yang membuat kegaduhan di sebelah apartemennya adalah klien rental pacar kemarin."Sedang apa kamu disini?""Aku yang seharusnya tanya, kamu sedang apa sampai begitu berisik?""Ini apartemenku,""Oh ya? Itu juga apartemenku, aku tinggal disini," ucap Baron menunjuk ke pintu tepat di belakang ia berdiri.Keduanya tertawa. Jazz membuka pintu lebih lebar membiarkan laki-laki itu masuk, menyambut tetangga barunya.Sudah tiga bulan room depan apartemennya kosong setelah pemilik sebelumnya pindah. Kemarin memang terdengar suara gesekan barang seperti layaknya pindahan. Dia tak mengira kalau tetangga barunya kini adalah Baro

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Rental Pacar Gratis Cinta   Misi Baron : Penolakan Senior

    "Hai, aku Baron. Boleh aku panggil kamu 'baby'?" Klien Baron hari ini bernama Alita, gadis yang masih high school namun depresi karena baru saja cintanya ditolak. Tinggi seratus lima puluh lima sentimeter, kacamata tebal, banyak komedo di hidung, muka kusam, dan mudah gugup. Melihat sekilas saja ia langsung tahu alasan kenapa gadis itu mengalami penolakan. "Hai, Kak. Maaf ya, aku nangis..." Alita duduk di bangku taman kota, menatap tanah dengan mata yang merah bengkak. Melihat kesedihan di wajahnya, Baron mengeluarkan tissu lalu menyapu air mata yang menetes di pipi kliennya. "Apa yang sudah membuat baby ku sedih?" Alita menatap Baron dengan mata yang berair. Genangan air mata terbentuk di sudut matanya. "Aku ditolak oleh Adi, seniorku," katanya dengan suara yang lembut. "Aku menyukainya sejak setahun yang lalu, tapi dia bilang aku tidak cantik dan berdada rata." Gadis itu menunduk, malu. Baron mengangkat dagu Alita dan memandangnya dengan mata yang hangat. "Kamu tidak perlu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10

Bab terbaru

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Pengunduran Diri

    Jazz masih terbayang senyum misterius Oliver. Senyum yang menyimpan rahasia gelap, senyum yang membuatnya merasa tertarik dan takut. Dia memeluk boneka anak perempuan yang diberikan Oliver, tanpa ada perasaan aneh atau curiga. Mata boneka itu bercahaya, memancarkan sinar merah seperti lampu. Jazz terkejut, menjatuhkan boneka itu ke bawah, tepat di ujung sepatunya. Boneka itu bergetar, mengeluarkan suara mendesis.Tiba-tiba sebuah tangan meraih boneka itu, lalu melemparkannya ke taman. Dalam hitungan detik, ledakan dahsyat mengguncang rumah Oliver, api dan asap hitam membubung tinggi.Jazz terbelalak, tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. "Apa... apa itu?" tanyanya, suaranya bergetar."Bom," jawab Baron singkat, matanya menatap rumah Oliver dengan penuh kebencian. "Oliver... dia kakak Hans."Tubuh Jazz seketika bergetar. Ia tak menyangka kalau kedua pria itu memiliki relasi satu sama lain. Hans, pria psikopat itu... bekerjasama dengan Oliver untuk menjebaknya. Sepertinya

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Tuan Berwajah Dingin

    Flamboyan Residence, nomor tiga puluh sembilan. Jazz menatap alamat yang tertera di handphone nya, jantungnya berdebar kencang. Rumah mewah bergaya american klasik itu berdiri kokoh di hadapannya, dikelilingi taman yang luas dan terawat rapi. Beberapa mobil mewah terparkir di halaman, Porsche, Bentley, dan Range Rover.Dia tak mengira kalau Karina memberikan pekerjaan level VIP. Perempuan itu melakukannya tanpa izin, padahal Jazz selalu menolak menerima pekerjaan klien level tersebut. Ini kali pertamanya, dan Jazz merasa gugup. "Oliver," gumamnya, mencoba mengingat nama kliennya. "34 tahun, pengusaha sukses, dan... pelukis?"Karina telah memberinya arahan singkat: satu hari penuh kencan, paket VIP senilai 15 juta rupiah. Jazz menelan ludah, membayangkan apa yang akan terjadi di dalam sana. Klien VIP bersedia membayar mahal bahkan tak pelit memberi bonus, tapi keinginan mereka pasti mendapatkan layanan kontak fisik plus plus. Dengan langkah ragu, Jazz menekan bel pintu. Pintu terbuk

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Keegoisan Karina

    Baron menatap kepergian Jazz dengan perasaan bersalah. Dia menoleh ke arah Karina, wajahnya berubah serius. "Apa yang kamu lakukan padanya?" Karina mengangkat bahunya. "Aku hanya memberikan surat peringatan. Dia tidak profesional. Dia tidak menjalankan tugasnya." "Kamu tidak seharusnya bersikap seperti itu. Kamu seharusnya lebih peduli dengan keamanannya, bukan hanya keuntungan agensi." "Keamanan? Dia hanya trauma, Baron. Itu bukan alasan untuk tidak bekerja." "Trauma itu bukan hal yang sepele, Karina. Kamu tidak mengerti. Dia membutuhkan waktu untuk pulih." "Pulih? Dia sudah punya waktu dua minggu, Baron. Itu lebih dari cukup," balas Karina, suaranya meninggi. "Kita bukan panti rehabilitasi, kita agensi profesional. Kita punya klien yang harus dilayani." "Tapi, kita juga punya tanggung jawab terhadap talent. Kita tidak bisa memperlakukan mereka seperti robot. Mereka punya perasaan, mereka punya batasan." "Batasan? Jazz yang membuat batasannya sendiri, Baron. Dia yang me

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Surat Peringatan Agensi

    Kotak masuk email Jazz berkedip, menampilkan pesan baru dari Karina. Jantungnya berdebar kencang, firasatnya berubah buruk. Surat peringatan. Dua minggu absen tanpa kabar. Dua minggu menolak setiap tawaran pekerjaan pacar rental. Karina tidak main-main. "Jazz, kau melanggar kontrak, kau tidak profesional. Kau mengecewakan agensi. Segera datang ke kantor, atau aku akan mengambil tindakan lebih lanjut." Jazz menghela nafas panjang, menatap layar laptopnya dengan nanar. Dia tahu, ini tidak bisa dihindari. Dia harus menghadapi Karina. Dia harus menjelaskan semuanya. Tapi bagaimana dia bisa menjelaskan ketakutannya? Bagaimana dia bisa menjelaskan trauma yang masih menghantuinya? Langkah Jazz terasa berat saat menyusuri lorong kantor Faux Love. Dinding-dinding putih yang biasanya tampak cerah, kini terasa dingin dan mengintimidasi. Setiap pasang mata yang menatapnya seolah menuduh, menghakimi. Jazz merasa seperti terdakwa yang akan segera dijatuhi hukuman. Padahal, dia sama sekali tida

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Dua Lelaki Itu, Milikku!

    "Gue menginap disini ya, Jazz!" Malam semakin larut, dan Sena memutuskan untuk menginap di apartemen Jazz. Mereka berbaring di tempat tidur, bersiap untuk tidur. Namun, Sena masih belum berhenti menceritakan perasaannya pada Joshua. Ia terus mengoceh tentang betapa sempurnanya Joshua, betapa romantisnya Joshua, dan betapa bahagianya ia saat bersama Joshua. Jazz mendengarkan dengan sabar, sesekali memberikan komentar singkat. Namun, ia mulai merasa lelah dan ingin segera tidur. Akhirnya, ia menutup telinganya dengan bantal, berpura-pura sedang mendengarkan musik. Sena, yang tidak menyadari keengganan Jazz, terus bercerita dengan semangat. Ia mengeluarkan handphone miliknya dan membuka akun media sosial Joshua. "Lihat ini, Jazz!" serunya, menunjukkan layar ponselnya. "Dia keren kan?" Jazz hanya bergumam pelan, masih berpura-pura tidak mendengar. Sena melanjutkan, "Dan lihat ini, Jazz! Dadanya bidang, lekukan ototnya padat, bayangkan jika bisa memeluknya setiap hari. Kyaaaa.... "

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Sena Jatuh Cinta

    Silau yang mengintip dari jendela kamar, membuat Jazz terbangun. Bingung, ia mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan diri dengan cahaya pagi yang masuk. Ia terkejut mendapati dirinya tidur di antara Baron dan Simon. Ia tidur di lengan Simon, namun tangan Baron juga melingkar posesif di pinggangnya. Ia lupa sejenak bahwa semalam mereka bertiga tidur bersama. Saat ingatannya kembali, Jazz merasakan jantungnya berdebar kencang. Ia merasa aneh dan malu, namun ada sensasi geli yang tak bisa ia pungkiri. Ia menggerakkan tubuhnya perlahan, mencoba melepaskan diri dari pelukan mereka tanpa membangunkan keduanya. Namun, pergerakannya membangunkan Baron. Pria itu membuka matanya, menatap Jazz dengan senyum hangat. "Selamat pagi, sayang," bisiknya, lalu mencium bibir Jazz sekilas. Jazz tersentak, terkejut dengan ciuman tiba-tiba itu. Ia menatap Baron dengan bingung, lalu melirik ke arah Simon yang menggeliat, baru bangun tidur. Jazz tampak canggung dan salah tingkah. Baron, yang menyadari p

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Jari Lincah Simon

    Semakin larut, Jazz mulai merasa kantuk menyerang. Ia menguap beberapa kali, dan matanya terasa berat. Ia melirik ke arah tempat tidur, satu-satunya tempat untuk beristirahat di kamar itu. Namun, ia merasa canggung untuk tidur di sana, mengingat ada Baron dan Simon. "Sini, Jazz," katanya, sambil menepuk sisi kosong ranjang. "Tidurlah di sampingku." Jazz berbaring di samping Simon, merasa nyaman dengan kehangatan tubuhnya. Simon memeluknya erat, menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut. "Tidurlah, Jazz," bisik Simon, suaranya menenangkan. "Aku akan menjagamu." Jazz mengangguk, lalu memejamkan matanya. Tapi tiba-tiba Baron masuk ke kamar dengan handuk melingkari pinggangnya. Ia melihat Jazz dan Simon berpelukan, seketika wajahnya berubah tegang. "Jazz, kemarilah," kata Baron, suaranya terdengar memerintah. "Kamu tidur di sisi ini, di sebelahku." Jazz membuka matanya, merasa bingung dan sedikit kesal. Ia tidak mengerti mengapa Baron bersikap begitu posesif. Ia sudah merasa nyaman d

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Jadi Aku Pacar Siapa?

    Adegan dewasa apa yang baru saja dilihatnya? Jazz membeku di depan pintu kamar hotel, jantungnya berdegup tak karuan. Meski remang-remang, ia tahu persis apa yang sedang dilakukan Baron dan Simon di balik selimut itu. Ini adalah pertama kalinya Jazz melihat adegan seperti itu, dilakukan sesama lelaki. Perasaan aneh bercampur aduk di dalam hatinya. Ada rasa penasaran yang tak bisa dipungkiri, tetapi juga rasa jijik dan tidak percaya. Yang lebih mengejutkan lagi, Simon juga ada di sana. Jadi dia, sosok yang membuat Baron meninggalkannya tadi? Jazz merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Ia ingin masuk ke kamar, tetapi ia takut mengganggu sepasang kekasih itu. Ia melirik jam tangannya. Setelah tiga puluh menit berlalu, Jazz merasa cukup tenang untuk masuk ke kamar. Ia membuka pintu perlahan-lahan dan mengintip ke dalam. Ia lega karena tidak melihat Baron dan Simon di tempat tidur. Mungkin mereka sudah selesai dan sedang beristirahat di tempat lain. Jazz berjalan menuju

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Surfing

    "Mau surfing? Cuacanya bagus hari ini," tanya Baron berdiri di depan jendela, memandang ke langit yang biru. Mentari pagi di Pantai Nusa Dua mulai merangkak naik, memancarkan kehangatan yang lembut. Baron, dengan papan selancarnya di bawah lengan, menoleh ke arah Jazz yang masih terpaku di bibir pantai. "Ayo, Jazz! Ombaknya sedang bagus-bagusnya." Jazz, yang mengenakan rash guard berwarna biru laut, mengangguk ragu. Ini adalah kali pertamanya mencoba surfing, dan rasa gugup bercampur antusiasme memenuhi benaknya. Baron, yang telah beberapa kali berselancar di pantai, tampak lebih percaya diri dan santai. Mereka berdua berjalan menuju tengah pantai, di mana ombak mulai pecah. Baron memberikan beberapa instruksi dasar kepada Jazz, tentang cara mendayung, berdiri di atas papan, dan menjaga keseimbangan. "Ingat, Jazz, jangan melawan ombak. Ikuti arusnya, dan nikmati sensasinya," kata Baron, matanya berbinar-binar. Jazz mencoba mengikuti arahan Baron, mendayung dengan sekuat tenaga s

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status