Dengan satu gerakan, dia mengangkat tangan dan membanting suaka itu ke tanah dengan kekuatan yang menghancurkan, menciptakan gelombang kehancuran yang mengguncang Vurfield.Namun, Asahi belum selesai. Dia menggunakan sihirnya untuk memanipulasi daratan, membawa suaka itu ke kastilnya dan menjadikannya lantai utama dari istana Vurfield. Suaka yang dulunya penuh dengan kekuatan Vernie kini berada di bawah kendali Asahi sepenuhnya.Pedang yang telah menyatu dengan dirinya muncul kembali di tangan Asahi. Dengan satu tebasan ringan, dia menghancurkan hukum suaka tersebut, menciptakan hukum baru yang menyatakan bahwa suaka itu kini adalah sumber kehancurannya, dan akan selamanya menjadi bagian dari kastilnya."Ini belum berakhir, Vernie... aku akan membuatmu menyesal telah mempermainkan seorang Demon Lord," gumam Asahi, kekuatan barunya menyatu dengan ambisinya yang semakin besar.Asahi berdiri di hadapan tangga yang menjulang tinggi, langkahnya tenang namun dipenuhi dengan tujuan yang jela
Asahi mengundang semuanya ke ruang tamu yang megah di dalam istana. Para tamu, termasuk Haruto dan bawahannya, dengan senang hati menerima tawaran baik Asahi dan mengikuti langkahnya ke dalam ruangan yang besar dan nyaman.Setelah semua orang duduk, suasana sedikit tenang namun penuh dengan rasa penasaran. Haruto, yang biasanya ceria, kali ini menunjukkan ekspresi serius. Bawahannya juga duduk dengan sopan, menunggu apa yang akan dibahas oleh sang Demon Lord yang telah mereka hormati dan takuti."Asahi," Haruto memulai, suaranya penuh kehati-hatian, "Kami semua di sini tahu bahwa kau baru saja menghadapi sesuatu yang luar biasa. Namun, kami juga tahu bahwa kau pasti sudah memikirkan apa yang akan kau lakukan selanjutnya."Asahi mengangguk pelan, menatap mereka satu per satu sebelum akhirnya berbicara. "Memang benar. Apa yang terjadi belum lama ini bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Vernie… dan segala yang berkaitan dengannya, telah mengacaukan banyak hal, termasuk wakt
Dalam keheningan dan suasana yang gelap gulita menghampar di langit² yang terbentang luas, sebuah kegelapan menyelimuti bumi. Puing-puing bangunan yang hancur terhampar di tanah kering, menyaksikan kehancuran yang tidak terkira. Dunia yang dahulu subur dan penuh kehidupan, kini telah menjadi puing-puing dari masa lalu yang terkubur dalam abu dan debu.Tapi tidak seluruhnya adalah akibat dari bencana alam atau peperangan. Sebuah kecerobohan kecil, sebuah tindakan yang dianggap remeh, telah mengubah jalannya sejarah dunia. Orang yang bertanggung jawab atas bencana itu adalah seorang penyihir tua, yang dengan tangan gemetar mencoba mengaktifkan sebuah artefak legendaris yang dikenal sebagai Creation Orb.Creation Orb, sebuah artefak kuno yang memiliki kekuatan untuk menciptakan dan menghancurkan, awalnya terbagi menjadi tiga bagian: Life Orb, Distruction Orb, dan Create Orb. Namun, ketika ketiganya digabungkan, kekuatan mereka bersatu menjadi Creation Orb yang memiliki kemampuan untuk men
Suatu hari di sebuah Kerajaan Manusia, tinggalah seorang pemuda yang mana dia di berkati kekuatan luarbiasa. Dia tinggal bersama kedua orang tuanya yang mana mereka itu penerus dari Raja generasi 5, Gustav V Brirya. Gustav merupakan keturunan dari Divine Human Brirya dan menamai kerajaan nya dengan namanya.Suatu ketika di pagi yang indah, burung berkicau dan suara orang orang yang sedang berbincang di pagi hari membuat suasana hati menjadi adem. Di kerajaan pemuda ini sedang bermalas malasan di kamar setelah bangun dan sarapan pagi."Huaah ..." dia menguap sambil membaca buku."Buku buku di sini sangat membosankan ... aku mau main game, makan mie cup ... haah ..." keluhnya."Cih coba kalau orang itu tidak main main ... tapi syukurlah aku bisa hidup lagi di zaman ini ..." ucapnya sambil duduk diatas kasur.Dari luar terdengar ketukan pintu, 'tok tok tok'. Pemuda itu pun mengizinkan masuk pelayan nya."Tuan Rei, anda selalu malas malasan ya ..." ucap Pelayan itu."Mei san, aku bosen ba
Satu tahun berlalu setelah makhluk spiritual itu belajar bersama Spirit Agung. Dia kini bisa memahami bahasa yang akan dia ucapkan. Dan dia juga mulai mengerti huruf huruf yang ada di dunia itu. Dia pun berterimakasih kepada Leena karena telah mengajari nya berbagai hal."Andai aku punya bentuk fisik ... huuh ..." keluh Asahi saat berjalan menjauh dari hutan spirit.Kemudian seorang wanita menghampiri Asahi dari depan nya, dia menyapa Asahi seperti dia pernah mengenalnya. Namun Asahi tidak mengenalinya, dan akhirnya wanita itu mengungkapkan dirinya setelah dia mengatakan sesuatu pada Asahi."Sepertinya bahasamu sudah lancar ... aku Guphienne ... tidak ingat kah ...?" ucaonya sambil memasang wajah cemberut."Ah maafkan saya ... saya belum pernah melihat anda menggunakan tubuh manusia ..." ucap Asahi sambil berlutut di depan Guphienne."Ah sudahlah, kau boleh bertindak tidak sopan padaku ... ngomong ngomong, kamu belum dapat tubuh fisik ya ..." ucap Guphienne."Cukup sulit menggerakkan
Luna menatap Asahi dan tersenyum kearah nya, "kenapa kamu berpikir kamu akan di musnahkan ...?" tanya Luna.Asahi hanya diam saja, dia tak bisa mengatakan apa apa seperti ada sebuah tekanan dari Luna itu sendiri. Dia ingin segera terbebas dari Luna, dia juga tidak bisa kabur karena tubuhnya tidak seperti spirit pada umumnya."Tenang saja, kau di lindungi oleh Dewa, jadi aku tidak bisa memusnahkan mu ..." ucap Luna."Be- begitu ya ... terimakasih ..." ucap Asahi sedikit gugup."Yosh, aku akan kembalikan kamu ke hutan itu ... ingat jangan terlalu banyak membunuh monster ..." ucap Luna.Asahi kemudian di teleportasikan ke hutan mistis itu lagi dan Luna langsung kembali untuk melaporkan kepada Ayahnya di kerajaan Manusia. Asahi benar benar lega sudah di keluarkan dari hutan itu. Dia merasa mual dan tidak enak badan ketika berhadapan dengan Luna secara langsung."Hah itu tadi sangat menakutkan ..." ucap Asahi.["Anda tidak memiliki ketahanan rasa takut, makanya saat di itimindasi anda bena
Luna menatap Asahi dengan serius, dan Asahi merasakan ketakutan saat menyadari bahwa dia berhadapan dengan ibu para Great Spirit. Dia sadar betul bahwa sebagai tamu di negeri manusia, dia tidak boleh bertindak seenaknya."A- anu ... Nona Luna, apa yang anda inginkan lagi dariku ...?" ucap Asahi."Tidak ada, aku sungguh tertarik dengan mu ... kau yang merupakan perwujudan dari kebencian bisa tahan dengan sihir penyucian ..." ucap Luna."Aku sudah mengetahuinya, kau butuh tubuh fisik kan ...?" ucap Luna.Asahi terkejut karena dia mengetahui apa yang di rencanakan Asahi, dia juga gemetaran karena di tanya demikian."Um ya itu benar, tapi kata orang itu aku bisa membentuk tubuh fisik ku sendiri ..." ucap Asahi."Orang itu ..? um aku tidak akan bertanya lebih tentang itu ..." ucap Luna."Te- terimakasih ... jadi orang itu menyarankan kalau aku harus memangsa monster untuk mendapatkan tubuh fisik ..." ucap Asahi.Asahi dan Luna mengobrol panjang, dan Asahi memutuskan untuk menceritakan bahw
"Kembali serius ... mereka adalah orang yang memuja sosok Raja Penyihir ... dan mereka menyebut nama Raja itu dengan sebutan ..." ucap Guphienne.Asahi terkejut dengan sejadi jadinya, mata nya terbelalak karena terkejut mendengar perkataan yang telah di ucapkan Guphienne. Dia selama ini merasa kalau nama itu adalah nama yang membuatnya ingin membalaskan dendam. Pertemuan itu berakhir dengan Asahi menghantam batu yang ada di sampingnya hingga hancur."Weismann"Dahulu Asahi memiliki ingatan yang begitu sangat tidak bisa dia lupakan sampai selamanya. Kebencian dan keinginan untuk balas dendam selalu membersamai Asahi dimanapun. Sampai sampai tubuhnya ini merupakan bagian dari kebencian yang Asahi miliki selama ini.Ingatan Asahi kembali pulih sedikit ketika nama 'Weismann' di sebutkan oleh Guphienne. Dahulu Asahi mengingat sebuah kota yang begitu modern, dimana gedung gedung tinggi menjulang ke langit. Tepatnya pada tahun 2067 di bulan Februari bertepatan dengan Valentine."Sialan ...!!
Asahi mengundang semuanya ke ruang tamu yang megah di dalam istana. Para tamu, termasuk Haruto dan bawahannya, dengan senang hati menerima tawaran baik Asahi dan mengikuti langkahnya ke dalam ruangan yang besar dan nyaman.Setelah semua orang duduk, suasana sedikit tenang namun penuh dengan rasa penasaran. Haruto, yang biasanya ceria, kali ini menunjukkan ekspresi serius. Bawahannya juga duduk dengan sopan, menunggu apa yang akan dibahas oleh sang Demon Lord yang telah mereka hormati dan takuti."Asahi," Haruto memulai, suaranya penuh kehati-hatian, "Kami semua di sini tahu bahwa kau baru saja menghadapi sesuatu yang luar biasa. Namun, kami juga tahu bahwa kau pasti sudah memikirkan apa yang akan kau lakukan selanjutnya."Asahi mengangguk pelan, menatap mereka satu per satu sebelum akhirnya berbicara. "Memang benar. Apa yang terjadi belum lama ini bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Vernie… dan segala yang berkaitan dengannya, telah mengacaukan banyak hal, termasuk wakt
Dengan satu gerakan, dia mengangkat tangan dan membanting suaka itu ke tanah dengan kekuatan yang menghancurkan, menciptakan gelombang kehancuran yang mengguncang Vurfield.Namun, Asahi belum selesai. Dia menggunakan sihirnya untuk memanipulasi daratan, membawa suaka itu ke kastilnya dan menjadikannya lantai utama dari istana Vurfield. Suaka yang dulunya penuh dengan kekuatan Vernie kini berada di bawah kendali Asahi sepenuhnya.Pedang yang telah menyatu dengan dirinya muncul kembali di tangan Asahi. Dengan satu tebasan ringan, dia menghancurkan hukum suaka tersebut, menciptakan hukum baru yang menyatakan bahwa suaka itu kini adalah sumber kehancurannya, dan akan selamanya menjadi bagian dari kastilnya."Ini belum berakhir, Vernie... aku akan membuatmu menyesal telah mempermainkan seorang Demon Lord," gumam Asahi, kekuatan barunya menyatu dengan ambisinya yang semakin besar.Asahi berdiri di hadapan tangga yang menjulang tinggi, langkahnya tenang namun dipenuhi dengan tujuan yang jela
Ketika kedua kekuatan tersebut bertemu di tengah, terjadi ledakan kolosal yang menyilaukan dan menggetarkan seluruh dimensi. Cahaya terang dan kegelapan saling bertabrakan, menciptakan gelombang energi yang menyapu bersih segala sesuatu di sekitarnya. Waktu seolah berhenti sejenak saat kekuatan-kekuatan tersebut beradu, menentukan siapa yang akan keluar sebagai pemenang. Setelah beberapa saat yang terasa seperti keabadian, ledakan tersebut perlahan mereda. Asap dan debu tebal menyelimuti medan pertarungan, membuat pandangan menjadi samar. Saat debu mulai mengendap, terlihatlah sosok Asahi berdiri tegak, meski dengan luka dan kelelahan yang jelas terlihat namun regenerasinya benar benar diatas batas normal. Di hadapannya, Vernie terjatuh berlutut, aura cahayanya memudar dan kekuatannya tampak terkuras habis."Asahi... bagaimana bisa...?" Vernie berbisik lemah, matanya kehilangan kilauannya. Asahi berjalan mendekati Vernie, men
Gak ada Prolog, jadi lanjut aja ...Kedepan akan menceritakan bagaimana keadaan dunia 500 tahun yang lalu. Sebagai Demon Lord, Asahi telah menjadi ancaman seluruh dunia. Bukan hanya satu dunia, ribuan semesta yang ada telah menganggap dirinya adalah sebuah kehancuran abadi.Flashback sedikit,Tanpa peringatan, Vernie mengangkat tangannya, dan dari langit yang gelap, muncul kilatan petir yang menyambar ke arah Asahi. Petir itu bukan petir biasa—setiap kilatan membawa energi pemusnahan yang bisa meluluhlantakkan apa saja. Namun, Asahi dengan sigap melompat ke udara, menghindari petir tersebut dengan kecepatan yang tidak mungkin ditangkap mata manusia. Vernie, tidak terkejut, langsung meluncurkan serangan kedua. Dengan satu gerakan tangan, tanah di bawah kaki Asahi terbelah, dan dari dalamnya muncul makhluk-makhluk kegelapan yang berwujud kabut, mencoba merangsek ke arah Asahi. Makhluk-makhluk ini tidak memiliki bentuk pasti, tetapi setiap sentuhan mereka bisa menguras energi
Lima ratus tahun yang lalu, sebelum dunia sepenuhnya memahami ancaman yang dibawa oleh satu sosok yang sangat berbahaya dan keji, sudah ada upaya dari para dewa untuk menghentikan kebangkitannya. Sosok ini, yang kelak dikenal sebagai salah satu ancaman terbesar dalam sejarah, telah menunjukkan tanda-tanda kegelapan yang tidak bisa diabaikan. Para dewa, yang melihat bahaya besar yang akan datang, mencoba segala cara untuk menghentikannya. Mereka menggunakan kekuatan mereka yang paling besar, mengerahkan segala usaha untuk membunuh sosok tersebut. Namun, meskipun berkali-kali dicoba, upaya mereka selalu gagal. Seolah-olah hukum alam, atau mungkin takdir itu sendiri, menolak kematian sosok itu. Meskipun kekuatan para dewa mampu menghancurkan gunung dan membelah laut, mereka tidak bisa menembus perlindungan yang tampaknya diberikan oleh hukum yang tidak tertulis. Bahkan para dewa, yang biasanya tidak terbatas oleh aturan dunia fana, menemukan diri merek
Lima ratus tahun yang lalu, saat dunia masih belum sepenuhnya berada dalam cengkeraman kegelapan. Asahi, Demon Lord yang perkasa, berdiri di puncak kekuasaannya. Namun, di balik wajah dingin dan hati yang mulai dipenuhi kebencian, dia masih menyimpan jejak kemanusiaan. Meskipun sudah lama meninggalkan kehidupan lamanya, ada sesuatu yang mengganggu hatinya—sesuatu yang dia sendiri tak bisa jelaskan. Suatu malam, di tengah kesunyian istananya, Asahi merasakan kehadiran yang tidak biasa. Udara di sekitarnya tiba-tiba menjadi dingin, dan bayangan gelap muncul tanpa peringatan. Asahi, yang tidak pernah takut pada apapun, merasakan dorongan untuk berbalik dan melihat siapa yang berani mengganggu kedamaiannya. Di balik bayangan, sesosok hitam yang misterius muncul, berdiri dengan anggun namun memancarkan aura mengancam. Sosok ini tidak seperti apa pun yang pernah dilihat Asahi sebelumnya. Tubuhnya berkilauan dengan energi gelap yang tidak bisa dijelaskan,
Peperangan kembali berkobar dengan dahsyat. Pasukan Demon Lord, yang dipimpin oleh para jenderal terkuat, maju dengan kekuatan besar, penuh dengan kebencian dan dendam yang telah mendidih sejak kekalahan sebelumnya. Mereka tidak lagi menahan diri, setiap serangan ditujukan untuk menghancurkan segala sesuatu di hadapan mereka. Tujuan mereka jelas—merebut kembali Chloe dari tangan manusia dan memulihkan harga diri yang telah tercabik-cabik. Di garis depan, barisan iblis dan monster berderap maju, memaksa para ksatria suci dari Brirya dan sekutu-sekutunya untuk bertahan mati-matian. Serangan demi serangan dari pasukan iblis menghujani pertahanan Brirya, membuat tanah bergetar dan langit menjadi merah dengan percikan darah. Mereka datang dari segala arah, mengepung dan menyudutkan kota Brirya seperti ombak yang tak henti-hentinya menghantam karang. Di tengah kekacauan itu, Rei berdiri teguh di antara para ksatria lainnya, mengayunkan Excalibur dengan ke
Setelah perang usai, suasana di Brirya dipenuhi dengan sorak-sorai kegembiraan. Para ksatria dan rakyat bersuka cita menyambut para pahlawan yang berhasil memukul mundur pasukan Iblis. Jalanan kota dipenuhi dengan tawa dan keceriaan, seolah beban perang yang berat telah terangkat sepenuhnya. Meja-meja panjang penuh dengan makanan dan minuman, dan semua orang tampak bersenang-senang, bergurau dan bercanda satu sama lain. Di salah satu sudut, Rei, Chloe, dan Luna duduk bersama di meja yang dikelilingi oleh para ksatria. Mereka ikut makan, menikmati momen damai yang langka. Namun, di tengah keceriaan itu, ada keheningan yang tak terucap di antara mereka, terutama di wajah Luna yang terlihat termenung. Saat semua orang mulai berdiri untuk menari mengikuti musik yang dimainkan oleh para musisi, Luna hanya bisa melihat mereka dengan tatapan kosong. Ia tidak ikut menari, hanya duduk dan memandangi sekelilingnya.“Damai sekali…” ucap Luna pelan, nyaris sepe
Dalam senja yang merona di atas medan pertempuran, dua kekuatan dahsyat berhadapan, menggetarkan tanah dan langit. Di satu sisi, pasukan Iblis yang dipimpin oleh tiga Demon Lords: Chloe, Sang Fallen Hero yang pernah menjadi pahlawan umat manusia sebelum terjatuh ke dalam kegelapan; Azusa, Sang Queen Arachne yang memerintah dengan kecerdikan dan kekejaman; dan Auriel, Sang Arachne Origin, sumber dari segala kutukan dan kekuatan Arachne yang telah menanamkan teror di hati musuh-musuhnya. Di sisi lain, pasukan gabungan dari empat kerajaan berkumpul, terdiri dari para ksatria suci dan ahli sihir terhebat. Holy Kingdom Brirya dipimpin oleh Rei, Luna, dan Kashaa, tiga ksatria yang dikenal sebagai pilar kekuatan dan kebijaksanaan. Holy Kingdom Aschyam membawa Arthur, ksatria dengan pedang suci yang memancarkan cahaya keadilan. Dari Magical Kingdom of Tamenia datanglah Putri Tania, ahli sihir yang dikatakan mampu mengendalikan elemen dengan kedipan mata. Ki