Luna menatap Asahi dengan serius, dan Asahi merasakan ketakutan saat menyadari bahwa dia berhadapan dengan ibu para Great Spirit. Dia sadar betul bahwa sebagai tamu di negeri manusia, dia tidak boleh bertindak seenaknya.
"A- anu ... Nona Luna, apa yang anda inginkan lagi dariku ...?" ucap Asahi.
"Tidak ada, aku sungguh tertarik dengan mu ... kau yang merupakan perwujudan dari kebencian bisa tahan dengan sihir penyucian ..." ucap Luna.
"Aku sudah mengetahuinya, kau butuh tubuh fisik kan ...?" ucap Luna.
Asahi terkejut karena dia mengetahui apa yang di rencanakan Asahi, dia juga gemetaran karena di tanya demikian.
"Um ya itu benar, tapi kata orang itu aku bisa membentuk tubuh fisik ku sendiri ..." ucap Asahi.
"Orang itu ..? um aku tidak akan bertanya lebih tentang itu ..." ucap Luna.
"Te- terimakasih ... jadi orang itu menyarankan kalau aku harus memangsa monster untuk mendapatkan tubuh fisik ..." ucap Asahi.
Asahi dan Luna mengobrol panjang, dan Asahi memutuskan untuk menceritakan bahwa sebenarnya dia memiliki ingatan masa lalu. Dia merasa bahwa Luna adalah orang yang bisa dipercaya lebih dari siapapun, sehingga dia memilih untuk berbagi cerita dengan Luna.
Tiba-tiba, terdengar ketukan pintu, dan Luna menyadari bahwa itu mungkin Putri Miya beserta pengawalnya, Alice dan Amalie. Mereka diizinkan masuk, dan semua duduk bersama-sama. Asahi merasa bingung melihat mereka membawa peti raksasa. Namun, dia tersenyum saat melihat Putri Miya, meskipun tubuhnya adalah milik Alric.
Putri Miya membuka petinya, dan di dalamnya ada sesuatu yang menyerupai manekin.
"Seperti perjanjian kita, tubuh homunculus ini setidaknya bisa membantu untuk bergerak lebih leluasa ..." ucap Putri Miya.
"Homunculus ...? bagaimana cara menggunakan nya ...?" ucap Asahi.
Tiba tiba Luna menepuk pundaknya dan meminta untuk fokus menyembuhkan ksatria ini terlebih dahulu. Tak lama tubuh ksatria yang di rasuki oleh Asahi mulai memperlihatkan gerakan diluar kendali Asahi.
["Penyembuhan telah sempurna ... tubuhnya telah kembali normal ..."]
"Dengan menggunakan Wundregeneration secara terus menerus secepat ini menghilangkan racunnya ... hebat deh ..." gumam Asahi.
Asahi duduk di sofa dan membiarkan Homunculus itu diberi busana terlebih dahulu. Setelah Homunculus tersebut diubah pakaiannya, Asahi mulai melepaskan sedikit demi sedikit ikatan tubuh spiritualnya dengan sendi-sendi tubuh Alric. Setelah itu, Asahi keluar dari tubuhnya dan mengarahkan dirinya ke Homunculus.
Saat Asahi merasuki Homunculus, tubuh itu berubah menjadi sosok bocah berusia tujuh tahun. Asahi terkejut melihat perubahan tersebut. Meskipun ini hanya tubuh sementara, perubahan itu membuat Asahi terdiam, tidak mampu mengucapkan sepatah kata pun. Bahkan Luna, yang pada saat itu sedang fokus, terganggu oleh perubahan mendadak Asahi menjadi kecil. Ini merupakan kali pertama Luna merasa tidak tahan dengan tubuh mungil Asahi.
"I- Imut banget ..." ucap Luna sambil memeluk Asahi.
"Tu- tunggu aku bukan anak kecil ..." ucap Asahi yang berusaha melepaskan diri dari pelukan Luna.
Kemudian, Luna melepaskan pelukannya dan bertanya kepada Asahi apa yang akan dilakukannya setelah ini. Asahi hanya menjawab bahwa dia akan kembali ke hutan untuk melakukan level up secara nalar. Mendengar itu, Luna mengizinkannya dan segera menyelesaikan proses teleportasi untuk mengirim Asahi kembali ke hutan.
Asahi sungguh bersyukur karena berkat mereka, dia kini memiliki tubuh fisik sementara. Meskipun tubuhnya terlihat seperti seorang anak berusia tujuh tahun dari postur dan wajahnya yang imut. Penampilannya sungguh menggemaskan, dengan wajah yang polos dan mata merah yang menawan. Dia mengenakan jubah hitam dengan sentuhan warna merah yang menyala, serta celana panjang yang menutupi kakinya dan sepatu hitam yang juga menjadi hadiah baginya.
"Haah udah kayak bocah sd mau sekolah ..." keluh Asahi.
"Dan juga, kenapa bisa jadi bocil sih ...!! gaaah ...!!" keluh Asahi.
["Mengeluh tidak mengubah keadaan ... tapi memang sesuai dengan umur anda sekarang ..."]
"Eh memang aku sudah berumur berapa tahun ...?" tanya Asahi.
["Jika dilihat sejak kelahiran anda sampai anda mendapatkan kesadaran, sekitar sudah hampir ratus an tahun ..."]
Asahi terdiam saat masih melangkah, dia terkejut karena umurnya yang sudah sangat amat lama. "Eh ...? beneran ...?" ucap Asahi kebingungan.
["Tidak perlu khawatir ... anda tidak akan mendapat pengaruh apapun ..."]
"Tetep aja aku terkejut lah ...!!"
Asahi dengan wajah muram, dia berjalan untuk membasmi monster agar tubuhnya bisa benar benar sempurna. Dia tidak mengetahui yang sebenarnya, ratusan tahun itu seratus atau lebih dia tidak mengetahuinya.
"Yosh, pokoknya semangat hidup ...!!" ucap Asahi.
Tiba tiba dia murung dan bergumam, "Semoga si spirit itu gak ikut campur lagi dah ..." ucap Asahi tubuhnya sampai gemetaran. Tak lama Asahi kembali ke gedung terbengkalai itu, rasanya seperti berbulan bulan padahal hanya beberapa hari. Dia juga keingetan, apa dia harus menemui Leena lagi, karena kepikiran terus jadi Asahi memutuskan untuk tidak menemuinya lagi.
Kembali ke kerajaan Brirya, mereka mendapatkan informasi terbaru dari mata mata mereka tentang sosok makhluk yang mengerikan. Makhluk itu bisa terbang dan badan nya besar, serta kulitnya sekuat baja.
"Apa ...!! laporan makhluk misterius lagi ...?" teriak Gustav sambil menggebrak meja.
"Benar, kini memiliki sayap dan bisa menyemburkan api ...!" ucap seorang prajurit.
"Jangan bilang naga, menurut rumor Nona Luna 'akan ada makhluk yang terlahir dari kebencian ... makhluk itu juga melahirkan dari bayangan nya seekor monster bersayap yang di sebut naga ...' nggak itu nggak mungkin ..." gumam Gustav dalam hati.
Gustav pun meminta jika benar makhluk itu naga, maka jangan ada satu pun yang mengganggunya. Dia berfikir jika naga itu pasti memiliki ikatan dengan makhluk yang pernah di ceritakan Luna dahulu. "Jangan ganggu dia jika itu benar naga ... segera mundurkan pasukan ...!!" ucap tegas Gustav namun dia ketakutan.
"Peperangan di dunia ini belum berakhir juga ... aku jadi khawatir ..." ucap Gustav.
"Tak perlu khawatir ayahanda ... saya pasti akan membantu anda dengan kekuatan yang saya miliki ..." ucap Rei dengan lantang.
Ayahnya hanya tersenyum dan menepuk pundaknya, "Hah, masih terlalu cepat untukmu bocah ..." ujar Gustav.
"Aku sudah bukan bocah lagi Ayah ... tapi engkau ada benar nya juga ... aku masih lemah ..." ucap Rei.
"Hahaha ... baguslah kalau kamu sadar diri ... lanjutkan latihan mandirimu Rei ..." ucap Gustav dan Rei langsung menuju ke tempat latihan nya.
Kembali kedalam hutan mistis, Asahi yang saat itu sedang berkeliling gedung terbengkalai yang mana jika sesuai ingatan nya gedung itu begitu penting. Asahi berkeliling ke tempat yang masih bisa di jangkau, dan mencari beberapa petunjuk tentang tujuan nya yang ada di dunia ini.
"Aku sangat sering datang kemari ... seperti halnya sesuatu yang ada di etalase itu ..." gumam Asahi.
["Itu merupaka etalase figur ... seperti yang masih bisa terlihat, terdapat beberapa figur rusak di etalase tersebut ..."]
"Kau benar ... semoga aku bisa menemukan sebuah petunjuk disini ..." ucap Asahi.
Saat berkeliling, Asahi teralihkan oleh sesuatu yang dideteksinya dengan skill pendeteksi. Dia melihat sebuah bercak merah di antara batu-batu yang sudah lapuk. Meskipun bukan darah, bercak tersebut ternyata adalah lingkaran sihir. Asahi pun memindahkan batu yang cukup besar itu agar bisa melihatnya dengan jelas.
Rasanya aneh, seorang anak seumuran 7 tahun menggeser batu sebesar hampir melebihi tubuhnya dengan mudah. "Ku pikir ini akan lebih tidak masuk akal ... seorang anak mengangkat batu besar tanpa banyak stamina ..." gumam Asahi sambil cengar cengir.
"Sedikit aneh ... lingkaran sihir ini sepertinya untuk memanggil sesuatu ..." ucap Asahi.
["Jika ku analisa, sihir ini bisa menembus dimensi dan memanggil makhluk dari dimensi lain ..."]
"Makhluk dimensi lain ya ..." gumam Asahi sambil berpikir sejenak.
Dia memiliki niat untuk memanggil sesuatu, tetapi lingkaran yang digunakan tidak sempurna. Sebagian dari lingkaran tersebut rusak, sehingga dia harus memperbaikinya dengan mencarinya atau membuat lingkaran baru.
"Huh peduli amat ... aku pusing ..." ucap Asahi yang kemudian membaringkan badan nya.
Kemudian saat Asahi hampir memejamkan mata, dia mendengar ada orang yang memanggilnya. Kemudian dia membuka matanya dan melihat wajah yang tak asing di depan matanya sendiri. "Eh ...!? Guphienne sama ...!!" teriak Asahi yang langsung bangun saat Guphienne hadir di depan nya.
"Yahoo ... selamat pagi anak rajin ..." ucap Guphienne.
"Mohon maaf anda bertemu dengan ku dengan tubuh sementara ku ini ..." ucap Asahi gemetaran.
"Ahaha ara ara ..." Wanita itu melirik dengan senyuman genit, memamerkan pesona yang menggoda.
"Ke- kenapa wajah anda senyum seperti itu ... itu sedikit mengganggu ..." ucap Asahi.
Guphienne pun langsung seketika itu memeluk Asahi dengan erat. Asahi pun bisa merasakan kepalanya menempel dengan dadanya, "Kyaah kamu ini imut sekali ... kamu ku adopsi saja ya, boleh ya boleh kan ...?" ujar Guphienne sambil menggoyang goyangkan tubuhnya sambil memeluk Asahi.
"Tu- tunggu dulu Guphienne sama, aku jadi sesak ..." ucap Asahi yang mencoba lepas dari pelukan Guphienne.
"Ara, maafkan aku ... kamu terlalu imut soalnya ..." ucap Guphienne kemudian melepas Asahi dari pelukan nya.
"Huh huh ... ku pikir aku akan mati karena pelukan nya ..." ucap Asahi sambil terengah engah.
"Jahat betul .... aku juga punya sisi lemah lembut loh ..." ucap Guphienne.
Asahi pun menanyakan kenapa Guphienne datang ke tempat ini lagi. Karena dia juga mengingat kalau Guphienne akan datang lagi saat tubuh nya benar benar sempurna.
"Yah, aku datang hanya untuk mengatakan padamu ... kalau kerajaan manusia brirya baru saja menerima surat pernyataan perang terhadap negeri lain ..." ucap Guphienne.
"Apa ...? peperangan ...?!" kejut Asahi.
"Aku tahu kau pasti akan terkejut ... tapi aku yakin kau akan terkejut jika aku mengatakan ini ..." ucap Guphienne dengan serius.
Asahi menatap serius kearah mata Guphienne, dia menunggu apa yang akan dia katakan kepada Asahi. Akan tetapi Guphienne masih menjaili Asahi sekali lagi dengan menggodanya. "Ah tatapan itu curang anak muda ... aku cuma tante tante yang sudah tidak muda lagi ..." ucapnya dengan nada menggoda.
Asahi tidak memberikan respon, tapi dia memandangi Guphienne dengan pandangan datar. "Uh, itu lebih menyakitkan ..." ucap Guphienne.
"Kembali serius ... mereka adalah orang yang memuja sosok Raja Penyihir ... dan mereka menyebut nama Raja itu dengan sebutan ..." ucap Guphienne.
Asahi terkejut dengan sejadi jadinya, mata nya terbelalak karena terkejut mendengar perkataan yang telah di ucapkan Guphienne. Dia selama ini merasa kalau nama itu adalah nama yang membuatnya ingin membalaskan dendam. Pertemuan itu berakhir dengan Asahi menghantam batu yang ada di sampingnya hingga hancur.
"Kembali serius ... mereka adalah orang yang memuja sosok Raja Penyihir ... dan mereka menyebut nama Raja itu dengan sebutan ..." ucap Guphienne.Asahi terkejut dengan sejadi jadinya, mata nya terbelalak karena terkejut mendengar perkataan yang telah di ucapkan Guphienne. Dia selama ini merasa kalau nama itu adalah nama yang membuatnya ingin membalaskan dendam. Pertemuan itu berakhir dengan Asahi menghantam batu yang ada di sampingnya hingga hancur."Weismann"Dahulu Asahi memiliki ingatan yang begitu sangat tidak bisa dia lupakan sampai selamanya. Kebencian dan keinginan untuk balas dendam selalu membersamai Asahi dimanapun. Sampai sampai tubuhnya ini merupakan bagian dari kebencian yang Asahi miliki selama ini.Ingatan Asahi kembali pulih sedikit ketika nama 'Weismann' di sebutkan oleh Guphienne. Dahulu Asahi mengingat sebuah kota yang begitu modern, dimana gedung gedung tinggi menjulang ke langit. Tepatnya pada tahun 2067 di bulan Februari bertepatan dengan Valentine."Sialan ...!!
Iblis itu terdiam saat dia terlalu kegirangan sampai menari nari, kemudian dia berjalan kedepan Asahi dan berlutut. "Cukup bagi saya melayani anda, nama tidaklah spesial selain melayani Raja Iblis Agung ..." ucap Iblis itu."Tak punya nama ...? bagaimana kalau aku menamai mu ...?" ucap Asahi.Iblis itu wajahnya kemudian bersinar, dia gembira karena bisa di beri nama oleh Asahi, namun Asahi masih tidak mengerti situasinya."Kalau begitu ... namamu adalah Asmodeus ...! bagaimana ...?" ucap Asahi.Sontak Iblis itu tersenyum bahagia karena dia kini telah di beri nama oleh orang yang sangat ia hormati sebagai. Dia kemudian menerima nama dari Asahi dan energi sihir Asahi di serap sebagian dan Asmodeus mulai berevolusi. Karena penamaan itu, Magie Asahi terhidap sebesar 50 persen."Uwah, dia bakal jadi semengeikan apa ...?" gumam Asahi.Evolusi pun selesai, sekali lagi Asmodeus berlutut di depan Asahi dan memberikan kesetiaan nya. "Saya Asmodeus, saya akan setia kepada anda selamanya Maou sam
Asahi pun mendekat kearah Luna dan Leena, dia juga menanyakan darimana mereka tahu tempat Asahi. Dengan enteng Luna menjawab, "Kami mengikuti jejak magis yang kau tinggalkan ..." ucap Luna."Lalu apa yang kalian inginkan sampai mendatangi ku seperti ini ...?" ucap Asahi."Saat Ibu Luna mengatakan dia bersekongkol dengan ibli, ternyata benar ya ..." ucap Leena."Kami tidak ada maksud jahat kepada mu ..." ucap Luna.Asahi tambah ragu ragu dengan ucapan Luna. bagaimana tidak, Luna datang kemari tidak hanya dengan Leena saja, tapi mereka membawa pasukan sebanyak 100 orang. Bahkan mata Asmodeus melirik kesana kemari dengan sedikit waspada."Mao sama, seprtinya mereka tidak hanya berdua ..." ucap Asmodeus dalam telepati."Aku tak tahu apa maksudmu tapi beritahu aku kenapa kamu datang kemari ..." ucap Asahi.Luna pun mendekati Asahi dan memegang kedua tangan nya sambil memohon kepada Asahi, "Aku mohon, tetaplah mendukung negeri kami ..." ucap Luna."Apa maksudmu ...? bukan kah sedari awal me
Asahi di minta untuk memunculkan kembali kristal itu dan permintaan nya di terima oleh Asahi. Dia mengeluarkan kristal merah yang ada di dalam tubuhnya, dan kala itu warna nya sudah berubah menjadi lebih gelap."Warna nya berubah ..." ucap Guphienne.Kemudian Guphienne melihat akar sihir itu dari dekat, dia pun percaya dengan ucapan Asahi. Di dalam akar sihirnya terdapat sihir yang luar biasa besar, di dalam nya ada kekuatan milik Tsukuyomi sebagai Dewa Bulan."Benar benar ada kekuatan Tsukuyomi ..." ucap Guphienne."Oh iya ... aku punya sesuatu nih, pasti kau juga sudah mengetahuinya sih ..." ujar Guphienne.Kemudian dia mengeluarkan sebuah kotak dari penyimpanan dimensinya. Dan di bukalah kotak itu, betapa terkejutnya Asahi setelah melihat isinya. Dia terperanjak dan seketika mundur menjauh dari Guphienne."Orb ...!?" kejutnya."Benar, ini adalah Life Orb ... kekuatan orb itu seharusnya tidak di pegang oleh manusia ..." ucap Guphienne.Asahi mendekat kembali agar bisa melihat dengan
Mutasi manusia, sebelum ini memang pernah terjadi sebuah mutasi pada tubuh manusia dikarenakan terpapar radiasi sihir sangat tinggi. Dahulu pada Kalender Modern, tahun 1945 sebuah bom nuklir di jatuhkan ke kawasan Kekaisaran Jepang yang mengakibatkan banyak orang meninggal.Ada yang selamat namun mereka mengalami mutasi sihir yang mengakibatkan tubuh mereka rusak. Karena terlalu banyak menyerap energi sihir dan juga paparan radiasi, banyak manusia yang menjadi sosok aneh yang tidak bisa di sebut manusia. Diantara mereka ada yang telinganya memanjang lalu menjadi lincah. Ada juga yang tubuhnya menjadi seekor hewan seperti kucing atau serigala.Ada seorang yang tubuhnya mengecil dan kulitnya berwarna hijau, orang ini di sebut sebagai Goblin seperti yang ada di cerita fantasi menurut orang orang. Karena viral, Goblin ini memutuskan untuk pergi dan menetap di suatu tempat dimana dia tidak di ganggu dan di viralkan.Goblin ini walaupun sebelumnya adalah manusia yang bermutasi, dia juga butu
Saat setelah itu Asmodeus masih saja kepikiran makhluk apa yang membisikkan sesuatu di telinga majikan nya. Dan akhirnya hari pun hari sudah pagi kembali, dan hari ini saat nya bernegoisasi ke desa Orge di barat."Yosh kalian sudah siap ...?" ucap Asahi dengan semangat."Baik, semoga negoisasinya lancar ..." ucap Ubert.Mereka pun pergi kebarat untuk melakukan negosiasi kepada para Orge untuk memberi sedikit tempat untuk mereka tinggal. Tentu mereka akan bekerja di sana dengan sedikit upah, namun apakah mereka bisa diterima.?Setelah berjalan cukup lama hari pun semakin gelap, jarak dari Akiba sampai ke Desa Orge itu cukup jauh. Jika di perkirakan dari peta yang di gambarkan oleh Guphienne berjarak kurang lebih 125
Pada malam itu di adakan sebuah pesta meriah yang di tujukan untuk menyambut Asahi yang datang kembali ke desa. Namun sebelum itu tepat setelah pertarungan berakhir di siang hari mereka menghadap pemimpin besar desa Orge itu. Haru merupakan pemimpin mereka jadi sekalian perkenalan dengan keluarga nya yang telah di selamatkan dari bahaya beberapa tahun yang lalu."Yah tak ku sangka anda benar benar kembali ... tapi aku mendengar kalau sedang ada perundingan perang ..." ucap Haru."Itu benar ... tapi sebelum itu aku akan perkenalkan diriku ... nama ku Asahi Minobu, salam kenal semuanya ..." ucap Asahi sambil tersenyum."Ah benar juga perkenalan ... aku adalah Haru, dan ini istriku Mutsuki ... serta kedua putra putri kami yang juga adalah Kijin ..." ucap Haru, "dia Yamato dan Akane ..." lanjut haru, dan mereka berdua hanya membungkuk.Perbincangan itu berakhir pada waktu sore dan pesta siap di laksanakan. Setelah malam akhirnya pesta pun di mulai. Haru sebagai pemimpin desa naik ke panggu
Perbincangan tentang perang itu telah usai, kini desa Orge membahas kembali yang akan di lakukan kedepan nya setelah menerima Asahi. Asahi secara resmi di angkat menjadi pemimpin tertinggi yang di bawahi oleh Haru sebagai pemimpin desa. Semua Orge tidak ada yang tidak setuju dengan pernyataan ini, dengan ini Asahi telah menjadi pemimpin mereka tanpa ada yang keberatan. Luna menyelamati Asahi dengan memberikan serpihan spirit yang kemudian nampak serihan itu langsung menyerbu Asahi. Itu akan melindungi dan akan memberitahu Luna jika suatu saat Asahi dalam bahaya.“Terimakasih banyak Nona Luna ...” ucap Asahi.“Nampaknya para Lesser Spirit itu menyukaimu ... kalau begitu sampai nanti ...” ucap Luna yang kemudian dia pergi dengan teleportasi. Asahi pun kembali ke ruang rapat, di sana ternyata masih ada Haru yang sedang berbincang dengan istrinya. Asahi yang ingin masuk kemudian keluar lagi karena mereka sedang berduaan di dalam.“Haru dan Mutsuki, dasa
Asahi mengundang semuanya ke ruang tamu yang megah di dalam istana. Para tamu, termasuk Haruto dan bawahannya, dengan senang hati menerima tawaran baik Asahi dan mengikuti langkahnya ke dalam ruangan yang besar dan nyaman.Setelah semua orang duduk, suasana sedikit tenang namun penuh dengan rasa penasaran. Haruto, yang biasanya ceria, kali ini menunjukkan ekspresi serius. Bawahannya juga duduk dengan sopan, menunggu apa yang akan dibahas oleh sang Demon Lord yang telah mereka hormati dan takuti."Asahi," Haruto memulai, suaranya penuh kehati-hatian, "Kami semua di sini tahu bahwa kau baru saja menghadapi sesuatu yang luar biasa. Namun, kami juga tahu bahwa kau pasti sudah memikirkan apa yang akan kau lakukan selanjutnya."Asahi mengangguk pelan, menatap mereka satu per satu sebelum akhirnya berbicara. "Memang benar. Apa yang terjadi belum lama ini bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Vernie… dan segala yang berkaitan dengannya, telah mengacaukan banyak hal, termasuk wakt
Dengan satu gerakan, dia mengangkat tangan dan membanting suaka itu ke tanah dengan kekuatan yang menghancurkan, menciptakan gelombang kehancuran yang mengguncang Vurfield.Namun, Asahi belum selesai. Dia menggunakan sihirnya untuk memanipulasi daratan, membawa suaka itu ke kastilnya dan menjadikannya lantai utama dari istana Vurfield. Suaka yang dulunya penuh dengan kekuatan Vernie kini berada di bawah kendali Asahi sepenuhnya.Pedang yang telah menyatu dengan dirinya muncul kembali di tangan Asahi. Dengan satu tebasan ringan, dia menghancurkan hukum suaka tersebut, menciptakan hukum baru yang menyatakan bahwa suaka itu kini adalah sumber kehancurannya, dan akan selamanya menjadi bagian dari kastilnya."Ini belum berakhir, Vernie... aku akan membuatmu menyesal telah mempermainkan seorang Demon Lord," gumam Asahi, kekuatan barunya menyatu dengan ambisinya yang semakin besar.Asahi berdiri di hadapan tangga yang menjulang tinggi, langkahnya tenang namun dipenuhi dengan tujuan yang jela
Ketika kedua kekuatan tersebut bertemu di tengah, terjadi ledakan kolosal yang menyilaukan dan menggetarkan seluruh dimensi. Cahaya terang dan kegelapan saling bertabrakan, menciptakan gelombang energi yang menyapu bersih segala sesuatu di sekitarnya. Waktu seolah berhenti sejenak saat kekuatan-kekuatan tersebut beradu, menentukan siapa yang akan keluar sebagai pemenang. Setelah beberapa saat yang terasa seperti keabadian, ledakan tersebut perlahan mereda. Asap dan debu tebal menyelimuti medan pertarungan, membuat pandangan menjadi samar. Saat debu mulai mengendap, terlihatlah sosok Asahi berdiri tegak, meski dengan luka dan kelelahan yang jelas terlihat namun regenerasinya benar benar diatas batas normal. Di hadapannya, Vernie terjatuh berlutut, aura cahayanya memudar dan kekuatannya tampak terkuras habis."Asahi... bagaimana bisa...?" Vernie berbisik lemah, matanya kehilangan kilauannya. Asahi berjalan mendekati Vernie, men
Gak ada Prolog, jadi lanjut aja ...Kedepan akan menceritakan bagaimana keadaan dunia 500 tahun yang lalu. Sebagai Demon Lord, Asahi telah menjadi ancaman seluruh dunia. Bukan hanya satu dunia, ribuan semesta yang ada telah menganggap dirinya adalah sebuah kehancuran abadi.Flashback sedikit,Tanpa peringatan, Vernie mengangkat tangannya, dan dari langit yang gelap, muncul kilatan petir yang menyambar ke arah Asahi. Petir itu bukan petir biasa—setiap kilatan membawa energi pemusnahan yang bisa meluluhlantakkan apa saja. Namun, Asahi dengan sigap melompat ke udara, menghindari petir tersebut dengan kecepatan yang tidak mungkin ditangkap mata manusia. Vernie, tidak terkejut, langsung meluncurkan serangan kedua. Dengan satu gerakan tangan, tanah di bawah kaki Asahi terbelah, dan dari dalamnya muncul makhluk-makhluk kegelapan yang berwujud kabut, mencoba merangsek ke arah Asahi. Makhluk-makhluk ini tidak memiliki bentuk pasti, tetapi setiap sentuhan mereka bisa menguras energi
Lima ratus tahun yang lalu, sebelum dunia sepenuhnya memahami ancaman yang dibawa oleh satu sosok yang sangat berbahaya dan keji, sudah ada upaya dari para dewa untuk menghentikan kebangkitannya. Sosok ini, yang kelak dikenal sebagai salah satu ancaman terbesar dalam sejarah, telah menunjukkan tanda-tanda kegelapan yang tidak bisa diabaikan. Para dewa, yang melihat bahaya besar yang akan datang, mencoba segala cara untuk menghentikannya. Mereka menggunakan kekuatan mereka yang paling besar, mengerahkan segala usaha untuk membunuh sosok tersebut. Namun, meskipun berkali-kali dicoba, upaya mereka selalu gagal. Seolah-olah hukum alam, atau mungkin takdir itu sendiri, menolak kematian sosok itu. Meskipun kekuatan para dewa mampu menghancurkan gunung dan membelah laut, mereka tidak bisa menembus perlindungan yang tampaknya diberikan oleh hukum yang tidak tertulis. Bahkan para dewa, yang biasanya tidak terbatas oleh aturan dunia fana, menemukan diri merek
Lima ratus tahun yang lalu, saat dunia masih belum sepenuhnya berada dalam cengkeraman kegelapan. Asahi, Demon Lord yang perkasa, berdiri di puncak kekuasaannya. Namun, di balik wajah dingin dan hati yang mulai dipenuhi kebencian, dia masih menyimpan jejak kemanusiaan. Meskipun sudah lama meninggalkan kehidupan lamanya, ada sesuatu yang mengganggu hatinya—sesuatu yang dia sendiri tak bisa jelaskan. Suatu malam, di tengah kesunyian istananya, Asahi merasakan kehadiran yang tidak biasa. Udara di sekitarnya tiba-tiba menjadi dingin, dan bayangan gelap muncul tanpa peringatan. Asahi, yang tidak pernah takut pada apapun, merasakan dorongan untuk berbalik dan melihat siapa yang berani mengganggu kedamaiannya. Di balik bayangan, sesosok hitam yang misterius muncul, berdiri dengan anggun namun memancarkan aura mengancam. Sosok ini tidak seperti apa pun yang pernah dilihat Asahi sebelumnya. Tubuhnya berkilauan dengan energi gelap yang tidak bisa dijelaskan,
Peperangan kembali berkobar dengan dahsyat. Pasukan Demon Lord, yang dipimpin oleh para jenderal terkuat, maju dengan kekuatan besar, penuh dengan kebencian dan dendam yang telah mendidih sejak kekalahan sebelumnya. Mereka tidak lagi menahan diri, setiap serangan ditujukan untuk menghancurkan segala sesuatu di hadapan mereka. Tujuan mereka jelas—merebut kembali Chloe dari tangan manusia dan memulihkan harga diri yang telah tercabik-cabik. Di garis depan, barisan iblis dan monster berderap maju, memaksa para ksatria suci dari Brirya dan sekutu-sekutunya untuk bertahan mati-matian. Serangan demi serangan dari pasukan iblis menghujani pertahanan Brirya, membuat tanah bergetar dan langit menjadi merah dengan percikan darah. Mereka datang dari segala arah, mengepung dan menyudutkan kota Brirya seperti ombak yang tak henti-hentinya menghantam karang. Di tengah kekacauan itu, Rei berdiri teguh di antara para ksatria lainnya, mengayunkan Excalibur dengan ke
Setelah perang usai, suasana di Brirya dipenuhi dengan sorak-sorai kegembiraan. Para ksatria dan rakyat bersuka cita menyambut para pahlawan yang berhasil memukul mundur pasukan Iblis. Jalanan kota dipenuhi dengan tawa dan keceriaan, seolah beban perang yang berat telah terangkat sepenuhnya. Meja-meja panjang penuh dengan makanan dan minuman, dan semua orang tampak bersenang-senang, bergurau dan bercanda satu sama lain. Di salah satu sudut, Rei, Chloe, dan Luna duduk bersama di meja yang dikelilingi oleh para ksatria. Mereka ikut makan, menikmati momen damai yang langka. Namun, di tengah keceriaan itu, ada keheningan yang tak terucap di antara mereka, terutama di wajah Luna yang terlihat termenung. Saat semua orang mulai berdiri untuk menari mengikuti musik yang dimainkan oleh para musisi, Luna hanya bisa melihat mereka dengan tatapan kosong. Ia tidak ikut menari, hanya duduk dan memandangi sekelilingnya.“Damai sekali…” ucap Luna pelan, nyaris sepe
Dalam senja yang merona di atas medan pertempuran, dua kekuatan dahsyat berhadapan, menggetarkan tanah dan langit. Di satu sisi, pasukan Iblis yang dipimpin oleh tiga Demon Lords: Chloe, Sang Fallen Hero yang pernah menjadi pahlawan umat manusia sebelum terjatuh ke dalam kegelapan; Azusa, Sang Queen Arachne yang memerintah dengan kecerdikan dan kekejaman; dan Auriel, Sang Arachne Origin, sumber dari segala kutukan dan kekuatan Arachne yang telah menanamkan teror di hati musuh-musuhnya. Di sisi lain, pasukan gabungan dari empat kerajaan berkumpul, terdiri dari para ksatria suci dan ahli sihir terhebat. Holy Kingdom Brirya dipimpin oleh Rei, Luna, dan Kashaa, tiga ksatria yang dikenal sebagai pilar kekuatan dan kebijaksanaan. Holy Kingdom Aschyam membawa Arthur, ksatria dengan pedang suci yang memancarkan cahaya keadilan. Dari Magical Kingdom of Tamenia datanglah Putri Tania, ahli sihir yang dikatakan mampu mengendalikan elemen dengan kedipan mata. Ki