Iblis itu terdiam saat dia terlalu kegirangan sampai menari nari, kemudian dia berjalan kedepan Asahi dan berlutut. "Cukup bagi saya melayani anda, nama tidaklah spesial selain melayani Raja Iblis Agung ..." ucap Iblis itu.
"Tak punya nama ...? bagaimana kalau aku menamai mu ...?" ucap Asahi.
Iblis itu wajahnya kemudian bersinar, dia gembira karena bisa di beri nama oleh Asahi, namun Asahi masih tidak mengerti situasinya.
"Kalau begitu ... namamu adalah Asmodeus ...! bagaimana ...?" ucap Asahi.
Sontak Iblis itu tersenyum bahagia karena dia kini telah di beri nama oleh orang yang sangat ia hormati sebagai. Dia kemudian menerima nama dari Asahi dan energi sihir Asahi di serap sebagian dan Asmodeus mulai berevolusi. Karena penamaan itu, Magie Asahi terhidap sebesar 50 persen.
"Uwah, dia bakal jadi semengeikan apa ...?" gumam Asahi.
Evolusi pun selesai, sekali lagi Asmodeus berlutut di depan Asahi dan memberikan kesetiaan nya. "Saya Asmodeus, saya akan setia kepada anda selamanya Maou sama ..." ucap Asmodeus. Asahi pun tersenyum kearahnya, kemudian dia menanyakan kepada Asmodeus apakah dia bisa mencari tahu informasi tentang tentara Weismann.
"Saya bisa memanggil rekan saya untuk itu ..." ujar Asmodeus.
"Ohh bisa ya ...? kalau begitu tolong ya ..." ucap Asahi.
Asmodeus pun mengangguk dan mulai memanggil rekan iblisnya. Setelah itu seorang butler dengan pakaian khas nya muncul. Dia memiliki rambut berwarna putih serta wajahnya yang masih sangat muda.
"Selamat datang ke dunia baru ..." ucap Asmodeus pada butler itu.
"Saya telah datang memenuhi panggilan anda ... apa yang membuat anda memanggil saya ...?" ucap butler itu.
"Beliau ... Sang Raja Iblis baru ..." ucap Asmodeus sambil menunjuk kearah Asahi yang sedang duduk dengan kaki di tekuk di atas.
Butler itu nampak meragukan Asahi, dia sempat menatap wajahnya dan saling berkontak mata cukup lama. "Anu ... dia ini Raja Iblis ...?" ucap butler itu yang ragu ragu. Kemudian dengan emosi tinggi, Asmodeus ingin menampar butler itu namun di tahan oleh Asahi dengan kecepatan tinggi.
"Ah ...?!" kejut Asmodeus.
"Hentikan pertengkaran kalian ... aku tak menganggap diriku Raja Iblis ... tapi daritadi Asmodeus memanggilku bergitu ... yasudah aku tidak protes ..." ucap Asahi.
"Hmph, sihir mu terlalu lemah untuk di sebut Raja Iblis, bocah ..." ucap butler itu.
Asmodeus nampak marah, dia tidak menghajar butler itu namun hanya menatapnya dengan tatapan amarah. "Hei segera tarik kembali ucapan mu ...." ucap geram Asmodeus.
"Diamlah ...!! Kalian sangat berisik ...!!" teriak Asahi yang kesal dengan mereka.
Kemudian setelah Asahi membentak mereka muncul kristal sihir di depan lingkaran sihir di dada Asahi. Kristal itu berputar dan membentuk pola lingkaran yang sangat indah, seketika butler itu tercengang karena terkejut di campur takut dan waswas. Tubuhnya gemetaran saat melihat rangkaian kristal sihir yang memusat di dada Asahi.
"I- itu ...?!" ucap butler itu gemetaran.
"Maaf Maou sama, kami malah memperlihatkan sisi memalukan ini kepada anda ..." ucap Asmodeus.
Seketika itu, butler tersebut langsung berlutut hingga kepalanya di tempel di tanah seraya meminta maaf atas ketidaksopanan nya. Dia juga meminta kalau tidak dimaafkan lebih baik kepalanya di penggal. Asahi pun duduk kembali dan memaafkan butler itu dan dia memerintahkan butler itu untuk mencari informasi tentang tentara Weismann.
Butler itu menunduk dan menerima permintaan itu, tapi sebelum itu dia memohon untuk membuat kontrak dengan Asahi.
"Betapa bodoh ... kau barusaja meremehkan Mao sama, sekarang kau ingin meminta kontrak ... sadarilah posisi mu dan selesaikan tugas mu terlebih dahulu ...!!" bentak Asmodeus.
"Baik ..." ucap butler itu.
Kemudian butler itu mencari informasi tentang tentara weisman, dan Asahi menuju ke Brirya sendirian untuk mengatakan jika dia mendukung seratus persen tentara Brirya dan akan membantunya. Raja Gustav senang jika orang yang di akui oleh Luna ingin membantu, Gustav bahkan memberikan dia posisi untuk memimpin pasukan.
Asahi menerima itu dan mulai menandatangani pada surat perjanjian yang telah di siapkan oleh Gustav. Luna pun mendatangi Asahi dan membisikkan sesuatu kepadanya, lalu Asahi dan Luna mencari tempat untuk berbincang. Pada awalnya dia mengatakan kalau hawa sekitar Asahi sedikit berbeda dibanding kemarin.
"Ya, aku sudah membuat kontrak dengan makhluk kuat ..." ucap Asahi.
"Apa itu ...? Great Spirit ...?" tanya Luna yang penasaran.
"Ahaha tidak sekuat itu kok ... hanya Iblis saja, tapi tenang dia tidak akan bertindak sebelum aku memerintahkan ..." ucap Asahi.
"Aku sempat terkejut loh, tapi syukurlah kalau begitu ..." ujar Luna sambil menghela nafas.
Asahi pun sedikit menyinggung tentang peperangan yang akan terjadi. Luna pun menjawab seadanya, kalau perang ini bukan perang jangka pendek. Brirya memiliki penduduk hampir 5 juta lebih, jika Weismann berhasil merenggut angka itu maka malapetaka akan terjadi.
"Memang benar, kerajaan ini lebih mirp sebuah benua besarnya ..." ucap Asahi.
"Ya, itu karena banyak dari Ras Manusia yang menyeleweng dan lebih memilih untuk menjauh dari Divine Human ..." ujar Luna.
Asahi pun sedikit sedih karena manusia hanya mementingkan ego diri mereka sendiri saja. Kemudian Asahi meminta tolong Luna untuk memberitahu dan mengajarkan sihir sihir Spirit kepada nya. Luna awalnya sedikit ragu, tapi dia menyetujuinya dan memberikan sebuah gulungan yang cukup tebal, yang mana ia keluarkan dari sihir storage nya.
"Pertama ... pelajari isi gulungan itu ..." ujar Luna.
"Yosh, tolong di analisa ..." ["Analisa selesai ... gulungan ini berisi tentang sihir sihir spirit tingkat dasar, mulai dari sihir elemental dasar sampai menengah ..."]
"Kamu boleh mencoba nya jika sudah memahami salah satu dari gulungan itu ..." ucap Luna.
Asahi sedikit mengubah aliran nya agar bisa ia buat menjadi sihir pribadinya. Pertama dia ingin membuat sihir api tingkat bawah, dia mengimajinasikan sebuah api lalu mengkombinasikan dengan apa yang ada di gulungan ini.
"Feaugru ..." ucap Asahi, lalu dari tangan nya muncul api berwarna merah kehitaman yang cukup membuat angin hangat di sekitar Luna.
"Apa itu ...? kau mengkombinasikan dengan sihir pribadi ...?" ucap Luna
"Yak yaah..." ucap Asahi sambil garuk garuk kepala.
Kemudian datang dua tentara menghampiri Luna untuk memberikan informasi tentang keadaan musuh.
"Luna sama, maaf mengganggu ... kami mendapatkan informasi terbaru dari seorang informan ..." ucap tentara itu.
"Katakan ..." ucap Luna.
"Baik ..."
Menurut informan yang mereka sebut itu, para tentara penyihir sudah mengirimkan utusan untuk merundingkan kembali sesuatu. Mereka ingin merundingkan apa masih belum tahu, bahkan Luna tidak tahu hal itu. Kemungkinan mereka ingin merundingkan untuk menetap di kerajaan Brirya dan menguasai Manusia yang ada.
"Harusnya butler itu juga sudah mendapatkan informasi ..." gumam Asahi.
"Anu Luna sama, saya ingin kembali ke tempat saya ... terimakasih telah mengajarkan banyak hal ..." ucap Asahi menunduk di depan Luna.
Kemudian Luna mengangguk dan menteleportasiikan Asahi agar tidak ada yang mengikutinya sampai ke kediaman nya. Lalu sesampainya Asahi di gedung itu, dia di sambut oleh Asmodeus dan butler itu. Ternyata benar firasat nya Asahi kalau butler itu sudah mendapatkan informasi.
"Katakan apa yang kamu dapat ..." ucap Asahi.
"Baik ...."
Menurut butler itu sama hal nya dengan tentara barusan, tapi dia mengatakan kalau ada sosok aneh yang mana butler itu sendiri tidak mengetahui sosok apa itu. Lalu dikarenakan dilarang untuk mencari keributan, maka butler itu kembali dan membawakan informasi seadanya kepada Asahi.
"Itu sudah cukup ... kalau begitu akan ku beri nama sebagai hadiah ..." ucap Asahi.
"Itu sebuah kehormatan bagi saya, Maou sama ..." ucap butler itu berlutut.
Kemudian Asahi menamai butler itu dengan nama 'Ubert' dan dia pun mulai berevolusi. Seperti biasa Magie Asahi di serap, namun kini hanya 40 persen yang di serap, berbeda dengan saat memanggil Asmodeus.
"Saya adalah Ubert, siap melindungi anda dan melayani anda hingga akhir hayat saya ..." ucap Ubert dengan tekad.
"Ngomong ngomong, anda kembali sangat cepat ... apakah ada sesuatu disana ...?" tanya Asmodeus.
Asahi kemudian mengeluarkan gulungan yang di berikan oleh Luna. Di dalam sini terdapat banyak sekali sihir sihir spirit dan Asahi ingin memodifikasinya. Kedua iblis itu terkagum dengan Asahi, mereka pun bersemangat mempelajari apa yang akan di buat oleh Asahi suatu hari nanti.
"Asahi sama, sihir apa yang ingin anda buat ..?" ucap Asmodeus.
"Hmm tidak banyak, sebenarnya aku akan membuat beberapa sihir dari elemen api ..." ujarnya.
"Apakah ada kendala ...?" tanya Ubert.
"Haah tidak juga ..." ujar Asahi.
Asahi diam sejenak dan kemudian dia menutup matanya sambil menghela nafas. Asmodeus langsung menanyakan kepada Asahi, "Anu apa ada masalah ...?" ucap Asmodeus.
"Tidak, bukan itu ... aku jadi kepikiran sesuatu ..." ucap Asahi.
"Oh syukurlah jika bukan masalah ... jika ada yang menentang anda, Saya Asmodeus bersedia untuk menghabisi orang itu ...!!" ucapnya.
"Yah yaa ..." ucap Asahi.
Asahi pun berjalan masuk ke gedung terbengkalai itu, dia akan segera memulai ekspreimen pembuatan sihirnya. Dia meminta Asmodeus untuk menemaninya di dalam dan Ubert berjaga di luar. Dia takut kalau terjadi hal yang tidak dia inginkan, seperti penyusup yang dikirim seseorang.
Kemudian Asahi memfokuskan dirinya untuk menciotakan sihir baru dengan elemen api. Kemudian kristal sihir merah itu muncul dari dada Asahi dan bersinar terang, Asmodeus kegirangan ketika kristal itu bersinar.
"Ah warna yang indah ... sungguh luar biasa Mao sama ...!!" ucap Asmodeus.
Asahi masih fokus untuk membuat sihir itu, dari tangan nya muncul kobaran api kecil. Lalu kobaran itu menyebar ke seluruh tangan nya, dan apinya mulai sedikit menghitam di beberapa tempat.
"Fotia ... Zesti ... Ardente ..." setelah mantra itu di ucap Asahi, api di tangan nya menjadi berwarna merah dan sedikit merah gelap.
Temperaturnya seketika berubah, Asmodeus mulai merasa kepanasan, sampai sampai batu di depan Asahi mulai mengeluarkan asap. Kemudian Asahi berkeliling dan melihat sebuah besi yang masih sedikit bagus. Dia pun memegang besi itu dan seketika langsung meleleh saat tersentuh Asahi.
"Hebat sekali ... tidak salah aku memilih Tuan ..." gumam Asmodeus.
Setelah Asmodeus cukup kepanasan, api itu di padamkan Asahi. Lalu Asmodeus bertepuk tangan atas pencapaian baru tuannya.
"Hebat sekali Mao sama ..." ucap Asmodeus sambil tepuk tangan.
"Tidak sehebat itu ..." ucap Asahi sambil melihat telapak tangan nya yang melepuh.
Asmodeus kaget dan langsung merapal sihir penyembuh untuk tangan Asahi yang melepuh. "Anda tidak apa apa ...?" ucap Asmodeus.
"Mau dilihat bagaimana pun, ini kenapa kenapa ... tapi tak masalah, aku bisa menangani nya sendiri ..." ucap Asahi.
Asahi pun menamai sihir itu dengan sebutan 'Koonen', dia kepkiran aja namanya saat itu. Dia juga menamai sihir yang di buat pertama kali itu dengan 'Feaugru' yang merupakan sihir terlemah dari elemen api yang ia buat. Kemudian Ubert datang dengan tergesa gesa menuju Asahi dan Asmodeus.
"Maou sama, gawat ...!!" ucap Ubert yang kepanikan.
"Ada apa ...?" ucap Asmodeus.
"Mother of Great Spirit Luna, dan Great Spirit of Fire Leena datang kemari ..." ucapnya.
Asahi pun langsung menoleh dan menatap dengan wajah terkejut, dia tak menyangka siapa yang datang di saat seperti ini. Dan siapa yang memberi informasi tentang lokasi persembunyian nya Asahi.
Asahi pun mendekat kearah Luna dan Leena, dia juga menanyakan darimana mereka tahu tempat Asahi. Dengan enteng Luna menjawab, "Kami mengikuti jejak magis yang kau tinggalkan ..." ucap Luna."Lalu apa yang kalian inginkan sampai mendatangi ku seperti ini ...?" ucap Asahi."Saat Ibu Luna mengatakan dia bersekongkol dengan ibli, ternyata benar ya ..." ucap Leena."Kami tidak ada maksud jahat kepada mu ..." ucap Luna.Asahi tambah ragu ragu dengan ucapan Luna. bagaimana tidak, Luna datang kemari tidak hanya dengan Leena saja, tapi mereka membawa pasukan sebanyak 100 orang. Bahkan mata Asmodeus melirik kesana kemari dengan sedikit waspada."Mao sama, seprtinya mereka tidak hanya berdua ..." ucap Asmodeus dalam telepati."Aku tak tahu apa maksudmu tapi beritahu aku kenapa kamu datang kemari ..." ucap Asahi.Luna pun mendekati Asahi dan memegang kedua tangan nya sambil memohon kepada Asahi, "Aku mohon, tetaplah mendukung negeri kami ..." ucap Luna."Apa maksudmu ...? bukan kah sedari awal me
Asahi di minta untuk memunculkan kembali kristal itu dan permintaan nya di terima oleh Asahi. Dia mengeluarkan kristal merah yang ada di dalam tubuhnya, dan kala itu warna nya sudah berubah menjadi lebih gelap."Warna nya berubah ..." ucap Guphienne.Kemudian Guphienne melihat akar sihir itu dari dekat, dia pun percaya dengan ucapan Asahi. Di dalam akar sihirnya terdapat sihir yang luar biasa besar, di dalam nya ada kekuatan milik Tsukuyomi sebagai Dewa Bulan."Benar benar ada kekuatan Tsukuyomi ..." ucap Guphienne."Oh iya ... aku punya sesuatu nih, pasti kau juga sudah mengetahuinya sih ..." ujar Guphienne.Kemudian dia mengeluarkan sebuah kotak dari penyimpanan dimensinya. Dan di bukalah kotak itu, betapa terkejutnya Asahi setelah melihat isinya. Dia terperanjak dan seketika mundur menjauh dari Guphienne."Orb ...!?" kejutnya."Benar, ini adalah Life Orb ... kekuatan orb itu seharusnya tidak di pegang oleh manusia ..." ucap Guphienne.Asahi mendekat kembali agar bisa melihat dengan
Mutasi manusia, sebelum ini memang pernah terjadi sebuah mutasi pada tubuh manusia dikarenakan terpapar radiasi sihir sangat tinggi. Dahulu pada Kalender Modern, tahun 1945 sebuah bom nuklir di jatuhkan ke kawasan Kekaisaran Jepang yang mengakibatkan banyak orang meninggal.Ada yang selamat namun mereka mengalami mutasi sihir yang mengakibatkan tubuh mereka rusak. Karena terlalu banyak menyerap energi sihir dan juga paparan radiasi, banyak manusia yang menjadi sosok aneh yang tidak bisa di sebut manusia. Diantara mereka ada yang telinganya memanjang lalu menjadi lincah. Ada juga yang tubuhnya menjadi seekor hewan seperti kucing atau serigala.Ada seorang yang tubuhnya mengecil dan kulitnya berwarna hijau, orang ini di sebut sebagai Goblin seperti yang ada di cerita fantasi menurut orang orang. Karena viral, Goblin ini memutuskan untuk pergi dan menetap di suatu tempat dimana dia tidak di ganggu dan di viralkan.Goblin ini walaupun sebelumnya adalah manusia yang bermutasi, dia juga butu
Saat setelah itu Asmodeus masih saja kepikiran makhluk apa yang membisikkan sesuatu di telinga majikan nya. Dan akhirnya hari pun hari sudah pagi kembali, dan hari ini saat nya bernegoisasi ke desa Orge di barat."Yosh kalian sudah siap ...?" ucap Asahi dengan semangat."Baik, semoga negoisasinya lancar ..." ucap Ubert.Mereka pun pergi kebarat untuk melakukan negosiasi kepada para Orge untuk memberi sedikit tempat untuk mereka tinggal. Tentu mereka akan bekerja di sana dengan sedikit upah, namun apakah mereka bisa diterima.?Setelah berjalan cukup lama hari pun semakin gelap, jarak dari Akiba sampai ke Desa Orge itu cukup jauh. Jika di perkirakan dari peta yang di gambarkan oleh Guphienne berjarak kurang lebih 125
Pada malam itu di adakan sebuah pesta meriah yang di tujukan untuk menyambut Asahi yang datang kembali ke desa. Namun sebelum itu tepat setelah pertarungan berakhir di siang hari mereka menghadap pemimpin besar desa Orge itu. Haru merupakan pemimpin mereka jadi sekalian perkenalan dengan keluarga nya yang telah di selamatkan dari bahaya beberapa tahun yang lalu."Yah tak ku sangka anda benar benar kembali ... tapi aku mendengar kalau sedang ada perundingan perang ..." ucap Haru."Itu benar ... tapi sebelum itu aku akan perkenalkan diriku ... nama ku Asahi Minobu, salam kenal semuanya ..." ucap Asahi sambil tersenyum."Ah benar juga perkenalan ... aku adalah Haru, dan ini istriku Mutsuki ... serta kedua putra putri kami yang juga adalah Kijin ..." ucap Haru, "dia Yamato dan Akane ..." lanjut haru, dan mereka berdua hanya membungkuk.Perbincangan itu berakhir pada waktu sore dan pesta siap di laksanakan. Setelah malam akhirnya pesta pun di mulai. Haru sebagai pemimpin desa naik ke panggu
Perbincangan tentang perang itu telah usai, kini desa Orge membahas kembali yang akan di lakukan kedepan nya setelah menerima Asahi. Asahi secara resmi di angkat menjadi pemimpin tertinggi yang di bawahi oleh Haru sebagai pemimpin desa. Semua Orge tidak ada yang tidak setuju dengan pernyataan ini, dengan ini Asahi telah menjadi pemimpin mereka tanpa ada yang keberatan. Luna menyelamati Asahi dengan memberikan serpihan spirit yang kemudian nampak serihan itu langsung menyerbu Asahi. Itu akan melindungi dan akan memberitahu Luna jika suatu saat Asahi dalam bahaya.“Terimakasih banyak Nona Luna ...” ucap Asahi.“Nampaknya para Lesser Spirit itu menyukaimu ... kalau begitu sampai nanti ...” ucap Luna yang kemudian dia pergi dengan teleportasi. Asahi pun kembali ke ruang rapat, di sana ternyata masih ada Haru yang sedang berbincang dengan istrinya. Asahi yang ingin masuk kemudian keluar lagi karena mereka sedang berduaan di dalam.“Haru dan Mutsuki, dasa
Di dalam hutan yang rindang dan penuh hawa mencekam, Asahi beserta Asmodeus sedang menyelidiki apa yang ada di hutan. Mereka ingin mengetahuinya terlebih dahulu sebelum tentara Weismann menemukannya. Pada saat itu, Asahi diberitahu kalau ada sesuatu yang aneh. Hal aneh itu adalah sebuah area hangus pada hutan. Hal ini bukan disebabkan oleh manusia atau Ogre, namun kemungkinan besar Mysterious X-lah yang melakukannya.Nama ini diberikan untuk menandai makhluk asing itu, bukan untuk memberikan nama pasti untuk makhluk ini.Asahi berjongkok, meraba tanah yang hangus dengan ujung jarinya. "Ini... ini terasa aneh, Asmodeus. Panasnya masih terasa, tapi tidak ada jejak api. Apa pun yang melakukan ini, ia memiliki kekuatan yang luar biasa."Asmodeus menatap sekeliling dengan mata yang tajam, telinga bergerak-gerak, mencari suara yang mencurigakan. "Kita harus berhati-hati. Mysterious X bisa saja masih di sekitar sini. Aku tidak suka ini, Asahi. Rasanya seperti kita sedang diawasi."Tiba-tiba,
Setelah wanita itu melompat dan menyerang mereka dari udara, Asahi tersenyum kecil tanpa disadari oleh Asmodeus. Ia merasa senang melihat keberanian wanita tersebut. Sementara itu, Asmodeus tetap fokus pada pertempuran, tidak menyadari perubahan ekspresi di wajah Asahi. Mereka berdua harus bersiap menghadapi serangan berikutnya yang mungkin datang kapan saja.Tiba tiba cahaya putih terpancar dari Asahi kerika wanita itu menerjang mereka dari udara. Seketika wanita itu terkejut karena kilatan cahaya yang tercemar itu, tubuhnya terasa terbakar saat cahaya itu menyentuh tubuhnya.“A- apa ini ...!?” kejut Asmodeus. Dengan wajah sedikit angkuh, Asahi tertawa kecil. Tiba-tiba, dia merentangkan tangannya ke depan dan menembakkan api kegelapan.“Narakuen Bullet ...!!” teriaknya.ZAP! ZAP! ZAP! BLAR! BLAR! BLAR!Serangan itu melesat cepat, membuat wanita itu terkejut dan kewalahan menghadapi kekuatannya. Asahi semakin puas dengan keahliannya yang luar biasa. Wanita itu terpental ja
Asahi mengundang semuanya ke ruang tamu yang megah di dalam istana. Para tamu, termasuk Haruto dan bawahannya, dengan senang hati menerima tawaran baik Asahi dan mengikuti langkahnya ke dalam ruangan yang besar dan nyaman. Setelah semua orang duduk, suasana sedikit tenang namun penuh dengan rasa penasaran. Haruto, yang biasanya ceria, kali ini menunjukkan ekspresi serius. Bawahannya juga duduk dengan sopan, menunggu apa yang akan dibahas oleh sang Demon Lord yang telah mereka hormati dan takuti. "Asahi," Haruto memulai, suaranya penuh kehati-hatian, "Kami semua di sini tahu bahwa kau baru saja menghadapi sesuatu yang luar biasa. Namun, kami juga tahu bahwa kau pasti sudah memikirkan apa yang akan kau lakukan selanjutnya." Asahi mengangguk pelan, menatap mereka satu per satu sebelum akhirnya berbicara. "Memang benar. Apa yang terjadi belum lama ini bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Vernie… dan segala yang berkaitan dengannya, telah mengacaukan banyak hal, termasuk waktu itu send
Dengan satu gerakan, dia mengangkat tangan dan membanting suaka itu ke tanah dengan kekuatan yang menghancurkan, menciptakan gelombang kehancuran yang mengguncang Vurfield.Namun, Asahi belum selesai. Dia menggunakan sihirnya untuk memanipulasi daratan, membawa suaka itu ke kastilnya dan menjadikannya lantai utama dari istana Vurfield. Suaka yang dulunya penuh dengan kekuatan Vernie kini berada di bawah kendali Asahi sepenuhnya.Pedang yang telah menyatu dengan dirinya muncul kembali di tangan Asahi. Dengan satu tebasan ringan, dia menghancurkan hukum suaka tersebut, menciptakan hukum baru yang menyatakan bahwa suaka itu kini adalah sumber kehancurannya, dan akan selamanya menjadi bagian dari kastilnya."Ini belum berakhir, Vernie... aku akan membuatmu menyesal telah mempermainkan seorang Demon Lord," gumam Asahi, kekuatan barunya menyatu dengan ambisinya yang semakin besar.Asahi berdiri di hadapan tangga yang menjulang tinggi, langkahnya tenang namun dipenuhi dengan tujuan yang jela
Ketika kedua kekuatan tersebut bertemu di tengah, terjadi ledakan kolosal yang menyilaukan dan menggetarkan seluruh dimensi. Cahaya terang dan kegelapan saling bertabrakan, menciptakan gelombang energi yang menyapu bersih segala sesuatu di sekitarnya. Waktu seolah berhenti sejenak saat kekuatan-kekuatan tersebut beradu, menentukan siapa yang akan keluar sebagai pemenang. Setelah beberapa saat yang terasa seperti keabadian, ledakan tersebut perlahan mereda. Asap dan debu tebal menyelimuti medan pertarungan, membuat pandangan menjadi samar. Saat debu mulai mengendap, terlihatlah sosok Asahi berdiri tegak, meski dengan luka dan kelelahan yang jelas terlihat namun regenerasinya benar benar diatas batas normal. Di hadapannya, Vernie terjatuh berlutut, aura cahayanya memudar dan kekuatannya tampak terkuras habis."Asahi... bagaimana bisa...?" Vernie berbisik lemah, matanya kehilangan kilauannya. Asahi berjalan mendekati Vernie, men
Gak ada Prolog, jadi lanjut aja ...Kedepan akan menceritakan bagaimana keadaan dunia 500 tahun yang lalu. Sebagai Demon Lord, Asahi telah menjadi ancaman seluruh dunia. Bukan hanya satu dunia, ribuan semesta yang ada telah menganggap dirinya adalah sebuah kehancuran abadi.Flashback sedikit,Tanpa peringatan, Vernie mengangkat tangannya, dan dari langit yang gelap, muncul kilatan petir yang menyambar ke arah Asahi. Petir itu bukan petir biasa—setiap kilatan membawa energi pemusnahan yang bisa meluluhlantakkan apa saja. Namun, Asahi dengan sigap melompat ke udara, menghindari petir tersebut dengan kecepatan yang tidak mungkin ditangkap mata manusia. Vernie, tidak terkejut, langsung meluncurkan serangan kedua. Dengan satu gerakan tangan, tanah di bawah kaki Asahi terbelah, dan dari dalamnya muncul makhluk-makhluk kegelapan yang berwujud kabut, mencoba merangsek ke arah Asahi. Makhluk-makhluk ini tidak memiliki bentuk pasti, tetapi setiap sentuhan mereka bisa menguras energi
Lima ratus tahun yang lalu, sebelum dunia sepenuhnya memahami ancaman yang dibawa oleh satu sosok yang sangat berbahaya dan keji, sudah ada upaya dari para dewa untuk menghentikan kebangkitannya. Sosok ini, yang kelak dikenal sebagai salah satu ancaman terbesar dalam sejarah, telah menunjukkan tanda-tanda kegelapan yang tidak bisa diabaikan. Para dewa, yang melihat bahaya besar yang akan datang, mencoba segala cara untuk menghentikannya. Mereka menggunakan kekuatan mereka yang paling besar, mengerahkan segala usaha untuk membunuh sosok tersebut. Namun, meskipun berkali-kali dicoba, upaya mereka selalu gagal. Seolah-olah hukum alam, atau mungkin takdir itu sendiri, menolak kematian sosok itu. Meskipun kekuatan para dewa mampu menghancurkan gunung dan membelah laut, mereka tidak bisa menembus perlindungan yang tampaknya diberikan oleh hukum yang tidak tertulis. Bahkan para dewa, yang biasanya tidak terbatas oleh aturan dunia fana, menemukan diri merek
Lima ratus tahun yang lalu, saat dunia masih belum sepenuhnya berada dalam cengkeraman kegelapan. Asahi, Demon Lord yang perkasa, berdiri di puncak kekuasaannya. Namun, di balik wajah dingin dan hati yang mulai dipenuhi kebencian, dia masih menyimpan jejak kemanusiaan. Meskipun sudah lama meninggalkan kehidupan lamanya, ada sesuatu yang mengganggu hatinya—sesuatu yang dia sendiri tak bisa jelaskan. Suatu malam, di tengah kesunyian istananya, Asahi merasakan kehadiran yang tidak biasa. Udara di sekitarnya tiba-tiba menjadi dingin, dan bayangan gelap muncul tanpa peringatan. Asahi, yang tidak pernah takut pada apapun, merasakan dorongan untuk berbalik dan melihat siapa yang berani mengganggu kedamaiannya. Di balik bayangan, sesosok hitam yang misterius muncul, berdiri dengan anggun namun memancarkan aura mengancam. Sosok ini tidak seperti apa pun yang pernah dilihat Asahi sebelumnya. Tubuhnya berkilauan dengan energi gelap yang tidak bisa dijelaskan,
Peperangan kembali berkobar dengan dahsyat. Pasukan Demon Lord, yang dipimpin oleh para jenderal terkuat, maju dengan kekuatan besar, penuh dengan kebencian dan dendam yang telah mendidih sejak kekalahan sebelumnya. Mereka tidak lagi menahan diri, setiap serangan ditujukan untuk menghancurkan segala sesuatu di hadapan mereka. Tujuan mereka jelas—merebut kembali Chloe dari tangan manusia dan memulihkan harga diri yang telah tercabik-cabik. Di garis depan, barisan iblis dan monster berderap maju, memaksa para ksatria suci dari Brirya dan sekutu-sekutunya untuk bertahan mati-matian. Serangan demi serangan dari pasukan iblis menghujani pertahanan Brirya, membuat tanah bergetar dan langit menjadi merah dengan percikan darah. Mereka datang dari segala arah, mengepung dan menyudutkan kota Brirya seperti ombak yang tak henti-hentinya menghantam karang. Di tengah kekacauan itu, Rei berdiri teguh di antara para ksatria lainnya, mengayunkan Excalibur dengan ke
Setelah perang usai, suasana di Brirya dipenuhi dengan sorak-sorai kegembiraan. Para ksatria dan rakyat bersuka cita menyambut para pahlawan yang berhasil memukul mundur pasukan Iblis. Jalanan kota dipenuhi dengan tawa dan keceriaan, seolah beban perang yang berat telah terangkat sepenuhnya. Meja-meja panjang penuh dengan makanan dan minuman, dan semua orang tampak bersenang-senang, bergurau dan bercanda satu sama lain. Di salah satu sudut, Rei, Chloe, dan Luna duduk bersama di meja yang dikelilingi oleh para ksatria. Mereka ikut makan, menikmati momen damai yang langka. Namun, di tengah keceriaan itu, ada keheningan yang tak terucap di antara mereka, terutama di wajah Luna yang terlihat termenung. Saat semua orang mulai berdiri untuk menari mengikuti musik yang dimainkan oleh para musisi, Luna hanya bisa melihat mereka dengan tatapan kosong. Ia tidak ikut menari, hanya duduk dan memandangi sekelilingnya.“Damai sekali…” ucap Luna pelan, nyaris sepe
Dalam senja yang merona di atas medan pertempuran, dua kekuatan dahsyat berhadapan, menggetarkan tanah dan langit. Di satu sisi, pasukan Iblis yang dipimpin oleh tiga Demon Lords: Chloe, Sang Fallen Hero yang pernah menjadi pahlawan umat manusia sebelum terjatuh ke dalam kegelapan; Azusa, Sang Queen Arachne yang memerintah dengan kecerdikan dan kekejaman; dan Auriel, Sang Arachne Origin, sumber dari segala kutukan dan kekuatan Arachne yang telah menanamkan teror di hati musuh-musuhnya. Di sisi lain, pasukan gabungan dari empat kerajaan berkumpul, terdiri dari para ksatria suci dan ahli sihir terhebat. Holy Kingdom Brirya dipimpin oleh Rei, Luna, dan Kashaa, tiga ksatria yang dikenal sebagai pilar kekuatan dan kebijaksanaan. Holy Kingdom Aschyam membawa Arthur, ksatria dengan pedang suci yang memancarkan cahaya keadilan. Dari Magical Kingdom of Tamenia datanglah Putri Tania, ahli sihir yang dikatakan mampu mengendalikan elemen dengan kedipan mata. Ki