Beranda / Young Adult / Ratu Indigo VS Bad Boy / Bab 6. Mencari Petunjuk

Share

Bab 6. Mencari Petunjuk

Penulis: Dewiluna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-12 09:28:28

Keesokan harinya sebelum bel berbunyi, kelas XI-A di Laveire masih sepi. Hanya ada beberapa siswa yang sedang mengobrol atau sekedar bermain handphone di kursi mereka masing-masing.

Diantara beberapa siswa itu, ada Raga. Raga sengaja datang lebih awal hari ini. Dia menunggu seseorang. Siapa lagi kalau bukan Amira.

“Hai!” Raga menyapa Amira di kursinya.

Amira terkejut mendapat sapaan pagi dari Raga. Dia sempat memicing sesaat untuk kemudian menoleh ke belakang. Siapa tahu sapaan itu bukan untuk Amira, tapi untuk orang lain.

“Gue ngomong sama elo. Emang siapa lagi?” Raga jadi kesal sendiri.

Belum-belum Raga sudah naik darah. Dia sudah cukup diabaikan oleh Amira.

Semua panggilan juga pesan singkat yang dikirim Raga sejak kemarin tidak berbalas sama sekali. Sampai seperti itu Amira menghindar darinya.

“Itu kuping masih ada, kan?” Sindir Raga.

Padahal Raga sudah menurunkan sedikit kadar egonya untuk menyapa Amira duluan, tapi cewek itu malah tidak menggubrisnya sama sekali.

“Ada,” jawab Amira akhirnya. “Mau apa?” Dia bertanya tanpa tertarik.

Amira masih belum menoleh dan malah sibuk mengeluarkan buku dari dalam tas, membuat Raga semakin kesal karena diabaikan.

“Muka gue di sini!” ketus Raga. Dia menutup paksa buku Amira.

Raga sampai repot-repot berdiri dari kursinya. Dia menunjukkan wajahnya dengan jelas di depan Amira. Aneh sekali. Biasanya cewek-cewek berebut ingin memandangnya, tapi yang satu ini malah enggan.

“Mau ngapain?”

Amira malah berdecak saat Raga menyodorkan wajah tampannya.

“Butuh apaan?” gerutu Amira kesal.

Amira sampai mengumpat dalam hati. Tidakkah Raga sadar kalau Amira sengaja menjauh?

“Perhatian,” jawab Raga singkat.

Amira langsung melotot. Jawaban ambigu dari Raga sukses membuat Amira mendapatkan tatapan cemburu dari semua siswi yang ada di kelas.

“Jangan ngomong sembarangan!” tukas Amira. Dia tidak mau ada salah paham.

Hidup Amira sudah sempurna sekarang. Dia ketua kelas. Hubungannya dengan guru baik, dan dia tidak punya masalah dengan teman kelasnya yang lain. Amira tidak mau Raga merusak itu semua.

“Emang bener,” sahut Raga dengan nada yang tak kalah tinggi. “Gue butuh perhatian lo. Gue mau tanya.”

Seorang Raga tidak peduli dengan tujuan hidup Amira, juga kedamaian yang gadis itu inginkan. Yang dia inginkan hanya jawaban.

“Tapi gue males jawab.” Amira melengos.

Amira dengan jelas menunjukkan wajah malasnya. Dia ingin agar Raga paham kalau dirinya sedang tak ingin diganggu.

“Gue sibuk. Belum ngerjain PR,” kilah Amira, memberikan alasan.

Namun, Raga bukanlah tipe orang yang mudah menyerah. Cowok itu malah dengan santainya memberikan ancaman.

“Gue bilang ke guru kalo elo enggak bantuin gue.”

Amira terkejut bukan main. Dia tidak percaya Raga menggunakan kata guru untuk menyudutkan dirinya.

“Dasar!” Amira bersungut kesal. “Cepu!”

Raga si pengadu. Cowok itu sungguh kurang ajar karena berani membawa kata keramat itu.

Amira jadi tidak bisa berkutik sama sekali. Sebagai seorang murid beasiswa, kata yang tidak bisa diabaikan Amira adalah kata 'guru' dan 'ujian'.

“Emang mau nanya apaan?” Bentak Amira sewot.

Amira terpaksa balas menatap Raga. Dia memberikan semua perhatian seperti yang cowok itu inginkan.

Raga mengangguk puas. Dia duduk kembali di kursinya, mulai berucap tentang apa yang membuatnya tidak bisa tidur semalaman.

“Darimana lo bisa tau tentang orang-orang yang kemarin? Lo mata-mata?” tanya Raga penasaran.

Raga memang sudah memikirkan berbagai kemungkinan. Jawaban ini yang paling masuk akal.

“Bukan,” sahut Amira tegas. “Gue cuma kebetulan tau.”

Jawaban Amira sama saja dengan kemarin. Kebetulan, kebetulan terus! Memangnya masuk akal?

“Siapa bos lo?”

Raga masih keras kepala. Dia jelas menganggap Amira yang menjadi mata-mata lebih masuk logika daripada sekedar kebetulan.

“Tuhan!” sungut Amira.

Amira sudah jujur. Tuhan yang memberikan Amira kelebihan ini. Namun, Raga tidak puas dengan jawaban Amira. Dia terus bertanya sampai telinga Amira berdengung.

Tidak tahan, Amira beranjak dari kursinya. Dia berdiri, bergegas keluar kelas.

“Mau kemana?”

Raga ikut beranjak dari kursi. Dia mengekor langkah Amira. Raga hanya membuat jarak satu langkah dengan Amira yang berjalan di depannya.

“Kenapa ngikutin?” pekik Amira, kesal. “Mau ngapain?”

Sengaja Amira mempercepat langkah. Hanya saja, dia tidak bisa lepas dari Raga yang memiliki kaki-kaki panjang. Rasanya satu langkah Raga setara dengan dua langkah Amira.

“Gue masih mau tanya,” jawab Raga santai.

Raga berjalan di samping Amira. Tidak membiarkan Amira lolos.

“Tadi kan udah!” Amira berteriak marah. “Sana! Gue sibuk!”

Tangan Amira mengusir Raga menjauh. Sayangnya, cowok itu terus saja mengikuti Amira dengan keras kepala. Mereka sekarang malah sudah menjadi tontonan di lorong sekolah karena seperti sedang bermain kejar-kejaran.

“Amira!”

Teriakan Raga membuat Amira mempercepat langkah, tapi Raga malah berlari mengejar untuk mendahului. Sekarang cowok itu berdiri tepat di depan Amira.

“Jawab pertanyaan gue! Kalo enggak, gue bakal terus ikutin lo sampe lo jawab!”

Raga tidak keberatan mengikuti Amira terus. Dia bisa meladeni Amira main kejar-kejaran sampai Amira puas.

“Ikutin aja,” ejek Amira sengit.

Amira meninggikan dagu sombong. Dia sengaja membuat wajah menyebalkan.

“Kalau berani, ayo ikutin. Masuk sini!” Tantang Amira.

Raga melotot mendapati Amira yang menutup pintu di depannya. Dia jelas tidak bisa masuk. Itu toilet perempuan!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wi2t(MACAN)
wkwkwkw ayo ikutin aja gaa, siapa tau km dpt hadiah kejutan... hadiah bogem satu sekolahan wkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 7. Cowok Genit

    Saat kembali ke kelas XI-A, Amira melirik ke sudut ruangan. Di tempat duduknya, Raga tampak kesal dengan bibir berkerut sempurna. Amira melangkah masuk. Dia berjalan ke tempat duduknya santai. Amira pura-pura tidak melihat wajah Raga yang cemberut. Dia cuek saja mendengar Raga yang menggerutu di sampingnya. Bel sudah berbunyi sejak tadi. Amira memang sengaja datang bersamaan dengan guru yang masuk ke kelas. “Buka buku kalian!” Guru di depan kelas memberi perintah. Perintah yang menjadi bencana untuk Amira.“Liat, dong! Gue kan belum punya buku!” Nah, ini bencananya. Raga.Raga si murid baru yang belum punya buku. Raga ingin Amira berbagi. Dia dengan sengaja mendekat, membuat kursinya dengan kursi Amira tidak berjarak. Raga memepet Amira, membuat Amira jadi keki sendiri. Andai tidak ada guru di depan sana, dia ingin menempeleng Raga. Puas sekali Raga saat mendengar Amira berdecak kesal. Dia berbohong dengan mengatakan kalau dirinya tidak punya buku. Dia cuma ingin Amira tidak men

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 8. Indra Keenam

    Di dalam ruang perpustakaan Laveire, ada Raga yang berjalan tanpa arah. Dia menoleh ke kanan kiri, mencari sosok Amira. “Kemana dia?” Raga mengomel kesal. “Dimana cewek itu?”Mulut Raga menggerutu tanpa henti, sementara kedua kakinya terus melangkah berkeliling. Sudah dua kali Raga mencari di dalam ruang perpustakaan yang besar ini, tapi hasilnya nihil. Amira tidak ada dimanapun!“Amira?” Panggil Raga sambil berbisik. Raga tidak bisa berteriak. Baru saja dia ditegur petugas perpustakaan karena suaranya terlalu keras.“Amira? Lo dimana, sih?” Lelah karena hanya dijawab oleh hening, Raga memilih untuk duduk. Merasa terlanjur, Raga pun memilih beberapa buku yang dia lihat di atas meja di depannya. “Apaan nih?” Tangan Raga meraih satu buku yang memiliki cover berwarna biru tua mencolok. Dia menarik buku tersebut lalu membaca judulnya sekilas. “Indra keenam?” Seketika dahi Raga berkerut. Kedua alisnya kini saling tertaut hampir menyatu. Rasa penasaran membuat Raga membuka sampul buk

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 9. Kuis Dadakan

    Kemarin Raga tidak berhasil mendapatkan informasi apapun dari Amira. Amira terus saja menghindar dan kabur darinya sampai bel pulang sekolah berbunyi. Tapi tentu saja hal itu tidak menyurutkan semangat Raga. Semalam, dia sudah membaca tuntas semua buku yang dia pinjam. Jadi sekarang, Raga siap jika Amira meninggalkan satu saja petunjuk untuk dirinya. “Dari semua kemampuan pemilik indra keenam, gue yakin Amira itu bisa melihat masa depan.”Raga bergumam sendiri. Dia berucap sambil menunjuk dinding polos di depannya. “Yang perlu gue tau, kapan dan bagaimana caranya.” Raga melipat kedua tangan. Dia mengerutkan dahi, mencoba berpikir lebih dalam. “Tapi gue juga penasaran, seberapa jauh masa depan yang bisa Amira liat.” Sekarang tangan Raga sudah berpindah. Dia mengelus dagu, bergaya layaknya seorang detektif. “Apa jauh di depan? Atau cuma yang deket-deket aja?” Gumam Raga terhenti saat dia mendengar sebuah bentakan. “Minggir!” Seru Amira. Dia menunjuk kaki Raga yang menghalangi k

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 10. Jawaban Kuis

    Amira merasa gerah meski pendingin ruangan sudah menyala. Kelas XI-A terasa seperti sauna, udara pun berat, dengan setiap siswa yang menahan nafas dalam ketegangan. Semua karena kuis dadakan ini!“Waktunya tinggal lima belas menit lagi, ya,” ucap Sonya mengingatkan.Peringatan dari Sonya membuat Amira semakin panik. Amira memandang kertas soalnya kesal. Padahal hanya ada lima soal, tapi rasanya seperti seratus. Tidak mau kebingungan sendiri, Amira melirik ke arah Raga. Dia melihat Raga duduk tenang, tidak seperti dirinya. Bahkan Raga tampak asyik dengan pena, menuliskan jawaban dalam kalimat yang panjang. “Mau ngapain?” Tegur Raga.Raga menangkap basah Amira yang sedang menatap lembar jawabannya. “Jangan ngintip! Tar gue laporin ke guru!”Raga mengancam sambil menunjuk. Tangannya bergerak menutupi jawaban sampai Amira tidak bisa melihatnya lagi.“Ngintip apanya? Pede banget lo!”Amira langsung membuang muka. Dia menggerutu tanpa suara. Sementara Raga menahan tawa puas. Mencemooh Am

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 11. Tebakan Raga

    Raga memekik kesal. Bel istirahat sudah berbunyi tapi dia masih betah duduk di kursinya tanpa beranjak. “Bisa-bisanya! Kertas dia bahkan lebih kosong dari gue tadi!”Seberapa keras pun Raga berpikir, dia tetap terjebak dalam kebingungan. Kertas kosong Amira berubah menjadi penuh dalam waktu sekejap. Seperti sulap saja. “Memangnya itu masuk akal?”Raga menatap kursi Amira yang kosong. Amira sudah pergi sejak bel istirahat berbunyi, seperti biasa. Amira memang seringkali menjadi yang pertama keluar kelas jika jam istirahat tiba. “Mumpung Amira lagi enggak ada.”Tanpa izin, Raga memeriksa tempat Amira. Dia memeriksa meja Amira, tapi tak ada petunjuk apapun di sana.“Di laci?”Raga pun melongok isi laci Amira. Dia meneliti benda yang ada di dalamnya. Raga mendengus frustasi. Dia tidak menemukan apapun yang bisa memberikannya jawaban.“Enggak ada apa-apa!”Semua yang Raga periksa bersih. Tidak ada apapun. Hanya tersisa tas Amira yang belum dia geledah. “Tapi tadi Amira enggak megang ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 12. Kekalahan Amira

    Amira tidak tahan melihat senyum Raga yang terus melebar. Dia tidak bisa menebak apa yang akan Raga lakukan. Amira merasakan ketegangan meningkat saat kelas XI-A semakin ramai. Bel masuk sudah berbunyi, dan guru sebentar lagi datang. Amira berharap Raga tidak mempunyai rencana jahat.“Jangan minta yang macem-macem, apalagi yang aneh-aneh!” Seru Amira, memperingatkan.Raga tertawa. Dia tampak senang karena bisa menggoda Amira sekarang. “Lo pikir gue tertarik sama lo?” Kejujuran yang cukup menyakitkan dari Raga. Tapi Amira juga tidak berharap. Dia pun malas kalau harus berurusan dengan Raga. Sekarang juga, dia terpaksa meladeni cowok itu. “Terus mau lo apaan?” Amira menatap sinis. “Jangan bilang lo mau beberin rahasia gue?”Raga terdiam sesaat. Dia memandang wajah gelisah Amira yang tengah meredam marah. Amira mungkin akan menguliti Raga jika mereka tidak sedang di dalam kelas. “Gue enggak mau apa-apa.”Jawaban Raga sukses membuat Amira tercengang. Dia menggeleng bingung, tak habis

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 13. Sang Pewaris

    Raga sedang dalam perjalanan pulang, dan dia hampir sampai. Setelah mobil berhenti, Raga membiarkan supir membuka pintu mobil untuknya. Dia melangkah turun dan berjalan masuk ke dalam rumah. Sore itu, rumah Raga sepi. Hanya ada beberapa asisten rumah tangga yang menyambut. Ayah dan Ibu Raga pasti masih sibuk di kantor, begitu juga kakeknya. “Raga,” panggilan dari sebuah suara yang berat membuat Raga menoleh. Raga mendapati Heri, sang kakek, berdiri di depannya menyambut. “Kakek? Tumben sudah pulang? Raga kira Kakek masih di kantor.”Heri menggeleng. Dia berjalan mendekat, menepuk lengan Raga lembut. “Mana bisa Kakek duduk tenang di kantor saat cucu kesayangan Kakek dalam bahaya?”Heri sudah mendapatkan kabar dari Gavin. Putranya itu telat memberikan berita tentang penyerangan Raga. “Ayahmu harusnya mengatakan pada Kakek sejak awal. Dia mencoba mengurusnya sendiri, membuat Kakek merasa kesal.”Raga hanya tersenyum tipis, lalu mengajak Heri duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Ra

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 14. Penolakan

    Sofa di ruang tamu tidak terasa empuk lagi untuk Raga. Tekanan dari Heri membuat Raga tidak nyaman. Pembicaraan tentang perusahaan, juga dirinya yang ditunjuk menjadi penerus, selalu berhasil membuat Raga pusing. “Apa Kakek tidak berniat memilih penerus lain saja? Ayah? Atau Paman?” Siapa saja asal bukan Raga. “Tidak ada yang secemerlang kamu, Cucuku.” Jika ditanya tentang pilihan, tentu saja Heri punya. Tapi jika Raga mampu, kenapa harus memilih yang lain? “Tapi Raga belum memiliki pengalaman apapun, Kek.” Raga tak mau masuk ke dalam wilayah yang dia tidak pahami. Tidak tanpa pengetahuan atau persiapan. “Karena itu Kakek memintamu untuk masuk sebagai pegawai. Kamu bisa langsung belajar dalam perusahaan, Raga!” Raga membawa kata pengalaman agar Heri berpindah haluan. Dia mau Heri memilih calon pewaris lain yang lebih kompeten. Tapi Heri sudah menetapkan pilihannya pada Raga. Tak bisa ditawar lagi. “Untuk sekarang, Raga belum bisa.” Susah payah Raga memberi penolakan. “

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18

Bab terbaru

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 261. Jawaban untuk Pemenang

    “Gimana keadaan Bapak?” Tanya Amira saat menjenguk Reynald. Amira langsung menyeret Raga ke ruang rawat Reynald setelah tahu gurunya sudah sadar. Reynald tersenyum. “Baik.”Febby yang kemudian mewakili Reynald bicara lebih banyak. “Keadaannya udah stabil, jadi lo enggak perlu khawatir lagi.”Dia menepuk lengan Amira lembut. “Jangan merasa bersalah lagi, ya,” sambungnya. Amira mengangguk pelan. Melihat Febby yang tak lagi menangis membuat Amira merasa lega. “Mending lo istirahat, sana.” Febby membalikkan badan Amira. Dia menunjuk pintu keluar. “Tidur di atas kasur.”Amira menggeleng–menolak, tapi Febby memaksa. “Harus!”Perintah itu akhirnya dituruti Amira. Dia dibimbing Raga kembali ke dalam ruang rawatnya. Di sana, Raga langsung menyuruh Amira berbaring. “Akhirnya!” Raga ikut naik ke atas ranjang, berbaring di samping Amira. “Gue bisa tidur juga.”“Raga! Turun, ih!” Pekik Amira.Amira berusaha mendorong Raga menjauh, tapi pacarnya itu tidak bergerak. “Raga, gue tendang ya!” An

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 260. Harapan dan Doa

    “Pendarahannya parah,” gumam Febby, dengan suara putus asa. Amira menarik napas dalam, mencoba meredam rasa bersalah yang menyesakkan. Namun, dia tahu jika ini bukan waktunya untuk lemah, apalagi mengeluh.“Ayo kita berdoa, Kak. Gue yakin, Pak Reynald pasti bisa melalui ini semua.”Febby hanya mengangguk dengan tatapan kosong. Dia tidak ingin berharap, tapi hanya harapan yang tersisa untuknya. Amira ikut berdoa dalam hati. Dia sungguh tidak bisa membayangkan jika Reynald benar-benar pergi. Amira tak mampu hidup dalam rasa bersalah.“Amira,” panggil Raga lembut. Raga duduk di samping Amira, menemaninya. “Sini, deketan sama gue,” ucap Raga seraya memberikan satu bahunya agar Amira bisa bersandar.“Gue enggak ngantuk,” jawab Amira, keras kepala.Amira mungkin mengatakan jika dia tidak lelah, tapi wajahnya sudah kusut dan kedua matanya hampir terpejam.Hanya butuh beberapa menit sebelum akhirnya Amira be

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 259. Bertahan Bersama

    “Bangkeee!” Evan menjulurkan tangan, ingin menempeleng Raga. Namun, luka di tangannya membuat dia mengurungkan niat. Michelle sampai membantu Evan duduk kembali dengan tenang di kursinya. “Elo serius enggak punya rencana apa-apa?!” Evan memekik tak percaya. Padahal lagak Raga tadi sudah seperti orang serius. “Ada,” jawab Raga singkat. “Ini Amira lagi ngeliat rencana gue.” Amira yang mewakili Evan menyikut Raga. Dia juga kesal pada sikap pacarnya yang seenak udel begini. “Ngomongnya mau bikin perusahaan saingan. Hampir aja gue percaya!” Evan misuh-misuh. Sementara Raga, masih santai di samping Amira. Dia cuma mengangkat bahu sambil menjawab tenang. “Ya bagus, kan! Artinya tampang gue meyakinkan.” Raga menggampangkan masalah yang dia buat. Evan sudah sibuk mengomel. Michelle pun sama. Keduanya menatap Raga tak percaya. Mereka tidak pintar, tapi juga tidak bodoh untuk menyadari jika Raga hanya melakukan tindakan impulsif tanpa persiapan.“Terserah lo aja, deh!” Evan jadi lelah s

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 258. Keluar dari Garis Keluarga

    “Raga!” Heri akhirnya berteriak menghentikan Raga. Padahal, saat itu Raga baru mengambil dua langkah. Ternyata, cepat juga.“Ya?” Raga menoleh tanpa berbalik. Raga mengira Heri akan menyerah, tapi kakeknya itu tak mengiyakan. “Sembuhkan dulu lukamu.”Raga menggeleng kecewa. “Jawaban yang salah.” Kali ini Raga tidak menunggu lagi. Dia mendahului Evan, berdiri tepat di samping mobil temannya itu. Evan pun menyusul langkah Raga bersama Michelle. Terlihat wajah ayah Evan yang kebingungan. Meski begitu, pria paruh baya itu tetap mengikuti anaknya. “Berhenti!” Tangan Heri menghalangi Raga yang hendak membuka pintu mobil.Raga menoleh. Dia bisa melihat wajah Heri yang masam menahan amarah. Heri terlihat sangat tidak senang kali ini. “Apa, Kek?” Raga menggeleng sekilas. Dia memperbaiki kalimatnya kemudian. “Ada apa Tuan Heri Wijaya?” Tanya Raga, tanpa rasa bersalah. Heri menggeram. Dia

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 257. Sekarang atau Tidak Sama Sekali

    “Kakek lama sekali!” Keluh Raga. Dia menyambut Heri yang datang bersama banyak pengawal di belakang. “Akhirnya ….” Amira menghela lega.Senjata yang sebelum ini selalu dia pegang erat, akhirnya terlepas. Amira terhuyung ke belakang. “Amira!” Raga menangkap Amira tepat sebelum pacarnya itu terjatuh. “Sorry, gue lemes banget,” ucap Amira penuh penyesalan. Dia mencoba berdiri, tapi kakinya terasa lembek layaknya jelly.“Udah jangan dipaksa.” Raga membawa Amira ke dalam pangkuan. “Pegangan.” Raga berdiri dengan Amira di kedua tangannya. Amira menurut. Dia melingkarkan kedua tangannya di leher Raga, membiarkan sang pacar menggendongnya. Heri tidak bisa menegur Raga saat itu. Dia sedang sibuk menatap Vivian yang menangis sambil memohon. Suara sirine memecah keheningan. Mobil polisi, juga ambulans datang berturut-turut. Lalu, satu mobil mewah menyusul di belakang.“Evan!” Se

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 256. Serangan Balik Seorang Bocah

    “Tuan Raga! Awas!” Alex berusaha untuk mencegah Raga yang ikut campur dalam pertarungannya. Namun, tuan mudanya itu begitu keras kepala ingin membantu.Buk!Raga menendang Charly sekeras yang dia bisa. Tendangannya tepat mengenai perut pria itu. Namun, Charly tidak bergerak sama sekali.“Gelinya,” sindir Charly pada Raga. Dia meledek tendangan Raga yang menurutnya lembut seperti bantal bulu angsa. “Biar aku ajari cara menendang yang baik.” Charly menggerakkan kakinya. Raga melompat mundur, tapi dia tetap tidak bisa menghindar.“Argh!” Raga terpental. Dia berguling kesakitan di atas tanah yang keras.Alex langsung berdiri. Dia berlari menghampiri Raga. “Tuan!” Alex panik memeriksa keadaan Raga. Dia membantu Raga bangkit. “Gue enggak apa-apa,” ucap Raga, berusaha menenangkan Alex. Raga menunjuk ke arah Charly kemudian. “Fokus aja kalahin dia. Secepatnya.”Alex mengangguk patuh. Dia menunggu sampai Raga berdiri tegak sebelum memasang kuda-kuda untuk menyerang. Buk!Alex mencoba m

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 255. Lebih Jahat

    “Raga!” Amira tidak bisa menghentikan langkah Raga. Pacarnya itu langsung pergi berlalu. Memang, hanya tinggal Charly yang tersisa. Seluruh anak buahnya sudah tumbang. Meski begitu, seorang Charly mungkin saja mampu melenyapkan mereka semua. Alex dan Evan terluka, tersisa Raga. Amira dan Michelle mungkin tidak masuk hitungan jika harus menghadapi lelaki dengan tubuh raksasa, lengkap dengan kemampuan profesional dalam menggunakan senjata.Charly, memang bukan lawan yang mudah. Bahkan untuk seorang Alex. “Enggak. Gue harus cari cara lain.” Amira menggumam pelan. Saat itulah, dia mendengar suara grasak-grusuk dari kegelapan. Sosok Vivian tertangkap dalam penglihatannya. “Benar juga.” Amira mengangguk puas. “Gue bisa pakai dia, kayak dia pakai gue!”Vivian menculik Amira untuk menarik Raga keluar. Jadi tidak salah jika Amira menyandera Vivian untuk membuat Charly tidak berdaya.“Itu rencana bagus,” ucap Amira pada dirinya sendiri. Dengan senjata di tangan, Amira mendekat. Dia haru

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 254. Lanjutkan Sampai Tuntas

    “Amira!” Raga mendorong Amira menjauh. Mereka terguling di atas tanah yang keras diiringi suara letusan. “Kenapa lo malah nyamperin?! Bukannya kabur!” Raga mengomel kesal.Dia menarik Amira menjauh, menghindar dari tembakan beruntun yang tertuju pada mereka.“Pistolnya!” Amira memekik karena senjata yang dia bawa terjatuh. Sekarang, mereka tidak memegang apa pun. Bagaimana caranya bisa selamat?!“Jangan keluar!” Raga menarik Amira bersembunyi di belakang pohon. “Kita bisa mati!”Amira menggeleng. “Terus kalau di sini, gimana caranya kita kabur?!”Suara letusan kembali terdengar. Kali ini disusul dengan suara teriakan Alex. “Kita enggak bisa terus di sini, Raga! Kita harus bantuin Pak Alex!” Amira berujar panik. Jika Raga tidak memegangi Amira, gadis itu pasti sudah berlari keluar dari persembunyian mereka.“Cari sesuatu!” Tangan Raga menyambar apa pun yang bisa dia temukan di atas

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 253. Bidikan di Tengah Kegelapan

    “Ck!” Evan mengeluh saat tembakannya meleset. Dua pengawal sudah semakin dekat ke arah mereka. Mereka juga menembak tanpa henti, membuat Evan dan Michelle terpaksa mundur mencari tameng untuk berlindung dari peluru. “Bentar!” Michelle mengumpulkan batu yang ada di dekatnya. Malam memang sangat gelap, lemparannya mungkin akan meleset. Namun, lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali.Buk!Satu lemparan Michelle mengenai kaki musuh. Dia menggeram kesal. “Gue meleset!” Michelle mengeluh. Mereka terpaksa mundur dan bersembunyi sesaat. Michelle pun mencoba lagi setelahnya. Kali ini, dia berdoa sebelum melempar. ‘Kalau lemparan ini kena, nanti gue bakal nyatain perasaan gue ke Evan!’Dia melempar. Buk!Kali ini, doa Michelle terkabul. Batu besar yang dia lempar mengenai kepala salah satu pengawal.Pengawal itu terhuyung, memegangi kepalanya yang mengeluarkan darah.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status