Beranda / Young Adult / Ratu Indigo VS Bad Boy / Bab 37. Tiba-tiba Masak Bareng

Share

Bab 37. Tiba-tiba Masak Bareng

Penulis: Dewiluna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-28 17:43:48

Di dalam rumah kontrakan ini, Alex terjebak di sudut ruangan. Dia hanya bisa menatap Raga dan Amira yang masih berbincang. Alex tidak mau mengganggu pembicaraan keduanya, tapi dia juga ingin memastikan keadaan aman. Tangan Alex bergerak menutup pintu rumah kontrakan Amira, berjaga jika ada serangan dari luar. Gelapnya malam membuat Alex harus waspada.

Sementara itu, Raga dan Amira sedang sibuk saling pandang, seolah keduanya ada di dalam dunia mereka sendiri.

Raga mendekat ke arah Amira. Dia berbisik dalam suara rendah. “Elo liat apa barusan?”

Amira mendengus. “Enggak ada,” jawabnya singkat.

Amira tidak mau mengucapkan kejujuran. Dia memilih mengalihkan topik.

“Ngomong-ngomong, elo yang kasih ini semua?” Tanya Amira sambil menunjuk ke arah kulkas dan kompor yang ada di dalam kamarnya.

“Kamar gue jadi tambah sempit, tau!” Gerutu Amira sinis. “Tagihan listrik jadi tambah mahal juga nanti!”

Raga memutar bola mata kesal. Setelah berusaha sejauh ini, lagi-lagi kebaikan hatinya
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ayu Widia Susanti
gengsinya di gedein .. ngaku aja sih ganteng kalau loe emang khawatir dan peduli alias sudah menaruh hati ke Amira .. pake bawa" Bu Sonya segala .. haha di tunggu kelanjutannya Thor 🫶
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 38. Rindu yang Tak Terlihat

    Di dalam rumah kontrakan Amira ini, Raga merasa gerah. Bukan karena tidak ada pendingin udara, bukan pula karena kompor sebelum ini menyala, tapi karena suasananya. Semua berawal dari pertanyaan Amira. Amira menyenggol lengan Raga, menyadarkan cowok itu dari lamunan. “Lo mikirin apa sih?” Tanya Amira, sinis. Amira tidak tahu jika Raga sedang terjebak dalam kebimbangan hanya karena pertanyaan asal yang dia berikan. Bagi Amira, pertanyaannya terdengar biasa saja. Namun, bagi Raga berbeda. Pertanyaan itu seperti ajakan terselubung yang membuatnya galau berat. “Udah duduk,” ujar Amira sambil menarik Raga. Amira mengajak Raga duduk di sampingnya. Dia memberikan piring kosong pada Raga. Tangannya kemudian meraih rice cooker mendekat, membuka tutupnya dan membiarkan Raga mengisi piring dengan nasi sebanyak yang dia mau. Saat menoleh, Amira baru mengingat Alex. Dia harusnya menawari Alex juga. “Lo enggak bakal ngajak pengawal lo makan?” Tanya Amira sambil menunjuk Alex yang mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 39. Bucin Pagi-Pagi

    Pagi ini, Raga bersiap lebih cepat. Dia sudah siap bahkan sebelum Alex muncul di depan pintu kamarnya. “Elo telat,” sindir Raga sambil menyipitkan mata pada Alex yang baru berjalan mendekat. Padahal cuma beda beberapa detik, tapi Raga menyindirnya sampai seperti ini. “Saya sudah datang lebih awal dari biasanya. Tuan Raga yang terlalu cepat,” balas Alex tak mau kalah. Raga tersenyum dengan jawaban Alex. Awalnya dia sempat cemas jika Alex ditekan oleh Heri, tapi mungkin pengalihan topik yang Raga lakukan semalam cukup berhasil. “Kakek nanya semalem?” Tanya Raga sambil memimpin jalan. Raga melangkah menuju dapur, dengan Alex yang setia di sisinya. “Tidak, Tuan Raga,” jawab Alex singkat. Alex tidak ingin membuat Raga khawatir, jadi dia berbohong. Namun, Raga tentu saja menyadari jawaban singkat Alex yang terdengar pelan. “Bikin dua sandwich, ya,” ucap Raga begitu sampai di dapur. Salah satu asisten rumah tangga mengangguk mendengar permintaan Raga. Dia pergi sesaat seb

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 40. Cuma Lo, Amira

    Kelas XI-A heboh lagi. Saat ini, seluruh perhatian kelas tertuju pada meja Raga. Padahal bel pulang sudah berbunyi, tapi masih banyak siswa yang enggan beranjak. Mereka ingin mendapatkan tontonan gratis dari cowok most wanted di Laveire. “Raga!” Panggilan itu membuat Raga menoleh. Dia mendapati dua orang perempuan yang berdiri di depannya. “Mau ngapain?” Tanya Raga sinis. Raga bisa menebak jika keduanya akan mencari masalah dengannya. “Lo kok gitu sama temen sekelas sendiri?” Salah satu dari mereka berucap. “Padahal Angel udah baik banget sama lo! Dia cuma mau pastiin lo enggak ketinggalan info di kelas, makanya dia minta nomor lo!” Raga menatap kedua perempuan itu sekilas. Dia baru sadar kalau salah satunya adalah cewek yang mengganggunya kemarin. Cewek yang mendapatkan tendangan meja dari Raga. “Emangnya semua orang yang minta nomor lo itu suka sama lo? Jangan kepedean!” Raga menatap keduanya muak. Dia sungguh tidak punya waktu untuk hal ini. Raga sudah punya janji untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 41. Luka di Dapur

    Raga sabar menunggu. Dia duduk di lantai kamar Amira yang dingin tanpa mengajukan keluhan. Amira pun kembali padanya setelah selesai menjemur pakaiannya di pinggir teras rumah. “Jadi mau ngapain lagi ke sini?” Tanya Amira sambil mengambil tempat duduk di depan Raga. Amira bisa melihat Raga yang cemberut. Cowok itu pasti kesal karena sudah menunggunya lama. “Capek gue dianggurin!” Raga mengeluh sambil merajuk. Sikap manja Raga membuat Amira menghela. Tuan muda di depannya ini ternyata haus perhatian. “Gue juga capek!” Balas Amira dengan wajah sama cemberut. “Gue habis keluar beli sayuran, bumbu masak, minyak goreng. Habis itu gue langsung nyuci. Eh, lo malah dateng!” Raga balas emosi. “Jadi lo enggak seneng gue dateng?” Amira ingin menjawab iya. Namun, dia teringat jika Raga adalah majikannya. “Gue laper!” Sahut Amira sambil beranjak. Amira memilih untuk mengakhiri perdebatan tak penting mereka. Hari sudah sore, lebih baik menyiapkan makanan. Entah keberuntungan atau kebe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 42. Poin Kedua: Jangan Menolak

    Amira memicing. Tatapannya tertuju tajam pada Raga, menunjukkan ketidaksukaan. Suasana rumah kontrakan Amira yang sebelumnya damai, sekarang jadi panas membara. “Enggak usah,” tolak Amira tegas. “Ngapain jemput? Buat apa nganterin? Gue bisa pergi sendiri.” Tidak mau lagi Amira merepotkan Raga. Lagipula Amira bukan sekarat atau apa. “Tapi gue mau,” balas Raga tak kalah tegas. “Dan gue yang nentuin, bukan lo.” Amira meringis. Dia tidak menyangka jika Raga akan seenak udel seperti ini padanya. “Jangan lupa kalau elo kerja sama gue,” sinis Raga. “Emang gue belum bahas masalah ini, tapi kebetulan sekarang waktunya udah pas.” Makanan di depan mereka terabaikan. Raga lebih fokus berbicara dengan Amira. “Elo udah setuju kerja sama gue. Kita udah deal dengan harganya, tapi gue belum bilang apa aja kerjaan lo.” Amira melotot tak percaya. Waktu itu dia memang langsung setuju saat Raga memintanya jadi bodyguard, tapi Amira belum tahu detailnya. “Lo jangan manfaatin keadaan gue, dong!”

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 43. Pegang Tangan Gue

    Tidur Raga tidak nyenyak semalam. Dia terbangun dari ranjangnya dengan suasana hati yang buruk karena penolakan Amira. “Padahal dia yang lebih butuh gue!” Sungut Raga kesal. Daripada terus jengkel, Raga memilih untuk bersiap. “Selamat pagi, Tuan Raga,” sapaan dari Alex menyambut Raga ketika dia membuka pintu kamar. Seperti biasa, mereka berjalan bersisian ke dapur. Raga memilih roti isi sebagai sarapan sebelum berangkat. “Ke rumah Amira dulu,” ucap Raga pada Alex sebelum supirnya itu mulai menyetir. Saat Alex sibuk mengemudi, Raga mengirimkan pesan pada Amira. “Jam kerja lo dimulai sekarang. Gue otw ke sana.” Raga membaca ulang isi pesannya sebelum dikirim. Amira bisa menolak, tapi Raga juga punya kuasa untuk memaksa. Dia bosnya. Tak sampai semenit, balasan untuk pesan Raga sampai. “Tunggu di depan gang.” Raga tersenyum miring. Benar, kan? Raga bisa membuat Amira mematuhi apa yang dia katakan. Di ujung gang, Raga bisa melihat sosok Amira yang menunggu. Gadis itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 44. Harga Sebuah Pemberian

    “Lo sengaja, kan?” Amira menghentakkan kaki kesal. Di depan meja guru piket, Raga dan Amira sedang menunggu surat izin dari sekolah. Amira, memang jujur dengan mengatakan jika dia ingin memeriksakan diri ke dokter, sementara Raga membual dengan penyakitnya. “Lo enggak kenapa-kenapa pas di kelas tadi!” Tuduh Amira sambil menunjuk. Raga ini selalu saja ingin ikut Amira kemanapun. Seolah tak rela membiarkan Amira sendirian. “Duh, gue pusing banget!” Raga berpura-pura kesakitan. Amira menendang Raga kesal. Dia jengkel sendiri melihat akting Raga yang begitu buruk. “Ini suratnya,” ucapan dari guru piket mengalihkan perhatian Raga dan Amira. “Semoga cepat sembuh, ya.” Amira dan Raga mendapatkan masing-masing satu surat. Mereka pun pergi setelah Amira mengucapkan terima kasih. Alex sudah menunggu mereka dengan pintu mobil yang terbuka. Sepertinya Raga sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Amira menghela. Dia pun menurut masuk ke dalam mobil, membiarkan Raga mengantarny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 45. Di Balik Topi Raga

    Alex menyetir mobil dengan kecepatan rendah. Dia tidak mau memanasi Raga yang sedang emosi saat ini. Mereka keluar dari rumah Amira dengan Raga yang memaki kesal. Amira bahkan sampai memohon pada Alex untuk menerima uang yang dia berikan untuk Raga. “Kenapa, sih?” Teriak Raga kesal. Berkali-kali dia menendang kursi di depannya sampai mobil bergetar. “Bukannya cewek itu seneng kalau dikasih hadiah?” Pertanyaan Raga yang tiba-tiba membuat Alex panik. Dia tidak menduga kalau Raga akan bertanya. Sebelumnya, Raga hanya berteriak marah dan mengamuk tidak jelas. Alex berpikir cepat. Dia mencoba memberikan jawaban yang tidak akan membuat Raga semakin menggila. “Kebanyakan seperti itu, Tuan,” jawab Alex pelan. Dia berusaha untuk tidak membantah, tapi juga tak mengiyakan. “Namun, untuk kasus Nona Amira, Tuan Raga yang lebih mengerti. Tuan Raga memahami Nona Amira lebih dari saya.” Kalimat Alex sukses membuat Raga terdiam. Alex benar, harusnya Raga yang lebih mengerti Amira. Kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01

Bab terbaru

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 191. Tiba-tiba Kampanye

    "Akhirnya kalian datang juga!” Michelle berseru sambil melambai pada Amira dan Raga yang baru masuk ke dalam kelas. “Ada apa?” Amira mendapati suasana kelas yang tampak berbeda. Beberapa siswa sibuk mengobrol. Amira mendengar sebagian topiknya, pemilihan.“Kita diminta buat kampanye.” Ucapan Evan membuat Amira memandang cowok itu bingung. Amira sampai harus terdiam sebentar untuk mencernanya. Evan tadi bilang apa?"Kampanye?" Amira mengerutkan kening. Rasanya Amira dan Raga baru pergi sebentar. Dalam waktu sesingkat itu, mereka tiba-tiba saja diminta untuk kampanye. “Kampanye apa?” Amira masih tidak mengerti. Pemilihan apa yang akan dilakukan oleh Laveire? Ding!Nada untuk pengumuman terdengar lewat speaker di dalam kelas. Suara Reynald bergema setelahnya. “Kepada siswa kelas XI bernama Evan, Amira, Raga, dan Michelle, segera datang ke ruang kepala sekolah. Sekarang.”Raga yang pertama berdecak keras. Padahal baru hari pertama, tapi Laveire sudah merepotkan begini. “Yuk!” Evan

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 190. Tidak Ada yang Bisa Sendirian

    Setelah acara makan mereka selesai, Amira membereskan sisa makanan. Michelle dan Febby pun ikut membantu. Belum juga meja di depan mereka bersih, Raga sudah menarik tangan Amira. “Ikut gue,” ujar Raga, dengan nada memerintah. Evan berdiri, hendak menyela. Namun, Amira mencegahnya. Raga berdiri tepat di depan Evan. “Jangan ganggu.” Dia memberikan peringatan. “Gue pingin pacaran.”Amira bisa mendengar decak kesal dari Evan. Meski begitu, Evan tidak mengejar sama sekali. “Kita cari tempat yang lebih tenang,” sambung Raga. “Biar bisa ngomong, tanpa gangguan.”Amira mengangguk pelan, meskipun matanya tampak ragu. Mereka berjalan menyusuri lorong-lorong sekolah yang sepi, langkah kaki keduanya bergema di sepanjang jalan. Beberapa siswa lain sudah kembali ke kelas, membuat lorong menjadi lebih lengang.Raga berhenti di sebuah lorong yang jarang dilalui, jauh dari ruang kelas dan sudut sekolah yang biasanya ramai. “Di sini aja.” Raga memilih sudut lorong. “Gak bakal ada yang lewat.”Amir

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 189. Teman Sejati

    “Kak Dina enggak begitu!” Dika akhirnya membuka suara. Dia tidak bisa terus melihat kakaknya disudutkan. Dika melihat sendiri bagaimana Dina berusaha. Dina secara teratur membersihkan makam keluarga Amira. Dia tidak pernah absen. Bahkan, untuk bisa sekolah di Laveire, Dina sampai membantah kedua orang tua mereka. Dina bersikeras ingin pergi meski ayah dan ibu mereka tak mengizinkan. Bahkan, Dina sampai nekat untuk masuk ke Laveire meski hanya berbekal beasiswa. “Kalian enggak tau apa yang Kak Dina lakukan biar bisa ketemu sama Kak Amira!”Evan mendelik. Dia melipat kedua tangannya sambil memicing tak percaya. “Coba bilang, apa aja yang udah dia lakuin.”Evan, Michelle, dan Febby sudah siap menyimak. Mereka mengharapkan jawaban yang memuaskan. Namun, belum juga Dika menjawab, Dina sudah menghentikannya. “Aku akan buktikan.” Dina tak ingin kedatangannya sia-sia. Dia sudah sejauh ini. “Coba aja,” jawab Evan, menantang. “Buktiin kalau lo bisa lebih baik dari kita sebagai teman Amira!

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 188. Arti Sebuah Maaf

    “Lo … mau apa?” Hidup Amira sudah nyaman di sini. Dia tidak peduli lagi dengan masa lalu. Apa pun yang terjadi pada kampung halaman atau orang-orang di sana, Amira tak ingin tahu. “Apa tujuan lo? Kenapa ganggu gue?”Dina hanya tersenyum mendengar pertanyaan Amira. Perangainya tenang, bibirnya terbuka pelan, memberikan alasan. “Karena aku menyesal,” jawab Dina. “Aku menyesal karena belum sempat meminta maaf ke kamu.”Amira menatap tak percaya. Dia menilik wajah Dina, mencoba mencari setitik saja kebohongan yang nyatanya tidak bisa dia temukan. “Aku minta maaf buat semua tuduhan yang dulu tertuju ke kamu.” Dina menjelaskan apa yang terjadi setelah Amira pergi. Pencuri uang sudah ditemukan. Begitu juga dengan Anto, pria yang dahulu menuduh Amira sebagai perayu. Sudah terbukti, Anto sendiri yang adalah seorang hidung belang. “Aku harusnya percaya sama kamu. Kamu selama ini enggak pernah sekali pun bohong sama kita.” Dina memandang Amira penuh penyesalan. “Aku tidak sempat minta ma

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 187. Keinginan Sudut Hati

    “Pelan-pelan,” keluh Michelle saat Amira menarik tangannya kencang. “Emang udah laper banget?” Amira baru melepaskan Michelle saat mereka sampai di kantin. Dia menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri. “Ayo cari tempat duduk,” ujar Amira, dengan senyum terpaksa di wajah. Mereka berkeliling kantin sebelum akhirnya menemukan tempat yang cocok. Ada satu meja besar–yang cukup untuk mereka semua, tepat di sudut kantin Laveire. “Kak Amira, seneng bisa ketemu Kakak lagi!” Dika tak mau membuang kesempatan untuk berbincang dengan Amira. Dia langsung menyapa di detik pertama mereka duduk. Terlihat jelas jika Raga memberikan tatapan sinis pada sapaan Dika. Dia merasa terancam. Tangan Raga bergerak meraih tangan Amira mendekat, menunjukkan kepemilikannya. “Iya,” sahut Amira. “Gue juga enggak nyangka kalian pindah ke sekolah ini.”Lebih tepatnya, Amira tidak mengerti. Apa tujuan Dika dan Dina pindah ke Laveire? “Iya, Kak Dina yang ajak!” Seru Dika jujur. Dia berucap riang d

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 186. Dua Saudara

    “Hai,” ucap Amira dengan senyum di wajah. Amira berusaha untuk menepikan sementara rasa tidak suka yang dia miliki. Untuk sementara saja, karena Sonya dan Reynald menatapnya sekarang. “Silakan lanjutkan pelajarannya,” ucap Reynald seraya berpamitan. Sonya mengangguk sopan. Dia mengantar Reynald sampai ke pintu kelas sebelum kembali pada murid-muridnya. “Sampai di mana tadi?” Sonya mencoba mengingat materi yang tengah dia berikan. “Ah ya, soal.”Tangan Sonya meraih kembali spidol di tangan. Kali ini, dia benar-benar menuliskan soal. Saat Sonya sudah sibuk, Raga menyenggol lengan Amira pelan. Tangan Raga menyodorkan buku tulisnya sendiri. Buku yang sudah dia tulis dengan sebuah kalimat untuk Amira. [Lagi kesel?]Amira hanya melengos. Dia tidak membalas, hanya mendorong kembali buku Raga kepada sang pemilik. Raga tidak menyerah. Dia menulis kalimat lain di atas bukunya, lalu mendorong buku itu kembali pada Amira. [Kesel sama cewek itu? Dia siapa? Beneran temen?]Raga ingin menuli

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 185. Kejutan untuk Amira

    “Anak-anak, duduk di tempat kalian!” Sapaan dari Sonya, membuat siswa kelas XI duduk.Amira menoleh sekilas ke belakang. Dia memastikan teman-teman sekelasnya sudah duduk, sebelum memimpin salam. “Terima kasih, Amira,” ucap Sonya kemudian. “Ibu sebelumnya bingung memilih ketua kelas untuk kelas gabungan baru ini,” aku Sonya, jujur. “Tapi sekarang Ibu bisa lega. Sepertinya Amira yang akan menjadi ketua kelas.”Tatapan Sonya tertuju ke seluruh siswa yang duduk di depannya, memastikan. “Apa ada yang keberatan jika Amira yang menjadi ketua kelas?”Terdengar hening. Tidak ada suara sama sekali. Sepuluh orang yang ada di dalam kelas tidak mengeluarkan suara. Sonya mengangguk kemudian. Dia juga sama tidak keberatannya seperti siswa yang ada di dalam kelas. Sonya sangat setuju. Amira bertanggung jawab dan mampu memimpin kelas dengan baik seperti yang sudah-sudah. “Baiklah. Ibu anggap kalian setuju. Untuk selanjutnya, Amira yang akan menjadi ketua kelas. Lalu ….” Sonya mengangkat daftar ab

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 184. Kelas Baru

    “Akhirnya!” Michelle berseru senang. Tangannya menyenggol Amira, sambil menunjuk ke arah panggung yang ada di depan mereka. “Kita masuk sekolah lagi!” Seru Michelle senang. Entah sudah berapa kali gadis itu mengatakannya. Amira bahkan sudah tidak menghitung. Sejak pertama Amira masuk ke wilayah Laveire, dia sudah melihat Michelle, menunggunya di lorong.Michelle langsung mengambil alih Amira yang memang datang ke sekolah bersama Raga. Dia memonopoli Amira sampai mereka duduk di aula. “Ini emang lama begini?” Raga yang sedari tadi sudah menahan diri, akhirnya mengomel juga. “Mau kasih pengumuman apa sih?” Tanya Raga, tidak sabar. Mereka diminta berkumpul di aula sejak tadi, tapi tidak ada yang terjadi. “Enggak tau,” jawab Michelle sambil mengangkat bahu. “Tadi Evan bilang dia juga lagi sibuk siapin pengumuman.”Akhirnya, Raga hanya bisa mengeluh. Apa yang dia lakukan, tak jauh berbeda dengan murid lain yang duduk di aula. Memang tidak ada banyak murid yang kembali masuk ke Lavei

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 183. Foto dan Kebersamaan

    “Kita belum pernah foto bareng!” Amira tertawa. Dia mengikuti langkah Raga, masuk ke dalam kotak photobox bersama. “Padahal kita ketemu hampir setiap hari. Kenapa ya?” Tanya Amira sambil berkedip tak percaya. Raga menyambut dengan senyum lebar. Dia menghampiri mesin photobox dan mulai menekan beberapa tombol. Amira, yang memang tidak pernah menggunakan mesin seperti itu, membiarkan Raga yang mengambil alih. “Di sini,” ucap Raga setelah dia selesai dengan mesinnya. Raga meminta Amira mendekat padanya. Jarinya menunjuk ke arah layar besar di depan mereka. “Liat ke kamera.”Tampilan wajah Amira dan Raga terlihat jelas di depan keduanya. Sekarang, Amira jadi malu sendiri melihat wajah mereka. “Senyum, dong.” Raga menoleh ke arah Amira yang tegang. Raga menggerakkan tangannya, mencubit pipi Amira gemas. “Lo lebih cantik kalau senyum.”Amira sedikit terkejut saat tangan Raga merangkulnya. Dia sampai menoleh, menatap dengan tatapan protes. Timer di mesin menyala. Hitungan mundur dimu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status