Beranda / Young Adult / Ratu Indigo VS Bad Boy / Bab 45. Di Balik Topi Raga

Share

Bab 45. Di Balik Topi Raga

Penulis: Dewiluna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-01 17:58:02

Alex menyetir mobil dengan kecepatan rendah. Dia tidak mau memanasi Raga yang sedang emosi saat ini.

Mereka keluar dari rumah Amira dengan Raga yang memaki kesal. Amira bahkan sampai memohon pada Alex untuk menerima uang yang dia berikan untuk Raga.

“Kenapa, sih?” Teriak Raga kesal. Berkali-kali dia menendang kursi di depannya sampai mobil bergetar.

“Bukannya cewek itu seneng kalau dikasih hadiah?”

Pertanyaan Raga yang tiba-tiba membuat Alex panik. Dia tidak menduga kalau Raga akan bertanya. Sebelumnya, Raga hanya berteriak marah dan mengamuk tidak jelas.

Alex berpikir cepat. Dia mencoba memberikan jawaban yang tidak akan membuat Raga semakin menggila.

“Kebanyakan seperti itu, Tuan,” jawab Alex pelan. Dia berusaha untuk tidak membantah, tapi juga tak mengiyakan.

“Namun, untuk kasus Nona Amira, Tuan Raga yang lebih mengerti. Tuan Raga memahami Nona Amira lebih dari saya.”

Kalimat Alex sukses membuat Raga terdiam. Alex benar, harusnya Raga yang lebih mengerti Amira. Kenapa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 46. Segala yang Tak Terucapkan

    Seperti biasa, Alex mengawasi Raga dan Amira dari sudut yang tak terlihat. Meski dia ingin menyimak dengan seksama pembicaraan serius keduanya, Alex tidak bisa lengah. Matanya tajam mengawasi keadaan sekitar. “Gue nolong lo sekali, tapi lo terus-terusan bantu gue. Rasanya aneh,” protes Amira. Amira mengingat hari pertama mereka bertemu. Saat itu Amira memang menolong Raga. Itu pertama kalinya Amira menggunakan kelebihannya untuk membantu orang lain, bukan sekedar mencari keuntungan sendiri. “Kenapa bantuin gue terus? Apa yang lo mau dari gue?” Berulang kali Amira memikirkannya, tapi dia tidak tahu apa yang Raga inginkan. “Di dunia ini enggak ada yang gratis, Raga ….” Setidaknya, hal itulah yang Amira pahami. Pelajaran yang dia dapatkan dari kesendirian, bahwa kebaikan datang dengan mengharapkan balasan. “Jadi lo punya trust issue?” Raga menebak Amira dengan sangat tepat. Sekarang Amira tampak terkejut. Gadis itu menghindar dari tatapan Raga. “Enggak semua orang itu bajin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 47. Pengejaran yang Tak Terlihat

    Guru menjelaskan pelajaran di depan kelas. Semua siswa di kelas XI-A memperhatikan, kecuali satu orang. “Mana?” Tangan Raga sibuk menuntut. Amira menghela. Di bawah meja, dia memberikan tangannya pada Raga. Sebentar lagi jam pulang sekolah, jadi Amira memang harus mengecek apa yang akan terjadi nanti. “Eh?” Amira menggumam heran. Kali ini tidak seperti biasanya. Di hari lain Amira hanya akan menjawab aman, atau tidak ada apa-apa. “Kenapa?” Raga langsung menoleh. Raga merasakan tangan Amira yang menggenggamnya semakin erat. Bahkan sekarang gadis itu sedang memejamkan mata, mencoba fokus pada sesuatu. “Pelajaran hari ini sampai di sini. Kita lanjutkan minggu depan!” Amira terpaksa menyela kegiatannya sesaat. Dia harus memimpin teman-teman sekelas untuk memberikan salam pada guru. “Lo liat apa?” Raga langsung bertanya saat guru beranjak pergi. Keduanya tidak peduli pada hiruk pikuk kelas di jam pulang sekolah. Baik Amira maupun Raga tidak bergerak dari kursi mereka. A

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 48. Pengejaran Tanpa Jejak

    Di tempat parkir Laveire, Raga sibuk adu urat leher dengan Alex. Meski sudah menggunakan statusnya sebagai majikan, Alex masih keras kepala. “Ini menyalahi tugas saya, Tuan,” ucap Alex setengah memohon. Alex paham jika apa yang Raga katakan benar, tapi dia tidak bisa membiarkan tuan muda yang harusnya dia jaga pergi sendirian. “Gue bakal baik-baik aja selama gue sama Amira.” Kepercayaan Raga pada Amira membuat gadis itu gelisah. Begitu mudahnya Raga menyerahkan nasib hidupnya pada Amira. “Kalo lo? Percaya sama gue enggak?” Pertanyaan Raga membuat Alex memalingkan wajah. Alex tak mampu menjawab. “Tuan Raga, ini sangat sulit untuk saya,” sahut Alex pelan. Nada bicara Alex merendah. Suaranya terus mengecil hingga tak bersisa. Amira yang sejak tadi hanya melihat, tak bisa terus diam. Dia akhirnya angkat bicara diantara perdebatan dua lelaki itu. “Saya yang akan bertanggung jawab atas Raga, Pak Pengawal!” Seru Amira tegas. “Saya akan menjamin keselamatan Raga. Dia engg

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 49. Pertama Kali

    “Enggak!” Teriakan Amira menggema di dalam taksi yang sedang mereka tumpangi. Supir taksi yang mengantar mereka bahkan sampai terkejut. Beruntung mobil tidak oleng. “Lo gila, ya? Sakit kuping gue!” Protes Raga kesal. Dia mengusap telinganya yang berdengung. Amira hanya bisa memberikan senyum canggung. Semua karena Raga mengatakan hal yang mengejutkan. Pergi ke rumah Raga? Tidak, terima kasih. “Biar gue cek.” Secepat kilat Amira menarik tangan Raga. Dia terdiam sebentar untuk melihat masa depan. “Enggak akan ada yang terjadi. Semua aman, jadi gue turun di sini, ya!” Raga mendelik sinis. Dia tidak percaya semudah itu Amira berubah sikap padanya. “Perasaan tadi ada yang bilang sampe mau bertaruh nyawa buat mastiin gue aman,” sindir Raga. “Belum ada satu jam udah berubah lagi ucapannya.” Amira mendengus. Memang sebelum ini dia yang memberikan janji-janji itu. Amira mengatakan bahwa dia yang akan menjamin keamanan Raga. Amira bahkan berjanji tidak akan membiarkan Raga terluka sed

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 50. Ketegangan Tanpa Kata

    Amira yakin jika Raga sengaja. Di ruang tamu kediaman keluarga Wijaya, di mana hanya ada mereka, Raga membuat Amira salah tingkah begini. “Lo yang pertama, Amira. Belum pernah ada seorang pun yang gue bawa ke rumah. Apalagi cewek ….” Sepak terjang Raga dalam menghadapi perempuan memang sangat buruk. Meski begitu, Raga memiliki paras yang luar biasa tampan. Rasanya tidak mungkin jika Raga tak pernah dekat dengan perempuan manapun. “Enggak percaya, ya?” ucap Raga saat melihat wajah penuh curiga dari Amira. Amira memang tidak menutupi sama sekali ekspresinya. Dia memicing dengan ujung alis terangkat. “Gue enggak bohong ….” Raga berucap pelan. Suaranya berubah lembut. “Gue serius, Amira ….” Perlahan, Raga bergerak mendekat. Dia membuat jarak di antara mereka terkikis habis, menyisakan sejengkal ruang tersisa. “Dalam banyak hal, elo jadi yang pertama di hidup gue ….” Amira bisa merasakan detak jantungnya yang berubah menggila. Raga yang biasanya bersikap menyebalkan, sekarang ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 51. Pesan di antara Hening

    Raga memandang langit-langit kamarnya kesal. Dia hanya menatap tanpa berkedip. Otaknya masih sibuk memutar ingatan perdebatannya dengan Amira. Hatinya masih merasa kesal dan kecewa luar biasa. Tok tok. Raga mendengar suara yang mengetuk pintu kamarnya. Dia berteriak bertanya. “Siapa?” Jawaban di luar sana adalah suara dari orang yang sangat Raga kenal. “Saya Alex, Tuan Raga.” Saat ini Raga sedang tidak ingin bicara dengan siapapun. Dia bahkan malas hanya untuk sekedar bergerak. “Saya mau melaporkan tentang orang yang berusaha mengejar Tuan Raga tadi,” ucap Alex dari luar kamar. Raga masih terdiam. Dia berusaha mengumpulkan motivasi untuk bangkit dan membuka pintu kamarnya yang terkunci. “Saya juga membawa pesan yang dititipkan Nona Amira,” sambung Alex. Raut wajah Raga seketika berubah. Dia yang sebelumnya enggan, sekarang mulai penasaran. Meski begitu, rasa kesal yang masih bercokol dalam hati, membuat Raga tak langsung menjawab. “Apa Tuan Raga sedang beristirahat? Ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 52. Cek Terus

    Hari masih pagi, tapi Amira sudah resah. Sejak kemarin dia tidak menghubungi Raga lagi. Untuk kesekian kalinya mereka berdebat tanpa ada ujung. “Dia bakal masuk sekolah, kan?” Gumam Amira pada dirinya sendiri.Berbagai macam dugaan masuk ke dalam benak Amira. Mulai dari mereka yang saling membuang muka, atau Raga tidak datang ke sekolah sama sekali.“Mikirin gue, ya?” Belaian lembut di puncak kepala Amira membuat gadis itu mendongak. Dia mendapati wajah Raga yang tersenyum ke arahnya.“Enggak,” bantah Amira singkat. Amira sengaja mengubah ekspresi menjadi datar. Dia menatap lurus ke arah Raga, menunjukkan kalau dia serius. Amira tidak mau Raga menyadari jika jantungnya sedang berdegup kencang sekarang.“Percaya,” sahut Raga.Raga mengambil tempat untuk duduk di samping Amira. Dia menatap Amira yang sibuk mengalihkan pandang.“Liat apa?” Raga memanjangkan tangan, melambai di depan Amira.Amira terpaksa menoleh saat wajah Raga muncul di depannya.“Jam kerja lo udah mulai,” ujar Raga.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 53. Gandengan Tanpa Status

    Amira berjalan di lorong sekolah. Langkahnya semakin lama semakin cepat. Di belakang Amira, ada Raga yang mengejar. “Ih! Jangan ngikutin melulu, kenapa sih?” Gerutu Amira.Belum sehari berlalu, tapi rasanya Amira sudah tidak kuat. Permintaan Raga untuk mengecek apa yang terjadi di masa depan sejam sekali, membuat Amira jengah. Raga terus saja mengulurkan tangan, di sepanjang pelajaran, di jam istirahat, di setiap hela napasnya. “Berhenti!” Amira berseru keras. Dia berbalik dan mendapati Raga di depannya. “Jangan ikutin gue lagi!” Raga hanya angkat bahu. Dia menatap sok bingung. “Kenapa? Kan gue cuma mau mempermudah tugas lo?”Amira menghentakan kakinya kesal. Rasanya percuma saja bicara pada Raga. Cowok itu akan terus berpura-pura polos sambil mengikuti langkahnya. Hanya ada satu tempat di mana Amira bisa bebas dari Raga. Brak! Amira masuk ke dalam satu ruangan, lalu menutup pintunya keras. Di tempat ini, Raga tak akan berani mengganggu. Toilet perempuan adalah tempat paling aman

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04

Bab terbaru

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 166. Hubungan Dua Cowok

    Di mobil, Raga duduk di samping Amira seperti biasa. Leon fokus menyetir karena memang mereka sudah terlambat dari jadwal seharusnya. “Oh, iya.” Raga mengulurkan tangan mengambil tas Amira yang sebelumnya dia simpan di kursi mobil. “Ini tas lo.” Amira tersenyum senang. Dia bersyukur tasnya bisa kembali. “Makasih udah dicariin.” Tangan Amira langsung membuka tas, memeriksa isi di dalamnya. Amira menghela lega saat melihat dompet miliknya aman di sana. Semua barang-barangnya yang lain juga ada. “Eh?” Tangan Amira mendapati satu benda asing di dalam tasnya. “Power bank? Punya siapa?” Dahi Amira berkerut. Tatapannya langsung tertuju pada Raga. “Ya dari gue, lah.” Raga memberikan senyum lebar. Raga pun ikut meraih tas yang dia bawa. Tangannya mengeluarkan satu power bank yang sama persis seperti milik Amira. “Gue beli couple,” ucap Raga bangga. Raga mendekatkan power bank miliknya dengan milik Amira. Sama persis. Hanya saja milik Amira berwarna putih, sedangkan punya Raga

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 165. Investigasi Dadakan

    Teriakan Raga membuat Leon mengetuk pintu rumah Amira dari luar. Raga menggerutu. Harusnya dia tidak berteriak sekeras itu. "Tuan Raga? Apa terjadi sesuatu?" Amira dan Raga saling memandang. Mereka sekarang bingung karena mendapatkan ketukan dari luar. Sepertinya, Leon curiga dengan teriakan Raga. “Tuan? Apa Tuan Raga baik-baik saja?” Leon berteriak lagi dari luar. Dia tampak tidak sabar. “Tuan! Saya buka pintunya sekarang!” Merasa tak ada waktu yang tersisa, Raga langsung membuka pintu. Dia terpaksa harus melakukannya, jika tak ingin pintu rumah Amira dijebol paksa oleh Leon. “Gue enggak apa-apa,” jawab Raga singkat. Raga memalingkan wajahnya cepat. Tak ada yang bisa Raga lakukan selain menghindar dari tatapan Leon. Dia tak mau membuat Leon curiga dengan ekspresi wajah yang belum bisa dia kendalikan saat ini. “Sorry.” Amira berinisiatif untuk mengalihkan perhatian. “Gue enggak sengaja nginjek kaki Raga,” ucap Amira pada Leon. Amira menambahkan sedikit bumbu agar Leon

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 164. Seorang 'W'

    Semalam, Amira terlalu sibuk meladeni mulut manis Raga sampai dia tertidur. Amira benar-benar mengalami apa yang disebut sleep call untuk pertama kalinya. “Yah, baterainya habis,” ucap Amira sambil menatap handphone miliknya yang mati total saat dia terbangun di pagi hari. Entah sampai kapan handphone itu menyala. Amira tidak bisa mengingatnya. Apakah Raga yang memutuskan panggilan mereka atau handphone Amira yang terlanjur tewas. “Cas dulu.” Amira beranjak dari tempat tidur. Dia menghubungkan ponsel pintarnya dengan pengisi daya. Saat itu, tangannya tak sengaja menyenggol handphone yang lain. “Ah, gue lupa. Semalam enggak balas pesan yang di sini.” Amira mengecek ponsel lipat itu. Layarnya menyala menampilkan pesan di kotak masuk. [Nama keluarga gue Wijaya. W itu bukannya kakek gue? Nama kakek gue Heri Wijaya.] [Bisa aja Leon lagi ngabarin ke kakek.] Amira mendengus. Tentu saja dia sudah memikirkan kemungkinan itu. Masalahnya adalah, isi pesan itu tidak seperti

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 163. Sleep Call

    Meski hari sudah larut, rasa kantuk Amira hilang seketika. Sekarang dia sibuk berbalas pesan dengan Raga, sambil menelepon. “Udah ngantuk banget?” Tanya Raga dari seberang. Amira menggeleng. “Enggak. Udah enggak ngantuk lagi.” Amira mengucapkan jawaban jujur, tapi Raga malah terkekeh. “Udah enggak ngantuk … berarti sebelumnya ngantuk, dong.” Amira tidak mau mengakui. Dia diam saja. Tangannya masih sibuk mengetik balasan di handphone kecilnya. Mereka memang sedang melakukan pembicaraan dua jalur. Satu jalur panggilan lewat smartphone, sementara satu jalur yang lain lewat pesan singkat di handphone lipat baru milik Amira. [Udah cari tau tentang asisten baru lo?] Amira menunggu sebentar sebelum ada balasan lain yang masuk dalam handphone lipat kecil miliknya. [Udah. Enggak ada yang aneh. Leon udah kerja lama sama kakek. Emang lo liat apa?] Amira memang belum mengatakan apa yang dia lihat. Kecurigaan Amira membuat dia tidak mau bicara terlalu banyak di depan Leon. [Asiste

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 162. Pesan Cinta

    Amira menatap handphone kecil di tangan miliknya. Itu handphone yang diberikan oleh Raga diam-diam saat di mobil tadi. “Kenapa coba dia kasih ini?” Amira menyempatkan diri untuk melihat ke kanan kiri. Dia bahkan mengunci pintu rumahnya sebelum memeriksa handphone itu. “Nyalain dulu aja,” ucap Amira sambil berusaha menahan rasa penasarannya. Ponsel lipat yang memang berukuran lebih kecil dari tangan Amira, kini terbuka. Amira memperhatikan layarnya yang berpendar. “Ini handphone baru?”Amira hendak mencari tahu lebih banyak saat pintu rumahnya diketuk. “Pesanan atas nama Amira!”Amira pun membuka pintu. Dia mendapatkan sebuah paper bag besar dari sang kurir. “Makasih,” ucap Amira seraya menutup pintu kembali. Paper bag itu masih di tangan Amira ketika handphone miliknya berbunyi nyaring. Tangan Amira meraih handphone tersebut. Dia mendapati nama Raga tertera di layar. “Udah sampai makanannya?” Tanya Raga di nada sambung pertama.“Udah, kenapa?” Sambil menjawab, Amira membawa p

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 161. Hadiah

    Amira melepaskan pelukan Raga. Di dalam mobil, dia bergeser sedikit. Amira mencoba memasukkan handphone yang baru saja Raga berikan ke dalam saku celananya. “Gue maafin, tapi jangan kirim hadiah lagi.”Amira bersikap seolah tak ada yang terjadi. Dia harus mengatakan sesuatu untuk menutupi apa yang baru saja mereka lakukan. Pembahasan tentang hadiah adalah satu-satunya hal yang terlintas dalam otak Amira. “Pemborosan. Makanan yang lo kirim semalam juga enggak habis,” sambung Amira kemudian. Makanan yang Raga kirim memang sangat banyak, melebihi porsi Amira. Amira sampai menyimpannya di kulkas, lalu menghangatkannya lagi sebagian untuk sarapan pagi ini. “Harusnya lo habisin,” sahut Raga. “Nanti malam juga gue kirimin lagi.”Amira mendelik. Dia merasa pacarnya ini bebal. Padahal baru saja Amira menolak, tapi Raga malah abai. “Jangan nolak,” ucap Raga, mengingatkan. “Gue kan udah bilang mau tanggung jawab.”Raga memberikan senyum miring, dan Amira tidak suka itu. Dia merasa Raga mere

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 160. Kelanjutan Strategi

    Amira baru selesai mengganti baju saat seseorang mengetuk pintu rumahnya beberapa kali. Sedikit curiga, Amira tidak langsung membuka pintu. Apalagi hari sudah malam dan semua teman-temannya sudah pulang. Amira sendirian.“Siapa?” Tanya Amira tanpa membuka pintu. “Kurir pengantaran pesanan atas nama Amira,” sahut suara dari seberang.Amira mendelik. Dia menggeleng curiga. “Gue enggak pesen apa-apa!” Balas Amira, berteriak. Amira hendak menjauh dari pintu, sebelum ketukan kembali terdengar.“Nama pengirimnya Raga!”Seruan itu membuat Amira berhenti. Dia gegas mengambil handphone miliknya sendiri. Amira berniat memastikan. Dia langsung menghubungi nomor Raga. “Iya, itu dari gue,” sahut Raga dari seberang.Belum juga Amira mengucapkan apa pun, Raga sudah tahu apa yang hendak Amira tanyakan. Amira memasang senyum sekilas. Dia meledek Raga. “Mau nyogok ceritanya?” Pasti karena Amira bilang kalau dia kesal pada Raga. Pacarnya itu sedang bersikap manis padanya. “Iya, dong. Isinya makan

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 159. Kolaborasi Pasangan Kekasih

    Evan mendelik pada Amira. Dia yang harusnya bertanya kenapa. Amira malah melamun tak bergerak. Dipanggil pun tidak menoleh. “Lo yang kenapa. Kenapa diem?”Raga yang sebelumnya masih mengucek mata, mengumpulkan nyawa, seketika terduduk. “Kenapa?” Raga bertanya dengan suara yang masih serak. Cowok itu bersandar pada dinding di sebelah Leon. “Enggak apa-apa.” Amira menjawab singkat. “Cuma mau nyuruh lo pulang. Bentar lagi malem.”Amira menepuk lengan Raga lagi, meminta pacarnya itu cepat bangun. “Iya,” ucap Raga sambil menutup mulutnya yang masih menguap. Saat Raga hendak berdiri, Leon mendahului. Mana mungkin dia membiarkan tuan mudanya lebih sigap daripada dirinya sendiri. “Gue numpang ke kamar mandi dulu, boleh enggak?” Tanya Raga. Dia menunjuk pintu imut yang menuju ke kamar mandi Amira. Raga perlu mencuci wajahnya. Dia tidak mau terlihat mengerikan lebih lama di depan Amira. Setidaknya dia mau memastikan wajahnya layak diperlihatkan di depan sang pacar. “Ya udah sana!” Ami

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 158. Kembali Melihat Bayangan

    Amira memandang Evan dan Michelle bergantian. Dia sudah ikut duduk bersama keduanya di teras warung.“Udah istirahatnya belum?” Tanya Amira. “Jalan lagi, yuk. Bentar lagi sampe.”Rumah Amira memang tidak jauh lagi, dan Amira merasa jika lebih baik mereka istirahat di rumahnya saja. “Sebentar lagi?” Wajah Michelle berubah cerah. Dia gegas berdiri menyusul Amira yang sudah bangkit. “Ayo cepet ke rumah lo. Di luar panas!”Amira terkekeh mendengar keluhan Michelle. Dia menggeleng kasihan pada sang teman.“Tapi di rumah gue juga enggak ada AC loh, tetep panas.”Michelle cemberut, tapi menggeleng kemudian. Dia tetap menggandeng tangan Amira, mengajak temannya itu lanjut berjalan. “Enggak apa-apa. Yang penting kepala gue enggak kebakar.”Mereka pun terus berjalan sampai ke rumah kecil yang ada di pojok. Amira meminta kedua temannya menunggu. Dia berniat meminjam kunci cadangan ke pemilik kontrakan sebentar.“Nah, ayo masuk,” ucap Amira sambil membuka pintu. Amira mendahului kedua temannya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status