Beranda / Fiksi Remaja / Ratu Indigo VS Bad Boy / Bab 46. Segala yang Tak Terucapkan

Share

Bab 46. Segala yang Tak Terucapkan

Penulis: Dewiluna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-01 17:58:05

Seperti biasa, Alex mengawasi Raga dan Amira dari sudut yang tak terlihat. Meski dia ingin menyimak dengan seksama pembicaraan serius keduanya, Alex tidak bisa lengah. Matanya tajam mengawasi keadaan sekitar.

“Gue nolong lo sekali, tapi lo terus-terusan bantu gue. Rasanya aneh,” protes Amira.

Amira mengingat hari pertama mereka bertemu. Saat itu Amira memang menolong Raga. Itu pertama kalinya Amira menggunakan kelebihannya untuk membantu orang lain, bukan sekedar mencari keuntungan sendiri.

“Kenapa bantuin gue terus? Apa yang lo mau dari gue?”

Berulang kali Amira memikirkannya, tapi dia tidak tahu apa yang Raga inginkan.

“Di dunia ini enggak ada yang gratis, Raga ….”

Setidaknya, hal itulah yang Amira pahami. Pelajaran yang dia dapatkan dari kesendirian, bahwa kebaikan datang dengan mengharapkan balasan.

“Jadi lo punya trust issue?”

Raga menebak Amira dengan sangat tepat. Sekarang Amira tampak terkejut. Gadis itu menghindar dari tatapan Raga.

“Enggak semua orang itu bajin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 47. Pengejaran yang Tak Terlihat

    Guru menjelaskan pelajaran di depan kelas. Semua siswa di kelas XI-A memperhatikan, kecuali satu orang. “Mana?” Tangan Raga sibuk menuntut. Amira menghela. Di bawah meja, dia memberikan tangannya pada Raga. Sebentar lagi jam pulang sekolah, jadi Amira memang harus mengecek apa yang akan terjadi nanti. “Eh?” Amira menggumam heran. Kali ini tidak seperti biasanya. Di hari lain Amira hanya akan menjawab aman, atau tidak ada apa-apa. “Kenapa?” Raga langsung menoleh. Raga merasakan tangan Amira yang menggenggamnya semakin erat. Bahkan sekarang gadis itu sedang memejamkan mata, mencoba fokus pada sesuatu. “Pelajaran hari ini sampai di sini. Kita lanjutkan minggu depan!” Amira terpaksa menyela kegiatannya sesaat. Dia harus memimpin teman-teman sekelas untuk memberikan salam pada guru. “Lo liat apa?” Raga langsung bertanya saat guru beranjak pergi. Keduanya tidak peduli pada hiruk pikuk kelas di jam pulang sekolah. Baik Amira maupun Raga tidak bergerak dari kursi mereka. A

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 48. Pengejaran Tanpa Jejak

    Di tempat parkir Laveire, Raga sibuk adu urat leher dengan Alex. Meski sudah menggunakan statusnya sebagai majikan, Alex masih keras kepala. “Ini menyalahi tugas saya, Tuan,” ucap Alex setengah memohon. Alex paham jika apa yang Raga katakan benar, tapi dia tidak bisa membiarkan tuan muda yang harusnya dia jaga pergi sendirian. “Gue bakal baik-baik aja selama gue sama Amira.” Kepercayaan Raga pada Amira membuat gadis itu gelisah. Begitu mudahnya Raga menyerahkan nasib hidupnya pada Amira. “Kalo lo? Percaya sama gue enggak?” Pertanyaan Raga membuat Alex memalingkan wajah. Alex tak mampu menjawab. “Tuan Raga, ini sangat sulit untuk saya,” sahut Alex pelan. Nada bicara Alex merendah. Suaranya terus mengecil hingga tak bersisa. Amira yang sejak tadi hanya melihat, tak bisa terus diam. Dia akhirnya angkat bicara diantara perdebatan dua lelaki itu. “Saya yang akan bertanggung jawab atas Raga, Pak Pengawal!” Seru Amira tegas. “Saya akan menjamin keselamatan Raga. Dia engg

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 49. Pertama Kali

    “Enggak!” Teriakan Amira menggema di dalam taksi yang sedang mereka tumpangi. Supir taksi yang mengantar mereka bahkan sampai terkejut. Beruntung mobil tidak oleng. “Lo gila, ya? Sakit kuping gue!” Protes Raga kesal. Dia mengusap telinganya yang berdengung. Amira hanya bisa memberikan senyum canggung. Semua karena Raga mengatakan hal yang mengejutkan. Pergi ke rumah Raga? Tidak, terima kasih. “Biar gue cek.” Secepat kilat Amira menarik tangan Raga. Dia terdiam sebentar untuk melihat masa depan. “Enggak akan ada yang terjadi. Semua aman, jadi gue turun di sini, ya!” Raga mendelik sinis. Dia tidak percaya semudah itu Amira berubah sikap padanya. “Perasaan tadi ada yang bilang sampe mau bertaruh nyawa buat mastiin gue aman,” sindir Raga. “Belum ada satu jam udah berubah lagi ucapannya.” Amira mendengus. Memang sebelum ini dia yang memberikan janji-janji itu. Amira mengatakan bahwa dia yang akan menjamin keamanan Raga. Amira bahkan berjanji tidak akan membiarkan Raga terluka sed

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 50. Ketegangan Tanpa Kata

    Amira yakin jika Raga sengaja. Di ruang tamu kediaman keluarga Wijaya, di mana hanya ada mereka, Raga membuat Amira salah tingkah begini. “Lo yang pertama, Amira. Belum pernah ada seorang pun yang gue bawa ke rumah. Apalagi cewek ….” Sepak terjang Raga dalam menghadapi perempuan memang sangat buruk. Meski begitu, Raga memiliki paras yang luar biasa tampan. Rasanya tidak mungkin jika Raga tak pernah dekat dengan perempuan manapun. “Enggak percaya, ya?” ucap Raga saat melihat wajah penuh curiga dari Amira. Amira memang tidak menutupi sama sekali ekspresinya. Dia memicing dengan ujung alis terangkat. “Gue enggak bohong ….” Raga berucap pelan. Suaranya berubah lembut. “Gue serius, Amira ….” Perlahan, Raga bergerak mendekat. Dia membuat jarak di antara mereka terkikis habis, menyisakan sejengkal ruang tersisa. “Dalam banyak hal, elo jadi yang pertama di hidup gue ….” Amira bisa merasakan detak jantungnya yang berubah menggila. Raga yang biasanya bersikap menyebalkan, sekarang ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 51. Pesan di antara Hening

    Raga memandang langit-langit kamarnya kesal. Dia hanya menatap tanpa berkedip. Otaknya masih sibuk memutar ingatan perdebatannya dengan Amira. Hatinya masih merasa kesal dan kecewa luar biasa. Tok tok. Raga mendengar suara yang mengetuk pintu kamarnya. Dia berteriak bertanya. “Siapa?” Jawaban di luar sana adalah suara dari orang yang sangat Raga kenal. “Saya Alex, Tuan Raga.” Saat ini Raga sedang tidak ingin bicara dengan siapapun. Dia bahkan malas hanya untuk sekedar bergerak. “Saya mau melaporkan tentang orang yang berusaha mengejar Tuan Raga tadi,” ucap Alex dari luar kamar. Raga masih terdiam. Dia berusaha mengumpulkan motivasi untuk bangkit dan membuka pintu kamarnya yang terkunci. “Saya juga membawa pesan yang dititipkan Nona Amira,” sambung Alex. Raut wajah Raga seketika berubah. Dia yang sebelumnya enggan, sekarang mulai penasaran. Meski begitu, rasa kesal yang masih bercokol dalam hati, membuat Raga tak langsung menjawab. “Apa Tuan Raga sedang beristirahat? Ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 52. Cek Terus

    Hari masih pagi, tapi Amira sudah resah. Sejak kemarin dia tidak menghubungi Raga lagi. Untuk kesekian kalinya mereka berdebat tanpa ada ujung. “Dia bakal masuk sekolah, kan?” Gumam Amira pada dirinya sendiri.Berbagai macam dugaan masuk ke dalam benak Amira. Mulai dari mereka yang saling membuang muka, atau Raga tidak datang ke sekolah sama sekali.“Mikirin gue, ya?” Belaian lembut di puncak kepala Amira membuat gadis itu mendongak. Dia mendapati wajah Raga yang tersenyum ke arahnya.“Enggak,” bantah Amira singkat. Amira sengaja mengubah ekspresi menjadi datar. Dia menatap lurus ke arah Raga, menunjukkan kalau dia serius. Amira tidak mau Raga menyadari jika jantungnya sedang berdegup kencang sekarang.“Percaya,” sahut Raga.Raga mengambil tempat untuk duduk di samping Amira. Dia menatap Amira yang sibuk mengalihkan pandang.“Liat apa?” Raga memanjangkan tangan, melambai di depan Amira.Amira terpaksa menoleh saat wajah Raga muncul di depannya.“Jam kerja lo udah mulai,” ujar Raga.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 53. Gandengan Tanpa Status

    Amira berjalan di lorong sekolah. Langkahnya semakin lama semakin cepat. Di belakang Amira, ada Raga yang mengejar. “Ih! Jangan ngikutin melulu, kenapa sih?” Gerutu Amira.Belum sehari berlalu, tapi rasanya Amira sudah tidak kuat. Permintaan Raga untuk mengecek apa yang terjadi di masa depan sejam sekali, membuat Amira jengah. Raga terus saja mengulurkan tangan, di sepanjang pelajaran, di jam istirahat, di setiap hela napasnya. “Berhenti!” Amira berseru keras. Dia berbalik dan mendapati Raga di depannya. “Jangan ikutin gue lagi!” Raga hanya angkat bahu. Dia menatap sok bingung. “Kenapa? Kan gue cuma mau mempermudah tugas lo?”Amira menghentakan kakinya kesal. Rasanya percuma saja bicara pada Raga. Cowok itu akan terus berpura-pura polos sambil mengikuti langkahnya. Hanya ada satu tempat di mana Amira bisa bebas dari Raga. Brak! Amira masuk ke dalam satu ruangan, lalu menutup pintunya keras. Di tempat ini, Raga tak akan berani mengganggu. Toilet perempuan adalah tempat paling aman

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 54. Kabur dari Pandangan

    Hari masih pagi, tapi suasana sudah panas. Di kantin Laveire yang sepi, Amira tampak panik. Dia tidak bisa menghindari tatapan Michelle yang tertuju lurus padanya.“Serius, lo enggak pacaran sama dia?” Tanya Michelle penasaran.Amira tahu jika kedekatannya dengan Raga pasti akan membuat asumsi seperti itu. Padahal, dia tidak memiliki hubungan apapun dengan Raga. “Enggak,” jawab Amira singkat. Dia terus membantah.Namun, Michelle juga sama. Dia tidak menyerah, malah melanjutkan pertanyaannya.“Tapi elo sama dia terus? Sambil gandengan juga?”Dahi Amira mengernyit. Dia berpikir keras, mencoba mencari jawaban yang sekiranya tak akan membuat dirinya semakin dicurigai. “Kita cuma teman sebangku aja, kok. Tadi pas dateng, kebetulan aja bareng,” sahut Amira sekenanya. Meski sudah mendengar jawaban, Michelle masih menatap Amira lekat. Jelas terlihat jika gadis itu belum puas dengan apa yang Amira katakan.“Gandengannya?” Tanya Michelle lagi. Terus saja Michelle penasaran dengan gandengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05

Bab terbaru

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 91. Nada untuk Hati

    Amira menoleh ke sekeliling ruangan, panik. Tepat setelah Raga berucap ingin menampilkan sesuatu khusus untuknya, dia mendapatkan firasat buruk. Sejak kapan? Amira baru menyadari jika Alex tidak ada bersama mereka. Kenapa hanya ada Raga dan Amira di dalam ruangan ini?“Raga ….” Amira memanggil, hendak mengajak Raga untuk keluar.Namun, cowok itu sudah terlanjur duduk. Raga menempati kursi di depan piano, yang sebelumnya diduduki oleh Catherine.“Kalau Catherine tadi mainin Fur Elise buat lo, gue pilih yang beda,” ucap Raga sambil memandang Amira lembut. “Dengerin, ya. Gue yakin lo bakal suka.”Raga memberikan senyum terbaiknya pada Amira. “River Flows in You.”Setelah Raga menyebutkan judul lagunya, Amira jadi tidak bisa berpaling. Denting yang pertama terdengar di telinga Amira, langsung menarik hatinya.Lembut dan manisnya nada yang Raga mainkan, membuat Amira terbuai. Amira seolah bisa merasakan belaian yang memanjakan dalam setiap harmoni yang dia dengar. Begitu dalam, Amira terb

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 90. Harmoni untuk Amira

    Di tempat yang tidak Amira kenali ini, dia melihat kedekatan antara Raga dengan Catherine. Hati Amira terasa dongkol. Kedua matanya enggan menatap. Meski begitu, Amira tak bisa mengabaikan tangan Catherine yang terulur. Rasanya tidak sopan jika Amira mengabaikan perkenalan tulus dari Catherine. “Hai,” sapa Amira. “Salam kenal, Kak.” Amira menyapa sopan. Dia menyambut tangan Catherine. Saat tangan Amira dan Catherine bersentuhan, Amira bisa melihat sekilas bayangan masa depan. Seketika dia menoleh ke arah Raga. Raga tersenyum miring. Dia bisa menebak jika Amira sudah mengetahui semuanya. “Udah liat?” Sindir Raga pada Amira. Amira mendengus. Bibirnya cemberut, kesal. Tatapannya memicing sinis. “Kenapa enggak bilang dari tadi?”Andai saja Raga mengatakan tentang Catherine, Amira tidak perlu menggalau segala. “Ada apa?” Catherine yang mendengar pembicaraan keduanya, jadi bertanya. “Terjadi sesuatu?” Dia penasaran.Raga menggeleng. “Enggak ada.” Tangan Raga menunjuk ke bagian dalam g

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 89. Cemburu yang Tak Terucap

    “Hari ini lo lembur,” ucap Raga pada Amira. Bel pulang baru saja berbunyi, dan Raga sudah menentukan apa yang harus Amira lakukan. Amira tidak akan bisa lolos darinya sama sekali. “Enggak usah sampai begitu,” sahut Amira tenang. “Gue juga emang enggak berniat buat Nerima ajakan Evan, kok.” Sayang sekali, Amira melakukan hal yang salah. Harusnya Amira tidak membantah Raga. Setelah jam istirahat tadi, Raga sudah mati-matian menahan emosinya sendiri. Amira tidak tahu saja, jika Raga sudah ingin memutar balikkan meja di detik Evan mengutarakan ajakannya untuk nonton bersama Amira. “Emang seharusnya gitu,” sindir Raga kesal. “Lo pasti bakalan nyesel kalau terima ajakan dia.” Raga menarik tangan Amira kemudian. Dia tidak berniat menunggu lebih lama. “Udah beres, kan? Kita pergi sekarang!” Raga memimpin jalan menuju ke tempat parkir. Amira menghela kesal karena diseret begini. Namun, dia memilih untuk tidak mengajukan protes lagi. Lewat tangan mereka yang tertaut, Amira bisa

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 88. Persaingan Dua Lelaki

    Setelah insiden pengering rambut, Raga mencoba bersikap biasa saja. Dia tidak mau sampai Amira tahu tentang otaknya yang tidak bersih. Cukup dirinya dan Tuhan yang tahu. Beruntungnya, setelah semua kerusuhan itu, mereka tidak terlambat. Raga dan Amira sampai di Laveire, tepat sebelum bel masuk berbunyi. Mereka pun belajar dengan tenang di kelas, sampai sekarang. “Untuk persamaan yang ini–”Penjelasan guru yang ada di depan kelas disela oleh bunyi bel istirahat. Semua siswa di kelas XI-A berseru senang.Guru yang ada di depan kelas pun memilih untuk sadar diri. Beliau mengakhiri pembelajaran dan menutup kelas, seperti yang murid-muridnya inginkan. “Elo makan sama temen lo lagi?” Tanya Raga setelah guru mereka berjalan ke luar. Amira mengangguk. “Iya.” Tangannya menunjuk ke depan pintu. “Itu udah ditungguin.”Raga menghela saat melihat Michelle yang sudah menunggu di depan kelas XI-A seperti biasa. Helaan itu semakin keras saat Evan muncul di belakang Michelle. “Lo mau ikut ke kant

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 87. Terlalu Dekat

    Di sudut kamar kontrakan Amira, Alex mengulum senyum. Tuan mudanya tampak sangat senang saat ini. “Pelit banget, sih!” Raga mengomel saat Amira menyumpalkan semua isi piring ke dalam mulutnya. Gadis itu dengan sengaja tidak menyisakan sama sekali.“Terus buat apa lo nawarin kalau enggak mau ngasih, heh?”Amira tak menjawab. Dia hanya mendengus. Sungguh, Raga adalah orang yang tak mengerti basa-basi.“Udah kering belum rambut gue? Udah telat, nih.”Sengaja, Amira mengalihkan pembicaraan. Berdebat dengan Raga, jelas tak akan ada habisnya. “Belum, lah!” Raga baru pertama kali mengeringkan rambut seorang perempuan. Ternyata memakan waktu yang lama, apalagi rambut Amira panjang dan tebal. Lutut Raga juga sudah terasa sakit. Raga terpaksa harus menggunakan lutut sebagai tumpuan di lantai, agar tingginya bisa sesuai dengan Amira yang duduk di depannya.“Maju dikit, coba!” Ketus Amira. Kabel pengering rambut yang Amira miliki memang tidak panjang. Jadi mereka tak bisa bergeser sama seka

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 86. Sampai ke Hati

    Di saat Amira merasa canggung dengan suasana pembicaraan mereka. Terdengar suara dari pintu yang diketuk. Ruang VIP di restoran yang mereka tempati, sepertinya memiliki tamu.Raga mengalah dengan ketukan tersebut. Dia berseru memberikan izin. “Masuk aja.” Pintu terbuka, dan sebuah kereta dorong makanan terlihat. Para pelayan datang, membawa makanan yang mereka pesan. “Permisi, Tuan, Nona,” ucap salah satu pelayan. “Kami akan menyiapkan makanannya.”Raga tak repot merespon lebih banyak. Dia memilih untuk membiarkan para pelayan itu melakukan tugasnya. “Selamat menikmati, Tuan, Nona.”Para pelayan berpamitan pergi. Mereka sudah selesai mengisi meja sampai penuh dengan makanan. Seketika, perhatian Raga dan Amira beralih pada semua makanan itu. Tampilannya yang menggiurkan, juga harum yang menggelitik hidung, membuat mulut mereka berliur. “Makan, yuk.” Ajak Raga pada Amira. Tangannya dengan sigap mengambil sendok dan garpu. “Semuanya?” Amira menatap tak percaya. “Ini pesenan elo? Ba

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 85. Antara Canda, Luka, dan Maaf

    Amira gelagapan. Dia mendorong kursinya mundur. Kedua mata Amira langsung tertuju ke arah pintu keluar. Dia ingin segera pergi dari ruang VIP restoran mewah ini. Secepatnya!“Jangan!” Ujar Raga saat Amira hendak beranjak. Tangan Raga terulur, mencegah Amira pergi. “Gue cuma bercanda,” ucapnya kemudian.Tangan Amira menepis Raga kasar. “Bercandaan elo enggak lucu!”Amira menatap Raga dengan wajah memerah. Sungguh, Amira benar-benar panik. Memori buruknya tentang lelaki, seketika menyeruak keluar bagai air bah. Terus membanjir membuatnya hilang arah.“Sorry ….” Raga mengucapkan maaf. Sudut mata Amira yang berair, membuat Raga semakin serba salah. Raga bergerak mendekat. Tangannya terulur pada Amira. “Gue enggak tau kalau lo bakalan takut begini.”Amira menunduk. Dia tidak mengucapkan satu kata pun. Tangannya sibuk meremas ujung roknya sendiri, begitu kencang sampai kusut tak berbentuk. Raga tidak bisa terus diam. Dia beranjak dari kursi, berlutut di samping Amira. “Maafin gue ….”Tak

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 84. Berdua di Ruang Tertutup

    Amira melihat ke segala arah. Di restoran mewah bernuansa merah ini, petunjuk yang Amira dapatkan hanyalah jenis makanannya. Pasti makanan oriental, karena ada tulisan Mandarin yang terukir pada dinding di hadapan mereka. “Raga, kenapa kita ke sini?” Tanya Amira cemas. Raga menoleh, menatap Amira. Namun, dia tidak menjawab. Hanya tangannya saja yang bergerak, mengangkat tangan Amira yang sedang tertaut dengannya. Benar, Amira sudah mengeceknya tadi. Mereka akan makan di tempat ini. “Gue pesen ruang VIP, biar aman.” Jari Raga menunjuk ke kening Amira. “Otak lo aja yang kotor.” “Enak aja!” Bantah Amira sambil menepis tangan Raga. “Gue juga enggak mikir apa-apa!” Amira menutupi rasa malunya dengan memalingkan wajah. Sayang sekali, di sisi lain malah ada Alex. Raga tidak melihat, tapi jadi Alex yang melihatnya. Sungguh memalukan! “Silakan, Tuan, Nona.” Untungnya sambutan para pelayan mengalihkan perhatian Raga dan Alex. Para pelayan itu membukakan pintu kayu di hadapan mereka.

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 83. Di Bawah Perintah Majikan

    Situasi saat ini sungguh berbahaya. Di atas kursi mobil yang sempit ini, Amira menindih Raga. Amira tidak peduli dengan kakinya yang sudah naik ke atas kursi dengan begitu kurang ajarnya. Wajah Amira menatap Raga, tapi tatapannya kosong entah kemana.Raga tahu apa yang terjadi. Amira sedang melihat masa depan, dengan pose yang menantang begini.“Gue bukan orang yang bisa tahan godaan,” ucap Raga pelan. Tangan Raga menarik Amira yang masih melamun. Dia meraih pinggang Amira, menjauhkan tubuh gadis itu. Raga mendudukkan Amira kembali ke tempatnya semula.“Kalau lo begitu lagi, gue enggak bisa jamin kelanjutannya bakal sama kayak sekarang ….”Amira tersentak. Dia yang baru sadar dari lamunan, hanya mendengar sebagian kalimat Raga. “Udahan liat masa depannya?” Tanya Raga pelan.Meski jantungnya serasa akan meledak, Raga memilih untuk bersikap biasa saja. Dia duduk bersandar di kursi, mencoba menenangkan kegilaannya sendiri. “Lo … cuma mau ngajak gue makan?” Tanya Amira heran. Raga ber

DMCA.com Protection Status