Home / Young Adult / Ratu Indigo VS Bad Boy / Bab 42. Poin Kedua: Jangan Menolak

Share

Bab 42. Poin Kedua: Jangan Menolak

Author: Dewiluna
last update Last Updated: 2024-11-30 18:00:52

Amira memicing. Tatapannya tertuju tajam pada Raga, menunjukkan ketidaksukaan. Suasana rumah kontrakan Amira yang sebelumnya damai, sekarang jadi panas membara.

“Enggak usah,” tolak Amira tegas. “Ngapain jemput? Buat apa nganterin? Gue bisa pergi sendiri.”

Tidak mau lagi Amira merepotkan Raga. Lagipula Amira bukan sekarat atau apa.

“Tapi gue mau,” balas Raga tak kalah tegas. “Dan gue yang nentuin, bukan lo.”

Amira meringis. Dia tidak menyangka jika Raga akan seenak udel seperti ini padanya.

“Jangan lupa kalau elo kerja sama gue,” sinis Raga. “Emang gue belum bahas masalah ini, tapi kebetulan sekarang waktunya udah pas.”

Makanan di depan mereka terabaikan. Raga lebih fokus berbicara dengan Amira.

“Elo udah setuju kerja sama gue. Kita udah deal dengan harganya, tapi gue belum bilang apa aja kerjaan lo.”

Amira melotot tak percaya. Waktu itu dia memang langsung setuju saat Raga memintanya jadi bodyguard, tapi Amira belum tahu detailnya.

“Lo jangan manfaatin keadaan gue, dong!”
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 43. Pegang Tangan Gue

    Tidur Raga tidak nyenyak semalam. Dia terbangun dari ranjangnya dengan suasana hati yang buruk karena penolakan Amira. “Padahal dia yang lebih butuh gue!” Sungut Raga kesal. Daripada terus jengkel, Raga memilih untuk bersiap. “Selamat pagi, Tuan Raga,” sapaan dari Alex menyambut Raga ketika dia membuka pintu kamar. Seperti biasa, mereka berjalan bersisian ke dapur. Raga memilih roti isi sebagai sarapan sebelum berangkat. “Ke rumah Amira dulu,” ucap Raga pada Alex sebelum supirnya itu mulai menyetir. Saat Alex sibuk mengemudi, Raga mengirimkan pesan pada Amira. “Jam kerja lo dimulai sekarang. Gue otw ke sana.” Raga membaca ulang isi pesannya sebelum dikirim. Amira bisa menolak, tapi Raga juga punya kuasa untuk memaksa. Dia bosnya. Tak sampai semenit, balasan untuk pesan Raga sampai. “Tunggu di depan gang.” Raga tersenyum miring. Benar, kan? Raga bisa membuat Amira mematuhi apa yang dia katakan. Di ujung gang, Raga bisa melihat sosok Amira yang menunggu. Gadis itu

    Last Updated : 2024-11-30
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 44. Harga Sebuah Pemberian

    “Lo sengaja, kan?” Amira menghentakkan kaki kesal. Di depan meja guru piket, Raga dan Amira sedang menunggu surat izin dari sekolah. Amira, memang jujur dengan mengatakan jika dia ingin memeriksakan diri ke dokter, sementara Raga membual dengan penyakitnya. “Lo enggak kenapa-kenapa pas di kelas tadi!” Tuduh Amira sambil menunjuk. Raga ini selalu saja ingin ikut Amira kemanapun. Seolah tak rela membiarkan Amira sendirian. “Duh, gue pusing banget!” Raga berpura-pura kesakitan. Amira menendang Raga kesal. Dia jengkel sendiri melihat akting Raga yang begitu buruk. “Ini suratnya,” ucapan dari guru piket mengalihkan perhatian Raga dan Amira. “Semoga cepat sembuh, ya.” Amira dan Raga mendapatkan masing-masing satu surat. Mereka pun pergi setelah Amira mengucapkan terima kasih. Alex sudah menunggu mereka dengan pintu mobil yang terbuka. Sepertinya Raga sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Amira menghela. Dia pun menurut masuk ke dalam mobil, membiarkan Raga mengantarny

    Last Updated : 2024-12-01
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 45. Di Balik Topi Raga

    Alex menyetir mobil dengan kecepatan rendah. Dia tidak mau memanasi Raga yang sedang emosi saat ini. Mereka keluar dari rumah Amira dengan Raga yang memaki kesal. Amira bahkan sampai memohon pada Alex untuk menerima uang yang dia berikan untuk Raga. “Kenapa, sih?” Teriak Raga kesal. Berkali-kali dia menendang kursi di depannya sampai mobil bergetar. “Bukannya cewek itu seneng kalau dikasih hadiah?” Pertanyaan Raga yang tiba-tiba membuat Alex panik. Dia tidak menduga kalau Raga akan bertanya. Sebelumnya, Raga hanya berteriak marah dan mengamuk tidak jelas. Alex berpikir cepat. Dia mencoba memberikan jawaban yang tidak akan membuat Raga semakin menggila. “Kebanyakan seperti itu, Tuan,” jawab Alex pelan. Dia berusaha untuk tidak membantah, tapi juga tak mengiyakan. “Namun, untuk kasus Nona Amira, Tuan Raga yang lebih mengerti. Tuan Raga memahami Nona Amira lebih dari saya.” Kalimat Alex sukses membuat Raga terdiam. Alex benar, harusnya Raga yang lebih mengerti Amira. Kenapa

    Last Updated : 2024-12-01
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 46. Segala yang Tak Terucapkan

    Seperti biasa, Alex mengawasi Raga dan Amira dari sudut yang tak terlihat. Meski dia ingin menyimak dengan seksama pembicaraan serius keduanya, Alex tidak bisa lengah. Matanya tajam mengawasi keadaan sekitar. “Gue nolong lo sekali, tapi lo terus-terusan bantu gue. Rasanya aneh,” protes Amira. Amira mengingat hari pertama mereka bertemu. Saat itu Amira memang menolong Raga. Itu pertama kalinya Amira menggunakan kelebihannya untuk membantu orang lain, bukan sekedar mencari keuntungan sendiri. “Kenapa bantuin gue terus? Apa yang lo mau dari gue?” Berulang kali Amira memikirkannya, tapi dia tidak tahu apa yang Raga inginkan. “Di dunia ini enggak ada yang gratis, Raga ….” Setidaknya, hal itulah yang Amira pahami. Pelajaran yang dia dapatkan dari kesendirian, bahwa kebaikan datang dengan mengharapkan balasan. “Jadi lo punya trust issue?” Raga menebak Amira dengan sangat tepat. Sekarang Amira tampak terkejut. Gadis itu menghindar dari tatapan Raga. “Enggak semua orang itu bajin

    Last Updated : 2024-12-01
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 47. Pengejaran yang Tak Terlihat

    Guru menjelaskan pelajaran di depan kelas. Semua siswa di kelas XI-A memperhatikan, kecuali satu orang. “Mana?” Tangan Raga sibuk menuntut. Amira menghela. Di bawah meja, dia memberikan tangannya pada Raga. Sebentar lagi jam pulang sekolah, jadi Amira memang harus mengecek apa yang akan terjadi nanti. “Eh?” Amira menggumam heran. Kali ini tidak seperti biasanya. Di hari lain Amira hanya akan menjawab aman, atau tidak ada apa-apa. “Kenapa?” Raga langsung menoleh. Raga merasakan tangan Amira yang menggenggamnya semakin erat. Bahkan sekarang gadis itu sedang memejamkan mata, mencoba fokus pada sesuatu. “Pelajaran hari ini sampai di sini. Kita lanjutkan minggu depan!” Amira terpaksa menyela kegiatannya sesaat. Dia harus memimpin teman-teman sekelas untuk memberikan salam pada guru. “Lo liat apa?” Raga langsung bertanya saat guru beranjak pergi. Keduanya tidak peduli pada hiruk pikuk kelas di jam pulang sekolah. Baik Amira maupun Raga tidak bergerak dari kursi mereka. A

    Last Updated : 2024-12-01
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 48. Pengejaran Tanpa Jejak

    Di tempat parkir Laveire, Raga sibuk adu urat leher dengan Alex. Meski sudah menggunakan statusnya sebagai majikan, Alex masih keras kepala. “Ini menyalahi tugas saya, Tuan,” ucap Alex setengah memohon. Alex paham jika apa yang Raga katakan benar, tapi dia tidak bisa membiarkan tuan muda yang harusnya dia jaga pergi sendirian. “Gue bakal baik-baik aja selama gue sama Amira.” Kepercayaan Raga pada Amira membuat gadis itu gelisah. Begitu mudahnya Raga menyerahkan nasib hidupnya pada Amira. “Kalo lo? Percaya sama gue enggak?” Pertanyaan Raga membuat Alex memalingkan wajah. Alex tak mampu menjawab. “Tuan Raga, ini sangat sulit untuk saya,” sahut Alex pelan. Nada bicara Alex merendah. Suaranya terus mengecil hingga tak bersisa. Amira yang sejak tadi hanya melihat, tak bisa terus diam. Dia akhirnya angkat bicara diantara perdebatan dua lelaki itu. “Saya yang akan bertanggung jawab atas Raga, Pak Pengawal!” Seru Amira tegas. “Saya akan menjamin keselamatan Raga. Dia engg

    Last Updated : 2024-12-02
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 49. Pertama Kali

    “Enggak!” Teriakan Amira menggema di dalam taksi yang sedang mereka tumpangi. Supir taksi yang mengantar mereka bahkan sampai terkejut. Beruntung mobil tidak oleng. “Lo gila, ya? Sakit kuping gue!” Protes Raga kesal. Dia mengusap telinganya yang berdengung. Amira hanya bisa memberikan senyum canggung. Semua karena Raga mengatakan hal yang mengejutkan. Pergi ke rumah Raga? Tidak, terima kasih. “Biar gue cek.” Secepat kilat Amira menarik tangan Raga. Dia terdiam sebentar untuk melihat masa depan. “Enggak akan ada yang terjadi. Semua aman, jadi gue turun di sini, ya!” Raga mendelik sinis. Dia tidak percaya semudah itu Amira berubah sikap padanya. “Perasaan tadi ada yang bilang sampe mau bertaruh nyawa buat mastiin gue aman,” sindir Raga. “Belum ada satu jam udah berubah lagi ucapannya.” Amira mendengus. Memang sebelum ini dia yang memberikan janji-janji itu. Amira mengatakan bahwa dia yang akan menjamin keamanan Raga. Amira bahkan berjanji tidak akan membiarkan Raga terluka sed

    Last Updated : 2024-12-02
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 50. Ketegangan Tanpa Kata

    Amira yakin jika Raga sengaja. Di ruang tamu kediaman keluarga Wijaya, di mana hanya ada mereka, Raga membuat Amira salah tingkah begini. “Lo yang pertama, Amira. Belum pernah ada seorang pun yang gue bawa ke rumah. Apalagi cewek ….” Sepak terjang Raga dalam menghadapi perempuan memang sangat buruk. Meski begitu, Raga memiliki paras yang luar biasa tampan. Rasanya tidak mungkin jika Raga tak pernah dekat dengan perempuan manapun. “Enggak percaya, ya?” ucap Raga saat melihat wajah penuh curiga dari Amira. Amira memang tidak menutupi sama sekali ekspresinya. Dia memicing dengan ujung alis terangkat. “Gue enggak bohong ….” Raga berucap pelan. Suaranya berubah lembut. “Gue serius, Amira ….” Perlahan, Raga bergerak mendekat. Dia membuat jarak di antara mereka terkikis habis, menyisakan sejengkal ruang tersisa. “Dalam banyak hal, elo jadi yang pertama di hidup gue ….” Amira bisa merasakan detak jantungnya yang berubah menggila. Raga yang biasanya bersikap menyebalkan, sekarang ta

    Last Updated : 2024-12-03

Latest chapter

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 234. Mau Jawaban Apa?

    “Kamu enggak apa-apa?” Tanya Dina. Dia mengajak Amira untuk duduk dan bicara, tapi Amira terlalu malu untuk melakukannya.“Enggak apa-apa,” jawab Amira cepat. “Gue … lagi malas ngomong aja.”Dina cuma angkat bahu. “Oh ….” Dia menarik Amira mendekat. “Ya udah duduk aja, enggak usah ngomong.”Amira jadi tak memiliki alasan untuk menolak. Dia mengambil tempat di sebelah Dina, menghela keras di sana. “Udah lama ya, kita enggak duduk bareng kayak gini,” ucap Dina sambil memasang senyum.“Aku senang kedatangan aku enggak sia-sia.”Dina memandang jauh ke depan, seolah sedang mengingat masa lalu di antara mereka sebelum ini. “Padahal awalnya aku mau nyerah,” sambung Dina. “Apalagi saat tahu kamu punya teman-teman yang ternyata sangat baik, lebih daripada aku.”Kali ini Dina menoleh, menatap Amira. “Mereka–”“Amira!” Raga menangkap tangan Amira, tidak membiarkan gadis itu hilang dari pandangannya lagi. “Kenapa kabur dari gue?!” serunya, dengan tatapan tajam. Amira beringsut sedikit. Baru

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 233. Suara yang Sengau

    “Ini penampilan apa?” Perhatian para tamu undangan langsung tertuju ke arah panggung. Musik tradisional yang mengalun, membuat mereka tertarik. “Apa ini … tarian?”Suasana berubah hening saat Dika dan Dina masuk ke tengah panggung. Kostum mereka, riasan mereka, begitu memukau sampai-sampai tak ada satu pun penonton yang membuka mulutnya. “Ini bagus sekali ….” “Aku baru melihat penampilan seperti ini.”“Ternyata Laveire adalah sekolah yang sangat menarik.”Amira tersenyum puas. Nyatanya, keputusan yang dia ambil sangat tepat. Memilih penampilan Dina dan Dika sebagai yang pertama adalah yang terbaik. Sorakan meriah bergema di aula saat Dika dan Dina mulai menari. Gerakan mereka lincah dan penuh energi, selaras dengan irama musik jaipong yang menggelegar memenuhi ruangan. ‘Udah lama, gue enggak ngeliat yang seperti ini,’ ucap Amira dalam hati. Penampilan Dina dan Dika menarik Amira ke masa lalu. Kehidupan yang damai di desa di saat kedua orang tua Amira masih lengkap. ‘Masa lalu

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 232. Retak

    “Amira?” Raga memicing. “Lo kenapa?”Amira tidak peduli dengan tatapan bingung Raga. Dia sibuk menarik pacarnya itu ke sisinya. “Jangan deket-deket pacar gue!” Bentak Amira kasar. Kedua matanya melotot, dan kakinya menghentak kesal.Luntur semua image yang Amira jaga sampai saat ini. Biasanya, dia selalu bersikap tenang dan tidak peduli di depan Raga, tapi sekarang Amira tidak bisa. “Lo siapa?” Rasanya emosi Amira sudah naik sampai ke ubun-ubun. Tangannya mendorong perempuan itu menjauh. Amira sungguh tidak menyukainya.Perempuan yang datang bersama Raga, sekali lihat saja Amira langsung tahu, jika perempuan itu setara dengan Raga. Keduanya serasi, meski Amira tak ingin mengakui. Amira tidak bisa mengelak dari rasa rendah diri saat ini. Meski begitu, dia tak mau mengalah. Raga adalah pacarnya. “Aku?” Perempuan itu menunjuk dirinya sendiri. “Namaku Celine. Aku pacar Raga.”Tangan Amira terulur sempurna. Dia meraih kerah seragam yang dipakai perempuan itu. Celine memekik, membua

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 231. Rasa yang Berubah?

    “Enggak,” ucap Amira pelan. Ini bukannya Amira yang terlalu banyak berpikir. Raga memang menjauh darinya. Di kantin, Amira duduk bersebelahan dengan Raga, tapi cowok itu tidak perhatian seperti sebelumnya.“Mau makan apa?” Biasanya Raga bertanya seperti itu, tapi kali ini Evan yang bersuara. “Gue pesen sendiri aja,” jawab Amira. Amira memilih untuk beranjak dari kursi. Rasanya sudah lama dia tidak memesan sendiri seperti sekarang. “Enggak apa-apa, kan gue yang minta,” ucap Amira pada dirinya sendiri. “Lebih baik begini, kan. Sewajarnya.” Amira mencoba menghibur diri.Di meja mereka, Amira menatap piringnya, menusuk-nusuk makanannya dengan garpu. Dia sungguh tidak bersemangat. Amira teringat akan sikap Raga sebelum dia memintanya menjauh. Kalau itu dulu, Raga pasti akan menatapnya lekat-lekat, bertanya kenapa Amira tidak nafsu makan, juga menanyakan apa yang Amira mau.

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 230. Jarak yang Terasa

    “Enggak,” jawab Raga. Tentu saja Amira bisa menebak jika itu adalah jawaban yang akan Raga berikan. “Kalau begitu … kasih tau gue batasnya.” Raga mencoba mengalah. Di saat kesabaran Amira hampir habis, akhirnya cowok itu sadar dan peka. Amira menjawab dengan sebuah tatapan lekat. “Sewajarnya, Raga. Mungkin kayak dulu ke mantan-mantan lo sebelumnya?”Pastinya Raga lebih tahu, karena cowok itu pernah punya pacar. Tidak seperti Amira. “Jangan terlalu deket pokoknya. Gue risih!” Tukas Amira. Amira memilih untuk menyudahi pembicaraan dan mulai menyiapkan makanan dari Raga. “Ayo makan dulu.” Dia mengucapkan terima kasih, lalu mulai melahap. Keduanya tidak bicara lagi setelahnya.Raga hanya menunggu Amira bersiap. Mereka kemudian berjalan ke kelas bersama-sama, sementara Alex menunggu di luar gedung utama.Peraturan Laveire tetap sama. Supir dan pengantar menunggu di tempat yang dite

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 229. Temenan Aja

    “Bantu apa?” Tanya Dina penasaran. Dika pun ikut menyimak. “Isi acara. Gue yakin kalian pasti bisa ngelakuin itu.”Amira duduk mendekat. Dia membisikkan permintaannya pada kakak beradik itu. “Mulai besok bisa, kan?” Tanya Amira dengan kedua mata penuh pengharapan. Dika dan Dina saling pandang. Mereka tampak ragu. “Memangnya enggak apa-apa? Orang-orang kan enggak suka sama kita.” Dina tidak mau mempermalukan Amira, juga dirinya sendiri.“Ngomong apa sih? Gue minta karena gue suka,” sahut Amira. “Lagian juga beda bukan berarti benci, kan?”Amira mencoba meyakinkan keduanya, sampai mereka mengucapkan kata iya. Dika yang mengangguk pertama. “Kalau Kak Amira yang nyuruh, aku mau.”Amira tersenyum senang. “Bagus! Besok kalian ikut sama gue.”Ketiganya berbincang tentang kegiatan esok sampai akhirnya Amira berpamitan. Camilan mereka sudah habis, dan hari sudah malam.

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 228. Rekonsiliasi Malam Ini

    “Mau apa?” Amira bertanya bingung. Dilihatnya Raga mengambil handphone dan malah sibuk sendiri. Tak lama, Amira merasakan getaran dari ponselnya. Dia mengeluarkan handphone dari saku dan melihat kontak yang menghubungi. “Ngapain lo nelpon gue?!” Amira menunjukkan layar handphone miliknya yang menyala. Tertulis kontak Raga di sana.Amira tak mengerti. Untuk apa Raga menghubungi dia? Mereka kan saling berhadapan begini. “Jangan tutup telepon dari gue,” ancam Raga saat cowok itu berpamitan. “Pokoknya jangan matiin sampai lo tidur.”“Hah?” Amira mengernyit bingung. Dia tidak mengerti. “Hari pertama lo di tempat baru. Gue enggak mau sampai terjadi apa-apa sama pacar gue.”Amira menilik wajah Raga. Dia menarik tangan cowok itu penasaran. Seketika, sekelebat bayangan masa depan terlihat dalam benaknya. “Lo cemburu?” Amira menghela. “Mau tau gue ngapain aja?” Raga cuma menunjukkan satu jari. “Ha

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 227. Markas Baru

    “Siapa?” Raga ikut melongok keluar, dan dia mendapati Dika dan Dina di pintu masuk. Seketika, tatapan Raga berubah tajam. Dia mendelik tidak suka. “Kalian ngapain di sini?” Tanya Raga, sinis. Dika dan Dina saling pandang. Mereka malah menunjuk kamar Amira. “Murid yang mau tinggal di sini itu kamu?” Tanya Dina tak percaya. Dina melihat kamar yang terbuka, dan dia langsung tahu jika dugaannya benar. “Wah, keren! Kak Amira tinggal sama kita!” Seru Dika, sangat bersemangat. Sebaliknya, Raga langsung menarik Amira. Dengan sengaja, Raga menyembunyikan Amira di balik badannya. “Enggak,” ucap Raga sambil menggeleng. “Kita mau pergi.”Namun, Amira tidak menurut. Dia dengan sengaja melepaskan tangannya dari Raga. “Gue tinggal di sini, kok.” Amira berdiri di samping Raga, membiarkan dirinya terlihat oleh Dika dan Dina. Raga tidak bisa membantah lagi. Dia membiarkan Amira bicara.

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 226. Berdiri Sejajar

    “Mau nyaingin lo,” jawab Amira. Raga memasang wajah bingung. Dia tidak mengerti. Menyaingi apa? Kenapa mereka harus bersaing?Amira tidak sabar melihat ekspresi Raga yang bingung. Dia mengulurkan tangan, mengambil garpu yang ada di atas mangkuk mi. Raga menggeleng saat Amira menunggu mulutnya terbuka untuk menyuapkan makanan. “Enggak,” tolak Raga. “Jawab dulu.”Amira bergeming. “Makan atau gue colok ke hidung lo.”Ancaman itu membuat Raga berdecak. Mau tak mau dia membuka mulutnya. Amira mengangguk puas saat Raga mulai mengunyah. “Gue enggak mau kalah sama lo.”“Masa pacar gue pewaris, gue cuma meringis? Enggak lucu, kan?” Amira meminta Raga untuk memahami keadaannya. “Gue enggak mau jadi orang enggak pantes berdiri di samping lo.”Mungkin Raga tidak merasa ada masalah, tapi Amira tak bisa begitu. Dia tidak mau malu dan memalukan. “Tapi gue–” Amira kembali menyuapkan ma

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status