Share

BAB 151

Author: Bintang
last update Last Updated: 2024-08-06 20:00:48
“Kenapa?” tanya Aliya acuh.

“Kau bisa keluar dari sini, Liebling?” kali ini Elang bertanya lebih dulu.

“Ya bisa lah!” jawab Aliya ketus. “Kaget?”

“Kaget karena cewek seperti aku ini, yang biasanya kalian lindungi mati-matian, terus tahu-tahu bisa datang dan pergi dari dome ini sesukanya. Sementara kalian, The Mighty Water dan The Magnificent Earth, sama sekali tidak bisa?” sindir Aliya tajam.

Keduanya terkesima dan bergeming dari posisi berdiri mereka saat mendengar kalimat Aliya.

“Kenapa? Tidak terima aku bisa melakukan sesuatu yang kalian tidak bisa?” Aliya meledek lagi.

Ia lalu menghela napas kasar. “Terserah. Sana pikirkan sendiri oleh kalian bagaimana caranya keluar dari sini!”

Aliya memundurkan langkahnya. “Sudah ya, aku duluan.”

Tepat setelah itu, Aliya mengatur napas dan memejamkan matanya.

Tubuhnya tak lama perlahan terangkat lalu menghilang begitu kepalanya menyentuh bagian atas kubah itu, seolah menembus dengan sangat mudahnya kubah yang sejak dua hari sebelumnya berusaha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jie Roe
lagiiii laaagiiiiiii
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 152

    Dean yang masih belum pulih, bisa terluka oleh Elang. Atau, Dean yang masih belum bisa mengontrol penuh kekuatannya, bisa saja melukai Elang.Yang lebih menakutkan dari itu, adalah dampak dari benturan energi kedua pria kuat tersebut. Entah akan memakan korban jiwa sebanyak apa.Jika sampai sesosok ‘Lazuardi’ muncul dan menciptakan kubah pelindung tersebut, artinya, dampak yang dihasilkan dari pertarungan Dean dan Elang, mungkin bisa menghancurkan seluruh kota tempat mereka berada!Sesungguhnya Aliya telah merasakan bahwa ada campur tangan dari pihak yang kuat, ketika Aliya pertama kali masuk kubah yang muncul dan mengurung Dean serta teman-teman lain paska duel antara Dean dan Elang sebelum ini.“Apakah Anda juga Tuan, yang menciptakan medan energi di sekelilingku? Dan… Elang?”Sosok itu tidak menjawab, Aliya kemudian paham, bahwa hal tersebut mungkin belum waktunya untuk dibuka pada dirinya.Entah dari mana p

    Last Updated : 2024-08-07
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 153

    Aliya membuka matanya dan melihat Dean telah berdiri beberapa langkah darinya. Aliya berlari menghambur ke arahnya.Dean merentangkan tangannya dan segera memeluk Aliya begitu Aliya sampai padanya.Bukannya balas memeluk suaminya, tangan Aliya meraih kedua sisi kerah hem Dean, menariknya hingga membungkuk.“Aliy--”Belum sempat Dean menyebut nama Aliya, Aliya telah menempelkan bibirnya pada bibir Dean dan menciumnya penuh gairah.Matanya terpejam dan kedua pipinya merona merah.Ia tak melepaskan dirinya dari mencium Dean beberapa saat.Meskipun Dean sempat terkejut dengan gerakan tiba-tiba Aliya, ia pun tak urung memejamkan mata dan menikmati bibir Aliya yang hangat dan manis itu.Aliya melepaskan ciumannya. Matanya terbuka perlahan lalu menatap bola mata hazel di hadapannya yang kini juga terbuka.“Ajari aku french kiss, my French hubbie…” kedua mata Aliya mengerjap. Bulu matanya bergerak-

    Last Updated : 2024-08-08
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 154

    Tak lagi terasa keraguan dalam udara yang terhirup oleh keduanya.Tak lagi ada rasa tak aman untuk memiliki sepenuhnya.Aliya tahu sekarang kebutuhannya terhadap seorang Dean. Bukan sekadar pelindung yang pernah membuatnya galau waktu dulu.Namun kebutuhan akan seseorang yang akan menjadi imam dan di makmumi oleh dirinya, seterusnya.Dean pun kini tahu, bahwa ia bisa terlepas dari rasa tak yakin pada dirinya sendiri.Dia bisa mulai meletakkan harapan dan kepercayaannya pada wanita yang bertahun-tahun ia impikan dan kini menjadi isterinya secara sukma itu.Hati kedua insan tersebut menghangat dan saling menaruh harapan pada masa depan. Meskipun mungkin akan ada kesulitan yang datang menerpa, mereka yakin akan dapat saling menguatkan.* * *“Ah, Dean…” rintih Aliya diantara desah panjang yang beruntun terlontar dari bibirnya.Kedua tangannya mencengkeram headboard ranjang besar yang sedari tadi menjadi tempat ia menumpu setengah bobot tubuhnya.Sementara di belakang dirinya, Dean terus m

    Last Updated : 2024-08-08
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 155

    “Aduh…”“Maaf. Habis gemes,” kata Aliya sambil merengut. Jari-jarinya lalu mengusap-usap bekas gigitannya di dada Dean. “Sakit ya?”“Ngga, Sayang…” jawab Dean lalu mengecup pucuk kepala Aliya. “Maafin kenapa, tadi?” tanyanya kembali ke topik awal.“Emmhh….” Aliya menarik napas. “Tadi siang. Di dalam dome itu. Aku berkata kasar dan memperlakukanmu dengan ketus dan cuek …..”“Oh, itu ...” sahut Dean tenang.“Maaf aku terpaksa melakukannya. Aku berlagak tegas begitu padamu, hanya karena di depan Elang. Aku hanya tidak ingin memancingnya cemburu jika terlalu kentara membelamu di depannya. Aku… emm…. aku….” Kalimat Aliya terputus.“Aku tahu, Sayang.”“Itu bukan karena aku masih memiliki… emm.. hati untuk Elang…”“Ya, Al. Tidak perlu dipikirkan. Aku paham situasinya saat itu. Kita sama-sama ingin menyadarkan dia,” tutur Dean pelan. “Justru aku yang minta maaf padamu.”“Minta maaf padaku? Kenapa?”“Karena aku tau, ini sangat berat untukmu. Menyadarkan Einhard yang pernah menjadi bagian sanga

    Last Updated : 2024-08-14
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 156

    Desa Suntenjaya yang berada di wilayah Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat menawarkan pesona alam yang menenangkan jiwa.Terletak di kaki Gunung Bukit Tunggul, desa ini dikelilingi oleh hamparan hijau yang subur dengan perbukitan yang bergelombang, menciptakan panorama indah yang memanjakan mata.Udaranya begitu segar, sejuk, dan bersih, jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Kabut tipis sering kali menyelimuti desa ini di pagi hari, memberikan kesan mistis dan menambah keindahan alamnya.Pepohonan pinus menjulang tinggi di sepanjang jalan desa, sementara ladang-ladang sayuran dan kebun teh terhampar luas, diolah oleh para petani dengan penuh dedikasi.Sungai-sungai kecil dengan air yang jernih mengalir di antara lembah-lembah, memberikan kehidupan pada flora dan fauna di sekitarnya.Di kejauhan, Gunung Tangkuban Perahu tampak berdiri megah, menjadi latar belakang yang sempurna untuk desa yang damai ini.Di dalam satu bangunan vila besar da

    Last Updated : 2024-08-15
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 157

    Malam itu hanya ada Dean dan Nawidi.Kedua pria dengan level tinggi tersebut berdiam, bergeming dengan pikiran yang mendalam.“Kapan Anda menyadarinya?” tanya Nawidi.“Lebih tepatnya saat menghadapi ular berkepala sembilan itu. Saya mulai merasakannya, namun belum terlalu yakin,” jawab Dean pelan.“Ini--” Nawidi terhenti, nyaris seperti kehilangan kata-kata --suatu hal yang tidak pernah terjadi pada seorang dari Realm Air ini. “Ini luar biasa, sekaligus bisa menjadi malapetaka,” imbuhnya lagi.“Saya tahu.”Mereka berdua kembali sama-sama terdiam.Dalam benak mereka, tersimpan satu kekhawatiran. Baik Dean maupun Nawidi, menyadari sesuatu. Suatu perubahan yang terjadi pada diri Dean.Pria tampan suami sukma Aliya itu, terdeteksi memiliki energi jauh lebih besar dari yang dimiliki oleh seorang Level Satu.Dengan dalam, mereka sama-sama memiliki pemikiran itu.Bahwa Dean, mengalami kultivasi ke tingkat yang lebih tinggi dari Level Satu.Level mengerikan yang tak pernah bisa dibayangkan ole

    Last Updated : 2024-08-19
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 158

    Selasa, 13 DesemberJam 09.19Suntenjaya. Di sebuah rumah kecil di atas sebuah bukit.Saat itu Nawidi masih tengah membaca buku, ketika tiba-tiba pintu rumah terbuka dan pusaran angin kecil masuk lalu beberapa detik kemudian menghilang.Nawidi menutup bukunya pelan.Ia lalu bangun dari tempat duduknya di ruang tengah menuju sebuah kamar di samping ruang tersebut.Tangannya membuka pintu kamar dan duduk bersila di dekat Dean yang juga tengah duduk bersila menghadap Timur.Nawidi menunggu dengan tenang.Tak lama Dean membuka matanya dan langsung menatap Nawidi.“Ada apa? Anda belum selesai, bukan?” tanya Nawidi langsung pada Dean.“Aliya,” ujar Dean lalu mengernyitkan keningnya. “Dia pergi.”“Anda coba cari dulu. Saya akan segera kembali ke rumah,” tukas Nawidi cepat yang disambut anggukan pelan Dean.Dean kembali memejamkan matanya. Sejurus kemudian, Nawidi kembali bangkit dan dengan langkah cepat keluar dari rumah kecil itu.* * *“Bang, kok jam segini balik?” Agni yang pertama menyamb

    Last Updated : 2024-08-19
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 159

    “Ah.” Agung kehilangan kata. Ia menundukkan kepala dengan kedua tangan menopang dagunya.“Halim udah lama ga beroperasi untuk penerbangan private jet. Udah lama dipindahin ke terminal 1 Soekarno Hatta,” jelas Agni menganalisa sendiri. “Abang sengaja take off dari Halim agar ga keliatan kita.”“Liya… apakah mungkin kesana juga?” gumam Agung lirih.“Who knows. Gua harap ini ga ada kaitannya sama abang. Tapi kita berdua tau, ini mengarah kemana, Gung,” ujar Agni pelan.Agung tak menjawab Agni.Jauh di dasar hatinya, ia ingin tidak memercayai semua perubahan ini.Seorang Einhard yang telah lama menjadi panutan bagi dirinya dan selalu ia ikuti semua bimbingannya dengan sukarela dan penuh kebanggaan, kini seolah berada di tengah-tengah jalan mereka.Menghalangi mereka dalam melaksanakan apa yang dulu Einhard sebut sebagai ‘bakti pada-Nya’.“Udah, cup cup…” Agni menepuk pundak Agung pelan. “Ntar pasti abang balik kaya dulu lagi. Moony sedang berusaha dan Moony mastiin itu harus terjadi, Gung.

    Last Updated : 2024-08-19

Latest chapter

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   Catatan Penulis

    Teaser untuk S3 RATU BUMI: KELAHIRAN SANG PEWARIS(Entah kapan akan dibuat S3-nya. Tapi Author ingin berikan ini sebagai ekstra saja untuk kalian. Thanks to you all!!)Seorang wanita tengah berada di depan laptop. Sebuah kacamata berbentuk persegi dengan bingkai berwarna biru bertengger di pangkal hidungnya.Terdengar suara tuts pada keyboard yang ditekan cukup keras dan cepat.“Selesai!!” seru wanita itu dengan bibir tersungging senyum yang begitu lebar.Matanya sekali lagi menatap lekat pada layar laptop miliknya. Seolah puas dengan apa yang ia baca, ia mengangguk dan tersenyum lagi.“Mantap memang. Si gue menggambarkan tokohnya begitu nyata. Cakep banget ini. Epik,” ujarnya sambil terus mengangguk-angguk kan kepala. Tiada henti ia memuji dirinya sendiri.“Mungkin karena aku pake namaku sendiri buat tokoh cewek, ini bener-bener terasa seperti kejadian nyata. Tapi kan itu emang tujuanku..”“Sepertinya aku bener-bener jenius… Beberapa potong mimpi ku, bisa kujadikan rangkaian cerita se

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 269

    Suatu hari di bulan September 2023.Aliya menggeliat lalu mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia merentangkan kedua tangannya dan menguap.Kepalanya menengok ke kiri. Sisi itu kosong.Ia lalu menengadah, melihat ke arah jam dinding dalam kamar itu. 7:15.Aliya kemudian turun dari ranjang-nya. Ia kenakan sandal rumah berbahan kain dengan bordiran inisial A pada bagian tutup kakinya.Dengan langkah malas ia keluar kamar. Kepalanya berputar mencari.Hari itu, setelah ia tadi shalat subuh, ia tertidur kembali, karena semalam ia begadang menyelesaikan pekerjaannya hingga jam 2 dini hari.Kaki Aliya terus melangkah. Kini hidungnya mencium harum masakan berasal dari dapur. Ia pun mengarahkan kakinya ke arah sumber aroma tersebut.Ia terhenti di ambang pintu dapur. Bibirnya tersenyum. Matanya menatap ke depan dengan sorot penuh kasih.Tubuh jangkung dengan masih menggunakan set piyama tidur bermotif salur itu, masih asyik melakukan sesuatu di depan kompor.“Sudah bangun, rupanya…” kata pemilik

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 268

    Dean menyetir mobil Jeep Cherokee Trackhawk yang terbuka dengan santai, menikmati embusan angin yang hangat di wajahnya sementara Aliya di sampingnya tampak takjub memandangi pemandangan di sekeliling mereka.Sekitar lima belas menit lalu, Aliya dan Dean tiba di Amboseli Airtrip di dalam Taman Nasional Amboseli.Taman Nasional Amboseli ini terletak di selatan Kenya, tepatnya di Kabupaten Kajiado, dekat perbatasan Kenya dengan Tanzania.Taman ini berada sekitar 240 kilometer sebelah tenggara Nairobi, ibu kota Kenya, dan terletak di bawah bayang-bayang Gunung Kilimanjaro yang megah di Tanzania, yang memberikan latar belakang yang ikonik dan terkenal di taman ini.Amboseli terkenal dengan populasi gajah besarnya, serta pemandangan sabana yang menakjubkan.Dean sengaja membawa Aliya ke tempat favorit-nya ini, untuk memberikan pengalaman baru bagi Aliya.Dengan helikopter, mereka terbang sekitar 40 menit dari helipad di atas gedung kantor cabang Starlight Corp di Nairobi menuju Kajiado. Se

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 267

    Aliya paham, yang dimaksud orang Elemen Air itu adalah Elang. Namun yang tidak ia paham, mengapa ia menangkap gestur kemarahan dari sosok Syauqi? Apakah Syauqi dan Elang pernah bertemu sebelumnya?Ini belum waktunya Aliya bertanya lebih jauh tentang itu. Jadi ia kemudian hanya mengalihkan pertanyaan pada hal lain.“Bukankah yang kudengar, bahwa Realm adalah keluarga yang memang bermukim di Tanah Air. Tapi--” Ucapan Aliya terhenti.Syauqi tertawa kecil. “Anda bingung karena saya berwajah campuran di luar Indonesia?”“Ya, jujur aku bingung.” Mau tak mau Aliya pun tertawa kecil.“Nenek saya sedikit memberontak, Madam.”“Eh?”Syauqi terkekeh. “Nenek saya kabur dari Indonesia dan menikah dengan orang Jepang. Lalu ibu saya lahir dan kemudian menikah dengan orang Amerika. Lalu lahirlah saya.”Pria berwajah elok itu menjeda diri sesaat. “Saat saya berumur lima tahun, ibu saya membawa saya kembali ke kakek buyut. Tetua Realm Api dan mengembalikan saya. Kata ibu saya, itu wasiat nenek saya sebel

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 266

    Aliya bersandar di sofa lounge hotel yang nyaman, menatap tenang pada makanan di depannya.Ia mencoba hidangan khas Nairobi: Nyama Choma, potongan daging panggang yang gurih dan kaya rempah, ditemani dengan kachumbari—salad segar dari tomat, bawang, dan cabai.Rasa pedas dan segar dari kachumbari melengkapi cita rasa daging yang hangat, membuat Aliya semakin larut dalam suasana santai sambil menunggu Dean yang tengah dalam rapat mendadak di ballroom hotel.Saat kunyahan terakhir, Aliya teringat percakapannya tadi dengan Matteo, yang penuh dengan dukungan.Matteo, sahabat Dean itu, mengungkapkan ketulusan hati ketika mengetahui Aliya bersama Dean."Aku sangat bahagia, Nyonya.”“Please, panggil Aliya saja, Matteo.”Matteo tersenyum sumringah. “Baiklah.. Ya.. aku benar-benar merasa bahagia.”“Aku bisa lihat itu. Sejak pertama kita bertemu, wajahmu berseri-seri terus,” Aliya tersenyum lebar.“Ini bukan tentang diriku, Nyonya. Melihatmu akhirnya bersama Dean... itu sungguh yang selama ini

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 265

    Tak berapa lama limousine yang ditumpangi Dean dan Aliya tiba di satu hotel yang tampak megah.Beberapa greeter dan bellboy tampak menyambut ramah dan penuh hormat saat Aliya dan Dean yang dipimpin Matteo, memasuki area hotel.Dean terlihat sedikit menaikkan alis—tampak berpikir sesuatu, namun tetap dengan santai mengikuti langkah Matteo yang terlihat bersemangat berbicara dengan Aliya.Aliya melangkah masuk ke dalam suite mewah di Helshington Nairobi, tak dapat menahan gumaman kagum yang meluncur pelan.Matanya menyusuri setiap sudut ruangan—sebuah suite yang luas dengan desain butik berkelas, bercampur sentuhan klasik yang elegan.Dindingnya dihiasi karya seni khas Afrika, menambah sentuhan eksotis pada ruangan yang megah namun tetap hangat.Lampu-lampu gantung dari kristal menghiasi langit-langit tinggi, sementara lantai kayu yang mengilap mencerminkan pantulan cahaya lembut dari lampu yang dipasang dengan artistik.Di satu sisi, ada balkon pribadi yang menghadap ke pemandangan perb

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 264

    Gedung kantor cabang Starlight Corp di Nairobi terlihat lebih sibuk dari biasanya.Para karyawan berjalan cepat, membawa berkas-berkas dan peralatan, memastikan setiap detail tertata sempurna untuk menyambut kedatangan CEO mereka, yang nyaris tidak pernah terlihat.Lobi utama yang biasanya hanya dihiasi dengan dekorasi sederhana kini terlihat sedikit berbeda. Tanaman hijau segar diletakkan di beberapa sudut, meja resepsionis dibersihkan hingga berkilau, dan tim keamanan memeriksa ulang setiap titik untuk memastikan semuanya sesuai standar.Di tengah kesibukan tersebut, Direktur cabang melangkah mendekati Matteo, manajer yang selalu tenang di tengah hiruk-pikuk persiapan ini.Dengan ragu, Direktur bertanya, "Mr. Odhiambo, apa benar tidak masalah jika kita melakukan persiapan seperti ini?"Sang Direktur masih teringat akan sikap sang CEO yang cenderung rendah hati dan tidak suka dengan seremoni berlebihan.Pernah sekali waktu saat ia pertama kali menjabat sebagai direktur cabang, ketika

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 263

    Aliya duduk sendirian di dalam kabin jet pribadi Gulf Stream yang melaju anggun di atas awan menuju Kenya.Interior jet ini tampak begitu mewah dan nyaman, didesain dengan kursi kulit lembut berwarna krem yang berpadu dengan elemen kayu mahoni gelap.Cahaya matahari senja yang masuk dari jendela memberikan kilau hangat ke dalam kabin, menciptakan suasana tenang yang menyelimuti perjalanan mereka.Aliya menatap keluar jendela, melihat hamparan langit oranye keemasan yang seakan tak berujung, membiarkan pikirannya melayang.Bayangan pertama kali ia melihat pesawat ini, dengan logo Starlight Corp di badan jet, memenuhi benaknya.Kata-kata Agung kembali terngiang di kepalanya, bagaimana Dean memilih nama Starlight, terinspirasi dari panggilan kesayangan yang ia berikan padanya setelah pertama kali melihat Aliya dalam mimpi.Ketika ia iseng berselancar di dunia maya, ia mendapati bahwa Starlight Corp adalah korporasi besar yang dikagumi dunia. Selain Starlight Corp dikenal dengan kebijakan

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 262

    Dean tersedak lalu terbatuk.“Prrrfffffftttttt.” Agni sukses menyemburkan nasi yang baru saja ia suapkan ke dalam mulutnya.Bi Titin menahan tawa. Ia mengacungkan jempol pada Aliya, lalu melenggang santai kembali ke dapur.Hening.Aliya melotot ke arah Agni.“Jorok, ih!” Aliya menepukkan tangannya ke beberapa nasi semburan Agni yang mampir dan bertengger di bajunya.“So-sorry Moony!” Agni bergegas bangun dan meraih beberapa lembar tissue dan menghampiri Aliya. Tangannya mengelap tangan Aliya.Saat tangan Agni akan berpindah ke bagian baju di bawah dagu Aliya, tangan Dean telah memegang tangan Agni.“Biar saya saja,” kata Dean singkat.Agni memanyunkan mulutnya. “Lu sih, Om…” Lalu kembali ke tempat duduknya dan membersihkan sisa-sisa nasi yang berhamburan di meja sambil nyengir.Dengan menggaruk kepalanya yang tak gatal, Agni mengambil piring makannya dan memutuskan segera menyingkir dari ruang makan, untuk memberi keleluasaan bagi pasangan itu.“Gue pindah ah. Ini obrolannya udah dua

DMCA.com Protection Status