Share

BAB 146

Penulis: Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-28 00:39:55

Rabu, 7 Desember 2022

Itu masih jam delapan di pagi hari, Nawidi, Agni dan seluruh penjaga Aliya berkumpul di basecamp mereka dalam pembicaraan yang cukup serius.

Tidak ada latihan pagi, karenanya.

Dean masih dalam posisi beristirahat dan tidak terlibat dalam pembicaraan mereka.

“For God’s sake!” Agni membelalakkan mata. “ Yang bener Bang?!”

Nawidi mengangguk sekali.

Setiap orang dalam ruangan itu baru mengetahui dari Nawidi, bahwa Elang mengeksekusi bawahannya yang gagal dalam mengejar Aliya kemarin.

Elang seakan sengaja mengirim pesan itu pada pihak Nawidi, untuk menunjukkan bahwasanya pria itu sama sekali tidak memiliki belas kasihan terhadap setiap kegagalan.

Guntur dan Iyad saling melempar pandang --juga dengan ekspresi terkejut. Agung terdiam dan terlihat pucat, sementara Terry mencibir sekali. Di wajahnya seakan tercetak tulisan ‘Aku tidak kaget dengan hal itu’.

“Ya Tuhan!” Agni menunduk dengan tangan yang saling bertaut dan bertumpu di atas meja, menutup mulutnya. “Bagaimana m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 147

    [If it is so, I’ll have you picked up] lanjutnya. (Jika demikian, aku akan mengatur seseorang menjemputmu)Aliya menahan gejolak dalam hatinya yang mulai terasa mengganggu.[Kenapa, Elang? Kenapa??] tanyanya.[Mereka hanya… anak-anak muda!] kata Aliya. [Mereka punya orangtua, punya keluarga!]Seolah tak menggubris kalimat Aliya, Elang justru menjawab, [Come see me.] (Datang temui aku)[Aku bertanya padamu! Apa kau tidak bisa jawab pertanyaanku? Apa kau sadar yang kau lakukan itu adalah menjadi pembunuh?! Dan kau malah membahas tentang aku menemuimu! Apa kau sadar?!][Aku masih sadar] Elang menjawab. [Dan aku lebih memilih haus dirimu.][Rather than being blood thirst] (dibanding menjadi haus darah) tambahnya lagi.[Pilihan ada padamu…]Dada Aliya berdentum kencang saat membaca kata demi kata yang tercetak di layar ponselnya.[Kau lebih memilih aku menjadi yang mana?] Elang bertanya dalam kalimat itu.Meskipun bukan mendengar secara langsung, namun Aliya merasakan nada dingin dalam kali

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 148

    “Bu!” Oki yang mengawal Aliya dari jarak beberapa meter, segera bergerak mendekat dan turun dari motornya.“Kenapa Bu?” tanya Oki khawatir. Namun bagaimana, ia bahkan tidak berani menyentuh sembarangan Aliya.Semua orang spesial berkekuatan tinggi yang ia ketahui, sangat menghormati Aliya. Bagaimana mungkin dirinya bisa sembarangan menyentuh wanita muda yang dihormati atasannya ini?“Bu…?!”Suara gerungan yang berasal dari motor sport terdengar dari kejauhan. Dean setengah melompat dari motor dan langsung berlari mendekati Aliya.“Al!” Ia meraih bahu Aliya, lalu menggendongnya ke dalam setelah Oki dengan cekatan membuka pagar rumah.“Al!” Dean menurunkan Aliya di atas sofa di ruang tengah, lalu menoleh pada Oki yang mengikuti Dean namun tetap menjaga jarak sekitar tiga meter di belakang Dean.“Ke Nawidi, code red. Pergilah!” perintah Dean pada Oki.Raut wajah pemuda itu langsung berubah tegang dengan sikap siaga yang spontan. Ia tahu kode yang disebutkan oleh Dean tadi, bukanlah main-m

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 149

    Telah sekian hari, Aliya tidak mendapatkan kabar dari DeanBegitu pula dengan kawan-kawan elemen, yang ia peroleh dari Diani maupun Oki.Meski sama merasa khawatir, namun kali ini Aliya merasa lebih tenang atau tertata. Nawidi pun hanya memberikan kalimat ajaib andalan pria berekspresi datar itu, yakni ‘percayalah intuisi Anda’.Jadi, ketika telah dua hari berlalu tanpa kabar dari Dean, Aliya langsung mempersiapkan dirinya lagi.Ia akan melakukan ‘perjalanan’ itu kembali.Wanita muda istri sukma Dean itu kemudian duduk di ruang tengah. Di atas karpet tebal yang menghalangi rasa dingin lantai.Ia memusatkan fokus dan mengatur pernapasannya berulang kali. Entah ia nanti akan memasuki dunia sukma, atau satu ‘perjalanan’ kembali terulang seperti terakhir kalinya, Aliya tidak tahu.Ia hanya memusatkan pikiran untuk menuju di manapun Dean berada. Di manapun itu.Beberapa menit kemudian, Aliya merasakan tubuhnya bergetar --ia tidak terganggu. Dengan teratur ia terus mengembus juga menarik na

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 150

    “Coba deh kalian berdua kompaknya jangan cuma tadi pas panggil namaku aja,” ketus Aliya lagi. “Sekarang mikir sana kalian berdua, aku pengen pulang! Aku lapar! Habis marah seperti ini tuh, perut melilit! Terkuras semua energiku cuma untuk khawatirkan kalian!”Masih tetap hening.“Oya, Elang. Ini untukmu lagi. Aku tidak mau tahu, pokoknya uang yang kau kirim itu harus kau tarik lagi. Itu salah satu penyebab aku jadi tidak bisa makan dan tidur nyenyak. Tarik lagi semua uang belasan miliar itu. Aku tidak mau. Aku tidak butuh!”Tak lama kemudian Elang membuka suara.“You are willing to take the money from him, but not from me?” (Kau bersedia mengambil uang darinya, tapi tidak dariku?) tanyanya sambil melirik malas ke Dean.“I am her husband now, Einhard. The obligation is on me now,” (Aku adalah suaminya sekarang, Einhard. Tanggung jawab itu ada padaku sekarang) Dean menjawab.“Suami, huh?” Elang tersenyum getir.Pria tampan itu lalu meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 151

    “Kenapa?” tanya Aliya acuh.“Kau bisa keluar dari sini, Liebling?” kali ini Elang bertanya lebih dulu.“Ya bisa lah!” jawab Aliya ketus. “Kaget?” “Kaget karena cewek seperti aku ini, yang biasanya kalian lindungi mati-matian, terus tahu-tahu bisa datang dan pergi dari dome ini sesukanya. Sementara kalian, The Mighty Water dan The Magnificent Earth, sama sekali tidak bisa?” sindir Aliya tajam.Keduanya terkesima dan bergeming dari posisi berdiri mereka saat mendengar kalimat Aliya.“Kenapa? Tidak terima aku bisa melakukan sesuatu yang kalian tidak bisa?” Aliya meledek lagi.Ia lalu menghela napas kasar. “Terserah. Sana pikirkan sendiri oleh kalian bagaimana caranya keluar dari sini!”Aliya memundurkan langkahnya. “Sudah ya, aku duluan.”Tepat setelah itu, Aliya mengatur napas dan memejamkan matanya.Tubuhnya tak lama perlahan terangkat lalu menghilang begitu kepalanya menyentuh bagian atas kubah itu, seolah menembus dengan sangat mudahnya kubah yang sejak dua hari sebelumnya berusaha

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 152

    Dean yang masih belum pulih, bisa terluka oleh Elang. Atau, Dean yang masih belum bisa mengontrol penuh kekuatannya, bisa saja melukai Elang.Yang lebih menakutkan dari itu, adalah dampak dari benturan energi kedua pria kuat tersebut. Entah akan memakan korban jiwa sebanyak apa.Jika sampai sesosok ‘Lazuardi’ muncul dan menciptakan kubah pelindung tersebut, artinya, dampak yang dihasilkan dari pertarungan Dean dan Elang, mungkin bisa menghancurkan seluruh kota tempat mereka berada!Sesungguhnya Aliya telah merasakan bahwa ada campur tangan dari pihak yang kuat, ketika Aliya pertama kali masuk kubah yang muncul dan mengurung Dean serta teman-teman lain paska duel antara Dean dan Elang sebelum ini.“Apakah Anda juga Tuan, yang menciptakan medan energi di sekelilingku? Dan… Elang?”Sosok itu tidak menjawab, Aliya kemudian paham, bahwa hal tersebut mungkin belum waktunya untuk dibuka pada dirinya.Entah dari mana p

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 153

    Aliya membuka matanya dan melihat Dean telah berdiri beberapa langkah darinya. Aliya berlari menghambur ke arahnya.Dean merentangkan tangannya dan segera memeluk Aliya begitu Aliya sampai padanya.Bukannya balas memeluk suaminya, tangan Aliya meraih kedua sisi kerah hem Dean, menariknya hingga membungkuk.“Aliy--”Belum sempat Dean menyebut nama Aliya, Aliya telah menempelkan bibirnya pada bibir Dean dan menciumnya penuh gairah.Matanya terpejam dan kedua pipinya merona merah.Ia tak melepaskan dirinya dari mencium Dean beberapa saat.Meskipun Dean sempat terkejut dengan gerakan tiba-tiba Aliya, ia pun tak urung memejamkan mata dan menikmati bibir Aliya yang hangat dan manis itu.Aliya melepaskan ciumannya. Matanya terbuka perlahan lalu menatap bola mata hazel di hadapannya yang kini juga terbuka.“Ajari aku french kiss, my French hubbie…” kedua mata Aliya mengerjap. Bulu matanya bergerak-

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 154

    Tak lagi terasa keraguan dalam udara yang terhirup oleh keduanya.Tak lagi ada rasa tak aman untuk memiliki sepenuhnya.Aliya tahu sekarang kebutuhannya terhadap seorang Dean. Bukan sekadar pelindung yang pernah membuatnya galau waktu dulu.Namun kebutuhan akan seseorang yang akan menjadi imam dan di makmumi oleh dirinya, seterusnya.Dean pun kini tahu, bahwa ia bisa terlepas dari rasa tak yakin pada dirinya sendiri.Dia bisa mulai meletakkan harapan dan kepercayaannya pada wanita yang bertahun-tahun ia impikan dan kini menjadi isterinya secara sukma itu.Hati kedua insan tersebut menghangat dan saling menaruh harapan pada masa depan. Meskipun mungkin akan ada kesulitan yang datang menerpa, mereka yakin akan dapat saling menguatkan.* * *“Ah, Dean…” rintih Aliya diantara desah panjang yang beruntun terlontar dari bibirnya.Kedua tangannya mencengkeram headboard ranjang besar yang sedari tadi menjadi tempat ia menumpu setengah bobot tubuhnya.Sementara di belakang dirinya, Dean terus m

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08

Bab terbaru

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   Catatan Penulis

    Teaser untuk S3 RATU BUMI: KELAHIRAN SANG PEWARIS(Entah kapan akan dibuat S3-nya. Tapi Author ingin berikan ini sebagai ekstra saja untuk kalian. Thanks to you all!!)Seorang wanita tengah berada di depan laptop. Sebuah kacamata berbentuk persegi dengan bingkai berwarna biru bertengger di pangkal hidungnya.Terdengar suara tuts pada keyboard yang ditekan cukup keras dan cepat.“Selesai!!” seru wanita itu dengan bibir tersungging senyum yang begitu lebar.Matanya sekali lagi menatap lekat pada layar laptop miliknya. Seolah puas dengan apa yang ia baca, ia mengangguk dan tersenyum lagi.“Mantap memang. Si gue menggambarkan tokohnya begitu nyata. Cakep banget ini. Epik,” ujarnya sambil terus mengangguk-angguk kan kepala. Tiada henti ia memuji dirinya sendiri.“Mungkin karena aku pake namaku sendiri buat tokoh cewek, ini bener-bener terasa seperti kejadian nyata. Tapi kan itu emang tujuanku..”“Sepertinya aku bener-bener jenius… Beberapa potong mimpi ku, bisa kujadikan rangkaian cerita se

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 269

    Suatu hari di bulan September 2023.Aliya menggeliat lalu mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia merentangkan kedua tangannya dan menguap.Kepalanya menengok ke kiri. Sisi itu kosong.Ia lalu menengadah, melihat ke arah jam dinding dalam kamar itu. 7:15.Aliya kemudian turun dari ranjang-nya. Ia kenakan sandal rumah berbahan kain dengan bordiran inisial A pada bagian tutup kakinya.Dengan langkah malas ia keluar kamar. Kepalanya berputar mencari.Hari itu, setelah ia tadi shalat subuh, ia tertidur kembali, karena semalam ia begadang menyelesaikan pekerjaannya hingga jam 2 dini hari.Kaki Aliya terus melangkah. Kini hidungnya mencium harum masakan berasal dari dapur. Ia pun mengarahkan kakinya ke arah sumber aroma tersebut.Ia terhenti di ambang pintu dapur. Bibirnya tersenyum. Matanya menatap ke depan dengan sorot penuh kasih.Tubuh jangkung dengan masih menggunakan set piyama tidur bermotif salur itu, masih asyik melakukan sesuatu di depan kompor.“Sudah bangun, rupanya…” kata pemilik

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 268

    Dean menyetir mobil Jeep Cherokee Trackhawk yang terbuka dengan santai, menikmati embusan angin yang hangat di wajahnya sementara Aliya di sampingnya tampak takjub memandangi pemandangan di sekeliling mereka.Sekitar lima belas menit lalu, Aliya dan Dean tiba di Amboseli Airtrip di dalam Taman Nasional Amboseli.Taman Nasional Amboseli ini terletak di selatan Kenya, tepatnya di Kabupaten Kajiado, dekat perbatasan Kenya dengan Tanzania.Taman ini berada sekitar 240 kilometer sebelah tenggara Nairobi, ibu kota Kenya, dan terletak di bawah bayang-bayang Gunung Kilimanjaro yang megah di Tanzania, yang memberikan latar belakang yang ikonik dan terkenal di taman ini.Amboseli terkenal dengan populasi gajah besarnya, serta pemandangan sabana yang menakjubkan.Dean sengaja membawa Aliya ke tempat favorit-nya ini, untuk memberikan pengalaman baru bagi Aliya.Dengan helikopter, mereka terbang sekitar 40 menit dari helipad di atas gedung kantor cabang Starlight Corp di Nairobi menuju Kajiado. Se

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 267

    Aliya paham, yang dimaksud orang Elemen Air itu adalah Elang. Namun yang tidak ia paham, mengapa ia menangkap gestur kemarahan dari sosok Syauqi? Apakah Syauqi dan Elang pernah bertemu sebelumnya?Ini belum waktunya Aliya bertanya lebih jauh tentang itu. Jadi ia kemudian hanya mengalihkan pertanyaan pada hal lain.“Bukankah yang kudengar, bahwa Realm adalah keluarga yang memang bermukim di Tanah Air. Tapi--” Ucapan Aliya terhenti.Syauqi tertawa kecil. “Anda bingung karena saya berwajah campuran di luar Indonesia?”“Ya, jujur aku bingung.” Mau tak mau Aliya pun tertawa kecil.“Nenek saya sedikit memberontak, Madam.”“Eh?”Syauqi terkekeh. “Nenek saya kabur dari Indonesia dan menikah dengan orang Jepang. Lalu ibu saya lahir dan kemudian menikah dengan orang Amerika. Lalu lahirlah saya.”Pria berwajah elok itu menjeda diri sesaat. “Saat saya berumur lima tahun, ibu saya membawa saya kembali ke kakek buyut. Tetua Realm Api dan mengembalikan saya. Kata ibu saya, itu wasiat nenek saya sebel

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 266

    Aliya bersandar di sofa lounge hotel yang nyaman, menatap tenang pada makanan di depannya.Ia mencoba hidangan khas Nairobi: Nyama Choma, potongan daging panggang yang gurih dan kaya rempah, ditemani dengan kachumbari—salad segar dari tomat, bawang, dan cabai.Rasa pedas dan segar dari kachumbari melengkapi cita rasa daging yang hangat, membuat Aliya semakin larut dalam suasana santai sambil menunggu Dean yang tengah dalam rapat mendadak di ballroom hotel.Saat kunyahan terakhir, Aliya teringat percakapannya tadi dengan Matteo, yang penuh dengan dukungan.Matteo, sahabat Dean itu, mengungkapkan ketulusan hati ketika mengetahui Aliya bersama Dean."Aku sangat bahagia, Nyonya.”“Please, panggil Aliya saja, Matteo.”Matteo tersenyum sumringah. “Baiklah.. Ya.. aku benar-benar merasa bahagia.”“Aku bisa lihat itu. Sejak pertama kita bertemu, wajahmu berseri-seri terus,” Aliya tersenyum lebar.“Ini bukan tentang diriku, Nyonya. Melihatmu akhirnya bersama Dean... itu sungguh yang selama ini

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 265

    Tak berapa lama limousine yang ditumpangi Dean dan Aliya tiba di satu hotel yang tampak megah.Beberapa greeter dan bellboy tampak menyambut ramah dan penuh hormat saat Aliya dan Dean yang dipimpin Matteo, memasuki area hotel.Dean terlihat sedikit menaikkan alis—tampak berpikir sesuatu, namun tetap dengan santai mengikuti langkah Matteo yang terlihat bersemangat berbicara dengan Aliya.Aliya melangkah masuk ke dalam suite mewah di Helshington Nairobi, tak dapat menahan gumaman kagum yang meluncur pelan.Matanya menyusuri setiap sudut ruangan—sebuah suite yang luas dengan desain butik berkelas, bercampur sentuhan klasik yang elegan.Dindingnya dihiasi karya seni khas Afrika, menambah sentuhan eksotis pada ruangan yang megah namun tetap hangat.Lampu-lampu gantung dari kristal menghiasi langit-langit tinggi, sementara lantai kayu yang mengilap mencerminkan pantulan cahaya lembut dari lampu yang dipasang dengan artistik.Di satu sisi, ada balkon pribadi yang menghadap ke pemandangan perb

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 264

    Gedung kantor cabang Starlight Corp di Nairobi terlihat lebih sibuk dari biasanya.Para karyawan berjalan cepat, membawa berkas-berkas dan peralatan, memastikan setiap detail tertata sempurna untuk menyambut kedatangan CEO mereka, yang nyaris tidak pernah terlihat.Lobi utama yang biasanya hanya dihiasi dengan dekorasi sederhana kini terlihat sedikit berbeda. Tanaman hijau segar diletakkan di beberapa sudut, meja resepsionis dibersihkan hingga berkilau, dan tim keamanan memeriksa ulang setiap titik untuk memastikan semuanya sesuai standar.Di tengah kesibukan tersebut, Direktur cabang melangkah mendekati Matteo, manajer yang selalu tenang di tengah hiruk-pikuk persiapan ini.Dengan ragu, Direktur bertanya, "Mr. Odhiambo, apa benar tidak masalah jika kita melakukan persiapan seperti ini?"Sang Direktur masih teringat akan sikap sang CEO yang cenderung rendah hati dan tidak suka dengan seremoni berlebihan.Pernah sekali waktu saat ia pertama kali menjabat sebagai direktur cabang, ketika

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 263

    Aliya duduk sendirian di dalam kabin jet pribadi Gulf Stream yang melaju anggun di atas awan menuju Kenya.Interior jet ini tampak begitu mewah dan nyaman, didesain dengan kursi kulit lembut berwarna krem yang berpadu dengan elemen kayu mahoni gelap.Cahaya matahari senja yang masuk dari jendela memberikan kilau hangat ke dalam kabin, menciptakan suasana tenang yang menyelimuti perjalanan mereka.Aliya menatap keluar jendela, melihat hamparan langit oranye keemasan yang seakan tak berujung, membiarkan pikirannya melayang.Bayangan pertama kali ia melihat pesawat ini, dengan logo Starlight Corp di badan jet, memenuhi benaknya.Kata-kata Agung kembali terngiang di kepalanya, bagaimana Dean memilih nama Starlight, terinspirasi dari panggilan kesayangan yang ia berikan padanya setelah pertama kali melihat Aliya dalam mimpi.Ketika ia iseng berselancar di dunia maya, ia mendapati bahwa Starlight Corp adalah korporasi besar yang dikagumi dunia. Selain Starlight Corp dikenal dengan kebijakan

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 262

    Dean tersedak lalu terbatuk.“Prrrfffffftttttt.” Agni sukses menyemburkan nasi yang baru saja ia suapkan ke dalam mulutnya.Bi Titin menahan tawa. Ia mengacungkan jempol pada Aliya, lalu melenggang santai kembali ke dapur.Hening.Aliya melotot ke arah Agni.“Jorok, ih!” Aliya menepukkan tangannya ke beberapa nasi semburan Agni yang mampir dan bertengger di bajunya.“So-sorry Moony!” Agni bergegas bangun dan meraih beberapa lembar tissue dan menghampiri Aliya. Tangannya mengelap tangan Aliya.Saat tangan Agni akan berpindah ke bagian baju di bawah dagu Aliya, tangan Dean telah memegang tangan Agni.“Biar saya saja,” kata Dean singkat.Agni memanyunkan mulutnya. “Lu sih, Om…” Lalu kembali ke tempat duduknya dan membersihkan sisa-sisa nasi yang berhamburan di meja sambil nyengir.Dengan menggaruk kepalanya yang tak gatal, Agni mengambil piring makannya dan memutuskan segera menyingkir dari ruang makan, untuk memberi keleluasaan bagi pasangan itu.“Gue pindah ah. Ini obrolannya udah dua

DMCA.com Protection Status