Libur selama 3 hari setelah UTS telah berakhir. Saat ini sekolah sudah memasuki bulan yang baru kembali.
Setelah pergi berbelanja waktu itu, kami tidak pernah bertemu kembali secara langsung selama 5 hari. Kami hanya berbicara melalui grup yang sudah dibuat di aplikasi MINE sebelumnya.
Kami bertemu kembali secara langsung di sekolah pada hari pertama masuk sekolah.
Yang pertama aku temui adalah Shinta, dia menemuiku saat berjalan untuk ke sekolah. Sepertinya hal itu sudah menjadi kebiasaan di waktu pagi saat perjalanan ke sekolah.
Lalu untuk Fachri dan Tia aku temui mereka di kelas. Pertama kali aku melihat mereka adalah ketika sedang berbicara satu sama lain.
Meskipun mereka bertengkar di grup, aku merasa lega mereka akrab di dunia nyata.
Lalu untuk OSIS, kegiatannya sudah diaktifkan kembali. Sejujurnya OSIS yang dipegang oleh Kak Clarissa saat ini sudah tidak mempunyai tugas lagi. Bisa dibilang kami bisa bersantai dengan hal itu.
Ta
Sudah beberapa Minggu berlalu sejak Kak Clarrisa mengajukan nama-nama yang akan menjadi ketua OSIS selanjutnya, dan begitu juga dengan pemilihannya.Acara pemilihan dapat dilaksanakan walau sebenarnya OSIS terkejut dengan hal itu. OSIS terkejut karena tidak akan menyangka bahwa pemilihan dapat dilaksanakan dengan waktu yang singkat.Meskipun Bu Annisa bilang 'serahkan saja kepada ibu' dengan percaya diri, kami—OSIS inti— tidak mengetahui apa yang ada di dalam kepalanya. Seluruh pemikiran hingga rencana yang dibuat oleh Bu Annisa benar-benar tidak terpikirkan sama sekali, kami hanya seperti seorang anak yang meminta bantuan kepada orang tua kami.Benar, acara pemilihan ketua OSIS dapat terjadi dengan rencana yang sebenarnya sudah diantisipasi oleh Bu Annisa.Atau lebih tepatnya Bu Annisa, mungkin saja telah memprediksi hal ini akan terjadi.Rencana yang dibuat Bu Annisa adalah rencana yang sederhana, namun melakukannya harus dengan r
“Selamat datang, Raihan.”Suara itu terdengar ketika dia sudah membuka pintu yang ada di hadapanku. Dengan mendengar suara itu juga, aku melihat seorang gadis sedang menggunakan pakaian lengan panjang ditutupi oleh celemek berwarna biru polos dengan kantung di bawahnya. Gadis itu juga menunjukkan wajah yang terlihat sedikit lelah sambil membawa sebuah centong di tangannya.Itu adalah Kak Riyanti.“Maaf sudah mengganggu, Kak.”“Kau ini... Aku seharusnya yang mengatakan itu. Ah, silakan masuk.”“Kalau begitu permisi.”Setelah mengizinkanku masuk, aku kemudian membuka sepatu yang aku pakai dari rumah untuk datang ke sini.Selagi membuka sepatu, Kak Riyanti kemudian menutup pintunya kembali yang berada di belakangku. Setelah tertutup, Kak Riyanti kemudian berjalan di lorong pintu masuk sambil mengatakan “maaf, aku sedang memasak sekarang. Anggaplah rumah sendiri, ok?” lalu pergi
Ini terjadi setelah aku bertemu dengan Kak Riyanti malam itu.Setelah pulang dari misi volunteer dan tidak secara kebetulan arah pulang aku dan Kak Riyanti sama, aku langsung tidur dengan pulas. Di pagi harinya aku memberikan pesan kepada Kak Riyanti menggunakan tanda nama yang Kak Riyanti berikan agar kami bisa bertukar kontak. Tak lama setelah aku memberi pesan dan memberitahu itu adalah aku, Kak Riyanti langsung membalasnya dan menjadi teman di MINE.Karena hari waktu itu adalah hari Minggu dan Kak Riyanti sedang libur dari pekerjaannya, kami berdua banyak bertukar kata hari itu lewat MINE.Aku dan Kak Riyanti pada awalnya hanya membicarakan tentang makanan, sepertinya Kak Riyanti melihat profilku dipenuhi dengan foto makanan yang aku buat sendiri semenjak SMA. Kemudian pada hari berikutnya topik pembicaraan kami berubah menjadi pembicaraan komedi yang sedang trending belakang ini, dan kemudian berlanjut menjadi curhatan dan akhirnya kami berdua cukup dekat.
Banyak sekali cerita tentang kisah cinta yang populer berakhir tragis. Sebagai contoh yang terkenal dan tidak asing di telinga adalah kisah dari Romeo dan Juliet. Cinta mereka terhalangi kedua buah keluarga, sehingga mereka akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidup mereka agar cinta mereka abadi. Sebagai contoh lain adalah cerita dari Cleopatra dan Mark Antony. Cinta mereka mendapat kecaman dari orang Romawi sehingga saat terjadi perang, Antony mendapatkan kabar Cleopatra sudah tiada. Mendengar hal itu, Antony menghunuskan pedangnya sendiri. Sedangkan di sisi lain, Celopatra pun mengorbankan hidupnya setelah mendapati kematian dari kekasihnya tersebut. Tetapi terdapat pula kisah cinta dengan akhir yang bahagia. Bahkan kisah cinta yang bahagia itu seperti mempunyai dukungan yang luar biasa. Sebagai contohnya adalah cerita dari Cinderella. Cinderella dibantu oleh peri agar ia dapat pergi ke pesta sang pangeran. Tidak berhenti di situ, sepatu Cind
Tahun ajaran baru 2023 musim kemarau. Dengan menggunakan seragam sekolah, kemeja berwarna putih dan ditutupi oleh jas berwarna biru. Aku pergi menuju papan pengumuman yang terpampang di depan halaman sekolah untuk melihat namaku akan tertulis di mana. Ini adalah langkah pertama kalian saat baru saja memasuki sekolah. Selain untuk memastikan apakah kita benar-benar diterima di sekolah tersebut juga untuk mengetahui di kelas mana kita akan tinggal. Walaupun tidak pernah ada kasus di mana seseorang tidak menjadi murid di suatu sekolah sesudah memasuki acara penerimaan murid baru. Ah... Ketemu, kataku dalam hati. Papan pengumuman yang memperlihatkan seluruh nama murid beserta kelas yang akan mereka tempati. Di papan tersebut juga pihak sekolah langsung memperlihatkan meja mana yang akan murid tempati. Sangat jarang melihat yang seperti ini, biasanya mereka akan menempelkan itu di jendela kelas ataupun memilihnya langsung saat wali kelas datang. Aku lalu
Sudah 3 minggu berlalu semenjak tes ulang ujian masuk dari pihak OSIS. Aku sudah mulai terbiasa dengan lingkungan di sekolah. Fachri, sang pelaku kejahatan yang pergi dengan lambaian tangannya dekat denganku. Tentunya bukan hanya denganku, dengan kepribadian dan wajahnya dengan mudah ia mendapat perhatian dari seluruh kelas terutama para wanita. Wali kelas yang menangani mata pelajaran matematika juga dekat denganku. Alasannya sudah jelas, karena nilaiku yang selalu bagus di mata pelajarannya membuat aku ‘disayang’. Sifat Bu Annisa yang sebenarnya mudah bergaul dengan para murid juga menjadikan ia guru yang dikagumi, bukan ditakuti. Itu terbukti dari bagaimana kedekatan dia dengan para murid kelasnya. Tentu saja dengan sifat yang seperti itu semakin memudahkanku untuk belajar matematika dengannya. Lalu untuk ketua OSIS itu... “Jadilah wakil ketua untukku!” “Ha?” “Apakah kau tidak menangkap apa yang aku ucapkan ta
Pagi hari tepat pukul 7. Aku menyantap sarapan yang telah aku buat sendiri dengan keadaan mata masih berat untuk dibuka lebar-lebar. Karena tidak terlalu suka memakan makanan yang berat saat baru saja bangun tidur, aku hanya membuat sebuah sandwich ala barat dengan segelas jus jeruk yang aku simpan di kulkas dari minimarket terdekat beberapa hari yang lalu. “Ngantuk.” Aku memutuskan untuk hidup sendiri saat sudah masuk SMA. Itu juga merupakan bagian dari perjanjianku dengan kedua orang tuaku. Aku yang menginginkan bagaimana rasanya hidup sendiri sebelum masuk kuliah ditentang oleh ibu. Dan bisa ditebak, ayahlah yang selalu menjadi orang yang sangat bijaksana di keadaan anaknya sedang mengalami masa pubertas. Ayah membuat sebuah syarat agar aku bisa hidup mandiri, syarat yang dia berikan adalah masuk ke salah satu SMA terbaik, tidak peduli itu negeri maupun swasta. Bisa dibilang itu adalah syarat yang sangat mudah bagiku. Yah,
Apa yang aku dengar tadi tidak salah, bukan? Aku tidak salah mendengar itu, bukan? Tidak tunggu! Ini bukan waktunya untuk pikiranku saling bertengkar, jika Bu Annisa memang mengatakan hal itu seharusnya benar seperti itu, bukan? Mengapa aku menjadi ragu kembali?! Jika kau memang ragu seharusnya kau pastikan itu sendiri Raihan! “A-apakah itu benar, Bu Annisa?” kataku dengan suara tidak percaya diri. Bu Annisa masih mengetik laptopnya, namun Bu Annisa menjawab pertanyaanku. “Hmm? Apanya?” “Apakah benar Ibu adalah pembimbing OSIS untuk tahun ini?” “Jika iya memangnya kenapa?” Mendengar itu dari Bu Annisa hatiku sedikit menjadi tenang, namun perasaan yang menggangguku selama ini masih belum hilang. “K-kalau begitu, apakah saya boleh menanyakan sesuatu?” Dengan cepat Bu Annisa menjawab “Maaf Raihan, sekarang tidak bisa. Aku masih harus mengurus ini. Lagi pula untuk apa? Kau tidak ada sangkut pautnya dengan OSIS, buka