Beranda / Romansa / Ranjang Panas Sang Sekretaris / 2. Tidak Pernah Tidur Dengannya

Share

2. Tidak Pernah Tidur Dengannya

Penulis: Mima Rahyudi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-27 09:08:44

Beryl hanya tersenyum, tubuhnya tengah merasakan hunjaman otot berurat itu didalam palung lembahnya yang paling dalam, dan kali keempat Beryl mencapai klimaksnya diatas tubuh Gaga.

“Lanjutkan!” seru Gaga, “Baru setengah jalan waktunya. Aku belum puas kalau kamu benar-benar belum klimaks sampai 10 kali, Sayang."

Beryl berhenti sejenak untuk mengumpulkan tenaga, dan akhirnya kembali menggenjot Gaga dari atas, membuat Gaga sendiri berteriak pelan setiap kali merasakan tongkat beruratnya menyentuh bagian terdalam milik Beryl, seperti diremas-remas nikmat rasanya. Sebenarnya dia sudah lelah, tetapi kenikmatan mengalahkan segalanya, dia selalu ingin dan ingin lagi, seolah bercinta tidak pernah membuatnya puas, sedangkan Gaga. Pria yang memiliki kekuatan besar untuk bercinta sampai semalaman itu sepertinya selalu menginginkan dirinya klimaks berkali-kali dahulu baru dirinya puas.

Kamar hotel kelas suite room menjadi saksi bisu percintaan mereka, percintaan yang dilakukan tanpa ada ikatan sama sekali, perasaan suka sama suka dan saling membutuhkan saja yang selama ini mereka lakukan. Beryl dan Gaga lebih banyak menghabiskan waktu mereka di kamar ketimbang berduaan jalan-jalan menikmati suasana kota, bagi mereka bercinta adalah kepuasan tersendiri di sela-sela kesibukan pekerjaan mereka.

Akhirnya Gaga meminta Beryl turun dari atas tubuhnya dan meminta diposisi menungging, sehingga semakin terlihat jelas ceruk paling dalam di lembah itu, hingga tanpa perlu menunggu lama, tongkat berurat itu masuk kedalam ceruk itu dan melakukan gerakan maju mundur.

Beryl semakin berteriak nikmat ketika Gaga menghunjankan tongkat beruratnya didalam miliknya.

“Sayang!”

“Beryl! Ah! Aku suka ini!"

Terdengar teriakan dari keduanya bersamaan.

“Bersama, sayang,” kata Gaga, " Kamu benar-benar selalu membuatku puas, sayang! Ah! Aku suka sekali! Teruslah seperti ini untuk selanjutnya!"

Keduanya akhirnya sama-sama berteriak panjang, Beryl kembali memuncratkan isi lembahnya, sedangkan Gaga memuncratkan cairan hangatnya, menghantam dinding-dinding rahim Beryl.

Keduanya terlihat lemas setelah pergulatan panjang hampir dua jam lamanya. Gaga memeluk Beryl dari belakang, wanita itu sudah tertidur pulas karena lelah. Bagaimana tidak lelah, Gaga sudah membuatnya mencapai klimaks sebanyak

sepuluh kali, seperti yang selalu dia inginkan selama ini, sedangkan Gaga hanya sekali. Keduanya lalu tertidur pulas hingga pagi, dalam posisi berpelukan dan tanpa sehelai benangpun. Rasa lelah setelah percintaan mereka yang panas di ranjang, membuat keduanya terlihat tenang dan damai, meski mungkin hati keduanya sama-sama gundah, menjalani hubungan tanpa ikatan, dan sembunyi-sembunyi dari pasangan yang semestinya. Tetapi bukankah disitu letak sebuah sensasi hidup, manakala anak manusia tengah bosan dengan kehidupan yang selama ini dijalani.

Disisi lain, dibagian bumi yang lain, ternyata seorang wanita juga tengah beradu peluh dan hasrat dengan seorang pria. Mereka sama-sama juga melakukan hubungan terlarang, sang wanita tentu yang melakukan ini semua dibelakang pasangan sahnya.

“Elena, kenapa kamu selalu saja membuatku ketagihan, sih!” teriak pria yang tengah berada dibawah tubuh indah dan seksi itu, wanita yang dipanggil Elena itu tampak tersenyum sambil tetap menggerakkan pinggulnya naik turun, "Kamu semakin cantik dan menggairahkan. Aku suka, jangan pernah mau jika dijamah laki-laki lain, termasuk suamimu sendiri."

“Kamu suka kan?” tanya Elena sambil tersenyum

“Suamimu pulang kapan?” tanya pria itu lagi

“Tidak usah sekhawatir itu, suamiku melakukan perjalanan bisnis ke Singapura biasanya tiga harian disana.”

“Kalau begitu aku ingin bercinta sepanjang waktu bersamamu, Elena,” kata pria itu

“Tentu saja kita akan melakukannya bersama, Farhan. Hanya kamu yang mampu membuatku puas dan nikmat selama ini.”

Pergulatan panjang dan panas dilakukan. Dua sejoli itu diranjang milik sang wanita, tentu saja juga apartemen di wanita.

“Tapi kapan kita melakukan ini secara sembunyi-sembunyi terus sama kamu, sayang?” tanya Farhan, "Aku ingin bisa menggandeng tanganmu ketika kita jalan-jalan keluar, atau merangkulmu, menunjukkan bahwa kita pasangan yang romantis."

“Kalau aku sudah berhasil mendapatkan aset perusahaannya, sayang,” jawab Elena, “Kalau aku sudah mendapatkannya, maka aku akan meninggalkan dia, dan kita hidup bersama.”

“Kamu memang wanita cerdas, aku suka. Apalagi kamu seksi dan cantik, lengkap sudah hidupku memiliki wanita seperti kamu," kata Farhan sambil tersenyum.

Keduanya telah sama-sama tertidur didalam kamar apartement yang biasa mereka tempati.

.

.

.

Beryl masih tertidur pulas, didalam pelukan Gaga. Wanita itu tampak enggan membuka mata, padahal sedari tadi Gaga sudah menciumi wajahnya supaya bangun dan mandi bersama, mengingat sebentar lagi mereka harus bertemu klien lalu pulang ke Indonesia.

"Sayang, bangun...." kata Gaga dengan suara lembut, "Kita harus bertemu klien setelah ini, lalu kita pulang ke Indonesia."

"Aku masih mengantuk," Keluh Beryl sambil mengusap wajahnya

"Ayo, bangun!" Tiba-tiba tubuh Beryl seperti melayang, ternyata Gaga mengangkat tubuh Beryl dan membawa masuk kedalam kamar mandi, dan keduanya masuk ke dalam air hangat didalam bathtub. Mandi bersama, itulah yang selalu mereka lakukan jika tengah bersama. Kadang juga disertai dengan percintaan panas, terkadang juga tidak. Dan pagi ini Gaga tidak melakukan, sudah dipastikan terlambat bertemu klien jika dia menggarap sekretaris cantiknya itu.

Aktivitas seperti biasa dilakukan, Beryl sudah bersiap dengan setelan cantiknya, tentu saja dengan rok mini.

"Sayang, jangan pakai rok sependek itu besok-besok lagi, aku tidak suka," protes Gaga

"Kenapa?" tanya Beryl sambil membetulkan letak dasi pria itu

"Aku tidak suka. Tubuhnya hanya untukku, jadi jangan diperlihatkan ke laki-laki lain," jawab Gaga.

"Baiklah, tidak usah sesewot itu, Sayang. Lagi pula mana ada yang berani melirikku, mereka tahunya Pak Gaga sangat melindungi karyawan perempuannya," kata Beryl yang kemudian mengecup singkat bibir pria itu. Tahu jika pria itu tengah cemburu hanya karena masalah pakaian. Tapi pria itu akan langsung melunak setelah diberikan ciuman lembut.

Mereka lalu keluar dari kamar untuk sarapan dahulu, sebelum mereka bertemu dengan klien. Sarapan berlangsung dengan sedikit canda tawa diantara keduanya.

Sementara itu di belahan bumi lain, dua anak manusia juga baru saja beradu peluh diranjang mereka, disebuah kamar yang ada di apartement mewah.

"Hari ini suamiku pulang, aku juga harus pulang ke rumah," kata wanita yang tengah berada dalam pelukan seorang pria, "Aku harap kamu bersabar, kita pasti bisa selalu bersama tanpa perlu sembunyi-sembunyi lagi."

"Aku tahu, pulanglah, toh kita bisa bertemu kapanpun kita mau diluar jam kerjaku," balas sang pria sambil menciumi puncak kepala wanita yang cantik dengan rambut kecokelatan.

"Terima kasih mau bersabar untuk aku," kata wanita itu lagi.

"Elena, kapan aku pernah menuntut kamu untuk segera meninggalkan suami kamu itu? Tidak pernah, kan? Aku hanya tidak rela jika dia menjamah dirimu, itu saja," balas sang pria sambil mengecup kening wanita itu lagi, "Aku hanya ingin memilikimu secara utuh. Bukan lagi suami orang."

"Sejak menikah kami bahkan tidak pernah sekamar, kami hanya bersandiwara didepan keluarga kami saja," kata wanita bernama Elena itu, "Dan kamulah pria yang selama ini selalu berhasil membuatku mengerang nikmat di ranjang. Kamulah yang membuat aku selalu bisa bahagia. Kamu tentu tahu, pernikahan kami hanya diatas kertas."

"Aku hanya kadang tidak habis pikir, bagaimana kamu dan dia bisa menjalani pernikahan tanpa ada rasa cinta selama ini." Pria itu tampak terkekeh sendiri, "Kalau aku jadi kamu, lebih baik pergi dari rumah daripada hanya dianggap istri diatas kertas saja."

"Salah sendiri, mamiku terlalu berambisi untuk menjodohkan dengan anak teman arisannya yang kaya raya itu. Ya memang beneran kaya dan aku mendapatkan segala fasilitas yang aku inginkan, dan sekarang aku menikmatinya. Mas Farhan juga tahu kan, aku mana bisa hidup serba kekurangan."

Pria yang dipanggil Farhan itu hanya tersenyum, "Aku tahu, sayang. Hanya saja aku bukan pria kaya raya."

"Aku akan mendapatkannya sebentar lagi, sayang. Kamu hanya tinggal meneruskan saja kelak." Elena langsung naik ke tubuh pria tampan itu, "Kita akan hidup dalam suasana penuh cinta dan tidak akan kekurangan harta."

"Aku tahu, kamu pasti bisa," kata pria bernama Farhan itu sambil menowel hidung mungil wanita cantik bernama Elena.

Pagi mereka kembali membara, diatas peraduan kasih yang sesungguhnya terlarang, karena sang wanita bernama Elena itu, sesungguhnya adalah istri dari seorang Gabriel Daffa Dirgantara, atau biasa dipanggil Gaga, sang CEO dari berbagai perusahaan, dengan salah satunya adalah perusahaan makanan ringan dengan sekretarisnya bernama Beryl Jovanka.

"Ah,... sayang.... Puaskan aku...." kembali terdengar teriakan manja dari mulut Elena.

"Janji sama aku, jangan pernah meminta Gaga untuk melakukan hal ini!" Seru Farhan

"Aku hanya meminta pada mu selama ini!" balas Elena

"Memangnya kamu tidak pernah tidur bersamanya?" tanya Farhan. Cukup terkejut.

Bab terkait

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   3. Hanya Diatas Kertas

    1 tahun yang lalu..."Mom, aku belum ingin menikah! Mommy tahu kan aku masih ingin berkarir!" seru Gaga, sambil menatap sebal pada wanita yang sudah berusia 50 tahunan dihadapannya itu."Mau sampai kapan kamu menunda? Usiamu sudah 27 tahun dan kamu belum menikah. Mommy hanya ingin kamu bahagia sebelum Mommy menutup mata, sayang. Dan Elena adalah gadis yang tepat untuk kamu. Menikah tidak akan mempengaruhi pekerjaan dan karirmu!""Belum 30 tahun, Mom. Aku masih muda," elak Gaga lagi, "Diluar sana banyak pria yang baru menikah setelah umur 40 tahun.""Mommy tidak mau tahu, pokoknya kamu harus menikah dengan Elena," balas wanita itu, "Wanita itu cantik dan cerdas, seksi lagi. Kamu pasti menyukainya! Mommy hanya ingin kamu mendapatkan wanita yang tepat untuk anak laki-laki Mommy."Wanita itu, Cecilia Dirgantara, adalah mommynya Gaga. Wanita itulah yang menginginkan Gaga menikah dengan Elena, anak dari sahabatnya yang bernama Wilona. Wilona sebenarnya hanyalah orang biasa, namun memang mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   4. Sarapan Pagi

    Gaga baru sampai dirumah ketika sore hari, terlihat Mommynya tengah menikmati secangkir teh hangat diteras rumah dengan ditemani Elena. Pria itu kemudian menghampiri keduanya."Sudah pulang, Sayang," sapa Elena yang kemudian memberikan ciuman ditangan Gaga, dan Gaga hanya membalas dengan memberikan ciuman pada kening istrinya."Mommy baik-baik saja?" tanya Gaga. Pria itu mencium wanita tua itu."Mommy selalu sehat, apalagi melihat kalian terlihat semakin harmonis saja," jawab Cecilia sambil tersenyum"Aku ke kamar dulu," kata GagaPria itu lalu meninggalkan kedua wanita beda generasi itu. Seolah dia enggan berlama-lama berbasa-basi dan bersikap mesra dengan istrinya, didepan mommynya.Gaga bergegas masuk kedalam kamarnya dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Rasa lelah karena perjalanan Singapura-Indonesia seakan hilang setelah berendam di bathup. Cukup lama Gaga berendam disana, dan kemudian keluar dari kamar mandi sudah dalam keadaan segar. Terlihat Elena sudah ada didal

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   5. Karenamu Aku Berpikiran Mesum

    Gaga tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk bercinta dengan sekretarisnya, bahkan hampir setiap waktu dia melakukannya di kantor, disela-sela kesibukan mereka bekerja, kecuali jika Beryl tengah datang bulan.Tidak ada orang kantor yang tahu soal hubungan spesial mereka, yang kini menjadi hubungan terlarang karena semua orang tahu jika Gaga sudah menikahi model cantik bernama Elena, sehingga Beryl pada akhirnya berubah status menjadi kekasih gelapnya Gaga."Oh! Shit! Kenapa tubuhmu selalu saja membuatku menginginkan lebih, sayang!" seru Gaga sambil menghentak-hentakkan miliknya maju mundur dengan Beryl ada didepannya, Gaga melakukan manuver serangan dari belakang, sementara Beryl berpegangan pada meja kerja Gaga."Ah! Sayang, faster! I like it!" balas Beryl tidak kalah seru dengan Gaga. Wanita itu memang selalu bisa mengimbangi setiap gerakan Gaga dan sentuhan-sentuhan yang diberikan Gaga. Sepagi ini saja wanita cantik itu sudah mencapai klimaks nya sebanyak 2 kali."Almost there

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   6. Kamu Tinggal Terima Beres

    Siang itu, Gaga baru saja selesai melakukan rapat staf dengan ditemani Beryl. Keduanya lalu sama-sama duduk di sofa yang ada diruang kerja Gaga. Gaga tengah ingin bermanja dipelukan wanita cantik itu, tapi Beryl menolak. Apalagi Beryl tengah memangku laptopnya."Sayang, kamu kenapa?" tanya Gaga"Tunggu sebentar, Sayang. Aku sedang mengecek sesuatu," jawab Beryl"Pekerjaan sudah selesai, kenapa kamu masih saja sibuk dengan laptopmu?" tanya Gaga sambil mengerucutkan bibirnya"Karena ini lebih penting dari godaanmu," jawab Beryl dengan tanpa memandang wajah pria yang dia cintai itu. Matanya tetap tertuju pada laptopnya.Gaga akhirnya memposisikan duduknya kembali menjadi tegak, agak kesal karena wanita kesayangannya itu justru sibuk dengan pekerjaannya sendiri."Lihat ini!" seru Beryl sambil menunjukkan layar laptopnya. Yang dilihat Gaga hanya semacam kode-kode yang tidak dia pahami."Apanya yang dilihat?" tanya Gaga, tidak mengerti, "Kalau kamu menunjukkan aku angka-angka profit keuanga

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   7. Dua Wanitanya Gaga

    Gaga mempercepat langkah kakinya, koridor rumah sakit serasa seperti lorong kematian untuknya. Semalam Brenda memberiakan kabar jika mamanya masuk rumah sakit karena serangan jantung. Tetapi Gaga terlalu pulas tidur dipelukan Beryl, sehingga dia mengabaikan pesan penting dari Brenda.ICU adalah ruang yang dituju Gaga saat ini, karena Cecilia harus dirawat intensif disana. Elena dan ibunya juga terlihat sudah ada disana. "Kamu sudah pulang?" tanya Gaga agak heran, kenapa Elena lebih cepat sampai dibanding dirinya. Pria itu mengecup kening Elena, hanya untuk basa-basi didepan mertuanya."Kebetulan masih ada penerbangan malam," jawab Elena"Bagaimana Mommy?" tanya Gaga"Masih sama seperti seperti malam, Tuan," jawab Brenda, "Kata dokter memang orang dengan riwayat stroke bisa saja terjadi serangan jantung mendadak."Gaga lalu masuk kedalam ruang perawatan Mommynya, terlihat wanita tua itu sudah dipasang berbagai macam alat."Mom, kenapa Mommy seperti ini lagi?" tanya Gaga sambil mencium

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   8. Beryl Cemburu

    Gaga tampak baru saja membuka matanya setelah mendapatkan kecupan singat dari Elena. Wanita itu tampak sudah bangun dan terlihat rapi."Kenapa tidak membangunkanku?" Tanya Gaga dengan suara khas bangun tidurnya"Tidurmu nyenyak sekali, aku tidak rela membangunkanmu," jawab Elena, "Aku sudah siapkan sarapan untukmu. Aku harus pergi dulu, karena ada pemotretan terakhir."Gaga hanya menganggukkan kepala saja. Percintaan semalam baginya terasa biasa saja, dia bahkan sudah menebak bahwa bukan dirinya pria pertama yang memasuki lembah kenikmatan milik sang istri, namun Gaga tidak peduli, toh dia sudah mendapatkan dari Beryl selama ini."Ternyata kamu sudah pernah merasakan nikmatnya bercinta dengan pria lain sebelum bersamaku," kata Gaga sambil menggelengkan kepalanya, "Semoga kali ini kamu tidak membohongiku dengan mengatakan benih dalam rahimmu kelak adalah benihku, padahal ternyata bukan."Gaga lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dia harus berangkat ke kantor untuk meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   9. Positif Hamil

    "Hufff!" Gaga menarik dalam nafasnya, menatap lingkaran merah pada kalender, ini adalah bulan ketiga pernikahannya dengan Elena.Dari kejauhan Gaga menatap tubuh Elena setiap inchi nya, namun tak pernah menunjukkan perubahan apapun pada wanita yang ia nikahi 6 bulan yang lalu."Apakah ini juga nggak akan berhasil," gumam Gaga membaringkan tubuhnya terlentang di ranjang mewah, kedua tangannya menopang kepala, pandangannya pun nanar menatap langit-langit kamar yang berubah membosankan.Elena hanya menghela panjang, menatap Gaga yang tidur menatap ke langit-langit kamar. Perlahan mendekati Gaga yang langsung memiringkan tubuhnya ke arah lain, membelakangi Elena."Mas!" bisik Elena, jari-jarinya menari-nari di sekujur tubuh pria itu memancing."Elena, hari ini aku capek sekali, jadi aku harap kamu mengerti, please!" pinta Gaga tanpa menatap Elena sedikitpun, semangatnya untuk mendekati Elena sirna sudah setelah mata elangnya terpapar dengan kalender yang terpajang di sisi dinding.Elena m

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   10. Permintaan Beryl

    Dua minggu kemudian.Dengan wajah tegang, Gaga mempercepat laju mobil sport keluaran terbaru miliknya menuju ke rumah sakit.Sesuai janji yang telah disepakati, Gaga menemui dokter yang memeriksa Elena, untuk mengambil sampel hasil tes DNA."Santai Pak Gaga! Jangan tegang begitu, saya yakin apapun hasil tes nya! Itulah yang terbaik," kata dokter itu membuat Gaga semakin gemetaran membuka hasil tes itu."Benar-benar ini membuat saya begitu tertekan dok! Menunggu hasil dan kini akan menyaksikan hasil itu sendiri!" Gaga memperbaiki posisi duduknya.Sementara dokter itu hanya tersenyum, lalu menyuruh Gaga membuka hasil tes itu. "Silahkan Pak," kata dokter menegaskan.Gaga dengan tangan bergetar, membuka dokumen itu, dirinya meyakinkan akan pasrah apapun hasil tes itu.Sejurus kemudian, Gaga terkejut melihat hasil tes DNA yang menyatakan bahwa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28

Bab terbaru

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   18. Harus Bahagia Bersama Beryl

    Gaga menyandarkan tubuhnya ke meja dengan ekspresi serius yang kembali muncul di wajahnya. "Kita bicarakan nanti malam, setelah semuanya selesai," katanya dengan nada yang lebih tegas, menegaskan bahwa mereka berdua harus kembali pada peran mereka sebagai eksekutif di perusahaan ini.Beryl mengangguk lagi, menyesuaikan sikapnya dengan situasi. "Baiklah, Ga. Aku tunggu nanti," jawabnya, suaranya tetap penuh dengan arti meskipun kata-kata yang keluar terdengar biasa.Setelah beberapa detik hening, Gaga melirik ke arah Beryl dan tersenyum. "Sampai nanti, sayang," katanya dengan nada yang lebih lembut, lalu melangkah menuju pintu kantor, meninggalkan Beryl yang masih memandangi dirinya dengan tatapan menggoda.Pagi itu, suasana di ruang rapat kantor terasa tegang. Semua mata tertuju pada Gaga yang duduk di ujung meja, tampak serius dan berwibawa. Farhan, yang duduk di sisi lain meja, tampak lebih santai namun dengan sorot mata yang tajam. Meski mereka berdua tidak banyak berbicara, ada ke

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   17. Pagi Itu Bersama Gaga

    Dalam hati Beryl tersenyum tipis, meski ekspresinya tetap terjaga dengan kesan dingin dan serius. "Kamu mulai masuk perangkapku, Farhan," desisnya dalam hati, merasakan bahwa langkahnya semakin mendekatkan mereka pada tujuan yang ia inginkan. Beryl tahu, ia harus memainkan peranannya dengan hati-hati. Farhan, dengan ambisi besarnya, sedang jatuh ke dalam jebakan yang telah ia siapkan. Semua yang ia butuhkan hanyalah sedikit dorongan, dan Farhan, dengan segala ambisinya, tampak semakin terikat pada janji-janji yang ia tawarkan.Senyum tipis itu tak terlihat di wajah Beryl, namun ada kepuasan yang mengalir di dalam dirinya. Semua yang telah ia rencanakan semakin jelas, dan kini, Farhan adalah bagian penting dari scenario skema balas dendamnya terhadap Gaga. Mungkin Farhan tidak menyadari betapa ia sebenarnya sedang dikuasai oleh permainan Beryl, namun itu tak menjadi masalah baginya. Yang terpenting, ia sudah berhasil menarik Farhan ke dalam permainan ini."Jadi, kita mulai merencanak

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   16. Permainan Baru Dimulai

    Farhan duduk dengan cemberut di depan laptop, matanya terfokus pada layar yang penuh dengan data yang tampaknya sulit untuk ditembus. Keningnya berkerut, dan ia mendecakkan lidahnya dengan kasar."Ckk! Kenapa susah sekali menembus sistem keamanan perusahaan Gaga?" gerutunya, frustrasi dengan kendala yang terus ia hadapi. "Siapa sebenarnya di balik Gaga?" tanyanya lebih kepada dirinya sendiri, berharap bisa menemukan petunjuk yang mengarah pada kelemahan perusahaan itu.Ia menatap layar laptop untuk beberapa saat, lalu menghela napas panjang. "Aku harus bisa mendapatkan saham perusahaan yang sekarang menjadi milik Elena!" katanya dengan tekad, berusaha menyemangati dirinya.Tak lama, Farhan meraih ponselnya dan menghubungi Elena. Suaranya terdengar lembut, meskipun ketegangan yang ia rasakan masih jelas terdengar. "El, bisakah kita bertemu hari ini, sayang?" tanya Farhan dengan nada yang penuh harap.Dari ujung telepon, suara Elena terdengar lemah dan terputus-putus. "Aku nggak bisa, Ha

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   15. Tidak Mau Melepaskan Semuanya

    Elena baru saja tiba di rumah setelah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tubuhnya masih terasa lemas, namun ada rasa lega yang melingkupi hatinya. Gaga, yang selama ini tampak dingin dan tak peduli, kini berubah menjadi pria yang perhatian. Ia tak pernah membayangkan Gaga akan seperti ini—mengingatkannya untuk makan secara teratur, memastikan dia istirahat, bahkan terlihat cemas saat Elena terbaring lemah di rumah sakit.Namun, di balik semua perhatian itu, Elena merasa ada yang tidak beres. Di satu sisi, ia senang karena perhatian Gaga memberikan rasa nyaman, terutama di masa-masa sulit seperti ini. Tapi di sisi lain, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Gaga bukanlah pria yang pernah ia cintai—perasaannya tetap tertambat pada Farhan, pria yang dulu meninggalkan jejak mendalam di hatinya. Farhan adalah cinta pertamanya, seseorang yang tak pernah benar-benar bisa ia lupakan.Elena menyadari, selama beberapa minggu terakhir, hubungannya dengan Gaga terasa

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   14. Aku Tidak Rela Kamu Diperalat

    Elena terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemas. Perasaan mual yang terus menghantuinya setiap pagi membuat tubuhnya semakin rentan, namun di balik rasa tak nyaman itu, ada satu perasaan lain yang kini menghantui hatinya—rindu pada Farhan. Meski berada dalam pernikahan dengan Gaga, pikirannya terus berkelana pada pria lain yang mengisi ruang-ruang kosong dalam hatinya.Dengan tangan yang sedikit gemetar, dia meraih ponsel yang tergeletak di meja samping ranjang. Dia mencari nama Farhan di daftar kontaknya dan segera meneleponnya. Beberapa detik berlalu, suara di seberang menjawab.“Halo, sayang?” suara Farhan terdengar, nada malas dan dingin, tapi Elena tidak menyadarinya. Di telinganya, suara itu masih lembut, seperti biasa.“Farhan, aku dengar Gaga marah-marah soal perusahaannya tadi pagi. Apa itu ulah kamu?”

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   13. Kamu Terima Beres

    Pagi itu, Gaga terbangun dengan suasana hati yang cukup baik. Namun, suasana berubah drastis ketika sebuah panggilan dari Beryl mengejutkannya.Telepon berdering keras, memecah keheningan di kamar. Gaga segera meraihnya dan melihat nama Beryl di layar. "Sayang, ada apa?" tanyanya, masih dengan suara serak karena baru bangun."Ada masalah besar, Mas," jawab Beryl dengan nada tegang. "Saham perusahaan kita merosot tajam. Aku sedang memeriksa sistem, dan sepertinya seseorang berhasil membobol backdoor perusahaan."Gaga terdiam sejenak, otaknya yang masih setengah tidur langsung terjaga sepenuhnya. "Apa? Bagaimana bisa terjadi?""Aku juga baru mengetahuinya. Aku langsung menyalakan laptop dan mengecek laporan pagi ini. Ada yang mengakses data kita melalui jalur belakang. Ini bukan serangan biasa," jawab Beryl, suara di telepon terdengar serius dan penuh fokus.Gaga mulai merasakan keringat dingin di punggungnya. Dia segera duduk tegak di tempat tidur,

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   12. Farhan Urusanku

    Gaga menatap Beryl yang masih bergelung manja di balik selimut, senyumnya tak kunjung pudar. Ruangan tersembunyi di dalam ruang kerja itu seakan menjadi surga kecil bagi mereka. Setelah malam yang penuh gairah dan kehangatan, Gaga merasakan ketenangan yang mengalir di dalam jiwanya. Dia ingin setiap momen seperti ini berlanjut selamanya, meski tahu bahwa dunia di luar sangat rumit. "Beryl," kata Gaga lembut, sambil mengelus rambut Beryl yang terurai. "Kamu tahu kan, aku cuma ingin melindungi kamu." Beryl mendongak, tatapannya penuh perasaan. "Mas, kamu kelewatan! Aku kan nggak ngapa-ngapain sama Farhan," ujarnya dengan nada sedikit merajuk. Suaranya yang manis itu selalu membuat Gaga merasa ingin melindunginya dari segalanya. Gaga hanya tersenyum, memejamkan matanya kembali dan memeluk Beryl lebih erat. "Tapi aku tidak suka kamu disentuh dia!" balasnya, suaranya tegas meski lembut. "Eh, kamu itu egois!" Beryl mencecar, sedikit menggerutu. "Kamu bebas bersentuhan

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   11. Aku Tidak Rela

    "Jangan mulai berpikir tidak waras, Beryl! Kamu bisa celaka sendiri jika menyerahkan diri pada si brengsek itu." Gaga menatap tak suka pada keputusan wanita yang ada di hadapannya.Beryl yang duduk di pangkuan Gaga, mengalungkan tangannya ke leher Gaga sambil tersenyum. "Jangan khawatir, Mas! Aku bisa menanganinya sendiri," Beryl berusaha menyakinkan Gaga.Gaga menghela panjang, melepaskan tangan Beryl perlahan. "Aku tak bisa menampik hal itu, Beryl! Tapi bagaimana nanti jika Farhan memanfaatkan keadaan, bukan hanya kamu saja, akan tetapi juga perusahaan." terang Gaga yang telah berdiri di tepi jendela kaca dengan kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, menatap hampa pemandangan yang ada di depan mata.Beryl berjalan mendekat ke arah Gaga. "Aku nggak bisa tinggal diam melihat orang-orang disekeliling kamu berkhianat, Mas! Jadi aku rasa nggak ada jalan lain selain aku mendekati Farhan," kata Beryl kukuh pada keya

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   10. Permintaan Beryl

    Dua minggu kemudian.Dengan wajah tegang, Gaga mempercepat laju mobil sport keluaran terbaru miliknya menuju ke rumah sakit.Sesuai janji yang telah disepakati, Gaga menemui dokter yang memeriksa Elena, untuk mengambil sampel hasil tes DNA."Santai Pak Gaga! Jangan tegang begitu, saya yakin apapun hasil tes nya! Itulah yang terbaik," kata dokter itu membuat Gaga semakin gemetaran membuka hasil tes itu."Benar-benar ini membuat saya begitu tertekan dok! Menunggu hasil dan kini akan menyaksikan hasil itu sendiri!" Gaga memperbaiki posisi duduknya.Sementara dokter itu hanya tersenyum, lalu menyuruh Gaga membuka hasil tes itu. "Silahkan Pak," kata dokter menegaskan.Gaga dengan tangan bergetar, membuka dokumen itu, dirinya meyakinkan akan pasrah apapun hasil tes itu.Sejurus kemudian, Gaga terkejut melihat hasil tes DNA yang menyatakan bahwa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status