Share

8. Beryl Cemburu

Penulis: Mima Rahyudi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-07 12:51:05

Gaga tampak baru saja membuka matanya setelah mendapatkan kecupan singat dari Elena. Wanita itu tampak sudah bangun dan terlihat rapi.

"Kenapa tidak membangunkanku?" Tanya Gaga dengan suara khas bangun tidurnya

"Tidurmu nyenyak sekali, aku tidak rela membangunkanmu," jawab Elena, "Aku sudah siapkan sarapan untukmu. Aku harus pergi dulu, karena ada pemotretan terakhir."

Gaga hanya menganggukkan kepala saja. Percintaan semalam baginya terasa biasa saja, dia bahkan sudah menebak bahwa bukan dirinya pria pertama yang memasuki lembah kenikmatan milik sang istri, namun Gaga tidak peduli, toh dia sudah mendapatkan dari Beryl selama ini.

"Ternyata kamu sudah pernah merasakan nikmatnya bercinta dengan pria lain sebelum bersamaku," kata Gaga sambil menggelengkan kepalanya, "Semoga kali ini kamu tidak membohongiku dengan mengatakan benih dalam rahimmu kelak adalah benihku, padahal ternyata bukan."

Gaga lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dia harus berangkat ke kantor untuk mengurus pekerjaannya seperti biasa, dan tentu saja bertemu dengan Beryl.

Pagi itu suasana kantor sudah ramai seperti biasanya, Gaga jarang datang terlambat, sehingga beberapa karyawan cukup heran melihat Gaga yang datang terlambat.

Beryl tampak tengah membenahi beberapa tumpukan berkas di mejanya.

"Beryl, keruanganku segera!" perintah Gaga seperti biasa, layaknya Bos memanggil sekretarisnya

"Baik, Pak," balas Beryl

Selama ini mereka memang selalu pintar bermain sandiwara, didepan karyawan yang lain, Gaga dan Beryl layaknya bos dan sekretaris pada umumnya.

Gaga segera masuk ke ruangannya dan duduk di kursi kebesarannya, sebentar kemudian Beryl masuk dengan membawa beberapa tumpukan map, lalu ia letakkan dimeja Gaga.

Biasanya Beryl akan langsung duduk dipangkuan Gaga, tapi entah kenapa kali ini tidak dia lakukan.

"Hei, ada apa, sayang!?" tanya Gaga sambil memandang sekretaris sekaligus kekasih gelapnya itu, lalu pria itu berdiri dan menghampiri Beryl, lalu mengecup bibir manis aroma strawberry itu, namun Beryl tidak menyambut ciuman Gaga seperti biasanya.

"Ada masalah?" tanya Gaga sambil menarik pinggang wanita itu hingga mereka dalam posisi saling berhadapan, dengan tubuh Gaga bersandar di meja kerjanya untuk menahan berat tubuh Beryl yang tidak seberapa menurutnya.

"Semalam, berapa ronde?" Akhirnya wanita itu membuka suara, terpancar jelas diwajahnya ada cemburu yang membara, membuat Gaga tersenyum.

"Hanya satu kali, sayang. Aku tidak bisa melakukannya lagi setelah pelepasan pertama dengannya, aku tidak ada hasrat seperti dengan dirimu yang bisa berkali-kali," jawab Gaga sambil mengusap lembut pipi wanita cantik itu, "Kamu tahu apa yang membuat aku setelah ini tidak akan pernah melakukannya lagi dengan dia?"

Beryl menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu," Tidak tahu."

"Aku bukan pria pertama yang menggagahinya, tidak seperti kamu, ysng benar-benar menyerahkan padaku," kata Gaga, "Aku sudah bisa menebak sebelumnya, apalagi dia seorang model."

"Dan kami kecewa? Bukankah dia juga tidak mendapatkan tubuhmu untuk yang pertama kali juga, karena orang yang pertama kali adalah aku, apa bedanya?" tanya Beryl

"Dia berani menikah denganku, seharusnya dia tahu batas," jawab Gaga

"Kenapa semua laki-laki diciptakan egois?" tanya Beryl, "Kamu bukan pertama untuknya begitu juga sebaliknya, adil bukan?"

"Sepertinya wanitaku sedang dalam mode tidak enak ini, PMS?" tanya Gaga sambil mencubit gemas hidung Beryl

"Tidak, menstruasiku kan baru selesai seminggu yang lalu, masa lupa," jawab Beryl

"Sayang, please kamu sudah mengerti posisi aku kan?" tanya Gaga, pria itu tahu wanitanya tengah cemburu.

"Iya aku tahu, aku hanya tidak rela kamu tidur dengan dia, itu saja," jawab Beryl

"Hanya sekali ini saja, sayang. Setelah ini tidak lagi, aku mau lihat hanya dengan sekali main saja akan hamil tidak," kata Gaga, "Bagaimana dengan permintaanku? Apakah kamu sudah tidak minum pil kontrasepsi lagi?"

"Aku belum menghentikannya, aku sudah putuskan untuk tetap KB sampai anakmu lahir dan kamu benar-benar berpisah dari Elena," balas Beryl, "Kamu tidak keberatan kan?"

Gaga bukanlah orang yang selalu memaksakan kehendak, dia selalu mau menjadi pendengar dan mempertimbangkan setiap keputusan yang diambil Beryl.

"Kamu pasti takut kalau kamu hamil, Elena juga hamil, aku akan menjadi lebih perhatian ke Elena?" tanya Gaga

Beryl menganggukkan kepala saja, pemikiran yang realistis bagi seorang wanita yang statusnya saat ini hanyalah wanita simpanan saja, bisa saja Gaga berbalik perasaannya menjadi lebih sayang pada Elena setelah wanita yang masih sah menjadi istrinya itu hamil.

"Oke, aku paham. Tidak apa-apa," kata Gaga sambil mencium kening wanita itu, "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, aku menyayangimu lebih dari apapun."

"Aku percaya kalau soal itu, hanya aku takut saja," balas Beryl, merasa tidak enak hati, Gaga selalu menuruti permintaannya.

"Sayang, aku tidak apa-apa. Aku hargai keputusanmu, karena kamu sendiri juga tidak mau dinikah siri, kamu maunya sah menjadi istriku kelak. Akan aku turuti, tapi nanti jika semua sudah selesai," kata Gaga berusaha meyakinkan Beryl.

Keduanya saling terdiam dalam pikiran masing-masing, Gaga paham kegundahan hati wanita cantik itu, bukan tidak mungkin hatinya tiba-tiba berbalik menjadi menyayangi Elena setelah ada anak didalam perut Elena nanti, tapi untuk saat ini Gaga tidak pernah mau berpikir terlalu jauh. Kecewa karena dia mendapatkan istri yang sudah tidak virgin saja sudah menjadi pemikiran sendiri, berbeda jika Elena sejak awal mau jujur, tentu Gaga juga akan menerimanya.

Sementara Beryl dengan pemikirannya sendiri, dia wanita mandiri sejak mulai bekerja, terlahir dari keluarga kurang mampu, dan akhirnya bertemu Gaga yang menjadikannya ratu dalam hidupnya, namun status yang masih belum jelas membuat wanita itu menjadi bimbang sendiri, beruntungnya Gaga mau mengerti dan memahami keinginannya.

"Morning sex, sayang," bisik Gaga, "Aku ingin kamu diatas."

Beryl hanya tersenyum, sejujurnya saat-saat seperti ini yang ia rindukan bersama Gaga, pria tampan yang selalu membuatnya bisa merasakan kebahagiaan, segalanya terpenuhi, seolah bekerja sebagai sekretarisnya hanyalah sebuah formalitas belaka saja.

Mereka kemudian saling berpagut dan saling menyentuh satu sama lain, ruang kerja Gaga memang selalu menjadi tempat favorit mereka untuk melakukan morning sex.

Sementara itu, Farhan tengah berada di apartementnya bersama Elena. Hari itu Farhan ijin tidak masuk kerja dengan alasan sakit.

"Sayang, kenapa kamu tidak mau morning sex denganku?" tanya Farhan sambil cemberut

"Aku lelah, aku kesini hanya mau mampir saja, dan mengabarkan bahwa saham perusahaan 50 persen sudah ada ditanganku," jawab Elena. Sesungguhnya dia tidak lelah, hanya tidak ingin melakukan hubungan dengan Farhan supaya bisa dipastikan bahwa nanti jika dia hamil maka artinya hamil anak Gaga. Sebenarnya bisa saja melakukan dengan pengaman, namun Farhan tidak pernah mau. Satu lagi, perlakuan Gaga semalam sungguh jauh berbeda dengan Farhan, membuat Elena setengahnya mulai bimbang dengan hubungannya bersama Farhan.

"Artinya aku tidak bisa menyentuhmu sampai kamu hamil dan melahirkan?" tanya Farhan

"Aku harap kamu bersabar, bukankah kamu juga menginginkan saham itu?" tanya Elena balik

Farhan hanya terdiam, kali ini dia harus mengalah demi mendapatkan apa yang dia impikan selama ini. Harta, tahta juga wanita, menjadi tolok ukur kesuksesan Farhan selama ini, tanpa melihat asal-usulnya, dia hanyalah seorang pegawai biasa, tidak memiliki keluarga dari kalangan pengusaha, dan bukan seorang pewaris yang hanya siap menerima enaknya. Tapi dia memiliki keinginan yang tinggi sekali.

"Baiklah, aku mengerti, aku akan menunggu," kata Farhan

Elena hanya tersenyum.

"Dan aku pasti akan mendapatkan saham itu, sayang. Kamu pasti akan memberikan dengan sukarela," kata Farhan dalam hati

Bab terkait

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   9. Positif Hamil

    "Hufff!" Gaga menarik dalam nafasnya, menatap lingkaran merah pada kalender, ini adalah bulan ketiga pernikahannya dengan Elena.Dari kejauhan Gaga menatap tubuh Elena setiap inchi nya, namun tak pernah menunjukkan perubahan apapun pada wanita yang ia nikahi 6 bulan yang lalu."Apakah ini juga nggak akan berhasil," gumam Gaga membaringkan tubuhnya terlentang di ranjang mewah, kedua tangannya menopang kepala, pandangannya pun nanar menatap langit-langit kamar yang berubah membosankan.Elena hanya menghela panjang, menatap Gaga yang tidur menatap ke langit-langit kamar. Perlahan mendekati Gaga yang langsung memiringkan tubuhnya ke arah lain, membelakangi Elena."Mas!" bisik Elena, jari-jarinya menari-nari di sekujur tubuh pria itu memancing."Elena, hari ini aku capek sekali, jadi aku harap kamu mengerti, please!" pinta Gaga tanpa menatap Elena sedikitpun, semangatnya untuk mendekati Elena sirna sudah setelah mata elangnya terpapar dengan kalender yang terpajang di sisi dinding.Elena m

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   10. Permintaan Beryl

    Dua minggu kemudian.Dengan wajah tegang, Gaga mempercepat laju mobil sport keluaran terbaru miliknya menuju ke rumah sakit.Sesuai janji yang telah disepakati, Gaga menemui dokter yang memeriksa Elena, untuk mengambil sampel hasil tes DNA."Santai Pak Gaga! Jangan tegang begitu, saya yakin apapun hasil tes nya! Itulah yang terbaik," kata dokter itu membuat Gaga semakin gemetaran membuka hasil tes itu."Benar-benar ini membuat saya begitu tertekan dok! Menunggu hasil dan kini akan menyaksikan hasil itu sendiri!" Gaga memperbaiki posisi duduknya.Sementara dokter itu hanya tersenyum, lalu menyuruh Gaga membuka hasil tes itu. "Silahkan Pak," kata dokter menegaskan.Gaga dengan tangan bergetar, membuka dokumen itu, dirinya meyakinkan akan pasrah apapun hasil tes itu.Sejurus kemudian, Gaga terkejut melihat hasil tes DNA yang menyatakan bahwa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   11. Aku Tidak Rela

    "Jangan mulai berpikir tidak waras, Beryl! Kamu bisa celaka sendiri jika menyerahkan diri pada si brengsek itu." Gaga menatap tak suka pada keputusan wanita yang ada di hadapannya.Beryl yang duduk di pangkuan Gaga, mengalungkan tangannya ke leher Gaga sambil tersenyum. "Jangan khawatir, Mas! Aku bisa menanganinya sendiri," Beryl berusaha menyakinkan Gaga.Gaga menghela panjang, melepaskan tangan Beryl perlahan. "Aku tak bisa menampik hal itu, Beryl! Tapi bagaimana nanti jika Farhan memanfaatkan keadaan, bukan hanya kamu saja, akan tetapi juga perusahaan." terang Gaga yang telah berdiri di tepi jendela kaca dengan kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, menatap hampa pemandangan yang ada di depan mata.Beryl berjalan mendekat ke arah Gaga. "Aku nggak bisa tinggal diam melihat orang-orang disekeliling kamu berkhianat, Mas! Jadi aku rasa nggak ada jalan lain selain aku mendekati Farhan," kata Beryl kukuh pada keya

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   12. Farhan Urusanku

    Gaga menatap Beryl yang masih bergelung manja di balik selimut, senyumnya tak kunjung pudar. Ruangan tersembunyi di dalam ruang kerja itu seakan menjadi surga kecil bagi mereka. Setelah malam yang penuh gairah dan kehangatan, Gaga merasakan ketenangan yang mengalir di dalam jiwanya. Dia ingin setiap momen seperti ini berlanjut selamanya, meski tahu bahwa dunia di luar sangat rumit. "Beryl," kata Gaga lembut, sambil mengelus rambut Beryl yang terurai. "Kamu tahu kan, aku cuma ingin melindungi kamu." Beryl mendongak, tatapannya penuh perasaan. "Mas, kamu kelewatan! Aku kan nggak ngapa-ngapain sama Farhan," ujarnya dengan nada sedikit merajuk. Suaranya yang manis itu selalu membuat Gaga merasa ingin melindunginya dari segalanya. Gaga hanya tersenyum, memejamkan matanya kembali dan memeluk Beryl lebih erat. "Tapi aku tidak suka kamu disentuh dia!" balasnya, suaranya tegas meski lembut. "Eh, kamu itu egois!" Beryl mencecar, sedikit menggerutu. "Kamu bebas bersentuhan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   13. Kamu Terima Beres

    Pagi itu, Gaga terbangun dengan suasana hati yang cukup baik. Namun, suasana berubah drastis ketika sebuah panggilan dari Beryl mengejutkannya.Telepon berdering keras, memecah keheningan di kamar. Gaga segera meraihnya dan melihat nama Beryl di layar. "Sayang, ada apa?" tanyanya, masih dengan suara serak karena baru bangun."Ada masalah besar, Mas," jawab Beryl dengan nada tegang. "Saham perusahaan kita merosot tajam. Aku sedang memeriksa sistem, dan sepertinya seseorang berhasil membobol backdoor perusahaan."Gaga terdiam sejenak, otaknya yang masih setengah tidur langsung terjaga sepenuhnya. "Apa? Bagaimana bisa terjadi?""Aku juga baru mengetahuinya. Aku langsung menyalakan laptop dan mengecek laporan pagi ini. Ada yang mengakses data kita melalui jalur belakang. Ini bukan serangan biasa," jawab Beryl, suara di telepon terdengar serius dan penuh fokus.Gaga mulai merasakan keringat dingin di punggungnya. Dia segera duduk tegak di tempat tidur,

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   14. Aku Tidak Rela Kamu Diperalat

    Elena terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemas. Perasaan mual yang terus menghantuinya setiap pagi membuat tubuhnya semakin rentan, namun di balik rasa tak nyaman itu, ada satu perasaan lain yang kini menghantui hatinya—rindu pada Farhan. Meski berada dalam pernikahan dengan Gaga, pikirannya terus berkelana pada pria lain yang mengisi ruang-ruang kosong dalam hatinya.Dengan tangan yang sedikit gemetar, dia meraih ponsel yang tergeletak di meja samping ranjang. Dia mencari nama Farhan di daftar kontaknya dan segera meneleponnya. Beberapa detik berlalu, suara di seberang menjawab.“Halo, sayang?” suara Farhan terdengar, nada malas dan dingin, tapi Elena tidak menyadarinya. Di telinganya, suara itu masih lembut, seperti biasa.“Farhan, aku dengar Gaga marah-marah soal perusahaannya tadi pagi. Apa itu ulah kamu?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   15. Tidak Mau Melepaskan Semuanya

    Elena baru saja tiba di rumah setelah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tubuhnya masih terasa lemas, namun ada rasa lega yang melingkupi hatinya. Gaga, yang selama ini tampak dingin dan tak peduli, kini berubah menjadi pria yang perhatian. Ia tak pernah membayangkan Gaga akan seperti ini—mengingatkannya untuk makan secara teratur, memastikan dia istirahat, bahkan terlihat cemas saat Elena terbaring lemah di rumah sakit.Namun, di balik semua perhatian itu, Elena merasa ada yang tidak beres. Di satu sisi, ia senang karena perhatian Gaga memberikan rasa nyaman, terutama di masa-masa sulit seperti ini. Tapi di sisi lain, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Gaga bukanlah pria yang pernah ia cintai—perasaannya tetap tertambat pada Farhan, pria yang dulu meninggalkan jejak mendalam di hatinya. Farhan adalah cinta pertamanya, seseorang yang tak pernah benar-benar bisa ia lupakan.Elena menyadari, selama beberapa minggu terakhir, hubungannya dengan Gaga terasa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   16. Permainan Baru Dimulai

    Farhan duduk dengan cemberut di depan laptop, matanya terfokus pada layar yang penuh dengan data yang tampaknya sulit untuk ditembus. Keningnya berkerut, dan ia mendecakkan lidahnya dengan kasar."Ckk! Kenapa susah sekali menembus sistem keamanan perusahaan Gaga?" gerutunya, frustrasi dengan kendala yang terus ia hadapi. "Siapa sebenarnya di balik Gaga?" tanyanya lebih kepada dirinya sendiri, berharap bisa menemukan petunjuk yang mengarah pada kelemahan perusahaan itu.Ia menatap layar laptop untuk beberapa saat, lalu menghela napas panjang. "Aku harus bisa mendapatkan saham perusahaan yang sekarang menjadi milik Elena!" katanya dengan tekad, berusaha menyemangati dirinya.Tak lama, Farhan meraih ponselnya dan menghubungi Elena. Suaranya terdengar lembut, meskipun ketegangan yang ia rasakan masih jelas terdengar. "El, bisakah kita bertemu hari ini, sayang?" tanya Farhan dengan nada yang penuh harap.Dari ujung telepon, suara Elena terdengar lemah dan terputus-putus. "Aku nggak bisa, Ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28

Bab terbaru

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   18. Harus Bahagia Bersama Beryl

    Gaga menyandarkan tubuhnya ke meja dengan ekspresi serius yang kembali muncul di wajahnya. "Kita bicarakan nanti malam, setelah semuanya selesai," katanya dengan nada yang lebih tegas, menegaskan bahwa mereka berdua harus kembali pada peran mereka sebagai eksekutif di perusahaan ini.Beryl mengangguk lagi, menyesuaikan sikapnya dengan situasi. "Baiklah, Ga. Aku tunggu nanti," jawabnya, suaranya tetap penuh dengan arti meskipun kata-kata yang keluar terdengar biasa.Setelah beberapa detik hening, Gaga melirik ke arah Beryl dan tersenyum. "Sampai nanti, sayang," katanya dengan nada yang lebih lembut, lalu melangkah menuju pintu kantor, meninggalkan Beryl yang masih memandangi dirinya dengan tatapan menggoda.Pagi itu, suasana di ruang rapat kantor terasa tegang. Semua mata tertuju pada Gaga yang duduk di ujung meja, tampak serius dan berwibawa. Farhan, yang duduk di sisi lain meja, tampak lebih santai namun dengan sorot mata yang tajam. Meski mereka berdua tidak banyak berbicara, ada ke

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   17. Pagi Itu Bersama Gaga

    Dalam hati Beryl tersenyum tipis, meski ekspresinya tetap terjaga dengan kesan dingin dan serius. "Kamu mulai masuk perangkapku, Farhan," desisnya dalam hati, merasakan bahwa langkahnya semakin mendekatkan mereka pada tujuan yang ia inginkan. Beryl tahu, ia harus memainkan peranannya dengan hati-hati. Farhan, dengan ambisi besarnya, sedang jatuh ke dalam jebakan yang telah ia siapkan. Semua yang ia butuhkan hanyalah sedikit dorongan, dan Farhan, dengan segala ambisinya, tampak semakin terikat pada janji-janji yang ia tawarkan.Senyum tipis itu tak terlihat di wajah Beryl, namun ada kepuasan yang mengalir di dalam dirinya. Semua yang telah ia rencanakan semakin jelas, dan kini, Farhan adalah bagian penting dari scenario skema balas dendamnya terhadap Gaga. Mungkin Farhan tidak menyadari betapa ia sebenarnya sedang dikuasai oleh permainan Beryl, namun itu tak menjadi masalah baginya. Yang terpenting, ia sudah berhasil menarik Farhan ke dalam permainan ini."Jadi, kita mulai merencanak

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   16. Permainan Baru Dimulai

    Farhan duduk dengan cemberut di depan laptop, matanya terfokus pada layar yang penuh dengan data yang tampaknya sulit untuk ditembus. Keningnya berkerut, dan ia mendecakkan lidahnya dengan kasar."Ckk! Kenapa susah sekali menembus sistem keamanan perusahaan Gaga?" gerutunya, frustrasi dengan kendala yang terus ia hadapi. "Siapa sebenarnya di balik Gaga?" tanyanya lebih kepada dirinya sendiri, berharap bisa menemukan petunjuk yang mengarah pada kelemahan perusahaan itu.Ia menatap layar laptop untuk beberapa saat, lalu menghela napas panjang. "Aku harus bisa mendapatkan saham perusahaan yang sekarang menjadi milik Elena!" katanya dengan tekad, berusaha menyemangati dirinya.Tak lama, Farhan meraih ponselnya dan menghubungi Elena. Suaranya terdengar lembut, meskipun ketegangan yang ia rasakan masih jelas terdengar. "El, bisakah kita bertemu hari ini, sayang?" tanya Farhan dengan nada yang penuh harap.Dari ujung telepon, suara Elena terdengar lemah dan terputus-putus. "Aku nggak bisa, Ha

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   15. Tidak Mau Melepaskan Semuanya

    Elena baru saja tiba di rumah setelah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tubuhnya masih terasa lemas, namun ada rasa lega yang melingkupi hatinya. Gaga, yang selama ini tampak dingin dan tak peduli, kini berubah menjadi pria yang perhatian. Ia tak pernah membayangkan Gaga akan seperti ini—mengingatkannya untuk makan secara teratur, memastikan dia istirahat, bahkan terlihat cemas saat Elena terbaring lemah di rumah sakit.Namun, di balik semua perhatian itu, Elena merasa ada yang tidak beres. Di satu sisi, ia senang karena perhatian Gaga memberikan rasa nyaman, terutama di masa-masa sulit seperti ini. Tapi di sisi lain, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Gaga bukanlah pria yang pernah ia cintai—perasaannya tetap tertambat pada Farhan, pria yang dulu meninggalkan jejak mendalam di hatinya. Farhan adalah cinta pertamanya, seseorang yang tak pernah benar-benar bisa ia lupakan.Elena menyadari, selama beberapa minggu terakhir, hubungannya dengan Gaga terasa

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   14. Aku Tidak Rela Kamu Diperalat

    Elena terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemas. Perasaan mual yang terus menghantuinya setiap pagi membuat tubuhnya semakin rentan, namun di balik rasa tak nyaman itu, ada satu perasaan lain yang kini menghantui hatinya—rindu pada Farhan. Meski berada dalam pernikahan dengan Gaga, pikirannya terus berkelana pada pria lain yang mengisi ruang-ruang kosong dalam hatinya.Dengan tangan yang sedikit gemetar, dia meraih ponsel yang tergeletak di meja samping ranjang. Dia mencari nama Farhan di daftar kontaknya dan segera meneleponnya. Beberapa detik berlalu, suara di seberang menjawab.“Halo, sayang?” suara Farhan terdengar, nada malas dan dingin, tapi Elena tidak menyadarinya. Di telinganya, suara itu masih lembut, seperti biasa.“Farhan, aku dengar Gaga marah-marah soal perusahaannya tadi pagi. Apa itu ulah kamu?”

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   13. Kamu Terima Beres

    Pagi itu, Gaga terbangun dengan suasana hati yang cukup baik. Namun, suasana berubah drastis ketika sebuah panggilan dari Beryl mengejutkannya.Telepon berdering keras, memecah keheningan di kamar. Gaga segera meraihnya dan melihat nama Beryl di layar. "Sayang, ada apa?" tanyanya, masih dengan suara serak karena baru bangun."Ada masalah besar, Mas," jawab Beryl dengan nada tegang. "Saham perusahaan kita merosot tajam. Aku sedang memeriksa sistem, dan sepertinya seseorang berhasil membobol backdoor perusahaan."Gaga terdiam sejenak, otaknya yang masih setengah tidur langsung terjaga sepenuhnya. "Apa? Bagaimana bisa terjadi?""Aku juga baru mengetahuinya. Aku langsung menyalakan laptop dan mengecek laporan pagi ini. Ada yang mengakses data kita melalui jalur belakang. Ini bukan serangan biasa," jawab Beryl, suara di telepon terdengar serius dan penuh fokus.Gaga mulai merasakan keringat dingin di punggungnya. Dia segera duduk tegak di tempat tidur,

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   12. Farhan Urusanku

    Gaga menatap Beryl yang masih bergelung manja di balik selimut, senyumnya tak kunjung pudar. Ruangan tersembunyi di dalam ruang kerja itu seakan menjadi surga kecil bagi mereka. Setelah malam yang penuh gairah dan kehangatan, Gaga merasakan ketenangan yang mengalir di dalam jiwanya. Dia ingin setiap momen seperti ini berlanjut selamanya, meski tahu bahwa dunia di luar sangat rumit. "Beryl," kata Gaga lembut, sambil mengelus rambut Beryl yang terurai. "Kamu tahu kan, aku cuma ingin melindungi kamu." Beryl mendongak, tatapannya penuh perasaan. "Mas, kamu kelewatan! Aku kan nggak ngapa-ngapain sama Farhan," ujarnya dengan nada sedikit merajuk. Suaranya yang manis itu selalu membuat Gaga merasa ingin melindunginya dari segalanya. Gaga hanya tersenyum, memejamkan matanya kembali dan memeluk Beryl lebih erat. "Tapi aku tidak suka kamu disentuh dia!" balasnya, suaranya tegas meski lembut. "Eh, kamu itu egois!" Beryl mencecar, sedikit menggerutu. "Kamu bebas bersentuhan

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   11. Aku Tidak Rela

    "Jangan mulai berpikir tidak waras, Beryl! Kamu bisa celaka sendiri jika menyerahkan diri pada si brengsek itu." Gaga menatap tak suka pada keputusan wanita yang ada di hadapannya.Beryl yang duduk di pangkuan Gaga, mengalungkan tangannya ke leher Gaga sambil tersenyum. "Jangan khawatir, Mas! Aku bisa menanganinya sendiri," Beryl berusaha menyakinkan Gaga.Gaga menghela panjang, melepaskan tangan Beryl perlahan. "Aku tak bisa menampik hal itu, Beryl! Tapi bagaimana nanti jika Farhan memanfaatkan keadaan, bukan hanya kamu saja, akan tetapi juga perusahaan." terang Gaga yang telah berdiri di tepi jendela kaca dengan kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, menatap hampa pemandangan yang ada di depan mata.Beryl berjalan mendekat ke arah Gaga. "Aku nggak bisa tinggal diam melihat orang-orang disekeliling kamu berkhianat, Mas! Jadi aku rasa nggak ada jalan lain selain aku mendekati Farhan," kata Beryl kukuh pada keya

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   10. Permintaan Beryl

    Dua minggu kemudian.Dengan wajah tegang, Gaga mempercepat laju mobil sport keluaran terbaru miliknya menuju ke rumah sakit.Sesuai janji yang telah disepakati, Gaga menemui dokter yang memeriksa Elena, untuk mengambil sampel hasil tes DNA."Santai Pak Gaga! Jangan tegang begitu, saya yakin apapun hasil tes nya! Itulah yang terbaik," kata dokter itu membuat Gaga semakin gemetaran membuka hasil tes itu."Benar-benar ini membuat saya begitu tertekan dok! Menunggu hasil dan kini akan menyaksikan hasil itu sendiri!" Gaga memperbaiki posisi duduknya.Sementara dokter itu hanya tersenyum, lalu menyuruh Gaga membuka hasil tes itu. "Silahkan Pak," kata dokter menegaskan.Gaga dengan tangan bergetar, membuka dokumen itu, dirinya meyakinkan akan pasrah apapun hasil tes itu.Sejurus kemudian, Gaga terkejut melihat hasil tes DNA yang menyatakan bahwa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status