Share

7. Dua Wanitanya Gaga

Penulis: Mima Rahyudi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-01 12:39:47

Gaga mempercepat langkah kakinya, koridor rumah sakit serasa seperti lorong kematian untuknya. Semalam Brenda memberiakan kabar jika mamanya masuk rumah sakit karena serangan jantung. Tetapi Gaga terlalu pulas tidur dipelukan Beryl, sehingga dia mengabaikan pesan penting dari Brenda.

ICU adalah ruang yang dituju Gaga saat ini, karena Cecilia harus dirawat intensif disana. Elena dan ibunya juga terlihat sudah ada disana.

"Kamu sudah pulang?" tanya Gaga agak heran, kenapa Elena lebih cepat sampai dibanding dirinya. Pria itu mengecup kening Elena, hanya untuk basa-basi didepan mertuanya.

"Kebetulan masih ada penerbangan malam," jawab Elena

"Bagaimana Mommy?" tanya Gaga

"Masih sama seperti seperti malam, Tuan," jawab Brenda, "Kata dokter memang orang dengan riwayat stroke bisa saja terjadi serangan jantung mendadak."

Gaga lalu masuk kedalam ruang perawatan Mommynya, terlihat wanita tua itu sudah dipasang berbagai macam alat.

"Mom, kenapa Mommy seperti ini lagi?" tanya Gaga sambil mencium kening Cecilia, kemudian menggenggam tangan yang terasa dingin itu.

Anak laki-laki mana yang tidak hancur hatinya, melihat wanita yang sangat dia sayangi selama ini tengah terbaring lemah diranjang rumah sakit.

"Mom. Bangun, Mom. Aku belum membahagiakan Mommy," kata Gaga dengan suara lirih, "Mommy ingin cucu kan!? Akan aku berikan, Mom. Asal Mommy sehat lagi."

Namun wanita itu tetap dalam diam, bahkan tanda emergency justru berbunyi menandakan kondisi Cecilia semakin memburuk. Dokter segera memberikan penanganan pada Cecilia, namun Tuhan tetap berkehendak lain. Cecilia menyerah pada penyakitnya dan meninggalkan Gaga, anak laki-laki satu-satunya yang sangat dia sayangi.

Gaga tampak hancur, dia menangis dalam pelukan Elena, meski dia tidak berharap Elena ada bersamanya, namun wanita yang menemaninya saat ini adalah Elena. Beryl tidak muncul sebagai kekasihnya, mana mungkin mereka mengumbar kemesraan di depan banyak orang sementara status Gaga adalah suaminya Elena.

"Sayang, kamu harus kuat. Mommy sudah tenang diatas sana," kata Elena, bersandiwara menenangkan suaminya.

"Aku belum siap, El," balas Gaga, "Kenapa mommy pergi disaat aku belum bisa memenuhi keinginan terakhirnya?"

Elena terdiam, dia sendiri tidak berharap untuk memiliki anak bersama Gaga. Justru dia ingin segera lepas dari Gaga dan melanjutkan hidup bersama Farhan, kekasih gelapnya selama ini.

Beryl datang ke pemakaman Cecilia sebagai sekretaris Gaga, bersama dengan karyawan-karyawan lain. Hatinya berdesir ketika melihat Gaga menunduk lemah dalam dekapan Elena.

"Harusnya aku yang mendekapmu, sayang. Kamu pasti ingin aku yang ada disana," kata Beryl dalam hati, "Tapi situasi tidak memungkinkan."

Satu minggu sudah kematian Cecilia, Gaga sudah kembali bekerja setelah seminggu ini sibuk menerima tamu pelayat. Elena juga tidak pergi kemana-mana untuk menemani Gaga di rumah.

"El, kamu ada job kerja lagi setelah ini?" tanya Gaga

"Tidak ada, aku sudah berhenti menerima job kerja lagi," jawab Elena

"El, kalau kita penuhi permintaan Mommy, meski memang terlambat bagaimana?" tanya Gaga

"Maksudnya? Kita punya anak?!" tanya Elena, dan dijawab dengan anggukan kepala Gaga.

"Sekali ini, El. Setelah itu kamu mau hidup seperti apa aku tidak akan mengganggumu, kamu bebas melakukan apapun diluar sana," jawab Gaga

Elena terdiam, namun baginya ini adalah kesempatan.

"Aku mau, tapi ada syaratnya," kata Elena, "50 persen saham perusahaan menjadi hak milikkku."

Gaga tersenyum, dimana-mana wanita memang suka sekali dengan uang, "Oke. Akan aku berikan 50 persen saham perusahaan."

Elena hanya tahu jika Gaga hanya memiliki satu perusahaan besar, padahal Gaga memiliki 3 perusahaan, 2 perusahaan lain dijalankan oleh anak buah kepercayaannya.

Elena cukup takjub, bagaimana bisa Gaga langsung mengabulkan permintaannya. Sore itu Gaga datang menemui Beryl di apartemen.

"Sayang, aku kangen," bisik Gaga

"Aku juga," balas Beryl sambil menyambut ciuman Gaga. Mereka berciuman cukup lama.

"Aku butuh bicara penting sama kamu," kata Gaga

Keduanya lalu duduk bersama di sofa, Beryl seperti biasa bermanja di dada pria itu.

"Sayang, aku merencanakan memiliki anak dengan Elena. Demi memenuhi permintaan mama yang terakhir," kata Gaga

Beryl tentu saja terkejut mendengar perkataan Gaga. Dia tentu saja merasa cemburu dengan perkataan Gaga, tapi dia sadar posisi, dua hanyalah wanita simpanannya Gaga saat ini.

"Kamu tahu apa syarat yang dia ajukan?" tanya Gaga

"Tidak,"

"Setengah saham perusahaan," kata Gaga

"Hah! Kok bisa?!" teriak Beryl tidak percaya, "Memang benar-benar wanita cuma butuh uang kalau itu."

"Aku iyakan, tenang saja. Hanya satu perusahaan kok," balas Gaga, "Dan setengahnya lagi sudah aku rencanakan, untuk kamu. Karena kamulah wanita yang tetap akan aku ajak hidup bersama sampai kita menua nanti."

"Lalu kalau anak kalian lahir bagaimana?" tanya Beryl

"Dia tidak akan mungkin merawatnya, kamu tahu sendiri bagaimana dia kan!?" jawab Gaga, "Aku yang akan merawatnya. Kamu mau jadi Mommynya kan?"

"Asal dia tidak bersama kamu lagi, aku mau," kata Beryl

"Tentu saja, karena setelahnya, aku akan melepasnya," balas Gaga

"Jadi, kamu akan bercinta dengannya?" tanya Beryl

"Kenapa? Cemburu?"

"Kalau boleh jujur iya, membayangkan kamu tidur dengan dia, tapi aku bisa apa," kata Beryl

"Maaf, sayang. Ini semua demi memenuhi keinginan terakhir Mommy yang belum tercapai," balas Gaga

"Iya, aku tahu," kata Beryl

"Tapi aku lebih suka bercinta dengan kamu," bisik Gaga, "Tempat ini adalah saksi bisu percintaan kita kan!?"

Memang benar, apartemen adalah saksi bisu besarnya cinta Gaga pada Beryl, mereka bahkan sudah bercinta dihampir setiap sudut ruangan apartemen itu, dan Beryl paling suka setiap bercinta didapur.

"Sayang, aku mencintaimu," bisik Gaga dan memulai aksinya

Sore itu suasana apartemen kembali membara dengan percintaan Gaga dan Beryl, seakan tidak ada lagi rintangan diantara keduanya, memadu kasih, beradu peluh, saling mendesah dan saling memuaskan hingga nirwana mereka gapai bersama.

Malam itu, Gaga pulang kerumah, dia mendapati Elena tengah berada di kamarnya. Sebenarnya kalau dilihat secara jeli, Elena juga wanita yang cantik, sayangnya wanita itu lebih menyukai harta dibandingkan kesetiaannya pada Gaga. Justru memilih Farhan yang jelas-jelas tidak apa-apanya dibandingkan Gaga, baik dari segi ketampanan maupun kekayaan.

"El, apa kamu sudah siap?" tanya Gaga

"Aku siap, Ga," balas Elena

Gaga kemudian memeluk Elena dari belakang, Elena berusaha tenang. Sejak menikah, baru kali ini Gaga menyentuhnya. Ternyata Gaga bisa juga bersikap lembut terhadapnya, dia pikir selama ini Gaga hanyalah pria dingin yang sulit diraih hatinya.

Gaga memberikan rangsangan-rangsangan lembut disetiap jengkal tubuh Elena yang entah sejak kapan sudah tidak mengenakan sehelai pakaianpun, Gaga begitu mudah membuainya.

Gaga memang pemain ulung, akhirnya Elena mengakuinya, berbeda jauh dengan Farhan yang selalu kasar setiap kali bercinta dengan dirinya.

"Berteriak, panggil namaku, sayang," bisik Gaga ketika menelusuri setiap jengkal dibagian selangka wanita itu, dari pemandangan awal Gaga, pria itu sudah tahu jika Elena sudah tidak virgin lagi.

Gaga memaklumi, kehidupan Elena sebagai model tentu tidak jauh-jauh juga dengan urusan ranjang, hanya saja selama ini Elena memang pintar menyembunyikan skandalnya, memang seharusnya begitu menjadi istrinya Gaga Dirgantara, demi nama baik suaminya juga.

"Akh... Gaga..."

Begitulah sedari tadi Elena mendesah dan berteriak, sampai akhirnya pada menu utama. Ternyata Gaga benar-benar pria jantan dambaan banyak wanita, Elena tentu saja terkejut dengan permainan Gaga. Tidak menyangka jika suaminya pandai membuai wanita hingga puncak nirwana.

Akhirnya Gaga mampu menyemburkan jutaan sel spermanya ke dalam liang terdalam Elena, sampai membuat Elena menggelinjang kuat.

"Terima kasih," kata Gaga sambil mencium kening Elena.

Elena hanya memejamkan mata, merasakan sikap lembut Gaga sedari tadi. Elena terbuai, bahkan masih menginginkan lebih, tapi malu.

"Sayang, tidurlah," kata Gaga sambil menarik Elena dalam pelukannya

Sementara itu, seorang pria didalam apartemennya juga tengah menghisap rokoknya.

"50 persen saham perusahaan sudah ditangan Elena, aku akan mudah mendapatkan dari Elena, wanita bodoh itu pasti akan memberikannya padaku," desisnya

Bab terkait

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   8. Beryl Cemburu

    Gaga tampak baru saja membuka matanya setelah mendapatkan kecupan singat dari Elena. Wanita itu tampak sudah bangun dan terlihat rapi."Kenapa tidak membangunkanku?" Tanya Gaga dengan suara khas bangun tidurnya"Tidurmu nyenyak sekali, aku tidak rela membangunkanmu," jawab Elena, "Aku sudah siapkan sarapan untukmu. Aku harus pergi dulu, karena ada pemotretan terakhir."Gaga hanya menganggukkan kepala saja. Percintaan semalam baginya terasa biasa saja, dia bahkan sudah menebak bahwa bukan dirinya pria pertama yang memasuki lembah kenikmatan milik sang istri, namun Gaga tidak peduli, toh dia sudah mendapatkan dari Beryl selama ini."Ternyata kamu sudah pernah merasakan nikmatnya bercinta dengan pria lain sebelum bersamaku," kata Gaga sambil menggelengkan kepalanya, "Semoga kali ini kamu tidak membohongiku dengan mengatakan benih dalam rahimmu kelak adalah benihku, padahal ternyata bukan."Gaga lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dia harus berangkat ke kantor untuk meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   9. Positif Hamil

    "Hufff!" Gaga menarik dalam nafasnya, menatap lingkaran merah pada kalender, ini adalah bulan ketiga pernikahannya dengan Elena.Dari kejauhan Gaga menatap tubuh Elena setiap inchi nya, namun tak pernah menunjukkan perubahan apapun pada wanita yang ia nikahi 6 bulan yang lalu."Apakah ini juga nggak akan berhasil," gumam Gaga membaringkan tubuhnya terlentang di ranjang mewah, kedua tangannya menopang kepala, pandangannya pun nanar menatap langit-langit kamar yang berubah membosankan.Elena hanya menghela panjang, menatap Gaga yang tidur menatap ke langit-langit kamar. Perlahan mendekati Gaga yang langsung memiringkan tubuhnya ke arah lain, membelakangi Elena."Mas!" bisik Elena, jari-jarinya menari-nari di sekujur tubuh pria itu memancing."Elena, hari ini aku capek sekali, jadi aku harap kamu mengerti, please!" pinta Gaga tanpa menatap Elena sedikitpun, semangatnya untuk mendekati Elena sirna sudah setelah mata elangnya terpapar dengan kalender yang terpajang di sisi dinding.Elena m

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   10. Permintaan Beryl

    Dua minggu kemudian.Dengan wajah tegang, Gaga mempercepat laju mobil sport keluaran terbaru miliknya menuju ke rumah sakit.Sesuai janji yang telah disepakati, Gaga menemui dokter yang memeriksa Elena, untuk mengambil sampel hasil tes DNA."Santai Pak Gaga! Jangan tegang begitu, saya yakin apapun hasil tes nya! Itulah yang terbaik," kata dokter itu membuat Gaga semakin gemetaran membuka hasil tes itu."Benar-benar ini membuat saya begitu tertekan dok! Menunggu hasil dan kini akan menyaksikan hasil itu sendiri!" Gaga memperbaiki posisi duduknya.Sementara dokter itu hanya tersenyum, lalu menyuruh Gaga membuka hasil tes itu. "Silahkan Pak," kata dokter menegaskan.Gaga dengan tangan bergetar, membuka dokumen itu, dirinya meyakinkan akan pasrah apapun hasil tes itu.Sejurus kemudian, Gaga terkejut melihat hasil tes DNA yang menyatakan bahwa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   11. Aku Tidak Rela

    "Jangan mulai berpikir tidak waras, Beryl! Kamu bisa celaka sendiri jika menyerahkan diri pada si brengsek itu." Gaga menatap tak suka pada keputusan wanita yang ada di hadapannya.Beryl yang duduk di pangkuan Gaga, mengalungkan tangannya ke leher Gaga sambil tersenyum. "Jangan khawatir, Mas! Aku bisa menanganinya sendiri," Beryl berusaha menyakinkan Gaga.Gaga menghela panjang, melepaskan tangan Beryl perlahan. "Aku tak bisa menampik hal itu, Beryl! Tapi bagaimana nanti jika Farhan memanfaatkan keadaan, bukan hanya kamu saja, akan tetapi juga perusahaan." terang Gaga yang telah berdiri di tepi jendela kaca dengan kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, menatap hampa pemandangan yang ada di depan mata.Beryl berjalan mendekat ke arah Gaga. "Aku nggak bisa tinggal diam melihat orang-orang disekeliling kamu berkhianat, Mas! Jadi aku rasa nggak ada jalan lain selain aku mendekati Farhan," kata Beryl kukuh pada keya

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   12. Farhan Urusanku

    Gaga menatap Beryl yang masih bergelung manja di balik selimut, senyumnya tak kunjung pudar. Ruangan tersembunyi di dalam ruang kerja itu seakan menjadi surga kecil bagi mereka. Setelah malam yang penuh gairah dan kehangatan, Gaga merasakan ketenangan yang mengalir di dalam jiwanya. Dia ingin setiap momen seperti ini berlanjut selamanya, meski tahu bahwa dunia di luar sangat rumit. "Beryl," kata Gaga lembut, sambil mengelus rambut Beryl yang terurai. "Kamu tahu kan, aku cuma ingin melindungi kamu." Beryl mendongak, tatapannya penuh perasaan. "Mas, kamu kelewatan! Aku kan nggak ngapa-ngapain sama Farhan," ujarnya dengan nada sedikit merajuk. Suaranya yang manis itu selalu membuat Gaga merasa ingin melindunginya dari segalanya. Gaga hanya tersenyum, memejamkan matanya kembali dan memeluk Beryl lebih erat. "Tapi aku tidak suka kamu disentuh dia!" balasnya, suaranya tegas meski lembut. "Eh, kamu itu egois!" Beryl mencecar, sedikit menggerutu. "Kamu bebas bersentuhan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   13. Kamu Terima Beres

    Pagi itu, Gaga terbangun dengan suasana hati yang cukup baik. Namun, suasana berubah drastis ketika sebuah panggilan dari Beryl mengejutkannya.Telepon berdering keras, memecah keheningan di kamar. Gaga segera meraihnya dan melihat nama Beryl di layar. "Sayang, ada apa?" tanyanya, masih dengan suara serak karena baru bangun."Ada masalah besar, Mas," jawab Beryl dengan nada tegang. "Saham perusahaan kita merosot tajam. Aku sedang memeriksa sistem, dan sepertinya seseorang berhasil membobol backdoor perusahaan."Gaga terdiam sejenak, otaknya yang masih setengah tidur langsung terjaga sepenuhnya. "Apa? Bagaimana bisa terjadi?""Aku juga baru mengetahuinya. Aku langsung menyalakan laptop dan mengecek laporan pagi ini. Ada yang mengakses data kita melalui jalur belakang. Ini bukan serangan biasa," jawab Beryl, suara di telepon terdengar serius dan penuh fokus.Gaga mulai merasakan keringat dingin di punggungnya. Dia segera duduk tegak di tempat tidur,

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   14. Aku Tidak Rela Kamu Diperalat

    Elena terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemas. Perasaan mual yang terus menghantuinya setiap pagi membuat tubuhnya semakin rentan, namun di balik rasa tak nyaman itu, ada satu perasaan lain yang kini menghantui hatinya—rindu pada Farhan. Meski berada dalam pernikahan dengan Gaga, pikirannya terus berkelana pada pria lain yang mengisi ruang-ruang kosong dalam hatinya.Dengan tangan yang sedikit gemetar, dia meraih ponsel yang tergeletak di meja samping ranjang. Dia mencari nama Farhan di daftar kontaknya dan segera meneleponnya. Beberapa detik berlalu, suara di seberang menjawab.“Halo, sayang?” suara Farhan terdengar, nada malas dan dingin, tapi Elena tidak menyadarinya. Di telinganya, suara itu masih lembut, seperti biasa.“Farhan, aku dengar Gaga marah-marah soal perusahaannya tadi pagi. Apa itu ulah kamu?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   15. Tidak Mau Melepaskan Semuanya

    Elena baru saja tiba di rumah setelah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tubuhnya masih terasa lemas, namun ada rasa lega yang melingkupi hatinya. Gaga, yang selama ini tampak dingin dan tak peduli, kini berubah menjadi pria yang perhatian. Ia tak pernah membayangkan Gaga akan seperti ini—mengingatkannya untuk makan secara teratur, memastikan dia istirahat, bahkan terlihat cemas saat Elena terbaring lemah di rumah sakit.Namun, di balik semua perhatian itu, Elena merasa ada yang tidak beres. Di satu sisi, ia senang karena perhatian Gaga memberikan rasa nyaman, terutama di masa-masa sulit seperti ini. Tapi di sisi lain, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Gaga bukanlah pria yang pernah ia cintai—perasaannya tetap tertambat pada Farhan, pria yang dulu meninggalkan jejak mendalam di hatinya. Farhan adalah cinta pertamanya, seseorang yang tak pernah benar-benar bisa ia lupakan.Elena menyadari, selama beberapa minggu terakhir, hubungannya dengan Gaga terasa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29

Bab terbaru

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   18. Harus Bahagia Bersama Beryl

    Gaga menyandarkan tubuhnya ke meja dengan ekspresi serius yang kembali muncul di wajahnya. "Kita bicarakan nanti malam, setelah semuanya selesai," katanya dengan nada yang lebih tegas, menegaskan bahwa mereka berdua harus kembali pada peran mereka sebagai eksekutif di perusahaan ini.Beryl mengangguk lagi, menyesuaikan sikapnya dengan situasi. "Baiklah, Ga. Aku tunggu nanti," jawabnya, suaranya tetap penuh dengan arti meskipun kata-kata yang keluar terdengar biasa.Setelah beberapa detik hening, Gaga melirik ke arah Beryl dan tersenyum. "Sampai nanti, sayang," katanya dengan nada yang lebih lembut, lalu melangkah menuju pintu kantor, meninggalkan Beryl yang masih memandangi dirinya dengan tatapan menggoda.Pagi itu, suasana di ruang rapat kantor terasa tegang. Semua mata tertuju pada Gaga yang duduk di ujung meja, tampak serius dan berwibawa. Farhan, yang duduk di sisi lain meja, tampak lebih santai namun dengan sorot mata yang tajam. Meski mereka berdua tidak banyak berbicara, ada ke

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   17. Pagi Itu Bersama Gaga

    Dalam hati Beryl tersenyum tipis, meski ekspresinya tetap terjaga dengan kesan dingin dan serius. "Kamu mulai masuk perangkapku, Farhan," desisnya dalam hati, merasakan bahwa langkahnya semakin mendekatkan mereka pada tujuan yang ia inginkan. Beryl tahu, ia harus memainkan peranannya dengan hati-hati. Farhan, dengan ambisi besarnya, sedang jatuh ke dalam jebakan yang telah ia siapkan. Semua yang ia butuhkan hanyalah sedikit dorongan, dan Farhan, dengan segala ambisinya, tampak semakin terikat pada janji-janji yang ia tawarkan.Senyum tipis itu tak terlihat di wajah Beryl, namun ada kepuasan yang mengalir di dalam dirinya. Semua yang telah ia rencanakan semakin jelas, dan kini, Farhan adalah bagian penting dari scenario skema balas dendamnya terhadap Gaga. Mungkin Farhan tidak menyadari betapa ia sebenarnya sedang dikuasai oleh permainan Beryl, namun itu tak menjadi masalah baginya. Yang terpenting, ia sudah berhasil menarik Farhan ke dalam permainan ini."Jadi, kita mulai merencanak

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   16. Permainan Baru Dimulai

    Farhan duduk dengan cemberut di depan laptop, matanya terfokus pada layar yang penuh dengan data yang tampaknya sulit untuk ditembus. Keningnya berkerut, dan ia mendecakkan lidahnya dengan kasar."Ckk! Kenapa susah sekali menembus sistem keamanan perusahaan Gaga?" gerutunya, frustrasi dengan kendala yang terus ia hadapi. "Siapa sebenarnya di balik Gaga?" tanyanya lebih kepada dirinya sendiri, berharap bisa menemukan petunjuk yang mengarah pada kelemahan perusahaan itu.Ia menatap layar laptop untuk beberapa saat, lalu menghela napas panjang. "Aku harus bisa mendapatkan saham perusahaan yang sekarang menjadi milik Elena!" katanya dengan tekad, berusaha menyemangati dirinya.Tak lama, Farhan meraih ponselnya dan menghubungi Elena. Suaranya terdengar lembut, meskipun ketegangan yang ia rasakan masih jelas terdengar. "El, bisakah kita bertemu hari ini, sayang?" tanya Farhan dengan nada yang penuh harap.Dari ujung telepon, suara Elena terdengar lemah dan terputus-putus. "Aku nggak bisa, Ha

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   15. Tidak Mau Melepaskan Semuanya

    Elena baru saja tiba di rumah setelah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tubuhnya masih terasa lemas, namun ada rasa lega yang melingkupi hatinya. Gaga, yang selama ini tampak dingin dan tak peduli, kini berubah menjadi pria yang perhatian. Ia tak pernah membayangkan Gaga akan seperti ini—mengingatkannya untuk makan secara teratur, memastikan dia istirahat, bahkan terlihat cemas saat Elena terbaring lemah di rumah sakit.Namun, di balik semua perhatian itu, Elena merasa ada yang tidak beres. Di satu sisi, ia senang karena perhatian Gaga memberikan rasa nyaman, terutama di masa-masa sulit seperti ini. Tapi di sisi lain, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Gaga bukanlah pria yang pernah ia cintai—perasaannya tetap tertambat pada Farhan, pria yang dulu meninggalkan jejak mendalam di hatinya. Farhan adalah cinta pertamanya, seseorang yang tak pernah benar-benar bisa ia lupakan.Elena menyadari, selama beberapa minggu terakhir, hubungannya dengan Gaga terasa

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   14. Aku Tidak Rela Kamu Diperalat

    Elena terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemas. Perasaan mual yang terus menghantuinya setiap pagi membuat tubuhnya semakin rentan, namun di balik rasa tak nyaman itu, ada satu perasaan lain yang kini menghantui hatinya—rindu pada Farhan. Meski berada dalam pernikahan dengan Gaga, pikirannya terus berkelana pada pria lain yang mengisi ruang-ruang kosong dalam hatinya.Dengan tangan yang sedikit gemetar, dia meraih ponsel yang tergeletak di meja samping ranjang. Dia mencari nama Farhan di daftar kontaknya dan segera meneleponnya. Beberapa detik berlalu, suara di seberang menjawab.“Halo, sayang?” suara Farhan terdengar, nada malas dan dingin, tapi Elena tidak menyadarinya. Di telinganya, suara itu masih lembut, seperti biasa.“Farhan, aku dengar Gaga marah-marah soal perusahaannya tadi pagi. Apa itu ulah kamu?”

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   13. Kamu Terima Beres

    Pagi itu, Gaga terbangun dengan suasana hati yang cukup baik. Namun, suasana berubah drastis ketika sebuah panggilan dari Beryl mengejutkannya.Telepon berdering keras, memecah keheningan di kamar. Gaga segera meraihnya dan melihat nama Beryl di layar. "Sayang, ada apa?" tanyanya, masih dengan suara serak karena baru bangun."Ada masalah besar, Mas," jawab Beryl dengan nada tegang. "Saham perusahaan kita merosot tajam. Aku sedang memeriksa sistem, dan sepertinya seseorang berhasil membobol backdoor perusahaan."Gaga terdiam sejenak, otaknya yang masih setengah tidur langsung terjaga sepenuhnya. "Apa? Bagaimana bisa terjadi?""Aku juga baru mengetahuinya. Aku langsung menyalakan laptop dan mengecek laporan pagi ini. Ada yang mengakses data kita melalui jalur belakang. Ini bukan serangan biasa," jawab Beryl, suara di telepon terdengar serius dan penuh fokus.Gaga mulai merasakan keringat dingin di punggungnya. Dia segera duduk tegak di tempat tidur,

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   12. Farhan Urusanku

    Gaga menatap Beryl yang masih bergelung manja di balik selimut, senyumnya tak kunjung pudar. Ruangan tersembunyi di dalam ruang kerja itu seakan menjadi surga kecil bagi mereka. Setelah malam yang penuh gairah dan kehangatan, Gaga merasakan ketenangan yang mengalir di dalam jiwanya. Dia ingin setiap momen seperti ini berlanjut selamanya, meski tahu bahwa dunia di luar sangat rumit. "Beryl," kata Gaga lembut, sambil mengelus rambut Beryl yang terurai. "Kamu tahu kan, aku cuma ingin melindungi kamu." Beryl mendongak, tatapannya penuh perasaan. "Mas, kamu kelewatan! Aku kan nggak ngapa-ngapain sama Farhan," ujarnya dengan nada sedikit merajuk. Suaranya yang manis itu selalu membuat Gaga merasa ingin melindunginya dari segalanya. Gaga hanya tersenyum, memejamkan matanya kembali dan memeluk Beryl lebih erat. "Tapi aku tidak suka kamu disentuh dia!" balasnya, suaranya tegas meski lembut. "Eh, kamu itu egois!" Beryl mencecar, sedikit menggerutu. "Kamu bebas bersentuhan

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   11. Aku Tidak Rela

    "Jangan mulai berpikir tidak waras, Beryl! Kamu bisa celaka sendiri jika menyerahkan diri pada si brengsek itu." Gaga menatap tak suka pada keputusan wanita yang ada di hadapannya.Beryl yang duduk di pangkuan Gaga, mengalungkan tangannya ke leher Gaga sambil tersenyum. "Jangan khawatir, Mas! Aku bisa menanganinya sendiri," Beryl berusaha menyakinkan Gaga.Gaga menghela panjang, melepaskan tangan Beryl perlahan. "Aku tak bisa menampik hal itu, Beryl! Tapi bagaimana nanti jika Farhan memanfaatkan keadaan, bukan hanya kamu saja, akan tetapi juga perusahaan." terang Gaga yang telah berdiri di tepi jendela kaca dengan kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, menatap hampa pemandangan yang ada di depan mata.Beryl berjalan mendekat ke arah Gaga. "Aku nggak bisa tinggal diam melihat orang-orang disekeliling kamu berkhianat, Mas! Jadi aku rasa nggak ada jalan lain selain aku mendekati Farhan," kata Beryl kukuh pada keya

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   10. Permintaan Beryl

    Dua minggu kemudian.Dengan wajah tegang, Gaga mempercepat laju mobil sport keluaran terbaru miliknya menuju ke rumah sakit.Sesuai janji yang telah disepakati, Gaga menemui dokter yang memeriksa Elena, untuk mengambil sampel hasil tes DNA."Santai Pak Gaga! Jangan tegang begitu, saya yakin apapun hasil tes nya! Itulah yang terbaik," kata dokter itu membuat Gaga semakin gemetaran membuka hasil tes itu."Benar-benar ini membuat saya begitu tertekan dok! Menunggu hasil dan kini akan menyaksikan hasil itu sendiri!" Gaga memperbaiki posisi duduknya.Sementara dokter itu hanya tersenyum, lalu menyuruh Gaga membuka hasil tes itu. "Silahkan Pak," kata dokter menegaskan.Gaga dengan tangan bergetar, membuka dokumen itu, dirinya meyakinkan akan pasrah apapun hasil tes itu.Sejurus kemudian, Gaga terkejut melihat hasil tes DNA yang menyatakan bahwa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status