Home / Romansa / Ranjang Panas Sang Sekretaris / 5. Karenamu Aku Berpikiran Mesum

Share

5. Karenamu Aku Berpikiran Mesum

Author: Mima Rahyudi
last update Last Updated: 2024-02-27 09:15:35

Gaga tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk bercinta dengan sekretarisnya, bahkan hampir setiap waktu dia melakukannya di kantor, disela-sela kesibukan mereka bekerja, kecuali jika Beryl tengah datang bulan.

Tidak ada orang kantor yang tahu soal hubungan spesial mereka, yang kini menjadi hubungan terlarang karena semua orang tahu jika Gaga sudah menikahi model cantik bernama Elena, sehingga Beryl pada akhirnya berubah status menjadi kekasih gelapnya Gaga.

"Oh! Shit! Kenapa tubuhmu selalu saja membuatku menginginkan lebih, sayang!" seru Gaga sambil menghentak-hentakkan miliknya maju mundur dengan Beryl ada didepannya, Gaga melakukan manuver serangan dari belakang, sementara Beryl berpegangan pada meja kerja Gaga.

"Ah! Sayang, faster! I like it!" balas Beryl tidak kalah seru dengan Gaga. Wanita itu memang selalu bisa mengimbangi setiap gerakan Gaga dan sentuhan-sentuhan yang diberikan Gaga. Sepagi ini saja wanita cantik itu sudah mencapai klimaks nya sebanyak 2 kali.

"Almost there, Beryl! I love you!" Suara Gaga terdengar sangat menikmati kegiatan yang dia lakukan pagi itu, diruang kerjanya.

Erangan silih berganti terdengar liar didalam ruangan itu, mengawali pagi mereka sebelum bergelut dengan rutinitas kantor.

"Ah, aku suka, sayang! Aku suka!" jerit Beryl

Pagi itu mereka baru saja menyelesaikan 'sarapan pagi' mereka dengan diakhiri saling menyemburkan cairan kenikmatan mereka masing-masing, milik Gaga selalu bisa menghangatkan liang licin milik Beryl. Wanita itu sudah membersihkan diri di kamar pribadi milik Gaga yang ada diruangan itu, dan sudah kembali dengan pakaian kerjanya. Lingiere yang tadi dia kenakan sudah tidak berbentuk karena setiap kali bercinta pria itu selalu merusaknya, tidak sabar ingin segera menikmati setiap jengkal tubuh wanitanya, namun Beryl tetap memasukkan kedalam tasnya. Jika dibuang ditempat sampah akan bahaya ketika petugas kebersihan kantor sampai menemukannya. Gaga dan Beryl selama ini selalu bermain rapi jika di kantor.

"Bagaimana dengan akhir pekan ini, kita bisa pergi camping di hutan dekat kota?" Beryl mengusulkan.

"Sekarang ini musim hujan, mungkin tidak cocok untuk camping." Gaga menjawab tanpa melihat pada Beryl.

"Tapi aku ingin pergi bersamamu," sahut Beryl dengan pandangan padanya.

Mendengar ini, Gaga berdiri dan menghampiri Beryl. Dia meraih tangan Beryl dan menarik dia ke dalam pelukannya.

"Kita bisa membuat acara lain. Yang penting, aku selalu ingin bersamamu." Gaga mengatakan dengan penuh cinta.

Pintu ruangan kerja Gaga diketuk, dan ternyata cukup mengejutkan. Elena datang juga pagi itu menyusulnya kekantor sambil membawa tas berisi bekal makanan.

"Elena, apa kabar?" Beryl bertanya saat Elena memasuki ruangannya. Wanita itu tampak berusaha tenang ketika melihat istri sang bos tiba-tiba datang ke kantor.

"Baik-baik saja. Aku ingin bertemu dengan suamiku," kata Elena dengan senyum tipis, "Kebetulan ada titipan dari Mommy."

Gaga merasa bingung dan gugup ketika melihat Elena menghadapinya. Dia berdiri dan mencoba bersikap tenang.

"Ada apa?" tanya Gaga

"Mommy tadi titip untuk membawakan kamu sarapan karena kamu belum sempat sarapan pagi," jawab Elena sambil meletakkan tas berisi bekal makanan di meja kerja Gaga.

"Oh, terima kasih," kata Gaga

"Aku pergi dulu, sekalian pamit. Hari ini aku ada pemotretan diluar kota selama 3 hari. Boleh kan?" tanya Elena

"Tentu saja, kapan aku pernah melarangmu," jawab Gaga sambil tersenyum. Elena pergi, baginya justru menjadi sebuah kebahagiaan, "Yang penting kamu sudah pamit sama Mommy juga."

"Mommy sudah aku pamitin, dan Bibi Brenda pasti akan menjaga dan melayani kebutuhan Mommy," kata Elena

Wanita itu lalu meninggalkan ruangan Gaga begitu saja. Beryl yang sedari tadi melihat dan mendengar percakapan pasangan suami istri itu tampak merasa aneh.

"Bisa ya, kalian hidup layaknya disebuah panggung sandiwara," kata Beryl

"Tentu saja bisa, Sayang. Aku dan Elena sudah memiliki kesepakatan bersama," balas Gaga, "Kami tidak akan ikut campur urusan kami masing-masing. Perkara diluar sana dia mau berhubungan dengan laki-laki lain aku juga tidak peduli, tapi dengan satu syarat. Tidak sampai diketahui publik, seperti halnya hubungan kita."

"Uhm, dan aku selalu menjadi kekasih bayanganmu," kata Beryl, "Anehnya aku menikmatinya.".

"Sabar, sayang. Aku juga inginnya bersama kamu terus, tapi situasinya benar-benar sulit untuk saat ini," kata Gaga, "Nanti malam aku akan menginap di apartemen. Kamu dengar sendiri kan? Elena tidak pulang dalam tiga hari ke depan. Kita akan bercinta disetiap sudut ruangan apartemen."

"Kamu mau menginap selama 3 hari juga?" tanya Beryl dengan nada tidak percaya.

"Tentu saja, aku tinggal bilang ke Mommy ada perjalanan bisnis keluar kota, beres!" jawab Gaga sambil mencium pipi wanita itu.

Beryl hanya menghembuskan napas kasar, dia sudah membayangkan dia pulang kerja tidak akan bisa mengistirahatkan diri, pasti akan kembali dibuat lelah oleh pria kesayangannya itu, namun dia menikmatinya. Mereka lalu melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing.

Gaga dan Beryl baru saja selesai menyelesaikan beberapa pekerjaan kantor yang menumpuk. Ruangan itu menjadi sangat sunyi ketika tiba-tiba Gaga memandang Beryl dengan tatapan menyelidik.

"Gaga, kenapa kamu melihatku seperti itu?" tanya Beryl, agak tidak nyaman dengan tatapan Gaga.

"Katakan, Beryl, apa kamu merasa bosan dengan hubungan kita?" tanya Gaga dengan raut wajah yang sedikit kesal.

Beryl terlihat terkejut dengan pertanyaan itu, "Tidak, kan tidak. Aku senang dengan hubungan kita seperti ini," jawabnya sekenanya.

Tapi sesungguhnya, Beryl merasa bosan dengan situasi terlarang ini, dia ingin Gaga memilih antara dia atau istrinya. Tapi dia ragu-ragu untuk mengungkapkannya pada Gaga karena dia tidak ingin situasi ini menjadi lebih rumit.

"Kamu bisa jujur padaku, Beryl. Aku bisa merasakan jika kamu mulai bosan dan lelah dengan situasi ini," tegas Gaga.

"Baiklah, aku mengaku. Aku benci menjadi kekasih gelapmu. Aku suka denganmu, Gaga, tapi aku tidak suka dengan situasi kita yang seperti ini. Aku ingin kamu memilih antara aku atau Elena," ucap Beryl perlahan.

Gaga terdiam sejenak, kemudian mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Aku tahu ini sulit bagi kita berdua, Beryl. Tapi bersabarlah, aku akan mencari jalan keluar."

Beryl sesungguhnya memang bosan dengan hubungan tersembunyinya, tapi cintanya pada Gaga begitu besar, belum lagi pria itu pandai sekali membuatnya terbuai, apalagi jika sudah di ranjang, sudah dipastikan Beryl hanya akan memohon untuk terus melakukan nikmatnya bercinta bersama Gaga. Beryl bahkan rela setiap hari menelan pil kontrasepsi demi supaya tidak hamil dulu, karena jika dia sampai hamil, bisa heboh di kantor.

Beryl lalu keluar dari ruangan Gaga, hendak ke pantry untuk membuat kopi untuknya dan Gaga. Wanita itu melewati ruang kerja Farhan yang merupakan staf bagian keuangan di kantor Gaga. Terlihat pria itu masih asyik didepan laptopnya. Tapi langkah Beryl terhenti dibalik kaca yang gordennya tidak ditutup oleh Farhan.

"Kenapa dia membuka backdore perusahaan? Dia kan bagian keuangan, bukan bagian IT perusahaan?" tanya Beryl dalam hati.

Wanita itu segera meninggalkan tempat itu, dan segera membuat kopi lalu membawanya ke ruangan Gaga. Gaga terlihat tengah berada di depan laptopnya.

"Minggir, sayang! Aku memeriksa sesuatu!" titah Beryl. Hanya Beryl tentu sekretaris yang berani memerintah bosnya sendiri.

"Ada apa?" tanya Gaga bingung. Pria itu lalu berdiri dan menyingkir dari kursinya, berganti Beryl duduk didepan laptopnya.

Pria itu memandangi Beryl tengah membuka backdore perusahaan sambil menyeruput kopinya.

"Sudah aku duga." Beryl tampak memasang wajah kesal

"Ada apa?" tanya Gaga. Gaga tahu, Beryl selain piawai sebagai seorang sekretaris, juga termasuk jago di bidang IT, bahkan dia sekarang saja tengah menyelesaikan S1 nya di bidang informatika.

"Ada ysng berusaha membobol keamanan perusahaan," jawab Beryl

"Dari mana kamu tahu?" tanya Gaga. Pria itu jelas terkejut

"Nanti kamu akan tahu, sayang. Yang penting, jangan terlalu gegabah," jawab Beryl

Gaga langsung mencium puncak kepala wanita itu, "Kamu memang selalu bisa diandalkan, baik dikantor maupun di ranjang!"

"Selalu saja berujung pada ranjang, tidak bisakah sedikit disingkirkan kemesumanmu itu, sayang!" seru Beryl dengan nada jengkel

"Tidak bisa, sayang. Salah sendiri kamu selalu membuatku berpikiran mesum," balas Gaga sambil terkekeh

Sementara itu di ruangan lain, seorang pria tampak jengkel sendiri hingga nyaris memukul laptopnya.

"Sialan! Siapa yang berhasil mengetahui kegiatanku membobol backdore perusahaan!" umpatnya, "Padahal tinggal sedikit lagi!"

Pria itu lalu mengemasi barang-barangnya, "Sebaiknya aku istirahat dulu. Bercinta dengan Elena bisa membuat moodku kembali nanti. Aku datang, sayang!"

Related chapters

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   6. Kamu Tinggal Terima Beres

    Siang itu, Gaga baru saja selesai melakukan rapat staf dengan ditemani Beryl. Keduanya lalu sama-sama duduk di sofa yang ada diruang kerja Gaga. Gaga tengah ingin bermanja dipelukan wanita cantik itu, tapi Beryl menolak. Apalagi Beryl tengah memangku laptopnya."Sayang, kamu kenapa?" tanya Gaga"Tunggu sebentar, Sayang. Aku sedang mengecek sesuatu," jawab Beryl"Pekerjaan sudah selesai, kenapa kamu masih saja sibuk dengan laptopmu?" tanya Gaga sambil mengerucutkan bibirnya"Karena ini lebih penting dari godaanmu," jawab Beryl dengan tanpa memandang wajah pria yang dia cintai itu. Matanya tetap tertuju pada laptopnya.Gaga akhirnya memposisikan duduknya kembali menjadi tegak, agak kesal karena wanita kesayangannya itu justru sibuk dengan pekerjaannya sendiri."Lihat ini!" seru Beryl sambil menunjukkan layar laptopnya. Yang dilihat Gaga hanya semacam kode-kode yang tidak dia pahami."Apanya yang dilihat?" tanya Gaga, tidak mengerti, "Kalau kamu menunjukkan aku angka-angka profit keuanga

    Last Updated : 2024-02-29
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   7. Dua Wanitanya Gaga

    Gaga mempercepat langkah kakinya, koridor rumah sakit serasa seperti lorong kematian untuknya. Semalam Brenda memberiakan kabar jika mamanya masuk rumah sakit karena serangan jantung. Tetapi Gaga terlalu pulas tidur dipelukan Beryl, sehingga dia mengabaikan pesan penting dari Brenda.ICU adalah ruang yang dituju Gaga saat ini, karena Cecilia harus dirawat intensif disana. Elena dan ibunya juga terlihat sudah ada disana. "Kamu sudah pulang?" tanya Gaga agak heran, kenapa Elena lebih cepat sampai dibanding dirinya. Pria itu mengecup kening Elena, hanya untuk basa-basi didepan mertuanya."Kebetulan masih ada penerbangan malam," jawab Elena"Bagaimana Mommy?" tanya Gaga"Masih sama seperti seperti malam, Tuan," jawab Brenda, "Kata dokter memang orang dengan riwayat stroke bisa saja terjadi serangan jantung mendadak."Gaga lalu masuk kedalam ruang perawatan Mommynya, terlihat wanita tua itu sudah dipasang berbagai macam alat."Mom, kenapa Mommy seperti ini lagi?" tanya Gaga sambil mencium

    Last Updated : 2024-03-01
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   8. Beryl Cemburu

    Gaga tampak baru saja membuka matanya setelah mendapatkan kecupan singat dari Elena. Wanita itu tampak sudah bangun dan terlihat rapi."Kenapa tidak membangunkanku?" Tanya Gaga dengan suara khas bangun tidurnya"Tidurmu nyenyak sekali, aku tidak rela membangunkanmu," jawab Elena, "Aku sudah siapkan sarapan untukmu. Aku harus pergi dulu, karena ada pemotretan terakhir."Gaga hanya menganggukkan kepala saja. Percintaan semalam baginya terasa biasa saja, dia bahkan sudah menebak bahwa bukan dirinya pria pertama yang memasuki lembah kenikmatan milik sang istri, namun Gaga tidak peduli, toh dia sudah mendapatkan dari Beryl selama ini."Ternyata kamu sudah pernah merasakan nikmatnya bercinta dengan pria lain sebelum bersamaku," kata Gaga sambil menggelengkan kepalanya, "Semoga kali ini kamu tidak membohongiku dengan mengatakan benih dalam rahimmu kelak adalah benihku, padahal ternyata bukan."Gaga lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dia harus berangkat ke kantor untuk meng

    Last Updated : 2024-03-07
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   9. Positif Hamil

    "Hufff!" Gaga menarik dalam nafasnya, menatap lingkaran merah pada kalender, ini adalah bulan ketiga pernikahannya dengan Elena.Dari kejauhan Gaga menatap tubuh Elena setiap inchi nya, namun tak pernah menunjukkan perubahan apapun pada wanita yang ia nikahi 6 bulan yang lalu."Apakah ini juga nggak akan berhasil," gumam Gaga membaringkan tubuhnya terlentang di ranjang mewah, kedua tangannya menopang kepala, pandangannya pun nanar menatap langit-langit kamar yang berubah membosankan.Elena hanya menghela panjang, menatap Gaga yang tidur menatap ke langit-langit kamar. Perlahan mendekati Gaga yang langsung memiringkan tubuhnya ke arah lain, membelakangi Elena."Mas!" bisik Elena, jari-jarinya menari-nari di sekujur tubuh pria itu memancing."Elena, hari ini aku capek sekali, jadi aku harap kamu mengerti, please!" pinta Gaga tanpa menatap Elena sedikitpun, semangatnya untuk mendekati Elena sirna sudah setelah mata elangnya terpapar dengan kalender yang terpajang di sisi dinding.Elena m

    Last Updated : 2024-09-27
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   10. Permintaan Beryl

    Dua minggu kemudian.Dengan wajah tegang, Gaga mempercepat laju mobil sport keluaran terbaru miliknya menuju ke rumah sakit.Sesuai janji yang telah disepakati, Gaga menemui dokter yang memeriksa Elena, untuk mengambil sampel hasil tes DNA."Santai Pak Gaga! Jangan tegang begitu, saya yakin apapun hasil tes nya! Itulah yang terbaik," kata dokter itu membuat Gaga semakin gemetaran membuka hasil tes itu."Benar-benar ini membuat saya begitu tertekan dok! Menunggu hasil dan kini akan menyaksikan hasil itu sendiri!" Gaga memperbaiki posisi duduknya.Sementara dokter itu hanya tersenyum, lalu menyuruh Gaga membuka hasil tes itu. "Silahkan Pak," kata dokter menegaskan.Gaga dengan tangan bergetar, membuka dokumen itu, dirinya meyakinkan akan pasrah apapun hasil tes itu.Sejurus kemudian, Gaga terkejut melihat hasil tes DNA yang menyatakan bahwa

    Last Updated : 2024-09-28
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   11. Aku Tidak Rela

    "Jangan mulai berpikir tidak waras, Beryl! Kamu bisa celaka sendiri jika menyerahkan diri pada si brengsek itu." Gaga menatap tak suka pada keputusan wanita yang ada di hadapannya.Beryl yang duduk di pangkuan Gaga, mengalungkan tangannya ke leher Gaga sambil tersenyum. "Jangan khawatir, Mas! Aku bisa menanganinya sendiri," Beryl berusaha menyakinkan Gaga.Gaga menghela panjang, melepaskan tangan Beryl perlahan. "Aku tak bisa menampik hal itu, Beryl! Tapi bagaimana nanti jika Farhan memanfaatkan keadaan, bukan hanya kamu saja, akan tetapi juga perusahaan." terang Gaga yang telah berdiri di tepi jendela kaca dengan kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, menatap hampa pemandangan yang ada di depan mata.Beryl berjalan mendekat ke arah Gaga. "Aku nggak bisa tinggal diam melihat orang-orang disekeliling kamu berkhianat, Mas! Jadi aku rasa nggak ada jalan lain selain aku mendekati Farhan," kata Beryl kukuh pada keya

    Last Updated : 2024-09-28
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   12. Farhan Urusanku

    Gaga menatap Beryl yang masih bergelung manja di balik selimut, senyumnya tak kunjung pudar. Ruangan tersembunyi di dalam ruang kerja itu seakan menjadi surga kecil bagi mereka. Setelah malam yang penuh gairah dan kehangatan, Gaga merasakan ketenangan yang mengalir di dalam jiwanya. Dia ingin setiap momen seperti ini berlanjut selamanya, meski tahu bahwa dunia di luar sangat rumit. "Beryl," kata Gaga lembut, sambil mengelus rambut Beryl yang terurai. "Kamu tahu kan, aku cuma ingin melindungi kamu." Beryl mendongak, tatapannya penuh perasaan. "Mas, kamu kelewatan! Aku kan nggak ngapa-ngapain sama Farhan," ujarnya dengan nada sedikit merajuk. Suaranya yang manis itu selalu membuat Gaga merasa ingin melindunginya dari segalanya. Gaga hanya tersenyum, memejamkan matanya kembali dan memeluk Beryl lebih erat. "Tapi aku tidak suka kamu disentuh dia!" balasnya, suaranya tegas meski lembut. "Eh, kamu itu egois!" Beryl mencecar, sedikit menggerutu. "Kamu bebas bersentuhan

    Last Updated : 2024-09-28
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   13. Kamu Terima Beres

    Pagi itu, Gaga terbangun dengan suasana hati yang cukup baik. Namun, suasana berubah drastis ketika sebuah panggilan dari Beryl mengejutkannya.Telepon berdering keras, memecah keheningan di kamar. Gaga segera meraihnya dan melihat nama Beryl di layar. "Sayang, ada apa?" tanyanya, masih dengan suara serak karena baru bangun."Ada masalah besar, Mas," jawab Beryl dengan nada tegang. "Saham perusahaan kita merosot tajam. Aku sedang memeriksa sistem, dan sepertinya seseorang berhasil membobol backdoor perusahaan."Gaga terdiam sejenak, otaknya yang masih setengah tidur langsung terjaga sepenuhnya. "Apa? Bagaimana bisa terjadi?""Aku juga baru mengetahuinya. Aku langsung menyalakan laptop dan mengecek laporan pagi ini. Ada yang mengakses data kita melalui jalur belakang. Ini bukan serangan biasa," jawab Beryl, suara di telepon terdengar serius dan penuh fokus.Gaga mulai merasakan keringat dingin di punggungnya. Dia segera duduk tegak di tempat tidur,

    Last Updated : 2024-09-29

Latest chapter

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   18. Harus Bahagia Bersama Beryl

    Gaga menyandarkan tubuhnya ke meja dengan ekspresi serius yang kembali muncul di wajahnya. "Kita bicarakan nanti malam, setelah semuanya selesai," katanya dengan nada yang lebih tegas, menegaskan bahwa mereka berdua harus kembali pada peran mereka sebagai eksekutif di perusahaan ini.Beryl mengangguk lagi, menyesuaikan sikapnya dengan situasi. "Baiklah, Ga. Aku tunggu nanti," jawabnya, suaranya tetap penuh dengan arti meskipun kata-kata yang keluar terdengar biasa.Setelah beberapa detik hening, Gaga melirik ke arah Beryl dan tersenyum. "Sampai nanti, sayang," katanya dengan nada yang lebih lembut, lalu melangkah menuju pintu kantor, meninggalkan Beryl yang masih memandangi dirinya dengan tatapan menggoda.Pagi itu, suasana di ruang rapat kantor terasa tegang. Semua mata tertuju pada Gaga yang duduk di ujung meja, tampak serius dan berwibawa. Farhan, yang duduk di sisi lain meja, tampak lebih santai namun dengan sorot mata yang tajam. Meski mereka berdua tidak banyak berbicara, ada ke

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   17. Pagi Itu Bersama Gaga

    Dalam hati Beryl tersenyum tipis, meski ekspresinya tetap terjaga dengan kesan dingin dan serius. "Kamu mulai masuk perangkapku, Farhan," desisnya dalam hati, merasakan bahwa langkahnya semakin mendekatkan mereka pada tujuan yang ia inginkan. Beryl tahu, ia harus memainkan peranannya dengan hati-hati. Farhan, dengan ambisi besarnya, sedang jatuh ke dalam jebakan yang telah ia siapkan. Semua yang ia butuhkan hanyalah sedikit dorongan, dan Farhan, dengan segala ambisinya, tampak semakin terikat pada janji-janji yang ia tawarkan.Senyum tipis itu tak terlihat di wajah Beryl, namun ada kepuasan yang mengalir di dalam dirinya. Semua yang telah ia rencanakan semakin jelas, dan kini, Farhan adalah bagian penting dari scenario skema balas dendamnya terhadap Gaga. Mungkin Farhan tidak menyadari betapa ia sebenarnya sedang dikuasai oleh permainan Beryl, namun itu tak menjadi masalah baginya. Yang terpenting, ia sudah berhasil menarik Farhan ke dalam permainan ini."Jadi, kita mulai merencanak

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   16. Permainan Baru Dimulai

    Farhan duduk dengan cemberut di depan laptop, matanya terfokus pada layar yang penuh dengan data yang tampaknya sulit untuk ditembus. Keningnya berkerut, dan ia mendecakkan lidahnya dengan kasar."Ckk! Kenapa susah sekali menembus sistem keamanan perusahaan Gaga?" gerutunya, frustrasi dengan kendala yang terus ia hadapi. "Siapa sebenarnya di balik Gaga?" tanyanya lebih kepada dirinya sendiri, berharap bisa menemukan petunjuk yang mengarah pada kelemahan perusahaan itu.Ia menatap layar laptop untuk beberapa saat, lalu menghela napas panjang. "Aku harus bisa mendapatkan saham perusahaan yang sekarang menjadi milik Elena!" katanya dengan tekad, berusaha menyemangati dirinya.Tak lama, Farhan meraih ponselnya dan menghubungi Elena. Suaranya terdengar lembut, meskipun ketegangan yang ia rasakan masih jelas terdengar. "El, bisakah kita bertemu hari ini, sayang?" tanya Farhan dengan nada yang penuh harap.Dari ujung telepon, suara Elena terdengar lemah dan terputus-putus. "Aku nggak bisa, Ha

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   15. Tidak Mau Melepaskan Semuanya

    Elena baru saja tiba di rumah setelah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tubuhnya masih terasa lemas, namun ada rasa lega yang melingkupi hatinya. Gaga, yang selama ini tampak dingin dan tak peduli, kini berubah menjadi pria yang perhatian. Ia tak pernah membayangkan Gaga akan seperti ini—mengingatkannya untuk makan secara teratur, memastikan dia istirahat, bahkan terlihat cemas saat Elena terbaring lemah di rumah sakit.Namun, di balik semua perhatian itu, Elena merasa ada yang tidak beres. Di satu sisi, ia senang karena perhatian Gaga memberikan rasa nyaman, terutama di masa-masa sulit seperti ini. Tapi di sisi lain, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Gaga bukanlah pria yang pernah ia cintai—perasaannya tetap tertambat pada Farhan, pria yang dulu meninggalkan jejak mendalam di hatinya. Farhan adalah cinta pertamanya, seseorang yang tak pernah benar-benar bisa ia lupakan.Elena menyadari, selama beberapa minggu terakhir, hubungannya dengan Gaga terasa

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   14. Aku Tidak Rela Kamu Diperalat

    Elena terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemas. Perasaan mual yang terus menghantuinya setiap pagi membuat tubuhnya semakin rentan, namun di balik rasa tak nyaman itu, ada satu perasaan lain yang kini menghantui hatinya—rindu pada Farhan. Meski berada dalam pernikahan dengan Gaga, pikirannya terus berkelana pada pria lain yang mengisi ruang-ruang kosong dalam hatinya.Dengan tangan yang sedikit gemetar, dia meraih ponsel yang tergeletak di meja samping ranjang. Dia mencari nama Farhan di daftar kontaknya dan segera meneleponnya. Beberapa detik berlalu, suara di seberang menjawab.“Halo, sayang?” suara Farhan terdengar, nada malas dan dingin, tapi Elena tidak menyadarinya. Di telinganya, suara itu masih lembut, seperti biasa.“Farhan, aku dengar Gaga marah-marah soal perusahaannya tadi pagi. Apa itu ulah kamu?”

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   13. Kamu Terima Beres

    Pagi itu, Gaga terbangun dengan suasana hati yang cukup baik. Namun, suasana berubah drastis ketika sebuah panggilan dari Beryl mengejutkannya.Telepon berdering keras, memecah keheningan di kamar. Gaga segera meraihnya dan melihat nama Beryl di layar. "Sayang, ada apa?" tanyanya, masih dengan suara serak karena baru bangun."Ada masalah besar, Mas," jawab Beryl dengan nada tegang. "Saham perusahaan kita merosot tajam. Aku sedang memeriksa sistem, dan sepertinya seseorang berhasil membobol backdoor perusahaan."Gaga terdiam sejenak, otaknya yang masih setengah tidur langsung terjaga sepenuhnya. "Apa? Bagaimana bisa terjadi?""Aku juga baru mengetahuinya. Aku langsung menyalakan laptop dan mengecek laporan pagi ini. Ada yang mengakses data kita melalui jalur belakang. Ini bukan serangan biasa," jawab Beryl, suara di telepon terdengar serius dan penuh fokus.Gaga mulai merasakan keringat dingin di punggungnya. Dia segera duduk tegak di tempat tidur,

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   12. Farhan Urusanku

    Gaga menatap Beryl yang masih bergelung manja di balik selimut, senyumnya tak kunjung pudar. Ruangan tersembunyi di dalam ruang kerja itu seakan menjadi surga kecil bagi mereka. Setelah malam yang penuh gairah dan kehangatan, Gaga merasakan ketenangan yang mengalir di dalam jiwanya. Dia ingin setiap momen seperti ini berlanjut selamanya, meski tahu bahwa dunia di luar sangat rumit. "Beryl," kata Gaga lembut, sambil mengelus rambut Beryl yang terurai. "Kamu tahu kan, aku cuma ingin melindungi kamu." Beryl mendongak, tatapannya penuh perasaan. "Mas, kamu kelewatan! Aku kan nggak ngapa-ngapain sama Farhan," ujarnya dengan nada sedikit merajuk. Suaranya yang manis itu selalu membuat Gaga merasa ingin melindunginya dari segalanya. Gaga hanya tersenyum, memejamkan matanya kembali dan memeluk Beryl lebih erat. "Tapi aku tidak suka kamu disentuh dia!" balasnya, suaranya tegas meski lembut. "Eh, kamu itu egois!" Beryl mencecar, sedikit menggerutu. "Kamu bebas bersentuhan

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   11. Aku Tidak Rela

    "Jangan mulai berpikir tidak waras, Beryl! Kamu bisa celaka sendiri jika menyerahkan diri pada si brengsek itu." Gaga menatap tak suka pada keputusan wanita yang ada di hadapannya.Beryl yang duduk di pangkuan Gaga, mengalungkan tangannya ke leher Gaga sambil tersenyum. "Jangan khawatir, Mas! Aku bisa menanganinya sendiri," Beryl berusaha menyakinkan Gaga.Gaga menghela panjang, melepaskan tangan Beryl perlahan. "Aku tak bisa menampik hal itu, Beryl! Tapi bagaimana nanti jika Farhan memanfaatkan keadaan, bukan hanya kamu saja, akan tetapi juga perusahaan." terang Gaga yang telah berdiri di tepi jendela kaca dengan kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, menatap hampa pemandangan yang ada di depan mata.Beryl berjalan mendekat ke arah Gaga. "Aku nggak bisa tinggal diam melihat orang-orang disekeliling kamu berkhianat, Mas! Jadi aku rasa nggak ada jalan lain selain aku mendekati Farhan," kata Beryl kukuh pada keya

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   10. Permintaan Beryl

    Dua minggu kemudian.Dengan wajah tegang, Gaga mempercepat laju mobil sport keluaran terbaru miliknya menuju ke rumah sakit.Sesuai janji yang telah disepakati, Gaga menemui dokter yang memeriksa Elena, untuk mengambil sampel hasil tes DNA."Santai Pak Gaga! Jangan tegang begitu, saya yakin apapun hasil tes nya! Itulah yang terbaik," kata dokter itu membuat Gaga semakin gemetaran membuka hasil tes itu."Benar-benar ini membuat saya begitu tertekan dok! Menunggu hasil dan kini akan menyaksikan hasil itu sendiri!" Gaga memperbaiki posisi duduknya.Sementara dokter itu hanya tersenyum, lalu menyuruh Gaga membuka hasil tes itu. "Silahkan Pak," kata dokter menegaskan.Gaga dengan tangan bergetar, membuka dokumen itu, dirinya meyakinkan akan pasrah apapun hasil tes itu.Sejurus kemudian, Gaga terkejut melihat hasil tes DNA yang menyatakan bahwa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status