Share

4. Sarapan Pagi

Penulis: Mima Rahyudi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-27 09:14:08

Gaga baru sampai dirumah ketika sore hari, terlihat Mommynya tengah menikmati secangkir teh hangat diteras rumah dengan ditemani Elena. Pria itu kemudian menghampiri keduanya.

"Sudah pulang, Sayang," sapa Elena yang kemudian memberikan ciuman ditangan Gaga, dan Gaga hanya membalas dengan memberikan ciuman pada kening istrinya.

"Mommy baik-baik saja?" tanya Gaga. Pria itu mencium wanita tua itu.

"Mommy selalu sehat, apalagi melihat kalian terlihat semakin harmonis saja," jawab Cecilia sambil tersenyum

"Aku ke kamar dulu," kata Gaga

Pria itu lalu meninggalkan kedua wanita beda generasi itu. Seolah dia enggan berlama-lama berbasa-basi dan bersikap mesra dengan istrinya, didepan mommynya.

Gaga bergegas masuk kedalam kamarnya dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Rasa lelah karena perjalanan Singapura-Indonesia seakan hilang setelah berendam di bathup. Cukup lama Gaga berendam disana, dan kemudian keluar dari kamar mandi sudah dalam keadaan segar. Terlihat Elena sudah ada didalam kamar juga, seperti biasa, wanita itu tampak lebih suka didepan meja rias ketimbang mengurus suaminya yang baru pulang dari urusan kerjanya.

"Apakah selama aku tinggal Mommy baik-baik saja?" tanya Gaga

"Mommy semakni sehat, asal kita tetap menjaga sandiwara kita dengan baik," jawab Elena sambil tersenyum, "Paling tidak kamu masih bisa menunjukkan sikap seperti tadi, itu sudah cukup membuat Mommy bahagia."

"Apakah kamu juga pergi selama aku pergi?" tanya Gaga

"Bukankah kamu tidak perlu harus tahu semua urusan pribadiku?" tanya Elena balik.

"Aku hanya bertanya saja, kalau kamu pergi pun aku tidak masalah, kamu bebas melakukan apapun diluar sana, asal kamu bisa menjaga nama baik keluarga, orang tahunya kamu adalah menantu keluarga Dirgantara," jawab Gaga

"Tenang saja, soal itu aku pasti akan selalu menjaganya," jawab Elena

"Tolong bongkarkan koperku, ada oleh-oleh untukmu, semoga kamu suka," kata Gaga yang kemudian keluar menuju balkon kamarnya. Seperti biasa merokok dan ngopi, menghabiskan waktu bersama wanita itu didalam kamar membuatnya jenuh.

Elena membongkar koper Gaga, seperti biasa, Gaga sudah menyendirikan antara pakaian kotor dan pakaian bersihnya, sehingga Elena hanya tinggal memasukkan ke keranjang pakaian kotor, dan mengembalikan pakaian bersih ke dalam lemari lagi.

Terlihat ada sebuah tas dan sepasang sepatu dari brand ternama, membuat mata Elena seketika berbinar. Wanita mana tidak berbinar mendapatkan oleh-oleh barang branded dengan harga fantastis.

"Gaga! Terima kasih oleh-olehnya!" teriak Elena

Gaga mendengarnya, dan hanya menganggukkan kepala saja, posisi pria itu memunggungi Elena yang masih membereskan isi koper Gaga.

Gaga ternyata asyik chatting dengan Beryl. Wanita itu juga baru saja tiba diapartemennya, lebih tepatnya apartemen milik Gaga. Sejak Beryl resmi menjadi kekasihnya lalu berubah status menjadi kekasih gelapnya, Gaga sudah meminta Beryl pindah dari kos-kosannya dan tinggal di salah satu apartemen Gaga.

[Kamu sudah mandi?] tanya Gaga

[Sudah, sayang.] balas Beryl

[Pap lagi pakai handuk, dong!] ketik Gaga

Tak lama kemudian sebuah foto terkirim ke layar chat Gaga, foto Beryl hanya mengenakan handuk putih saja, rambutnya masih terlihat basah.

[Besok kekantor lebih pagi, jangan pakai hotpant dulu, aku ingin sarapan!] ketik Gaga.

Beryl tentu tahu apa maksudnya sang bos sekaligus kekasihnya itu. Bercinta di kantor pagi-pagi adalah sarapan bagi Gaga.

[Apakah Elena suka dengan oleh-oleh yang aku pilihkan?] tanya Beryl

[Dia selalu suka apapun yang kamu pilihkan. Asalkan barang mahal dan dari branded terkenal,] balas Gaga lalu menambahkan emoticon tertawa.

Chat dihentikan karena sudah waktunya makan malam, pasangan suami istri diatas kertas itu lalu keluar dari kamar mereka dan makan bersama Cecilia. Cecilia tampak sangat bahagia melihat anak dan menantunya terlihat harmonis, padahal selama ini mereka berdua justru hidup layaknya manusia tanpa ikatan. Hanya terlihat harmonis ketika didepan Cecilia, namun dibelakang Cecilia, keduanya tampak liar bersama pasangan gelap masing-masing.

"Kalian kapan akan merencanakan punya momongan?" Pertanyaan Cecilia malam itu membuat Gaga rasanya sulit untuk menelan makanannya, sedangkan Elena tampak memandang Gaga dengan tatapan kikuk.

Bagaimana memikirkan momongan, sedangkan mereka berdua saja belum pernah melakukan hubungan suami istri sama sekali, yang ada juga hubungan panas dengan kekasih mereka masing-masing. Anak? Tentu jauh dari pikiran mereka saat ini.

"Mommy sabar, dong!" jawab Gaga, "Pernikahan kami juga baru jalan 1 tahun ini."

"Tapi anak temen Mommy ada yang langsung hamil," kata Cecilia

"Mungkin itu udah nabung dulu kali," balas Gaga, "Lagipula Elena masih cemerlang karirnya di dunia model. Sayang kalau ditinggalkan."

"Elena kan bisa berhenti jadi model. Memangnya kamu kurang memberikan uang bulanan sampai-sampai Elena masih harus bekerja jadi model?" tanya Cecilia

"Ehm, Mom. Bukan gitu, tapi aku masih terikat kontrak dengan beberapa perusahaan, sebelum aku menikah dengan Mas Gaga, aku sudah terikat kontrak kontrak dengan mereka," jawab Elena.

"Tuh! Mommy dengar sendiri kan!? Pekerjaan apapun harus dilakukan secara profesional. Sudah terikat kontrak kerja ya harus diselesaikan sesuai perjanjian dahulu," kata Gaga

"Tapi kamu sudah tidak terima kontrak kerja apapun kan setelah menikah dengan Gaga?" tanya Cecilia

Elena menggelengkan kepala, "Nggak, Mom."

"Baguslah, setelah itu kalian harus program hamil. Umur kamu sudah 27 tahun, Gaga!" seru Cecilia

"Belum 30 tahun, Mom. Teman-temanku bahkan banyak yang belum menikah," balas Gaga, mulai kesal jika dudah disinggung soal umur. Baginya sebagai seorang pria, masih terlalu muda untuk memikirkan anak.

Elena bahkan lebih tidak memikirkannya lagi, bisa habis karirnya jika dia sampai hamil. Membayangkan wanita hamil yang badannya akan melebar ke kanan dan ke kiri saja sudah membuatnya ingin menangis, apalagi jika benar-benar hamil.

"Aku bahkan lebih ingin Beryl yang hamil anakku," kata Gaga dalam hati

"Hamil? Nggak dulu, ah! Hamil itu nanti jika sudah jadi istrinya Mas Farhan saja!" gerutu Elena dalam hati, "Aku harap Mas Farhan juga bia segera memanipulasi data kantor. Supaya aku juga segera lepas dari pria menyebalkan ini, bagus lagi kalau mertua cerewet ini segera mati saja."

Setelah selesai makan, keduanya lalu masuk ke dalam kamar. Seperti biasa Gaga lebih memilih tidur di sofa yang bisa dirubah menjadi kasur, dan Elena tidur sendirian di ranjang besar milik Gaga. Keduanya asyik dengan gawai masing-masing. Gaga adyuk chat dengan Beryl, sedangkan Elena asyik chat dengan Farhan.

[Mas, kapan kamu bisa mulai memanipulasi data Gaga?] tanya Elena memulai chatnya.

[Sabar, sayang. Database perusahaan kan rumit untuk di jebol.] Farhan membalas chat

[Aku akan mencari surat-surat penting perusahaan, tapi sepertinya tidak disimpan di rumah ini.]

[Tentu saja tidak akan ada dirumah itu! Gaga itu cerdas! Dia pasti menyimpannya disuatu tempat yang tidak diketahui orang lain selain asisten kepercayaannya.]

[Memang siapa asisten kepercayaannya?]

[Setahuku hanya Beryl. Dia asisten sekaligus asisten pribadi Gaga.]

Farhan masih kembali mengetik

[Tidak usah memikirkan itu, sekarang tidurlah! Besok kamu ada pemotretan hingga sore kan?]

Akhirnya chat diakhiri diantara keduanya, Elena memilih tidur sambil memeluk guling, sementara Gaga sudah terlelap sedari tadi. Esok harinya, Gaga sudah bersiap pagi-pagi sekali ke kantor, dan tidak ikut sarapan bersama Cecilia dan Elena.

Tiba di ruang kerjanya, pemandangan menakjubkan sudah ada didepan mata, Gaga langsung mengunci pintu ruang kerjanya supaya tidak sembarang orang bisa masuk.

Seorang wanita tengah duduk di meja kerja Gaga dengan gaya sensualnya, kaki dibuat saling bertumpu satu sama lain, sehingga dengan lingiere hitam yang ia kenakan, memperlihatkan bagian dalam mulusnya.

"Ah! Kamu membuatku menjadi semangat untuk bekerja pagi ini, sayang!" teriak Gaga sambil mengendurkan dasinya lalu melangkah mendekati meja kerjanya, dimana wanita cantik itu duduk dengan posisi menantang. Bukan dengan pakaian kerjanya, melainkan dengan lingiere yang biasa ia kenakan ketika akan bercinta dengna Gaga.

"Sarapan pagi sudah siap, Tuan Muda," kata wanita itu dengan suara begitu sensual, "Menu sarapan paginya apakah masih kurang menarik?"

"Oh, I Like it, Baby!" Gaga langsung melumat bibir tipis itu, "Aku siap menyantap sarapan pagiku."

Bab terkait

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   5. Karenamu Aku Berpikiran Mesum

    Gaga tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk bercinta dengan sekretarisnya, bahkan hampir setiap waktu dia melakukannya di kantor, disela-sela kesibukan mereka bekerja, kecuali jika Beryl tengah datang bulan.Tidak ada orang kantor yang tahu soal hubungan spesial mereka, yang kini menjadi hubungan terlarang karena semua orang tahu jika Gaga sudah menikahi model cantik bernama Elena, sehingga Beryl pada akhirnya berubah status menjadi kekasih gelapnya Gaga."Oh! Shit! Kenapa tubuhmu selalu saja membuatku menginginkan lebih, sayang!" seru Gaga sambil menghentak-hentakkan miliknya maju mundur dengan Beryl ada didepannya, Gaga melakukan manuver serangan dari belakang, sementara Beryl berpegangan pada meja kerja Gaga."Ah! Sayang, faster! I like it!" balas Beryl tidak kalah seru dengan Gaga. Wanita itu memang selalu bisa mengimbangi setiap gerakan Gaga dan sentuhan-sentuhan yang diberikan Gaga. Sepagi ini saja wanita cantik itu sudah mencapai klimaks nya sebanyak 2 kali."Almost there

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   6. Kamu Tinggal Terima Beres

    Siang itu, Gaga baru saja selesai melakukan rapat staf dengan ditemani Beryl. Keduanya lalu sama-sama duduk di sofa yang ada diruang kerja Gaga. Gaga tengah ingin bermanja dipelukan wanita cantik itu, tapi Beryl menolak. Apalagi Beryl tengah memangku laptopnya."Sayang, kamu kenapa?" tanya Gaga"Tunggu sebentar, Sayang. Aku sedang mengecek sesuatu," jawab Beryl"Pekerjaan sudah selesai, kenapa kamu masih saja sibuk dengan laptopmu?" tanya Gaga sambil mengerucutkan bibirnya"Karena ini lebih penting dari godaanmu," jawab Beryl dengan tanpa memandang wajah pria yang dia cintai itu. Matanya tetap tertuju pada laptopnya.Gaga akhirnya memposisikan duduknya kembali menjadi tegak, agak kesal karena wanita kesayangannya itu justru sibuk dengan pekerjaannya sendiri."Lihat ini!" seru Beryl sambil menunjukkan layar laptopnya. Yang dilihat Gaga hanya semacam kode-kode yang tidak dia pahami."Apanya yang dilihat?" tanya Gaga, tidak mengerti, "Kalau kamu menunjukkan aku angka-angka profit keuanga

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   7. Dua Wanitanya Gaga

    Gaga mempercepat langkah kakinya, koridor rumah sakit serasa seperti lorong kematian untuknya. Semalam Brenda memberiakan kabar jika mamanya masuk rumah sakit karena serangan jantung. Tetapi Gaga terlalu pulas tidur dipelukan Beryl, sehingga dia mengabaikan pesan penting dari Brenda.ICU adalah ruang yang dituju Gaga saat ini, karena Cecilia harus dirawat intensif disana. Elena dan ibunya juga terlihat sudah ada disana. "Kamu sudah pulang?" tanya Gaga agak heran, kenapa Elena lebih cepat sampai dibanding dirinya. Pria itu mengecup kening Elena, hanya untuk basa-basi didepan mertuanya."Kebetulan masih ada penerbangan malam," jawab Elena"Bagaimana Mommy?" tanya Gaga"Masih sama seperti seperti malam, Tuan," jawab Brenda, "Kata dokter memang orang dengan riwayat stroke bisa saja terjadi serangan jantung mendadak."Gaga lalu masuk kedalam ruang perawatan Mommynya, terlihat wanita tua itu sudah dipasang berbagai macam alat."Mom, kenapa Mommy seperti ini lagi?" tanya Gaga sambil mencium

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   8. Beryl Cemburu

    Gaga tampak baru saja membuka matanya setelah mendapatkan kecupan singat dari Elena. Wanita itu tampak sudah bangun dan terlihat rapi."Kenapa tidak membangunkanku?" Tanya Gaga dengan suara khas bangun tidurnya"Tidurmu nyenyak sekali, aku tidak rela membangunkanmu," jawab Elena, "Aku sudah siapkan sarapan untukmu. Aku harus pergi dulu, karena ada pemotretan terakhir."Gaga hanya menganggukkan kepala saja. Percintaan semalam baginya terasa biasa saja, dia bahkan sudah menebak bahwa bukan dirinya pria pertama yang memasuki lembah kenikmatan milik sang istri, namun Gaga tidak peduli, toh dia sudah mendapatkan dari Beryl selama ini."Ternyata kamu sudah pernah merasakan nikmatnya bercinta dengan pria lain sebelum bersamaku," kata Gaga sambil menggelengkan kepalanya, "Semoga kali ini kamu tidak membohongiku dengan mengatakan benih dalam rahimmu kelak adalah benihku, padahal ternyata bukan."Gaga lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dia harus berangkat ke kantor untuk meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   9. Positif Hamil

    "Hufff!" Gaga menarik dalam nafasnya, menatap lingkaran merah pada kalender, ini adalah bulan ketiga pernikahannya dengan Elena.Dari kejauhan Gaga menatap tubuh Elena setiap inchi nya, namun tak pernah menunjukkan perubahan apapun pada wanita yang ia nikahi 6 bulan yang lalu."Apakah ini juga nggak akan berhasil," gumam Gaga membaringkan tubuhnya terlentang di ranjang mewah, kedua tangannya menopang kepala, pandangannya pun nanar menatap langit-langit kamar yang berubah membosankan.Elena hanya menghela panjang, menatap Gaga yang tidur menatap ke langit-langit kamar. Perlahan mendekati Gaga yang langsung memiringkan tubuhnya ke arah lain, membelakangi Elena."Mas!" bisik Elena, jari-jarinya menari-nari di sekujur tubuh pria itu memancing."Elena, hari ini aku capek sekali, jadi aku harap kamu mengerti, please!" pinta Gaga tanpa menatap Elena sedikitpun, semangatnya untuk mendekati Elena sirna sudah setelah mata elangnya terpapar dengan kalender yang terpajang di sisi dinding.Elena m

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   10. Permintaan Beryl

    Dua minggu kemudian.Dengan wajah tegang, Gaga mempercepat laju mobil sport keluaran terbaru miliknya menuju ke rumah sakit.Sesuai janji yang telah disepakati, Gaga menemui dokter yang memeriksa Elena, untuk mengambil sampel hasil tes DNA."Santai Pak Gaga! Jangan tegang begitu, saya yakin apapun hasil tes nya! Itulah yang terbaik," kata dokter itu membuat Gaga semakin gemetaran membuka hasil tes itu."Benar-benar ini membuat saya begitu tertekan dok! Menunggu hasil dan kini akan menyaksikan hasil itu sendiri!" Gaga memperbaiki posisi duduknya.Sementara dokter itu hanya tersenyum, lalu menyuruh Gaga membuka hasil tes itu. "Silahkan Pak," kata dokter menegaskan.Gaga dengan tangan bergetar, membuka dokumen itu, dirinya meyakinkan akan pasrah apapun hasil tes itu.Sejurus kemudian, Gaga terkejut melihat hasil tes DNA yang menyatakan bahwa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   11. Aku Tidak Rela

    "Jangan mulai berpikir tidak waras, Beryl! Kamu bisa celaka sendiri jika menyerahkan diri pada si brengsek itu." Gaga menatap tak suka pada keputusan wanita yang ada di hadapannya.Beryl yang duduk di pangkuan Gaga, mengalungkan tangannya ke leher Gaga sambil tersenyum. "Jangan khawatir, Mas! Aku bisa menanganinya sendiri," Beryl berusaha menyakinkan Gaga.Gaga menghela panjang, melepaskan tangan Beryl perlahan. "Aku tak bisa menampik hal itu, Beryl! Tapi bagaimana nanti jika Farhan memanfaatkan keadaan, bukan hanya kamu saja, akan tetapi juga perusahaan." terang Gaga yang telah berdiri di tepi jendela kaca dengan kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, menatap hampa pemandangan yang ada di depan mata.Beryl berjalan mendekat ke arah Gaga. "Aku nggak bisa tinggal diam melihat orang-orang disekeliling kamu berkhianat, Mas! Jadi aku rasa nggak ada jalan lain selain aku mendekati Farhan," kata Beryl kukuh pada keya

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   12. Farhan Urusanku

    Gaga menatap Beryl yang masih bergelung manja di balik selimut, senyumnya tak kunjung pudar. Ruangan tersembunyi di dalam ruang kerja itu seakan menjadi surga kecil bagi mereka. Setelah malam yang penuh gairah dan kehangatan, Gaga merasakan ketenangan yang mengalir di dalam jiwanya. Dia ingin setiap momen seperti ini berlanjut selamanya, meski tahu bahwa dunia di luar sangat rumit. "Beryl," kata Gaga lembut, sambil mengelus rambut Beryl yang terurai. "Kamu tahu kan, aku cuma ingin melindungi kamu." Beryl mendongak, tatapannya penuh perasaan. "Mas, kamu kelewatan! Aku kan nggak ngapa-ngapain sama Farhan," ujarnya dengan nada sedikit merajuk. Suaranya yang manis itu selalu membuat Gaga merasa ingin melindunginya dari segalanya. Gaga hanya tersenyum, memejamkan matanya kembali dan memeluk Beryl lebih erat. "Tapi aku tidak suka kamu disentuh dia!" balasnya, suaranya tegas meski lembut. "Eh, kamu itu egois!" Beryl mencecar, sedikit menggerutu. "Kamu bebas bersentuhan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28

Bab terbaru

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   15. Tidak Mau Melepaskan Semuanya

    Elena baru saja tiba di rumah setelah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tubuhnya masih terasa lemas, namun ada rasa lega yang melingkupi hatinya. Gaga, yang selama ini tampak dingin dan tak peduli, kini berubah menjadi pria yang perhatian. Ia tak pernah membayangkan Gaga akan seperti ini—mengingatkannya untuk makan secara teratur, memastikan dia istirahat, bahkan terlihat cemas saat Elena terbaring lemah di rumah sakit.Namun, di balik semua perhatian itu, Elena merasa ada yang tidak beres. Di satu sisi, ia senang karena perhatian Gaga memberikan rasa nyaman, terutama di masa-masa sulit seperti ini. Tapi di sisi lain, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Gaga bukanlah pria yang pernah ia cintai—perasaannya tetap tertambat pada Farhan, pria yang dulu meninggalkan jejak mendalam di hatinya. Farhan adalah cinta pertamanya, seseorang yang tak pernah benar-benar bisa ia lupakan.Elena menyadari, selama beberapa minggu terakhir, hubungannya dengan Gaga terasa

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   14. Aku Tidak Rela Kamu Diperalat

    Elena terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemas. Perasaan mual yang terus menghantuinya setiap pagi membuat tubuhnya semakin rentan, namun di balik rasa tak nyaman itu, ada satu perasaan lain yang kini menghantui hatinya—rindu pada Farhan. Meski berada dalam pernikahan dengan Gaga, pikirannya terus berkelana pada pria lain yang mengisi ruang-ruang kosong dalam hatinya.Dengan tangan yang sedikit gemetar, dia meraih ponsel yang tergeletak di meja samping ranjang. Dia mencari nama Farhan di daftar kontaknya dan segera meneleponnya. Beberapa detik berlalu, suara di seberang menjawab.“Halo, sayang?” suara Farhan terdengar, nada malas dan dingin, tapi Elena tidak menyadarinya. Di telinganya, suara itu masih lembut, seperti biasa.“Farhan, aku dengar Gaga marah-marah soal perusahaannya tadi pagi. Apa itu ulah kamu?”

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   13. Kamu Terima Beres

    Pagi itu, Gaga terbangun dengan suasana hati yang cukup baik. Namun, suasana berubah drastis ketika sebuah panggilan dari Beryl mengejutkannya.Telepon berdering keras, memecah keheningan di kamar. Gaga segera meraihnya dan melihat nama Beryl di layar. "Sayang, ada apa?" tanyanya, masih dengan suara serak karena baru bangun."Ada masalah besar, Mas," jawab Beryl dengan nada tegang. "Saham perusahaan kita merosot tajam. Aku sedang memeriksa sistem, dan sepertinya seseorang berhasil membobol backdoor perusahaan."Gaga terdiam sejenak, otaknya yang masih setengah tidur langsung terjaga sepenuhnya. "Apa? Bagaimana bisa terjadi?""Aku juga baru mengetahuinya. Aku langsung menyalakan laptop dan mengecek laporan pagi ini. Ada yang mengakses data kita melalui jalur belakang. Ini bukan serangan biasa," jawab Beryl, suara di telepon terdengar serius dan penuh fokus.Gaga mulai merasakan keringat dingin di punggungnya. Dia segera duduk tegak di tempat tidur,

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   12. Farhan Urusanku

    Gaga menatap Beryl yang masih bergelung manja di balik selimut, senyumnya tak kunjung pudar. Ruangan tersembunyi di dalam ruang kerja itu seakan menjadi surga kecil bagi mereka. Setelah malam yang penuh gairah dan kehangatan, Gaga merasakan ketenangan yang mengalir di dalam jiwanya. Dia ingin setiap momen seperti ini berlanjut selamanya, meski tahu bahwa dunia di luar sangat rumit. "Beryl," kata Gaga lembut, sambil mengelus rambut Beryl yang terurai. "Kamu tahu kan, aku cuma ingin melindungi kamu." Beryl mendongak, tatapannya penuh perasaan. "Mas, kamu kelewatan! Aku kan nggak ngapa-ngapain sama Farhan," ujarnya dengan nada sedikit merajuk. Suaranya yang manis itu selalu membuat Gaga merasa ingin melindunginya dari segalanya. Gaga hanya tersenyum, memejamkan matanya kembali dan memeluk Beryl lebih erat. "Tapi aku tidak suka kamu disentuh dia!" balasnya, suaranya tegas meski lembut. "Eh, kamu itu egois!" Beryl mencecar, sedikit menggerutu. "Kamu bebas bersentuhan

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   11. Aku Tidak Rela

    "Jangan mulai berpikir tidak waras, Beryl! Kamu bisa celaka sendiri jika menyerahkan diri pada si brengsek itu." Gaga menatap tak suka pada keputusan wanita yang ada di hadapannya.Beryl yang duduk di pangkuan Gaga, mengalungkan tangannya ke leher Gaga sambil tersenyum. "Jangan khawatir, Mas! Aku bisa menanganinya sendiri," Beryl berusaha menyakinkan Gaga.Gaga menghela panjang, melepaskan tangan Beryl perlahan. "Aku tak bisa menampik hal itu, Beryl! Tapi bagaimana nanti jika Farhan memanfaatkan keadaan, bukan hanya kamu saja, akan tetapi juga perusahaan." terang Gaga yang telah berdiri di tepi jendela kaca dengan kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, menatap hampa pemandangan yang ada di depan mata.Beryl berjalan mendekat ke arah Gaga. "Aku nggak bisa tinggal diam melihat orang-orang disekeliling kamu berkhianat, Mas! Jadi aku rasa nggak ada jalan lain selain aku mendekati Farhan," kata Beryl kukuh pada keya

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   10. Permintaan Beryl

    Dua minggu kemudian.Dengan wajah tegang, Gaga mempercepat laju mobil sport keluaran terbaru miliknya menuju ke rumah sakit.Sesuai janji yang telah disepakati, Gaga menemui dokter yang memeriksa Elena, untuk mengambil sampel hasil tes DNA."Santai Pak Gaga! Jangan tegang begitu, saya yakin apapun hasil tes nya! Itulah yang terbaik," kata dokter itu membuat Gaga semakin gemetaran membuka hasil tes itu."Benar-benar ini membuat saya begitu tertekan dok! Menunggu hasil dan kini akan menyaksikan hasil itu sendiri!" Gaga memperbaiki posisi duduknya.Sementara dokter itu hanya tersenyum, lalu menyuruh Gaga membuka hasil tes itu. "Silahkan Pak," kata dokter menegaskan.Gaga dengan tangan bergetar, membuka dokumen itu, dirinya meyakinkan akan pasrah apapun hasil tes itu.Sejurus kemudian, Gaga terkejut melihat hasil tes DNA yang menyatakan bahwa

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   9. Positif Hamil

    "Hufff!" Gaga menarik dalam nafasnya, menatap lingkaran merah pada kalender, ini adalah bulan ketiga pernikahannya dengan Elena.Dari kejauhan Gaga menatap tubuh Elena setiap inchi nya, namun tak pernah menunjukkan perubahan apapun pada wanita yang ia nikahi 6 bulan yang lalu."Apakah ini juga nggak akan berhasil," gumam Gaga membaringkan tubuhnya terlentang di ranjang mewah, kedua tangannya menopang kepala, pandangannya pun nanar menatap langit-langit kamar yang berubah membosankan.Elena hanya menghela panjang, menatap Gaga yang tidur menatap ke langit-langit kamar. Perlahan mendekati Gaga yang langsung memiringkan tubuhnya ke arah lain, membelakangi Elena."Mas!" bisik Elena, jari-jarinya menari-nari di sekujur tubuh pria itu memancing."Elena, hari ini aku capek sekali, jadi aku harap kamu mengerti, please!" pinta Gaga tanpa menatap Elena sedikitpun, semangatnya untuk mendekati Elena sirna sudah setelah mata elangnya terpapar dengan kalender yang terpajang di sisi dinding.Elena m

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   8. Beryl Cemburu

    Gaga tampak baru saja membuka matanya setelah mendapatkan kecupan singat dari Elena. Wanita itu tampak sudah bangun dan terlihat rapi."Kenapa tidak membangunkanku?" Tanya Gaga dengan suara khas bangun tidurnya"Tidurmu nyenyak sekali, aku tidak rela membangunkanmu," jawab Elena, "Aku sudah siapkan sarapan untukmu. Aku harus pergi dulu, karena ada pemotretan terakhir."Gaga hanya menganggukkan kepala saja. Percintaan semalam baginya terasa biasa saja, dia bahkan sudah menebak bahwa bukan dirinya pria pertama yang memasuki lembah kenikmatan milik sang istri, namun Gaga tidak peduli, toh dia sudah mendapatkan dari Beryl selama ini."Ternyata kamu sudah pernah merasakan nikmatnya bercinta dengan pria lain sebelum bersamaku," kata Gaga sambil menggelengkan kepalanya, "Semoga kali ini kamu tidak membohongiku dengan mengatakan benih dalam rahimmu kelak adalah benihku, padahal ternyata bukan."Gaga lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dia harus berangkat ke kantor untuk meng

  • Ranjang Panas Sang Sekretaris   7. Dua Wanitanya Gaga

    Gaga mempercepat langkah kakinya, koridor rumah sakit serasa seperti lorong kematian untuknya. Semalam Brenda memberiakan kabar jika mamanya masuk rumah sakit karena serangan jantung. Tetapi Gaga terlalu pulas tidur dipelukan Beryl, sehingga dia mengabaikan pesan penting dari Brenda.ICU adalah ruang yang dituju Gaga saat ini, karena Cecilia harus dirawat intensif disana. Elena dan ibunya juga terlihat sudah ada disana. "Kamu sudah pulang?" tanya Gaga agak heran, kenapa Elena lebih cepat sampai dibanding dirinya. Pria itu mengecup kening Elena, hanya untuk basa-basi didepan mertuanya."Kebetulan masih ada penerbangan malam," jawab Elena"Bagaimana Mommy?" tanya Gaga"Masih sama seperti seperti malam, Tuan," jawab Brenda, "Kata dokter memang orang dengan riwayat stroke bisa saja terjadi serangan jantung mendadak."Gaga lalu masuk kedalam ruang perawatan Mommynya, terlihat wanita tua itu sudah dipasang berbagai macam alat."Mom, kenapa Mommy seperti ini lagi?" tanya Gaga sambil mencium

DMCA.com Protection Status