Hari ini adalah anniversary hubungan Manda dan Matteo yang sudah menjalani hubungan selama 5 tahun lamanya.
Saat ini Matteo sedang berada di Singapura bersama dengan sekretarisnya, yang merupakan adik tirinya Manda yang bernama Brina.Rencananya Manda akan memberikan suprise kepada Matteo dengan datang tiba-tiba ke hotel tempat Matteo menginap saat berada di Singapura. Dengan penuh percaya diri Manda melangkahkan kakinya ke hotel di mana Matteo saat ini menginap.Dengan jam tangan mewah di tangan yang akan dia berikan sebagai hadiah, Manda melangkahkan kakinya dengan perasaan bahagia karena akan bertemu sang kekasih.Manda dapat kabar dari Brina kalau Matteo saat ini ada di kamarnya karena acara sudah selesai sejak tadi "Matteo saat ini sedang istirahat. Sebaiknya aku tidak menelpon dia. Aih, kekasihku pasti akan terkejut melihat kedatanganku." Manda terlihat begitu bahagia.Akan tetapi mata Manda melotot sempurna saat dia melihat Matteo keluar dari kamarnya bersama Brina sambil berciuman bibir. Mereka begitu menikmati ciuman mereka sehingga tidak memperhatikan siapapun yang ada di sekitarnya. Sungguh menjijikan sekali!"Sayang, sebaiknya kita liburan di sini. Jangan pulang dulu ya? Aku gak mau melihat kamu bersama dengan Kak Manda. Aku cemburu tahu!" Brina terlihat merajut kepada Matteo yang tentu saja langsung memberikan hadiah ciuman kepadanya."Aku harus pulang hari ini, sayang. Bukankah kita sudah bersama selama seminggu, ya? Aku tidak mau kalau sampai Manda curiga dengan hubungan kita. Nurut sama aku, ya? Kita makan siang dan setelah itu kita siap-siap pulang. Hari ini adalah anniversary kami berdua Aku tidak mau Manda marah kalau mengira aku lupa." Brina terlihat cemberut dan marah.Tetapi Brina tidak mungkin untuk protes kepada Matteo karena hal itu pasti akan membuat Matteo murka kepada dirinya."Baiklah, kita akan pulang hari ini. Tapi, sebelum berangkat ke bandara kau harus memuaskanku dulu. Setuju?" tanya Brina dengan kerling nakalnya yang selalu menjerat hasrat kelelakian Matteo yang selama ini selalu tersiksa dengan sikap Manda yang selalu menolak keinginannya untuk bercinta.Brina datang kepadanya dan menawarkan daging mentah gratis untuk dirinya setiap saat. Siapa yang tidak akan goyah??Manda menekan dadanya yang terasa begitu sakit melihat semua adegan itu. Selama ini Manda memang sudah curiga dengan hubungan keduanya tetapi tidak pernah berpikir sejauh itu.Perhatian Matteo dan cinta yang diberikan oleh pemuda itu sanggup membuainya dalam lautan asmara yang sulit dia lepaskan.Manda tidak sadar kalau semua itu hanyalah kamuflase yang diciptakan oleh Matteo yang merasa bersalah karena sudah menghianati cinta mereka di belakangnya."Untuk apa kamu menangisi lelaki bajingan seperti itu?" tiba-tiba saja seorang laki-laki sudah berada di belakang Manda sambil melipat kedua tangannya di depan dada.Manda tidak terlalu peduli dengan ucapan pemuda itu yang menurutnya terlalu ikut campur dengan urusan orang lain."Urus saja urusan kamu sendiri!" sungut Manda kesal tanpa melihat lebih jauh kepada laki-laki itu yang kalau di lihat secara detail termasuk tampan. Tetapi Manda saat ini sedang merasakan patah hati tidak memiliki minat untuk tebar pesona pada siapapun juga.Manda akhirnya meninggalkan hotel dengan hati yang terluka. Dia membatalkan niatnya untuk memberikan surprise kepada sang kekasih.Matteo sudah sukses memberikan surprise kepada dirinya dengan perselingkuhan yang begitu kejam bersama adik tirinya yang selama ini selalu menjadi rivalnya. Manda tidak ingin Matteo melihat keberadaannya di tempat itu dan membuat harga dirinya jatuh di hadapan Brina.***Matteo hari ini pulang dari Singapura, niatnya ingin merayakan hari anniversary-nya bersama dengan Manda. Tetapi Manda menolak untuk bertemu dirinya dengan alasan sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri."Sayang, aku sudah jauh-jauh dari Singapura untuk menemui kamu. Aku ingin merayakan anniversary kita. Apa kamu tidak bisa datang ke sini dan bertemu denganku?" tanya Matteo di telpon.Manda yang sebenarnya saat ini sedang berada di kamarnya hanya bisa menekan dadanya yang terasa begitu sakit ketika mengingat kembali apa yang dia lihat di koridor hotel."Maafkan aku, sayang. Aku benar-benar tidak bisa. Perjanjian ini sangat penting. Aku sudah menyusun proyek ini begitu lama tidak mungkin kulepaskan begitu saja. Kamu kembali ke Singapura saja. Bukankah acara pertemuan di sana masih lama? Kau bilang satu bulan, bukan?" tanya Manda sambil menekan dadanya yang berdenyut nyeri. Perasaannya terasa begitu sakit setiap kali ingat penghianatan Matteo."Baiklah, aku akan membatalkan tiket pesawat. Kamu hati-hati di sana ya. Aku rindu kamu, sayang!" Matteo memberikan ciuman jauh melalui panggilan yang mereka lakukan.Manda hanya menutup telepon itu begitu saja tanpa membalas ciuman yang diberikan oleh Matteo seperti biasanya.Manda seketika melemparkan ponselnya dan menangis dalam diam. Dia merasa bahwa dunia seakan runtuh. Hatinya pilu dan sedih. Pria yang sangat dia cintai ternyata berselingkuh dengan adik tirinya sendiri yang selalu mencari gara-gara dengan dirinya sejak lama.Tok Tok TokManda kemudian membuka pintu dengan malas. Ternyata Ibu tirinya dan sang ayah yang datang. Mereka meminta waktu kepada Manda untuk berbicara dengannya secara pribadi."Ingatlah besok siang ada pertemuan dengan calon suamimu. Temui dia dan cobalah untuk mencari sesuatu yang membuat kamu bisa jatuh cinta padanya. Manda, perusahaan kita saat ini sedang krisis dan membutuhkan dana segar dari keluarga Anderson." ucapan ayahnya begitu menohok hati Manda."Selama ini kami sudah mengurusmu dengan baik. Anggaplah itu sebagai balas jasamu kepada ayahmu yang sudah susah payah membesarkanmu sampai saat ini." Hati Manda terasa begitu sakit mendengar ucapan ibu tirinya yang selalu saja membencinya sejak dulu.Manda seketika mengingat perbuatan Brina yang sudah menusuknya dari belakang dengan berhubungan bersama kekasihnya yang dia cintai. Sungguh keji sekali. Entah sudah berapa lama hubungan mereka terjalin."Baiklah, nanti Manda akan menemui laki-laki itu. Manda mau tidur dulu. Lelah sekali!" Manda kemudian menyuruh kepada mereka untuk meninggalkan kamarnya.Manda menatap langit-langit kamarnya setelah kepergian mereka.Manda mengingat kembali begitu banyak kenangan manis yang dia miliki bersama Matteo. Manda juga mengingat betapa gencarnya Brina selama ini selalu berusaha memisahkan dirinya dengan sang kekasih.Brina bahkan secara terang-terangan meminta agar Matteo mengangkatnya sebagai sekretaris."Bodohnya Aku yang dulu membujuk Matteo untuk membiarkan Brina menjadi sekretarisnya. Pasti karena mereka setiap hari bersama sehingga membuat perselingkuhan itu terjadi." Manda merasakan sesal yang begitu besar karena sudah mengizinkan macan masuk ke dalam rumahnya sehingga merusak hubungan nya dengan Matteo.***Manda saat ini sedang berhadapan dengan Daniel. Pria tampan dan mapan yang telah dijodohkan oleh orang tuanya kepada dirinya.Setelah mengetahui perselingkuhan Matteo, Manda memutuskan mencoba untuk menerima perjodohan dengan pria asing yang belum pernah dia temui selama ini."Bukankah kamu lelaki yang aku lihat di Singapure? Jadi kamu yang akan dijodohkan denganku?" tanya Manda seakan tidak percaya dengan takdir yang menyelimuti hidupnya.Daniel hanya tersenyum miring mendengar ucapan Manda yang ternyata masih ingat dengan dirinya."Apa susahnya kamu menolak perjodohan konyol itu? Astaga! Aku yakin pria sepertimu akan mudah untuk mendapatkan wanita manapun yang kau inginkan." sungut Manda terus menatap tajam ke arah Daniel yang sedang menyesap kopi cappucino yang tadi dia pesan dengan begitu nikmat.Aura kekuasaan di wajahnya sangat kuat sekali. Membuat Manda agak merinding di buatnya. Ya, pria itu adalah Daniel Anderson. Pewaris dari Anderson corporation yang berpusat di Inggris. Pria di depannya saat ini disuruh pulang ke Indonesia hanya untuk menikah dengannya."Bicaralah sesuatu! Kenapa dari tadi kamu cuma sibuk dengan Kopimu?" tanya Manda dengan kesal dan jengkel pada Daniel.Bagaimana dia tidak jengkel dan kesal coba, pada pria tampan di hadapannya yang memiliki mata setajam elang yang tatapannya begitu mengintimidasi siapapun juga?Dia sudah bicara hampir setengah jam tetapi Daniel sampai saat ini masih saja membungkam mulutnya. Ngeselin bukan? Manda sejak tadi bahkan terus menghentakan kakinya ke lantai untuk melampiaskan kekesalan dan rasa jengkel di hatinya pada sosok Daniel."Sudah belum ngomelnya? Aku sekarang bisa bicara atau tidak?" tanyanya dengan santai.Astaga! Rasanya kepala Manda sudah mengepulkan asap dan keluar tanduknya. Tetapi Daniel masih bersikap begitu santai.Manda akhirnya hanya diam dan melipat tangannya di depan dada dia terus menatap lurus ke arah laki-laki itu. Menunggu apa yang akan disampaikan oleh Daniel."Baca file itu. Setelah itu tandatangani! Aku pergi dulu. Oh ya, setelah menandatanganinya, segera kau antarkan file itu ke apartemenku! Hari ini aku sibuk sekali, ga bisa menemani nona manja lebih lama lagi," ucapnya santai.Daniel kemudian bangkit dari kursi dan pergi meninggalkan Manda yang masih bengong di tempatnya begitu saja di restoran mewah tempat mereka bertemu untuk membahas masalah perjodohan mereka yang di cetuskan kedua orang tua mereka.Manda bahkan sampai tidak bisa berkata-kata melihat kelakuan Daniel yang sejak tadi sudah menguras kesabarannya hingga titik terakhir.'Sabar, Manda!' monolog Manda berusaha untuk menguatkan dirinya sendiri saat berhadapan dengan Daniel yang sepertinya meremehkan dirinya.Karena penasaran Manda langsung mengambil file yang tadi dilemparkan oleh Daniel ke wajahnya.Secara perlahan Manda membacanya dan mengerutkan keningnya ketika dia membaca setiap point yang ternyata berisi perjanjian pernikahan yang akan di jalaninya bersama Daniel. Ah, Manda menghela nafas berat.Rasa kesal dan jengkelnya naik berkali lipat kepada calon suaminya sendiri. "Kurang ajar sekali laki-laki itu! Astaga! Pria brengsek kau, Daniel Anderson! Berani-beraninya kau mempermainkan ikatan suci pernikahan!" hampir saja Manda melemparkan file yang ada di tangannya.Tetapi tidak jadi karena dia mengingat satu poin yang ada di dalam surat perjanjian itu. Bila suatu saat Daniel menemukan cinta yang lain dia berhak untuk menggugat cerai pada pria sombong itu dan bisa menuntut 50% dari harta yang di miliki oleh Daniel untuk dirinya sendiri.Jiwa materialistis memberontak di dalam tubuh Manda. Manda bukannya tidak pernah melihat uang yang banyak tetapi selama ini dia memang selalu dikekang oleh ibu tirinya yang lebih menyayangi anak kandungnya sendiri.Pernikahan itu pun diatur oleh ibu tirinya yang memiliki banyak hutang kepada keluarga Anderson yang kaya raya. Entah Manda harus berterima kasih atau mengutuk perempuan yang sejak dulu tidak pernah menyayanginya dengan tulus. Manda kesal pada ayahnya yang begitu menurut pada ibu tirinya."Sepertinya aku bisa mencoba untuk mengikuti permainan laki-laki sombong itu." akhirnya Manda memutuskan untuk menandatangani surat perjanjian itu.Manda segera meninggalkan restoran menuju apartemen yang sudah diberikan alamatnya oleh Daniel. Daniel tersenyum sinis ketika melihat Manda yang meletakkan filenya di atas meja dengan begitu angkuh. 'Aku tahu wanita ini pasti akan menerima penawaranku yang menarik ini. Hahaha! Ternyata semudah ini menaklukkan dia!' senyum smirk muncul di wajah tampan Daniel yang tertangkap oleh ekor mata Margaretha yang sejak tadi sibuk mengawasi apartemen milik Daniel yang super mewah. 'Setidaknya aku bisa keluar dari rumah itu yang selama ini tidak pernah memanusiakanku. Ya, mungkin itu sisi positif dari perjanjian ini. Baiklah! Mari kita bermain bersama Mr. Daniel!' bathin Manda dengan penuh keyakinan. Manda dan Daniel sampai saat ini masih diam dan belum mengungkapkan maksud dari pertemuan itu. Ya, mereka berdua masih sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. "Bagaimana, kamu sudah menandatangani surat perjanjian itu kan? Aku berjanji tidak akan merugikanmu. Kamu akan mendapatkan hakmu sebag
"Sayang apakah ini benar kau? Kenapa kau tega menghianatiku dan menikahi laki-laki lain yang merupakan rival bisnisku?" tanya Matteo dengan mata memerah menahan amarah. Kalau saja saat ini berbagai media dan orang-orang tidak sedang memperhatikan mereka, Matteo pasti lepas kendali dan menghajar Daniel yang sejak tadi hanya tersenyum mengejek ke arahnya. Sementara Manda yang hatinya masih hancur setelah mengetahui penghianatan Matteo dengan Brina saat di hotel Singapura, dia hanya diam membeku dengan tatapan dingin. Manda sama sekali tidak ingin menjelaskan apapun kepada Matteo. Sontak kebersamaannya bersama Manda seperti kembali hadir di dalam kepalanya layaknya kaset rusak. Walaupun Matteo memiliki hubungan yang tidak sederhana bersama Brina. Tetapi dia tidak pernah berpikir untuk berpisah dengan Manda. Matteo mencintainya dan berniat menjadikannya sebagai istrinya suatu saat nanti. Brina hanyalah pelariannya semata untuk melampiaskan nafsu dan birahinya yang tidak pernah terpuask
Daniel memberikan kode kepada anak buahnya untuk menyingkirkan Bruno agar menjauh dari Natalia. Entah apa yang saat ini di rasakan oleh Daniel. Satu yang pasti, Daniel tidak akan pernah membiarkan Bruno mendapatkan apa yang dia inginkan. Mereka sudah menjadi musuh sejak lahir karena perselisihan ibu mereka saat Bruno masih dalam kandungan sang ibu yang hampir saja membuat Camelia di ceraikan suaminya demi ibunya Bruno yang sedang hamil anak haram suaminya. Daniel sampai saat ini masih membenci ayahnya yang sudah berani dan tega berkhianat dari ibunya yang sangat dia sayangi sehingga melahirkan Bruno. Daniel setiap malam harus melihat air mata ibunya yang harus merawat anak dari wanita lain yang meninggal saat melahirkan Bruno. Sejak lahir Bruno di bawah asuhan ibunya Daniel. Walaupun mereka kakak beradik tetapi yang dilakukan oleh kedua orang tuanya kepada Bruno tidaklah sama seperti yang diberikan kepada Daniel yang berstatus sebagai pewaris. Bruno sejak dulu selalu berusaha untu
Manda membuka matanya dengan malas. Seluruh tubuhnya terasa begitu sakit dan lelah luar biasa. "Astaga! Ada apa dengan diriku? Kenapa seluruh tubuhku rasanya begitu sakit?" Monolog Manda yang masih bingung dengan dirinya sendiri.Tampaknya Manda melupakan kejadian tadi malam yang sudah dia lakukan bersama Daniel diranjang panas miliknya. Ranjang panas Daniel Anderson yang selama ini sudah banyak membuat wanita cantik takluk di bawah kuasa seorang Daniel Anderson, sang casanova!!"Apa sebenernya yang sudah terjadi padaku?" Manda memukul pelan kepalanya. Manda terus berusaha untuk mengingat kembali apa yang sudah terjadi.Saat Manda masih kebingungan, tiba-tiba saja dia dikagetkan oleh Daniel yang melingkarkan tangannya di pinggang Manda yang polos. Manda menyingkap selimut. Awalnya dia kira ada ular yang melilit tubuh polosnya."Aaaaaaaa!!! Siapa kamu?" Manda yang kaget sontak menepiskan tangan dan kaki milik Daniel yang ada di atas tubuh polosnya.
Brina pulang dan menemui ibunya. Dia mengeluhkan perbuatan Matteo yang hanya menghabiskan waktunya dengan mabuk dan marah, karena pernikahan Amanda dan Daniel yang sudah dia ketahui."Mama harus membuat Manda jauh dari Matteo! Aku tidak mau melihat dia dekat lagi dengan kekasihku! Aku ga rela melihat Matteo masih mencintai wanita kurang ajar itu!" Laras langsung membekap mulut putrinya dan membawanya masuk ke dalam kamar.Dia takut kalau suaminya mendengar apa yang dikatakan oleh putrinya, tentang anak kandungnya yang sudah dibuat menderita karena perbuatan Brina. Laras selama ini yang mengatur segala sesuatu yang dilakukan oleh Brina hingga berhasil menjerat Matteo di dalam pelukan putrinya. Laras tidak pernah merasa senang apabila Manda mendapatkan kebahagiaan. "Kamu itu kalau di rumah jangan asal bicara. Kalau ayahmu mendengarnya, itu akan bahaya untuk hidup kita." Laras memberikan peringatan kepada Brina untuk bisa sedikit berhati-hati ketika membicarakan tentang Manda.Brina men
"Rencana apa lagi yang kalian susun untuk menyakiti Manda?" tiba-tiba saja Hendry sudah ada di belakang mereka dengan tatapan datar dan dingin yang membuat Laras gemetar.Mata tuanya menatap tajam kepada mereka. Menuntut penjelasan atas segala bisik-bisik yang sejak tadi mereka lakukan. "Tidak, Pah. Kami tidak punya rencana apapun juga! Ya kan, Brina?" tanya Laras sambil memberi kode pada putri semata wayangnya.Brina sontak tersenyum dan mendekati Henry yang masih menetap mereka dengan tatapan penuh penyelidikan. "Ih, Papa kok nanyanya kayak gitu sih? Emang apa yang bisa kami rencanakan untuk Kak Manda?" tanya Brina berusaha memasang wajah tak berdosa di hadapan ayahnya yang tentu saja tidak akan bisa dikibuli oleh mereka.Hendry menepis tangan Brina. Lalu duduk di sofa yang ada di kamar utamanya, "Papa sangat kenal siapa ibumu. Wanita keji yang selalu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apapun yang dia inginkan. Selama ini dia selalu mendidikmu untuk menjadi sepertinya!" Ucapa
"Sebenarnya apa yang terjadi pada papaku? Kenapa tiba-tiba dia masuk ICU lagi?" tanya Manda pada Laras yang sejak tadi terus meneteskan air matanya.Manda tidak percaya sama sekali dengan air mata yang diperlihatkan oleh ibu tirinya yang sejak dulu selalu pandai bersandiwara. Manda hanya melirik sekilas kepada Brina yang sejak tadi terus menetap kerahnya dengan tajam dan penuh permusuhan.'Ckckc! Kenapa Gadis itu bersikap seakan aku ini najis yang menjijika' batin Manda merasa kesal dengan kelakuan Brina padanya di hadapan Daniel.Brina yang sudah merampas tunangannya. Tetapi kenapa seakan-akan dia yang menjadi Penjahat di sana? Sungguh lucu! Manda sudah membulatkan hatinya bahwa dia tidak akan pernah membiarkan siapapun bermain-main lagi dengan nasibnya.'Mulai hari ini! Akulah yang akan mengendalikan kehidupanku sendiri. Tidak akan kubiarkan siapapun menyakitiku lagi tanpa permisi!' Brina cukup terkejut melihat sorot mata Manda yang memperlihatkan permusuhan dengannya.Padahal sebelu
Matteo saat ini menatap Brina yang ada disampingnya. Dia kesal sekali karena Manda sama sekali tidak datang menjenguknya. Padahal dia sudah hampir satu minggu dirawat di rumah sakit, gegara duhajar oleh anak buah Daniel tempo hari."Teleponlah kakakmu untuk datang kemari. Aku ingin bicara dengannya," pinta Matteo kepada Brina yang tentu saja menolak permintaan tersebut mentah-mentah.Brina mendengus kesal karena Matteo yang tampaknya tidak memperdulikan perasaannya. Padahal dia sangat mencintai Matteo. Dia bahkan rela bekerja sama dengan pemuda itu untuk mengakuisisi perusahaan milik ayahnya.Brina tidak tahu bahwa Matteo merencanakan itu semua untuk menekan Manda agar mau kembali kepadanya. Entah bagaimana perasaan Brina kalau suatu saat nanti dia mengetahui dirinya cuma dimanfaatkan oleh Matteo untuk mencapai keinginannya."Kamu sungguh keterlaluan! Ada Aku disini yang mendampingimu dengan setia. Kenapa kau sibuk mencari Manda yang sudah menjadi istri orang lain?" amuk Brina kesal.
Daniel berhadapan dengan Bruno yang babak belur, ada seraut wajah sesal disana. "Kenapa kamu tidak bilang padaku kalau kamu sedang membantu anda untuk menurunkan panasnya?" tanya Daniel sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Bagaimana aku bisa menjelaskannya padamu, huh? Sementara kau sudah seperti banteng kesurupan. Apa selama ini kamu tidak pernah menganggapku sebagai saudaramu?" tanya Bruno sedih. Dia sebenarnya hanya menginginkan pengakuan dari Daniel. Karena bagaimanapun juga dia adalah kakaknya.Selama ini mereka hidup layaknya musuh. Kadang Bruno merasa iri kepada teman-temannya yang begitu akur dengan saudara mereka."Aku merasa cemburu ketika kau berdekatan dengan istriku. Selama ini, bukankah kamu selalu berusaha untuk merebut apapun yang Kumiliki. Ya, kan?" Manda sejak tadi hanya diam dan menyimak pembicaraan mereka. Setelah mendapatkan pengobatan dari dokter keadaan Manda sudah semakin membaik. Manda bisa makan dan berjalan-jalan di sekitar rumah.Manda merasa sen
Manda terbaring lesu di atas ranjang. Sementara Daniel keluar dari kamar mandi setelah membersihkan tubuhnya dari sisa percintaan mereka semalam. Daniel mendekat ke arah Manda yang masih bergelung di balik selimut."Sayang, Kok tumben sekali kamu masih belum bangun? Perlu aku menggendong untuk ke kamar mandi?" tanya Daniel sambil mengelus sayang wajah wanitanya.Manda menggeleng, "aku masih sangat lelah dan mengantuk. Gegara kamu!" Rengek Manda kesal. Daniel hanya tertawa melihat ekspresi wajah istrinya. "Sayang, aku mau ke kantor sebentar. Ada urusan sedikit. Nanti siang aku akan mengantarkan kamu ke dokter untuk periksa kehamilanmu. Sejak kemarin kamu muntah terus loh. Aku sangat khawatir dengan kesehatanmu!" Ucap Daniel."Aku baik-baik saja tidak perlu ke dokter. Aku hanya perlu istirahat dari lelaki mesum kayak kamu!" Sengit Manda yang masih kesal ketika dia mengingat kembali, apa yang dilakukan Daniel tadi malam kepadanya."Ya udah! Aku minta maaf ya! Sayang, Daddy kan melakukan
Daniel saat ini sedang berada di kantornya. "Apakah seumur hidup kamu belum menikah?" tanya Daniel pada asistennya yang sejak tadi hanya mendengarkan semua perkataannya."Belum pernah Tuan! Karena saya tidak punya waktu untuk berkencan dengan wanita di luar sana selain anda. Saya terlalu sibuk untuk mengurus anda dan semua masalah anda!" Daniel langsung melemparkan pulpen yang ada di tangannya karena merasa geram dengan jawaban sang asisten."Apakah itu artinya aku yang sudah membuatmu menjadi jomblo abadi? Ih, kau pintar sekali bersembunyi di balik kata-katamu. Padahal kamu yang memang ga laku di mata para gadis itu! Cih! Bikin kesal saja!" Daniel pun kemudian mengusir asistennya untuk keluar dari ruangannya."Keluar sana! Bicara denganmu hanya semakin menambah kepusingan kepalaku!" Kesal Daniel.Setelah sang asisten meninggalkannya terlihat Daniel yang terus menatap ponselnya. Daniel benar-benar merasa dipusingkan dengan tingkah Manda yang ajaib menurutnya.Jelas-jelas Daniel mengin
Manda merasakan tubuhnya begitu lemah Setelah dari tadi bolak-balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Tampaknya Manda mengalami morning sick karena kehamilannya. Daniel yang saat ini sedang berada di ruang kerjanya, terus memperhatikan apapun yang dilakukan oleh Manda melalui CCTV tersebut yang sengaja dia pasang di kediaman Manda untuk selalu memantaunya."Anakku. Kenapa kau begitu nakal? Kau membuat mommy kamu jadi begitu kesulitan. Sekarang Daddy mau tidak mau harus menemui mommymu. Karena daddy tidak tega melihat mommy kamu menderita sendirian." monolog Daniel yang kemudian beranjak dari tempat duduknya menuju keluar.Daniel pergi menuju apartemen milik Manda dengan menggunakan mobilnya sendiri tanpa bantuan supir pribadinya. "Aku harus membeli beberapa kebutuhan Manda. Hmm, dia pasti kesulitan untuk menjalani kehamilan ini sendiri. Sayang kenapa sih kamu harus bersikeras untuk meninggalkan aku? Aku benar-benar tidak sanggup untuk jauh darimu!" Begitu sampai di sebua
Manda sama sekali tidak memperdulikan peringatan yang ditunjukkan oleh ibu dan adik tirinya. Entah kenapa mereka begitu bernafsu untuk menguasai perusahaan ayahnya. Manda yang menjadi saksi perjuangan Ayah dan Ibunya di masa lalu tidak akan pernah membiarkan perusahaan itu jatuh kepada orang yang berniat untuk menghancurkannya."Kamu benar-benar seorang wanita yang tidak tahu malu. Sudah menjadi seorang istri dari lelaki triliuner dan memiliki harta yang melimpah, tapi kamu masih saja serakah dan menginginkan uang recehan yang ada di tangan kami! Cih, tak tahu malu!" Manda sama sekali tidak peduli dengan ocehan Brina yang sengaja ingin mengecoh emosinya.Dengan begitu tenang Manda mendekati Brina. "Hey, lebih tidak tahu malu yang mana, antara merebut harta yang bukan miliknya dengan mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku. Hmm? Kamu katanya wanita yang pintar dan cerdaskan? Paham sampai sini?" Manda tersenyum sini kepada Brina yang langsung melotot kepadanya. Dia marah dan kesal.
"Ada apa sih Mah?" tanya Brina begitu kesal karena di paksa pulang oleh ibunya. Padahal dia berniat untuk ke mansion Anderson demi menemui Manda sesuai keinginan Matteo.Sang ibu langsung menepuk kepala Brina. Dia kesal bukan kepalang dengan putrinya yang selalu gak sopan padanya. "Kamu harus tinggalkan Matteo. Dia sudah ga ada gunanya sama sekali. Apa kamu tahu kalau dia sudah tidak jadi ahli waris dari keluarga dia lagi." Brina melotot sempurna mendengar ucapan ibunya."Mama gila, huh? Susah payah aku mengejar dia. Sekarang setelah aku dapatkan malah aku tinggalkan?" tanya Brina kesal luar biasa.Brina langsung di keplak lagi kepalanya oleh sang ibu. "Jangan bantah! Pokoknya mama ga suka kamu masih sama dia! Putuskan dan tinggalkan dia! Jangan buang-buang waktu bersama lelaki ga punya masa depan itu!" Brina terlihat kesal bukan kepalang dengan ibunya yang sampai sekarang masih saja memperlakukan dirinya seperti anak kecil."Mama kenapa sih? Suka banget mukul-mukul kepala aku. Nanti
"Tolong kamu bujuk Manda untuk mencabut tuntutan dia di kantor polisi. Aku ga mau masuk penjara." Pinta Matteo ketika Brina mendatanginya di kantor polisi.Hari ini Matteo terpaksa datang ke kantor polisi karena mendapatkan surat panggilan paksa. Dia sudah lebih dari tiga kali mangkir dari panggilan polisi, sehingga membuat anggota polisi terpaksa menjemput paksa dirinya. Apalagi orang yang melaporkan pemuda itu adalah Daniel Anderson yang terkenal di daerah mereka.Brina terlihat mengerutkan keningnya karena tidak suka mendengar Matteo memanggil nama wanita yang sangat Dia benci seumur hidupnya. Brina masih mengingat semua kejadian di masa lalu ketika dirinya harus menahan perihnya hati karena selalu di banding-bandingkan dengan Manda oleh semua orang. Hal itu yang membuat Brina akhirnya mulai bersikap antipati dan memusuhi Manda. Awalnya dia menyukai kehadiran Manda sebagai saudara tiri, karena tidak harus kesepian lagi seperti dulu."Kenapa kamu harus menyebutkan nama Manda di depan
"Kau baik-baik saja?" tanya Bruno saat dia melintas di depan Mansion Daniel dan melihat Manda membawa kopernya dengan amarah yang begitu kentara di wajah cantiknya.Manda mengacuhkan Bruno dan berlalu begitu saja. Sementara itu Daniel yang melihat dari kejauhan memerintahkan anak buahnya untuk mengawal Manda dan memastikan keselamatannya.Daniel sudah diancam oleh Manda kalau sampai berani menghalangi kepergian dirinya dari mansion. Manda akan menggugurkan anak yang ada di dalam kandungannya. Mendengarkan ancaman itu, tentu saja nyali Daniel menciut seketika. Karena dia yang paling mengerti bahwa keluarga besarnya sudah mengharapkan dan menantikan kelahiran putranya sebagai pewaris keluarga Anderson."Pastikan dia selamat dan mendapatkan semua kemudahan. Aku ga akan memaafkanmu kalau sampai terjadi apa-apa kepada istri dan anakku. Paham?" tanya Daniel pada pengawal kepercayaannya yang selama ini selalu dia andalkan dalam segala hal."Siap, Tuan! Saya permisi!" Pamitnya dengan segera.
Manda menangis dalam pelukan Daniel. Dia amat sulit melupakan kejadian buruk yang menimpanya karena perbuatan Matteo. "Sayang, kamu harus bisa melupakan kejadian itu. Kasihan anak kita di dalam kandunganmu pasti juga akan merasakan stress jika ibunya mengalami trauma seperti ini." Daniel berusaha untuk menasehati Manda agar bisa tenang.Dia sadar bahwa semua itu adalah kesalahannya yang sudah teledor menjaga istrinya. "Seandainya saja tadi aku tidak meninggalkanmu di pesta sendiri, pasti bajingan itu tak akan berani macam-macam padamu." Sesal Daniel sambil memeluk erat tubuh Manda yang gemetar karena tangis."Laki-laki bajingan itu mungkin tidak pernah memikirkan perasaan orang lain. Dia hanyalah egois dan suka memerankan playing Victim. Aku benci dengan dia!" Manda menghapus air matanya dengan kasar.Daniel bisa melihat kebencian di matanya. Daniel bisa mengerti luka yang begitu besar yang sudah disayatkan oleh Matteo kepada istrinya. "Kita ke dokter ya? Mungkin akan bagus jika kau b