Manda membuka matanya dengan malas. Seluruh tubuhnya terasa begitu sakit dan lelah luar biasa. "Astaga! Ada apa dengan diriku? Kenapa seluruh tubuhku rasanya begitu sakit?" Monolog Manda yang masih bingung dengan dirinya sendiri.
Tampaknya Manda melupakan kejadian tadi malam yang sudah dia lakukan bersama Daniel diranjang panas miliknya. Ranjang panas Daniel Anderson yang selama ini sudah banyak membuat wanita cantik takluk di bawah kuasa seorang Daniel Anderson, sang casanova!!"Apa sebenernya yang sudah terjadi padaku?" Manda memukul pelan kepalanya. Manda terus berusaha untuk mengingat kembali apa yang sudah terjadi.Saat Manda masih kebingungan, tiba-tiba saja dia dikagetkan oleh Daniel yang melingkarkan tangannya di pinggang Manda yang polos. Manda menyingkap selimut. Awalnya dia kira ada ular yang melilit tubuh polosnya."Aaaaaaaa!!! Siapa kamu?" Manda yang kaget sontak menepiskan tangan dan kaki milik Daniel yang ada di atas tubuh polosnya. Dadanya berdebar sangat kencang."Apa sih? Masih pagi sudah bikin drama kek gitu!" Protes Daniel memunggungi Manda. Sementara Manda melotot sempurna melihat Daniel ada di atas ranjang pernikahan mereka.Padahal seingatnya mereka sudah berjanji tidak akan melakukan hubungan suami istri seperti itu sampai mereka berdua saling mencintai. "Kenapa kau ada di ranjang ini?" Tanya Manda terlihat masih kebingungan dengan apa yang dilakukan oleh Daniel.Daniel dengan malas kemudian menyandarkan tubuhnya di dashboard ranjang. Kemudian dia menatap tajam ke arah Manda yang menuntut penjelasan darinya. Daniel tersenyum saat kembali ingat dengan percintaan seru mereka."Kenapa kamu tersenyum kayak orang kena sawan begitu?" Tanya Manda mulai kesal dan kehilangan kesabaran melihat Daniel yang masih saja diam dengan senyumnya yang penuh arti.Daniel bukannya menjawab pertanyaannya, dia malah memeluk dirinya dengan erat dan mulai mencium bibirnya kembali. Manda yang awalnya kesal kini malah kembali tersulut gairah oleh Daniel yang sudah memancingnya. Manda langsung mendorong dada Daniel ketika lelaki itu beraksi kembali di atas tubuhnya."Apa kau gila? Tubuhku masih sakit semua!" Manda berniat hendak pergi tetapi tangan kekar Daniel menahan langkah kakinya."Kita sekarang sudah suami istri. Kita berhak melakukan ini kapanpun kita mau untuk menjaga dan mengeratkan cinta diantara kita berdua." Manda melotot sempurna mendengar ucapan Daniel yang terdengar konyol baginya.Bagaimana tidak? Padahal jelas-jelas mereka menandatangani surat perjanjian bahwa tidak akan ada hubungan intim di antara mereka. Tapi apa yang sudah Daniel lakukan kepadanya sekarang? Mereka sudah kelewat batas dan keluar jalur dari perjanjian yang mereka buat."Kau sudah melanggar perjanjian kita berdua untuk tidak melakukan ini!" Kesal sekali hati Manda ketika dia mengingat kembali kearoganan Daniel yang mengatakan kalau dia tidak akan jatuh cinta padanya.Tapi apa yang kini lelaki itu lakukan padanya? Sejujurnya Manda amat kecewa dengan perbuatan Daniel. Lelaki sombong itu begitu mudahnya melanggar perjanjian yang dia buat sendiri dan memaksanya untuk menerima perjanjian itu."Coba kau pikir baik-baik! Apakah perjanjian di antara kita, jauh lebih agung daripada perjanjian suci dengan Tuhan yang sudah kita ucapkan di depan banyak orang dan keluarga besar kita?" Tanya Daniel dengan senyum liciknya.Manda benar-benar kehabisan kata-kata untuk menyanggah pendapat Daniel yang 100% benar. Manda hendak menjawab ucapan Daniel tetapi lelaki itu tidak memberikan kesempatan sama sekali kepadanya untuk berbicara. Dia mendekat ke arah Manda dan hendak memeluk dirinya lagi."Kau sekarang adalah istriku. Aku mempunyai hak untuk memilikimu seutuhnya!" Tuntut Daniel tak mau dibantah sama sekali oleh Manda yang masih belum bisa menerima pernikahan mereka berdua dengan ikhlas.Daniel memanfaatkan kebingungan Manda untuk mendapatkan apa yang dia inginkan di pagi itu. Entah kenapa kini tubuhnya seakan merasakan candu terhadap tubuh istrinya yang telah halal untuk dirinya. Dia selama ini selalu berhubungan dengan wanita yang dengan suka rela naik ke atas ranjang panas miliknya."Ternyata bercinta dengan istri Sendiri jauh lebih nikmat. Dari pada saat bercinta dengan para wanita murahan yang menawarkan tubuh mereka untuk naik ke ranjang panas milikku ini!" Bisik Daniel di telinga Manda setelah mereka selesai bercinta dengan begitu nikmat dan syahdu.Manda hanya bisa menutup matanya dan menyembunyikan wajahnya di balik selimut. Dia benar-benar tidak menyangka dirinya akan takluk pada lelaki playboy seperti Daniel.***Sementara itu Matteo saat ini sedang mengamuk di apartemennya. Ketika mengingat kembali tentang pernikahan Manda dan Daniel yang benar-benar sudah mencoreng Kehormatan dan juga harga dirinya. Dia tidak terima dengan kejadian itu menimpa dirinya."Kurang ajar! Aku akan merebut Manda kembali dari bajingan itu! Aku tidak akan pernah membiarkan dia mendapatkan apa yang dia mau. Manda akan selamanya menjadi milikku!" Matteo terus saja menyesap wine yang ada di tangannya.Dia sama sekali tidak memperdulikan siapapun yang datang ke dalam kamarnya. Saat ini dia hanya menginginkan Kesendirian dan kesunyian untuk merenungkan jalan hidupnya yang terasa begitu berliku. Matteo sadar bahwa dirinya sudah melakukan banyak kesalahan sehingga membuat Manda menjadi ragu untuk percaya dengan cintanya dan memilih untuk menikahi Daniel yang telah dijodohkan dengannya sejak lama."Dulu aku tidak percaya tentang perjodohan itu. Aku tidak pernah menyangka kalau lelaki yang dijodohkan dengan Manda adalah Daniel Anderson yang selama ini selalu menjadi rival diperusahaanku. Sial!!" Matteo yang sudah mabuk berat kini sudah tidak mampu lagi untuk mengendalikan emosi dan juga perasaanya.Panggilan Brina sekalipun tidak mampu mengalihkan Matteo yang masih ingin menghabiskan alkohol yang ada di kamarnya. Matteo benar-benar gila dan tak sanggup menahan kesedihan dihatinya. Dia benar-benar menyesal karena sudah bermain api di belakang kekasihnya yang dia cintai. Sekarang berbuntut kehilangan Manda untuk selamanya."Bodoh!" Matteo kemudian melemparkan gelas yang ada di tangannya lalu menangis sejadinya. Hatinya yang patah hati ternyata tidak bisa diobati oleh alkohol sebanyak apapun.Hatinya sangat terluka dan dia tidak bisa menemukan jalan keluar dari luka itu. Matteo sampai tertidur di sofa yang ada di balkon kamarnya. Botol alkohol berceceran di lantai membuat Brina menjadi sedih melihat keadaan lelalki yang dia cintai.Lelaki yang telah dia rebut dari saudara tirinya dengan segala cara. Brina bahkan tidak merasa takut atau gentar dalam menghadapi kritikan siapapun yang mengatakan dia sebagai seorang pelakor yang merebut tunangan saudara tirinya sendiri."Aku tidak akan pernah membiarkanmu terus memikirkan wanita itu. Suatu saat nanti, aku pasti akan memiliki hatimu seutuhnya. Aku pasti akan membuatmu tidak menginginkan dia lagi!" Janji Brina dengan mata berbinar dan penuh dendam.Brina sejak dulu memang selalu menganggap Manda sebagai saingan dirinya. Manda yang sejak kecil sudah kaya raya dan selalu mendapatkan apapun yang dia kau tanpa bekerja keras. Hal itu benar-benar membuat Brina merasa iri kepada hidup Manda yang beruntung dan banyak dicintai siapapun yang dekat dengannya.Brina pulang dan menemui ibunya. Dia mengeluhkan perbuatan Matteo yang hanya menghabiskan waktunya dengan mabuk dan marah, karena pernikahan Amanda dan Daniel yang sudah dia ketahui."Mama harus membuat Manda jauh dari Matteo! Aku tidak mau melihat dia dekat lagi dengan kekasihku! Aku ga rela melihat Matteo masih mencintai wanita kurang ajar itu!" Laras langsung membekap mulut putrinya dan membawanya masuk ke dalam kamar.Dia takut kalau suaminya mendengar apa yang dikatakan oleh putrinya, tentang anak kandungnya yang sudah dibuat menderita karena perbuatan Brina. Laras selama ini yang mengatur segala sesuatu yang dilakukan oleh Brina hingga berhasil menjerat Matteo di dalam pelukan putrinya. Laras tidak pernah merasa senang apabila Manda mendapatkan kebahagiaan. "Kamu itu kalau di rumah jangan asal bicara. Kalau ayahmu mendengarnya, itu akan bahaya untuk hidup kita." Laras memberikan peringatan kepada Brina untuk bisa sedikit berhati-hati ketika membicarakan tentang Manda.Brina men
"Rencana apa lagi yang kalian susun untuk menyakiti Manda?" tiba-tiba saja Hendry sudah ada di belakang mereka dengan tatapan datar dan dingin yang membuat Laras gemetar.Mata tuanya menatap tajam kepada mereka. Menuntut penjelasan atas segala bisik-bisik yang sejak tadi mereka lakukan. "Tidak, Pah. Kami tidak punya rencana apapun juga! Ya kan, Brina?" tanya Laras sambil memberi kode pada putri semata wayangnya.Brina sontak tersenyum dan mendekati Henry yang masih menetap mereka dengan tatapan penuh penyelidikan. "Ih, Papa kok nanyanya kayak gitu sih? Emang apa yang bisa kami rencanakan untuk Kak Manda?" tanya Brina berusaha memasang wajah tak berdosa di hadapan ayahnya yang tentu saja tidak akan bisa dikibuli oleh mereka.Hendry menepis tangan Brina. Lalu duduk di sofa yang ada di kamar utamanya, "Papa sangat kenal siapa ibumu. Wanita keji yang selalu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apapun yang dia inginkan. Selama ini dia selalu mendidikmu untuk menjadi sepertinya!" Ucapa
"Sebenarnya apa yang terjadi pada papaku? Kenapa tiba-tiba dia masuk ICU lagi?" tanya Manda pada Laras yang sejak tadi terus meneteskan air matanya.Manda tidak percaya sama sekali dengan air mata yang diperlihatkan oleh ibu tirinya yang sejak dulu selalu pandai bersandiwara. Manda hanya melirik sekilas kepada Brina yang sejak tadi terus menetap kerahnya dengan tajam dan penuh permusuhan.'Ckckc! Kenapa Gadis itu bersikap seakan aku ini najis yang menjijika' batin Manda merasa kesal dengan kelakuan Brina padanya di hadapan Daniel.Brina yang sudah merampas tunangannya. Tetapi kenapa seakan-akan dia yang menjadi Penjahat di sana? Sungguh lucu! Manda sudah membulatkan hatinya bahwa dia tidak akan pernah membiarkan siapapun bermain-main lagi dengan nasibnya.'Mulai hari ini! Akulah yang akan mengendalikan kehidupanku sendiri. Tidak akan kubiarkan siapapun menyakitiku lagi tanpa permisi!' Brina cukup terkejut melihat sorot mata Manda yang memperlihatkan permusuhan dengannya.Padahal sebelu
Matteo saat ini menatap Brina yang ada disampingnya. Dia kesal sekali karena Manda sama sekali tidak datang menjenguknya. Padahal dia sudah hampir satu minggu dirawat di rumah sakit, gegara duhajar oleh anak buah Daniel tempo hari."Teleponlah kakakmu untuk datang kemari. Aku ingin bicara dengannya," pinta Matteo kepada Brina yang tentu saja menolak permintaan tersebut mentah-mentah.Brina mendengus kesal karena Matteo yang tampaknya tidak memperdulikan perasaannya. Padahal dia sangat mencintai Matteo. Dia bahkan rela bekerja sama dengan pemuda itu untuk mengakuisisi perusahaan milik ayahnya.Brina tidak tahu bahwa Matteo merencanakan itu semua untuk menekan Manda agar mau kembali kepadanya. Entah bagaimana perasaan Brina kalau suatu saat nanti dia mengetahui dirinya cuma dimanfaatkan oleh Matteo untuk mencapai keinginannya."Kamu sungguh keterlaluan! Ada Aku disini yang mendampingimu dengan setia. Kenapa kau sibuk mencari Manda yang sudah menjadi istri orang lain?" amuk Brina kesal.
Manda akhirnya menemui Matteo yang sudah menunggunya sejak tadi. Walaupun dengan hati yang dongkol dan terpaksa.Manda sudah bersiap untuk meninggalkan pemuda itu. Karena sudah hampir setengah jam dia berada di ruangan itu, tetapi Matteo tidak mengatakan apapun. Hanya terus menatapnya dengan penuh kerinduan."Kalau kau masih diam saja, sebaiknya aku pergi dari sini. Aku tidak punya waktu untuk menemani orang yang tidak ada kerjaan sepertimu!" Manda terlihat begitu kesal kepada Matteo yang selalu saja mempermainkan perasaannya sejak dulu.Matteo meminta kepada Manda untuk kembali duduk. Dia berusaha untuk menggenggam tangan Manda tetapi langsung ditepis dengan kasar. Manda tidak sudi disentuh lagi oleh laki-laki yang sudah menghianati cintanya."Manda, Aku hanya ingin kita kembali seperti dulu. Apakah bisa?" tanya Matteo dengan tatapan penuh pengharapan.Akan tetapi Manda yang sudah menyimpan amarah sejak tadi, hanya mendengus kesal kemudian pergi begitu saja dari ruangan Matteo. Manda
Daniel sedang ada di supermarket. Dia ingin membuat makan malam romantis untuk Manda. Setelah tadi dia membatalkan reservasi restoran yang sudah dipesan oleh sekretarisnya sejak tadi siang. Daniel paham kalau Manda saat ini masih galau dan dalam keadaan lemah. "Aku yakin Manda pasti akan senang dengan apa yang akan kulakukan untuk dia," Daniel memilih bahan makanan yang segar tanpa merasa risi atau malu. Pesona Daniel memang tiada lawan.Walaupun hanya menggunakan kaos oblong dan sendal jepit. Tetapi Daniel tetap mampu menghipnotis para wanita melihat ke arahnya. Daniel tetap cuek dan menikmati waktu belanja yang jarang sekali dia lakukan. Dimansion miliknya, chef terkenal selalu siap sedia memasak untuk dirinya dan Manda. Daniel sejak kecil sudah terbiasa dengan kehidupan mewah yang diberikan oleh kedua orang tuanya sejak dia lahir. Daniel belajar memasak makanan-makanan favoritnya dari chef terkenal yang sengaja dipanggil untuk bekerja di mansion tempat dia tinggal bersama istriny
"Jangan bercanda! Tidak mungkin aku hamil anakmu!" Teriak Manda histeris.Manda benar-benar tidak pernah menyangka, kalau dirinya akan mengandung keturunan Daniel Anderson yang terkenal sebagai seorang Casanova yang selalu menyakiti hati banyak wanita. Dia tidak bisa menerima nasib tersebut dan ingin merubahnya. Daniel tentu saja merasa tersinggung dengan perkataan Manda yang seakan menegaskan bahwa istrinya itu tidak sudi mengandung anaknya, darah dagingnya. Tetapi Daniel berusaha untuk menyabarkan dirinya agar tidak terpancing emosi. Karena dia ingat bahwa Manda sedang mengandung benihnya, calon keturunannya!!"Kita setiap hari melakukannya. Apa kau lupa? Aku selalu menaruh benihku di dalam. Kamu juga tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi. Apa yang tak mungkin dari kamu mengandung anakku?" tanya Daniel yang berusaha untuk tetap sabar dan melembutkan suaranya.Sungguh! Jika ada orang yang mengenal Daniel sebelum ini, pasti merasa heran dengan apa yang terjadi sekarang. Seorang Da
Daniel menatap Manda dari kejauhan yang saat ini sedang berbicara dengan Bian terlihat begitu serius tetapi Daniel tidak ingin mencari masalah dengan hadir di antara mereka berdua."Kalian awasi nyonya besar! Jangan sampai dia mengalami kesulitan apapun! Kalau ada masalah, segera laporkan semuanya padaku!" perintah Daniel kepada pengawal bayangan yang selalu mengikuti kemanapun Manda pergi."Baik, Tuan!" Daniel kemudian meninggalkan tempat itu tanpa mengatakan apapun kepada Manda. Ya, Daniel memutuskan untuk bersikap kooperatif terhadap istrinya yang meminta kebebasan selama berada di luar. Dia tidak mungkin mengekang Manda untuk selalu berada di sisinya."Tuan kita akan pergi ke mana?" tanya sang asisten memecahkan dengan diantara mereka."Aku Ingin menyepi sejenak, bisa kau carikan aku tempat yang sunyi?" tanya Daniel sambil terus memijit televisinya yang terasa begitu pening dan berdenyut nyeri.Semua masalah yang hadir dalam hidupnya amat memusingkan. Apalagi Manda yang menolak k
Daniel berhadapan dengan Bruno yang babak belur, ada seraut wajah sesal disana. "Kenapa kamu tidak bilang padaku kalau kamu sedang membantu anda untuk menurunkan panasnya?" tanya Daniel sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Bagaimana aku bisa menjelaskannya padamu, huh? Sementara kau sudah seperti banteng kesurupan. Apa selama ini kamu tidak pernah menganggapku sebagai saudaramu?" tanya Bruno sedih. Dia sebenarnya hanya menginginkan pengakuan dari Daniel. Karena bagaimanapun juga dia adalah kakaknya.Selama ini mereka hidup layaknya musuh. Kadang Bruno merasa iri kepada teman-temannya yang begitu akur dengan saudara mereka."Aku merasa cemburu ketika kau berdekatan dengan istriku. Selama ini, bukankah kamu selalu berusaha untuk merebut apapun yang Kumiliki. Ya, kan?" Manda sejak tadi hanya diam dan menyimak pembicaraan mereka. Setelah mendapatkan pengobatan dari dokter keadaan Manda sudah semakin membaik. Manda bisa makan dan berjalan-jalan di sekitar rumah.Manda merasa sen
Manda terbaring lesu di atas ranjang. Sementara Daniel keluar dari kamar mandi setelah membersihkan tubuhnya dari sisa percintaan mereka semalam. Daniel mendekat ke arah Manda yang masih bergelung di balik selimut."Sayang, Kok tumben sekali kamu masih belum bangun? Perlu aku menggendong untuk ke kamar mandi?" tanya Daniel sambil mengelus sayang wajah wanitanya.Manda menggeleng, "aku masih sangat lelah dan mengantuk. Gegara kamu!" Rengek Manda kesal. Daniel hanya tertawa melihat ekspresi wajah istrinya. "Sayang, aku mau ke kantor sebentar. Ada urusan sedikit. Nanti siang aku akan mengantarkan kamu ke dokter untuk periksa kehamilanmu. Sejak kemarin kamu muntah terus loh. Aku sangat khawatir dengan kesehatanmu!" Ucap Daniel."Aku baik-baik saja tidak perlu ke dokter. Aku hanya perlu istirahat dari lelaki mesum kayak kamu!" Sengit Manda yang masih kesal ketika dia mengingat kembali, apa yang dilakukan Daniel tadi malam kepadanya."Ya udah! Aku minta maaf ya! Sayang, Daddy kan melakukan
Daniel saat ini sedang berada di kantornya. "Apakah seumur hidup kamu belum menikah?" tanya Daniel pada asistennya yang sejak tadi hanya mendengarkan semua perkataannya."Belum pernah Tuan! Karena saya tidak punya waktu untuk berkencan dengan wanita di luar sana selain anda. Saya terlalu sibuk untuk mengurus anda dan semua masalah anda!" Daniel langsung melemparkan pulpen yang ada di tangannya karena merasa geram dengan jawaban sang asisten."Apakah itu artinya aku yang sudah membuatmu menjadi jomblo abadi? Ih, kau pintar sekali bersembunyi di balik kata-katamu. Padahal kamu yang memang ga laku di mata para gadis itu! Cih! Bikin kesal saja!" Daniel pun kemudian mengusir asistennya untuk keluar dari ruangannya."Keluar sana! Bicara denganmu hanya semakin menambah kepusingan kepalaku!" Kesal Daniel.Setelah sang asisten meninggalkannya terlihat Daniel yang terus menatap ponselnya. Daniel benar-benar merasa dipusingkan dengan tingkah Manda yang ajaib menurutnya.Jelas-jelas Daniel mengin
Manda merasakan tubuhnya begitu lemah Setelah dari tadi bolak-balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Tampaknya Manda mengalami morning sick karena kehamilannya. Daniel yang saat ini sedang berada di ruang kerjanya, terus memperhatikan apapun yang dilakukan oleh Manda melalui CCTV tersebut yang sengaja dia pasang di kediaman Manda untuk selalu memantaunya."Anakku. Kenapa kau begitu nakal? Kau membuat mommy kamu jadi begitu kesulitan. Sekarang Daddy mau tidak mau harus menemui mommymu. Karena daddy tidak tega melihat mommy kamu menderita sendirian." monolog Daniel yang kemudian beranjak dari tempat duduknya menuju keluar.Daniel pergi menuju apartemen milik Manda dengan menggunakan mobilnya sendiri tanpa bantuan supir pribadinya. "Aku harus membeli beberapa kebutuhan Manda. Hmm, dia pasti kesulitan untuk menjalani kehamilan ini sendiri. Sayang kenapa sih kamu harus bersikeras untuk meninggalkan aku? Aku benar-benar tidak sanggup untuk jauh darimu!" Begitu sampai di sebua
Manda sama sekali tidak memperdulikan peringatan yang ditunjukkan oleh ibu dan adik tirinya. Entah kenapa mereka begitu bernafsu untuk menguasai perusahaan ayahnya. Manda yang menjadi saksi perjuangan Ayah dan Ibunya di masa lalu tidak akan pernah membiarkan perusahaan itu jatuh kepada orang yang berniat untuk menghancurkannya."Kamu benar-benar seorang wanita yang tidak tahu malu. Sudah menjadi seorang istri dari lelaki triliuner dan memiliki harta yang melimpah, tapi kamu masih saja serakah dan menginginkan uang recehan yang ada di tangan kami! Cih, tak tahu malu!" Manda sama sekali tidak peduli dengan ocehan Brina yang sengaja ingin mengecoh emosinya.Dengan begitu tenang Manda mendekati Brina. "Hey, lebih tidak tahu malu yang mana, antara merebut harta yang bukan miliknya dengan mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku. Hmm? Kamu katanya wanita yang pintar dan cerdaskan? Paham sampai sini?" Manda tersenyum sini kepada Brina yang langsung melotot kepadanya. Dia marah dan kesal.
"Ada apa sih Mah?" tanya Brina begitu kesal karena di paksa pulang oleh ibunya. Padahal dia berniat untuk ke mansion Anderson demi menemui Manda sesuai keinginan Matteo.Sang ibu langsung menepuk kepala Brina. Dia kesal bukan kepalang dengan putrinya yang selalu gak sopan padanya. "Kamu harus tinggalkan Matteo. Dia sudah ga ada gunanya sama sekali. Apa kamu tahu kalau dia sudah tidak jadi ahli waris dari keluarga dia lagi." Brina melotot sempurna mendengar ucapan ibunya."Mama gila, huh? Susah payah aku mengejar dia. Sekarang setelah aku dapatkan malah aku tinggalkan?" tanya Brina kesal luar biasa.Brina langsung di keplak lagi kepalanya oleh sang ibu. "Jangan bantah! Pokoknya mama ga suka kamu masih sama dia! Putuskan dan tinggalkan dia! Jangan buang-buang waktu bersama lelaki ga punya masa depan itu!" Brina terlihat kesal bukan kepalang dengan ibunya yang sampai sekarang masih saja memperlakukan dirinya seperti anak kecil."Mama kenapa sih? Suka banget mukul-mukul kepala aku. Nanti
"Tolong kamu bujuk Manda untuk mencabut tuntutan dia di kantor polisi. Aku ga mau masuk penjara." Pinta Matteo ketika Brina mendatanginya di kantor polisi.Hari ini Matteo terpaksa datang ke kantor polisi karena mendapatkan surat panggilan paksa. Dia sudah lebih dari tiga kali mangkir dari panggilan polisi, sehingga membuat anggota polisi terpaksa menjemput paksa dirinya. Apalagi orang yang melaporkan pemuda itu adalah Daniel Anderson yang terkenal di daerah mereka.Brina terlihat mengerutkan keningnya karena tidak suka mendengar Matteo memanggil nama wanita yang sangat Dia benci seumur hidupnya. Brina masih mengingat semua kejadian di masa lalu ketika dirinya harus menahan perihnya hati karena selalu di banding-bandingkan dengan Manda oleh semua orang. Hal itu yang membuat Brina akhirnya mulai bersikap antipati dan memusuhi Manda. Awalnya dia menyukai kehadiran Manda sebagai saudara tiri, karena tidak harus kesepian lagi seperti dulu."Kenapa kamu harus menyebutkan nama Manda di depan
"Kau baik-baik saja?" tanya Bruno saat dia melintas di depan Mansion Daniel dan melihat Manda membawa kopernya dengan amarah yang begitu kentara di wajah cantiknya.Manda mengacuhkan Bruno dan berlalu begitu saja. Sementara itu Daniel yang melihat dari kejauhan memerintahkan anak buahnya untuk mengawal Manda dan memastikan keselamatannya.Daniel sudah diancam oleh Manda kalau sampai berani menghalangi kepergian dirinya dari mansion. Manda akan menggugurkan anak yang ada di dalam kandungannya. Mendengarkan ancaman itu, tentu saja nyali Daniel menciut seketika. Karena dia yang paling mengerti bahwa keluarga besarnya sudah mengharapkan dan menantikan kelahiran putranya sebagai pewaris keluarga Anderson."Pastikan dia selamat dan mendapatkan semua kemudahan. Aku ga akan memaafkanmu kalau sampai terjadi apa-apa kepada istri dan anakku. Paham?" tanya Daniel pada pengawal kepercayaannya yang selama ini selalu dia andalkan dalam segala hal."Siap, Tuan! Saya permisi!" Pamitnya dengan segera.
Manda menangis dalam pelukan Daniel. Dia amat sulit melupakan kejadian buruk yang menimpanya karena perbuatan Matteo. "Sayang, kamu harus bisa melupakan kejadian itu. Kasihan anak kita di dalam kandunganmu pasti juga akan merasakan stress jika ibunya mengalami trauma seperti ini." Daniel berusaha untuk menasehati Manda agar bisa tenang.Dia sadar bahwa semua itu adalah kesalahannya yang sudah teledor menjaga istrinya. "Seandainya saja tadi aku tidak meninggalkanmu di pesta sendiri, pasti bajingan itu tak akan berani macam-macam padamu." Sesal Daniel sambil memeluk erat tubuh Manda yang gemetar karena tangis."Laki-laki bajingan itu mungkin tidak pernah memikirkan perasaan orang lain. Dia hanyalah egois dan suka memerankan playing Victim. Aku benci dengan dia!" Manda menghapus air matanya dengan kasar.Daniel bisa melihat kebencian di matanya. Daniel bisa mengerti luka yang begitu besar yang sudah disayatkan oleh Matteo kepada istrinya. "Kita ke dokter ya? Mungkin akan bagus jika kau b