Daniel memberikan kode kepada anak buahnya untuk menyingkirkan Bruno agar menjauh dari Natalia. Entah apa yang saat ini di rasakan oleh Daniel. Satu yang pasti, Daniel tidak akan pernah membiarkan Bruno mendapatkan apa yang dia inginkan.
Mereka sudah menjadi musuh sejak lahir karena perselisihan ibu mereka saat Bruno masih dalam kandungan sang ibu yang hampir saja membuat Camelia di ceraikan suaminya demi ibunya Bruno yang sedang hamil anak haram suaminya.Daniel sampai saat ini masih membenci ayahnya yang sudah berani dan tega berkhianat dari ibunya yang sangat dia sayangi sehingga melahirkan Bruno. Daniel setiap malam harus melihat air mata ibunya yang harus merawat anak dari wanita lain yang meninggal saat melahirkan Bruno.Sejak lahir Bruno di bawah asuhan ibunya Daniel. Walaupun mereka kakak beradik tetapi yang dilakukan oleh kedua orang tuanya kepada Bruno tidaklah sama seperti yang diberikan kepada Daniel yang berstatus sebagai pewaris.Bruno sejak dulu selalu berusaha untuk bersaing dengan Daniel demi mendapatkan perhatian sang ayah. Tetapi pengaruh ibunya Daniel terlalu kuat mencengkram Anderson Corporation. Mengingat saham dari keluarga sang istri yang lebih besar dari ayahnya Daniel.Camelia yang menjabat sebagai ketua komisaris di perusahaan selalu menjegal apapun langkah yang di lakukan oleh Bruno. Camelia benar-benar melindungi status dan posisi putranya agar tidak dirongrong oleh Bruno yang selalu memperlihatkan dirinya sebagai korban dan tidak memiliki ambisi liar untuk merebut tahta Anderson Corporation.Daniel selalu dihasut oleh Camelia untuk membenci Bruno sejak dia masih kecil. Kadang Daniel bermain dengan Bruno tapi akhirnya berujung sang adik di bully oleh teman bermain Daniel yang membuat Bruno membenci Daniel yang dia pikir sengaja melakukan hal itu kepada dirinya melalui teman-teman sekolah mereka.Bruno malah semakin membenci Daniel karena mengira bahwa dirinya di bully atas perintah sang kakak yang memang menjadi penguasa di sekolah mereka maupun rumah mereka."Aku hanya ingin menghiburmu. Siapa tahu kau merasa bersedih karena kakakku menikah dengan wanita lain." senyum manis terbit di bibir Bruno yang malah menyakitkan bagi Natalia karena dia tahu arti senyum itu."Lagi pula, apa kau yakin, kalau dirimu di cintai oleh kakakku? Sehingga memenuhi kriteria untuk aku manfaatkan demi menyakiti kakakku tercinta?" tanya Bruno dengan senyum mengejek dan merendahkan gadis cantik yang sedang terluka hatinya karena cinta sepihak.Manda akhirnya ada di kamar hotel yang diberikan oleh kedua mertuanya sebagai hadiah pernikahan."Istirahatlah dan tenangkan dirimu. Jangan menghabiskan energimu untuk laki-laki jahat seperti dia. Kamu tidak tahu kalau mereka menghianatimu begitu lama?" tanya Daniel sambil berusaha untuk melepaskan dasi dan juga jas pengantinnya.Manda melirik sekilas ke arah Daniel yang kelihatan begitu acuh dengan keberadaannya di ruangan itu."Masuklah ke kamar mandi untuk berganti pakaian! Kenapa kau begitu tidak tahu malu membuka pakaianmu di hadapanku?" tanya Manda kesal dan jengah.Selama ini Manda selalu berusaha untuk menjaga dirinya dari pergaulan buruk di luar sana. Manda selalu mengikuti nasehati almarhum ibunya ketika masih hidup. Seorang wanita bernilai saat dia bisa menjaga harga diri dan kehormatannya sampai dia menikahi seorang lelaki baik yang mencintainya."Cih, kau itu 5 tahun berhubungan dengan Matteo yang brengsek tidak mungkin kan kalau kamu masih suci?" ucap Daniel sambil melangkahkan kakinya ke kamar mandi.Manda tidak peduli sama sekali dengan apapun yang dikatakan oleh laki-laki itu yang sekarang telah resmi menjadi suaminya. Manda hanya mengikuti langkah Daniel tanpa tertarik untuk menjawab ucapannya yang sudah menjudge dirinya sebagai wanita nakal hanya karena dirinya menjadi kekasih Matteo.'Biarkan saja laki-laki itu berpikir semau dia tentang aku. Aku gak perduli. Syukur-syukur kalau hal itu menjadi alasan perceraian kami suatu saat nanti. Aku akan pergi ke luar negeri setelah kami berpisah dan menjalani kehidupanku sendiri di sana tanpa gangguan siapapun!' batin Manda yang kini mulai sibuk untuk melepaskan gaun pengantinnyaTetapi Manda begitu kesulitan untuk menurunkan sleting di bagian belakang gaun pengantin miliknya. Daniel tersenyum melihat Manda yang kesulitan tetapi tetap gengsi minta tolong padanya. Padahal dia sejak tadi ada di ruangan yang sama dengan Manda."Ya ampun Kenapa sleting ini sangat sulit di jangkau tanganku? Gerah sekali rasanya dan aku ingin segera mandi!" Manda terus untuk bisa melepaskan sleting tersebut.Manda kaget bukan kepalang saat tiba-tiba saja ada tangan kekar yang membantunya untuk melepaskan kancing gaun pengantinnya. "Kau itu punya mulut bisa kan meminta bantuan kepadaku sebagai suami kamu?" tanya Daniel dengan acuh.Manda hendak protes dengan kelakuan Daniel yang selalu sukses membuat jantungnya berdegub begitu kencang. Karena dirinya yang sudah gerah dan tidak tahan untuk segera mandi, akhirnya hanya bisa melenggang pergi ke kamar mandi. Manda memilih untuk bersikap acuh pada Daniel yang hanya bisa menggeleng saja.Setelah selesai mandi, Manda menjadi bingung sendiri karena dia lupa membawa baju ganti dan juga handuk. Manda hanya mondar mandir saja di kamar mandi. Enggan untuk keluar karena takut Daniel ada di kamar mereka."Aih, sungguh ceroboh sekali kau Manda! Astaga! Bisa-bisanya hal sepele seperti ini kau lupakan?" Manda di dalam kamar mandi terus mondar-mandir dan merutuki kebodohannya sendiri.Manda berusaha untuk membuka sedikit pintu kamar mandi dan mencari keberadaan Daniel. Manda begitu lega ketika melihat kamar mereka yang terlihat sepi dan tak di dapatkan Daniel di manapun juga. Manda berpikir kalau Daniel sedang pergi keluar kamar. Makanya dia senang sekali dan segera keluar dari kamar mandi."Syukurlah kalau dia tidak ada di kamar ini dia pasti sedang mencari makan di luar. Aku harus segera bergegas keluar dari kamar sebelum dia kembali." Manda sebenarnya malu dengan kondisinya yang saat ini tidak menggunakan pakaian dan keluar secepatnya dari kamar mandi.Manda mendekati lemari untuk mengambil pakaian miliknya yang tadi pagi sudah disediakan dan ditata oleh asistennya. Manda begitu fokus dengan pakaian yang sudah dia pegang. Dan bersiap membuka handuknya.Ehem!Deg!Seketika tubuh Manda membeku ketika mendengar suara deheman seorang lelaki yang terdengar begitu dekat. Manda menolehkan pandangannya ke arah ranjang di mana saat ini Daniel sedang menatap liar ke arahnya. Manda auto berteriak kencang dan membuat Daniel sontak menutup telinganya karena berisik."Hey, kau itu seperti perawan yang baru melihat laki-laki saja!" ketus Daniel lalu memilih untuk mengalihkan pandangannya ke arah lain."Aku memang perawan. Kau mau apa?" kesal Manda yang akhirnya meraih kain apapun yang ada di hadapannya untuk menutupi tubuhnya dari tatapan liar Daniel.Daniel yang saat ini sedang bersembunyi di balik selimutnya terus menekan jantungnya yang sedang marathon. Dia tidak menyangka kalau Manda ternyata masih perawan seperti pengakuan gadis itu. 'Sungguh unik!' batin Daniel sambil tersenyum smirk.Bagi Daniel sendiri hal itu bukanlah sesuatu yang istimewa. Dia sudah biasa berbagi peluh dengan Natalia hampir setiap malam. Entah kenapa saat ini Daniel merasakan sesuatu yang berbeda ketika dia melihat Manda tanpa sehelai benang pun. "Sialan! Kenapa dia pake bangun segala?" Daniel terus merotokeh dirinya sendiri karena ternyata kalah oleh pesona seorang Manda yang dia pikir hanya gadis biasa."Aku nggak percaya kalau kau masih perawan! Matteo itu adalah langganan di klub malam. Bukan sekali dua kali aku melihat kekasihmu itu bercinta dengan kupu-kupu malam di ruangan VVIP club. So, tidak mungkinlah kamu yang sudah 5 tahun menjadi kekasihnya tidak pernah diapa-apain sama dia. Sungguh mustahil!"Deg!!Hati Manda benar-benar merasa sakit mendengar penuturan dari Daniel yang seakan merendahkan dirinya dan menyamakan dirinya dengan semua wanita yang pernah menemani Matteo di atas ranjangnya."Terserah padamu mau percaya atau tidak! Aku gak perduli dan tidak ambil pusing!" Manda lalu mengambil pakaian dan bergegas pergi ke kamar mandi.Tetapi Daniel tiba-tiba saja sudah menariknya ke atas ranjang dan menindih tubuh polosnya karena taplak meja tadi terjatuh begitu saja saat Daniel memaksa Manda ke atas ranjang."Apa yang kau lakukan? Apa kau gila?" Wajah Manda sudah pucat dan merasa ketakutan melihat tingkah Daniel yang seperti macan buas dan siap melahap dirinya."Aku harus membuktikan sendiri apa yang kau katakan tadi. Baru aku bisa percaya!" Daniel meringis lalu mulai mencium bibir Manda dengan liar.Sekujur tubuh Manda merasa lemas dan tiba-tiba saja seakan di sergap gairah yang sejak tadi berusaha di bangkitkan oleh Daniel. Daniel yang memang sudah pro dan memiliki jam terbang tinggi begitu mahir dalam membangkitkan hasrat dan gairah bercinta dalam diri Manda.Mereka berdua seketika lupa dengan perjanjian yang sudah ditandatangani oleh mereka sendiri. Daniel juga merasa bingung dengan dirinya sendiri yang tidak mampu melawan pesona seorang Manda. Ranjang panas Daniel Anderson apakah akan menggelora di malam pernikahan mereka?"Aaaaa, apa kau bisa pelan-pelan? Sakit sekali!" rengek Manda kepada Daniel yang bersikap begitu agresif terhadapnya. Itu terasa sungguh menyakitkan bagi Manda yang baru pertama kali bercinta dengan seorang lelaki.'Gila! Dia ternyata masih perawan. Ga nyangka banget! Dia masih bisa menjaga mahkota dia saat dia berhubungan dan dekat dengan Matteo yang seorang penjahat kelamin!' batin Daniel.Daniel lupa dengan dirinya sendiri yang juga memiliki tabiat yang sama seperti Matteo. Hanya saja bedanya Dia memutuskan semua hubungannya dengan wanita lain setelah dia memutuskan akan menikah dengan Manda. Daniel tidak peduli sama sekali dengan rengekan dan tangisan para wanita yang tidak mau ditinggalkan olehnya.Daniel yang royal, gagah dan tampan. Pewaris Anderson group, banyak wanita dari kalangan atas yang rela merangkak untuk naik ke atas ranjang panas miliknya. Daniel akhirnya terjatuh juga dalam buaian dan pesona seorang Manda. Daniel terlihat memeluk tubuh polos istrinya setelah percintaan mereka berdua. Manda ini sudah terlelap dalam mimpi setelah malam panjang mereka berdua.Daniel menatap wajah teduh Manda dan mengecup keningnya. Dia berterima kasih pada Manda yang sudah menjaga dirinya dari sentuhan tangan nakal lelaki lain selain dirinya."Kau sekarang adalah milikku! Aku tidak akan pernah membiarkan siapapun mendekatimu!" janji Daniel dan akhirnya memilih untuk tidur juga di samping istri halalnya.'Ya ampun! Ternyata begitu indah bercinta dengan perawan yang telah sah menjadi istriku. Selama ini aku selalu berhubungan dengan para wanita yang sudah rusak segelnya. Aih, tampaknya aku menjadi laki-laki yang beruntung karena mendapatkan wanita seperti Manda!' monolog Daniel sebelum dia benar-benar tertidur pulas.Apa yang akan terjadi keesokan hari ketika mereka berdua membuka mata?Manda membuka matanya dengan malas. Seluruh tubuhnya terasa begitu sakit dan lelah luar biasa. "Astaga! Ada apa dengan diriku? Kenapa seluruh tubuhku rasanya begitu sakit?" Monolog Manda yang masih bingung dengan dirinya sendiri.Tampaknya Manda melupakan kejadian tadi malam yang sudah dia lakukan bersama Daniel diranjang panas miliknya. Ranjang panas Daniel Anderson yang selama ini sudah banyak membuat wanita cantik takluk di bawah kuasa seorang Daniel Anderson, sang casanova!!"Apa sebenernya yang sudah terjadi padaku?" Manda memukul pelan kepalanya. Manda terus berusaha untuk mengingat kembali apa yang sudah terjadi.Saat Manda masih kebingungan, tiba-tiba saja dia dikagetkan oleh Daniel yang melingkarkan tangannya di pinggang Manda yang polos. Manda menyingkap selimut. Awalnya dia kira ada ular yang melilit tubuh polosnya."Aaaaaaaa!!! Siapa kamu?" Manda yang kaget sontak menepiskan tangan dan kaki milik Daniel yang ada di atas tubuh polosnya.
Brina pulang dan menemui ibunya. Dia mengeluhkan perbuatan Matteo yang hanya menghabiskan waktunya dengan mabuk dan marah, karena pernikahan Amanda dan Daniel yang sudah dia ketahui."Mama harus membuat Manda jauh dari Matteo! Aku tidak mau melihat dia dekat lagi dengan kekasihku! Aku ga rela melihat Matteo masih mencintai wanita kurang ajar itu!" Laras langsung membekap mulut putrinya dan membawanya masuk ke dalam kamar.Dia takut kalau suaminya mendengar apa yang dikatakan oleh putrinya, tentang anak kandungnya yang sudah dibuat menderita karena perbuatan Brina. Laras selama ini yang mengatur segala sesuatu yang dilakukan oleh Brina hingga berhasil menjerat Matteo di dalam pelukan putrinya. Laras tidak pernah merasa senang apabila Manda mendapatkan kebahagiaan. "Kamu itu kalau di rumah jangan asal bicara. Kalau ayahmu mendengarnya, itu akan bahaya untuk hidup kita." Laras memberikan peringatan kepada Brina untuk bisa sedikit berhati-hati ketika membicarakan tentang Manda.Brina men
"Rencana apa lagi yang kalian susun untuk menyakiti Manda?" tiba-tiba saja Hendry sudah ada di belakang mereka dengan tatapan datar dan dingin yang membuat Laras gemetar.Mata tuanya menatap tajam kepada mereka. Menuntut penjelasan atas segala bisik-bisik yang sejak tadi mereka lakukan. "Tidak, Pah. Kami tidak punya rencana apapun juga! Ya kan, Brina?" tanya Laras sambil memberi kode pada putri semata wayangnya.Brina sontak tersenyum dan mendekati Henry yang masih menetap mereka dengan tatapan penuh penyelidikan. "Ih, Papa kok nanyanya kayak gitu sih? Emang apa yang bisa kami rencanakan untuk Kak Manda?" tanya Brina berusaha memasang wajah tak berdosa di hadapan ayahnya yang tentu saja tidak akan bisa dikibuli oleh mereka.Hendry menepis tangan Brina. Lalu duduk di sofa yang ada di kamar utamanya, "Papa sangat kenal siapa ibumu. Wanita keji yang selalu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apapun yang dia inginkan. Selama ini dia selalu mendidikmu untuk menjadi sepertinya!" Ucapa
"Sebenarnya apa yang terjadi pada papaku? Kenapa tiba-tiba dia masuk ICU lagi?" tanya Manda pada Laras yang sejak tadi terus meneteskan air matanya.Manda tidak percaya sama sekali dengan air mata yang diperlihatkan oleh ibu tirinya yang sejak dulu selalu pandai bersandiwara. Manda hanya melirik sekilas kepada Brina yang sejak tadi terus menetap kerahnya dengan tajam dan penuh permusuhan.'Ckckc! Kenapa Gadis itu bersikap seakan aku ini najis yang menjijika' batin Manda merasa kesal dengan kelakuan Brina padanya di hadapan Daniel.Brina yang sudah merampas tunangannya. Tetapi kenapa seakan-akan dia yang menjadi Penjahat di sana? Sungguh lucu! Manda sudah membulatkan hatinya bahwa dia tidak akan pernah membiarkan siapapun bermain-main lagi dengan nasibnya.'Mulai hari ini! Akulah yang akan mengendalikan kehidupanku sendiri. Tidak akan kubiarkan siapapun menyakitiku lagi tanpa permisi!' Brina cukup terkejut melihat sorot mata Manda yang memperlihatkan permusuhan dengannya.Padahal sebelu
Matteo saat ini menatap Brina yang ada disampingnya. Dia kesal sekali karena Manda sama sekali tidak datang menjenguknya. Padahal dia sudah hampir satu minggu dirawat di rumah sakit, gegara duhajar oleh anak buah Daniel tempo hari."Teleponlah kakakmu untuk datang kemari. Aku ingin bicara dengannya," pinta Matteo kepada Brina yang tentu saja menolak permintaan tersebut mentah-mentah.Brina mendengus kesal karena Matteo yang tampaknya tidak memperdulikan perasaannya. Padahal dia sangat mencintai Matteo. Dia bahkan rela bekerja sama dengan pemuda itu untuk mengakuisisi perusahaan milik ayahnya.Brina tidak tahu bahwa Matteo merencanakan itu semua untuk menekan Manda agar mau kembali kepadanya. Entah bagaimana perasaan Brina kalau suatu saat nanti dia mengetahui dirinya cuma dimanfaatkan oleh Matteo untuk mencapai keinginannya."Kamu sungguh keterlaluan! Ada Aku disini yang mendampingimu dengan setia. Kenapa kau sibuk mencari Manda yang sudah menjadi istri orang lain?" amuk Brina kesal.
Manda akhirnya menemui Matteo yang sudah menunggunya sejak tadi. Walaupun dengan hati yang dongkol dan terpaksa.Manda sudah bersiap untuk meninggalkan pemuda itu. Karena sudah hampir setengah jam dia berada di ruangan itu, tetapi Matteo tidak mengatakan apapun. Hanya terus menatapnya dengan penuh kerinduan."Kalau kau masih diam saja, sebaiknya aku pergi dari sini. Aku tidak punya waktu untuk menemani orang yang tidak ada kerjaan sepertimu!" Manda terlihat begitu kesal kepada Matteo yang selalu saja mempermainkan perasaannya sejak dulu.Matteo meminta kepada Manda untuk kembali duduk. Dia berusaha untuk menggenggam tangan Manda tetapi langsung ditepis dengan kasar. Manda tidak sudi disentuh lagi oleh laki-laki yang sudah menghianati cintanya."Manda, Aku hanya ingin kita kembali seperti dulu. Apakah bisa?" tanya Matteo dengan tatapan penuh pengharapan.Akan tetapi Manda yang sudah menyimpan amarah sejak tadi, hanya mendengus kesal kemudian pergi begitu saja dari ruangan Matteo. Manda
Daniel sedang ada di supermarket. Dia ingin membuat makan malam romantis untuk Manda. Setelah tadi dia membatalkan reservasi restoran yang sudah dipesan oleh sekretarisnya sejak tadi siang. Daniel paham kalau Manda saat ini masih galau dan dalam keadaan lemah. "Aku yakin Manda pasti akan senang dengan apa yang akan kulakukan untuk dia," Daniel memilih bahan makanan yang segar tanpa merasa risi atau malu. Pesona Daniel memang tiada lawan.Walaupun hanya menggunakan kaos oblong dan sendal jepit. Tetapi Daniel tetap mampu menghipnotis para wanita melihat ke arahnya. Daniel tetap cuek dan menikmati waktu belanja yang jarang sekali dia lakukan. Dimansion miliknya, chef terkenal selalu siap sedia memasak untuk dirinya dan Manda. Daniel sejak kecil sudah terbiasa dengan kehidupan mewah yang diberikan oleh kedua orang tuanya sejak dia lahir. Daniel belajar memasak makanan-makanan favoritnya dari chef terkenal yang sengaja dipanggil untuk bekerja di mansion tempat dia tinggal bersama istriny
"Jangan bercanda! Tidak mungkin aku hamil anakmu!" Teriak Manda histeris.Manda benar-benar tidak pernah menyangka, kalau dirinya akan mengandung keturunan Daniel Anderson yang terkenal sebagai seorang Casanova yang selalu menyakiti hati banyak wanita. Dia tidak bisa menerima nasib tersebut dan ingin merubahnya. Daniel tentu saja merasa tersinggung dengan perkataan Manda yang seakan menegaskan bahwa istrinya itu tidak sudi mengandung anaknya, darah dagingnya. Tetapi Daniel berusaha untuk menyabarkan dirinya agar tidak terpancing emosi. Karena dia ingat bahwa Manda sedang mengandung benihnya, calon keturunannya!!"Kita setiap hari melakukannya. Apa kau lupa? Aku selalu menaruh benihku di dalam. Kamu juga tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi. Apa yang tak mungkin dari kamu mengandung anakku?" tanya Daniel yang berusaha untuk tetap sabar dan melembutkan suaranya.Sungguh! Jika ada orang yang mengenal Daniel sebelum ini, pasti merasa heran dengan apa yang terjadi sekarang. Seorang Da
Daniel berhadapan dengan Bruno yang babak belur, ada seraut wajah sesal disana. "Kenapa kamu tidak bilang padaku kalau kamu sedang membantu anda untuk menurunkan panasnya?" tanya Daniel sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Bagaimana aku bisa menjelaskannya padamu, huh? Sementara kau sudah seperti banteng kesurupan. Apa selama ini kamu tidak pernah menganggapku sebagai saudaramu?" tanya Bruno sedih. Dia sebenarnya hanya menginginkan pengakuan dari Daniel. Karena bagaimanapun juga dia adalah kakaknya.Selama ini mereka hidup layaknya musuh. Kadang Bruno merasa iri kepada teman-temannya yang begitu akur dengan saudara mereka."Aku merasa cemburu ketika kau berdekatan dengan istriku. Selama ini, bukankah kamu selalu berusaha untuk merebut apapun yang Kumiliki. Ya, kan?" Manda sejak tadi hanya diam dan menyimak pembicaraan mereka. Setelah mendapatkan pengobatan dari dokter keadaan Manda sudah semakin membaik. Manda bisa makan dan berjalan-jalan di sekitar rumah.Manda merasa sen
Manda terbaring lesu di atas ranjang. Sementara Daniel keluar dari kamar mandi setelah membersihkan tubuhnya dari sisa percintaan mereka semalam. Daniel mendekat ke arah Manda yang masih bergelung di balik selimut."Sayang, Kok tumben sekali kamu masih belum bangun? Perlu aku menggendong untuk ke kamar mandi?" tanya Daniel sambil mengelus sayang wajah wanitanya.Manda menggeleng, "aku masih sangat lelah dan mengantuk. Gegara kamu!" Rengek Manda kesal. Daniel hanya tertawa melihat ekspresi wajah istrinya. "Sayang, aku mau ke kantor sebentar. Ada urusan sedikit. Nanti siang aku akan mengantarkan kamu ke dokter untuk periksa kehamilanmu. Sejak kemarin kamu muntah terus loh. Aku sangat khawatir dengan kesehatanmu!" Ucap Daniel."Aku baik-baik saja tidak perlu ke dokter. Aku hanya perlu istirahat dari lelaki mesum kayak kamu!" Sengit Manda yang masih kesal ketika dia mengingat kembali, apa yang dilakukan Daniel tadi malam kepadanya."Ya udah! Aku minta maaf ya! Sayang, Daddy kan melakukan
Daniel saat ini sedang berada di kantornya. "Apakah seumur hidup kamu belum menikah?" tanya Daniel pada asistennya yang sejak tadi hanya mendengarkan semua perkataannya."Belum pernah Tuan! Karena saya tidak punya waktu untuk berkencan dengan wanita di luar sana selain anda. Saya terlalu sibuk untuk mengurus anda dan semua masalah anda!" Daniel langsung melemparkan pulpen yang ada di tangannya karena merasa geram dengan jawaban sang asisten."Apakah itu artinya aku yang sudah membuatmu menjadi jomblo abadi? Ih, kau pintar sekali bersembunyi di balik kata-katamu. Padahal kamu yang memang ga laku di mata para gadis itu! Cih! Bikin kesal saja!" Daniel pun kemudian mengusir asistennya untuk keluar dari ruangannya."Keluar sana! Bicara denganmu hanya semakin menambah kepusingan kepalaku!" Kesal Daniel.Setelah sang asisten meninggalkannya terlihat Daniel yang terus menatap ponselnya. Daniel benar-benar merasa dipusingkan dengan tingkah Manda yang ajaib menurutnya.Jelas-jelas Daniel mengin
Manda merasakan tubuhnya begitu lemah Setelah dari tadi bolak-balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Tampaknya Manda mengalami morning sick karena kehamilannya. Daniel yang saat ini sedang berada di ruang kerjanya, terus memperhatikan apapun yang dilakukan oleh Manda melalui CCTV tersebut yang sengaja dia pasang di kediaman Manda untuk selalu memantaunya."Anakku. Kenapa kau begitu nakal? Kau membuat mommy kamu jadi begitu kesulitan. Sekarang Daddy mau tidak mau harus menemui mommymu. Karena daddy tidak tega melihat mommy kamu menderita sendirian." monolog Daniel yang kemudian beranjak dari tempat duduknya menuju keluar.Daniel pergi menuju apartemen milik Manda dengan menggunakan mobilnya sendiri tanpa bantuan supir pribadinya. "Aku harus membeli beberapa kebutuhan Manda. Hmm, dia pasti kesulitan untuk menjalani kehamilan ini sendiri. Sayang kenapa sih kamu harus bersikeras untuk meninggalkan aku? Aku benar-benar tidak sanggup untuk jauh darimu!" Begitu sampai di sebua
Manda sama sekali tidak memperdulikan peringatan yang ditunjukkan oleh ibu dan adik tirinya. Entah kenapa mereka begitu bernafsu untuk menguasai perusahaan ayahnya. Manda yang menjadi saksi perjuangan Ayah dan Ibunya di masa lalu tidak akan pernah membiarkan perusahaan itu jatuh kepada orang yang berniat untuk menghancurkannya."Kamu benar-benar seorang wanita yang tidak tahu malu. Sudah menjadi seorang istri dari lelaki triliuner dan memiliki harta yang melimpah, tapi kamu masih saja serakah dan menginginkan uang recehan yang ada di tangan kami! Cih, tak tahu malu!" Manda sama sekali tidak peduli dengan ocehan Brina yang sengaja ingin mengecoh emosinya.Dengan begitu tenang Manda mendekati Brina. "Hey, lebih tidak tahu malu yang mana, antara merebut harta yang bukan miliknya dengan mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku. Hmm? Kamu katanya wanita yang pintar dan cerdaskan? Paham sampai sini?" Manda tersenyum sini kepada Brina yang langsung melotot kepadanya. Dia marah dan kesal.
"Ada apa sih Mah?" tanya Brina begitu kesal karena di paksa pulang oleh ibunya. Padahal dia berniat untuk ke mansion Anderson demi menemui Manda sesuai keinginan Matteo.Sang ibu langsung menepuk kepala Brina. Dia kesal bukan kepalang dengan putrinya yang selalu gak sopan padanya. "Kamu harus tinggalkan Matteo. Dia sudah ga ada gunanya sama sekali. Apa kamu tahu kalau dia sudah tidak jadi ahli waris dari keluarga dia lagi." Brina melotot sempurna mendengar ucapan ibunya."Mama gila, huh? Susah payah aku mengejar dia. Sekarang setelah aku dapatkan malah aku tinggalkan?" tanya Brina kesal luar biasa.Brina langsung di keplak lagi kepalanya oleh sang ibu. "Jangan bantah! Pokoknya mama ga suka kamu masih sama dia! Putuskan dan tinggalkan dia! Jangan buang-buang waktu bersama lelaki ga punya masa depan itu!" Brina terlihat kesal bukan kepalang dengan ibunya yang sampai sekarang masih saja memperlakukan dirinya seperti anak kecil."Mama kenapa sih? Suka banget mukul-mukul kepala aku. Nanti
"Tolong kamu bujuk Manda untuk mencabut tuntutan dia di kantor polisi. Aku ga mau masuk penjara." Pinta Matteo ketika Brina mendatanginya di kantor polisi.Hari ini Matteo terpaksa datang ke kantor polisi karena mendapatkan surat panggilan paksa. Dia sudah lebih dari tiga kali mangkir dari panggilan polisi, sehingga membuat anggota polisi terpaksa menjemput paksa dirinya. Apalagi orang yang melaporkan pemuda itu adalah Daniel Anderson yang terkenal di daerah mereka.Brina terlihat mengerutkan keningnya karena tidak suka mendengar Matteo memanggil nama wanita yang sangat Dia benci seumur hidupnya. Brina masih mengingat semua kejadian di masa lalu ketika dirinya harus menahan perihnya hati karena selalu di banding-bandingkan dengan Manda oleh semua orang. Hal itu yang membuat Brina akhirnya mulai bersikap antipati dan memusuhi Manda. Awalnya dia menyukai kehadiran Manda sebagai saudara tiri, karena tidak harus kesepian lagi seperti dulu."Kenapa kamu harus menyebutkan nama Manda di depan
"Kau baik-baik saja?" tanya Bruno saat dia melintas di depan Mansion Daniel dan melihat Manda membawa kopernya dengan amarah yang begitu kentara di wajah cantiknya.Manda mengacuhkan Bruno dan berlalu begitu saja. Sementara itu Daniel yang melihat dari kejauhan memerintahkan anak buahnya untuk mengawal Manda dan memastikan keselamatannya.Daniel sudah diancam oleh Manda kalau sampai berani menghalangi kepergian dirinya dari mansion. Manda akan menggugurkan anak yang ada di dalam kandungannya. Mendengarkan ancaman itu, tentu saja nyali Daniel menciut seketika. Karena dia yang paling mengerti bahwa keluarga besarnya sudah mengharapkan dan menantikan kelahiran putranya sebagai pewaris keluarga Anderson."Pastikan dia selamat dan mendapatkan semua kemudahan. Aku ga akan memaafkanmu kalau sampai terjadi apa-apa kepada istri dan anakku. Paham?" tanya Daniel pada pengawal kepercayaannya yang selama ini selalu dia andalkan dalam segala hal."Siap, Tuan! Saya permisi!" Pamitnya dengan segera.
Manda menangis dalam pelukan Daniel. Dia amat sulit melupakan kejadian buruk yang menimpanya karena perbuatan Matteo. "Sayang, kamu harus bisa melupakan kejadian itu. Kasihan anak kita di dalam kandunganmu pasti juga akan merasakan stress jika ibunya mengalami trauma seperti ini." Daniel berusaha untuk menasehati Manda agar bisa tenang.Dia sadar bahwa semua itu adalah kesalahannya yang sudah teledor menjaga istrinya. "Seandainya saja tadi aku tidak meninggalkanmu di pesta sendiri, pasti bajingan itu tak akan berani macam-macam padamu." Sesal Daniel sambil memeluk erat tubuh Manda yang gemetar karena tangis."Laki-laki bajingan itu mungkin tidak pernah memikirkan perasaan orang lain. Dia hanyalah egois dan suka memerankan playing Victim. Aku benci dengan dia!" Manda menghapus air matanya dengan kasar.Daniel bisa melihat kebencian di matanya. Daniel bisa mengerti luka yang begitu besar yang sudah disayatkan oleh Matteo kepada istrinya. "Kita ke dokter ya? Mungkin akan bagus jika kau b