Share

Bab 967

Widia tiba-tiba mengerutkan kening. Dia bertanya-tanya mengapa ibunya sampai sekarang masih belum sadar juga. Jika ibunya masih tidak mengubah sikapnya, sekalipun Tobi kembali, cepat atau lambat, akan terjadi masalah lagi.

Saat melihat tatapan putrinya, Yesa langsung panik bercampur kesal, "Apa maksud tatapan matamu itu? Apa kamu sungguh ingin melihat adikmu hancur begitu saja dan hanya berdiam diri?"

Kakek Muhar juga buru-buru berkata, "Widia, adikmu selalu mendukungmu selama ini. Jadi, apa pun yang terjadi, kamu harus membantunya."

"Benar. Widia, kamu harus bantu Candra," ujar Herman ikut menimpali.

Candra membuka mulutnya hendak berbicara, tetapi dia juga tidak ingin merepotkan kakaknya. Apalagi, sudah terjadi begitu banyak hal belakangan ini. Keluarganya kini sudah tidak punya hubungan apa pun lagi dengan kakak iparnya.

Namun, Candra juga tidak ingin kehilangan Julia.

Melihat tatapan semua keluarganya, Widia merasa tidak nyaman. Dia pun berkata, "Apa kalian pikir aku nggak akan mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status