Semua orang tercengang. Ayahnya Julia juga tercengang, tetapi dia masih menahan diri. Hanya saja, saat melihat isi video itu, wajahnya langsung berubah drastis.Apalagi, lebih dari satu wanita. Tak disangka, Michael akan begitu cabul. Ayahnya Julia hanya mendengar Michael terkenal dengan julukannya sebagai playboy sewaktu masih muda. Dia mengira pemuda itu mungkin sudah mengubah sifatnya. Namun, siapa sangka, akan bertambah buruk.Ibunya Julia langsung berdiri saat melihat video itu. Ekspresinya berubah drastis. Meski ayahnya Julia segera mematikan videonya, tatapan matanya berubah tegas.Apa pun yang terjadi, dia tidak akan membiarkan putrinya menikah dengan pria seperti Michael.Jika tidak, hidup putrinya pasti akan hancur.Ayahnya Julia segera menghapus video itu, kemudian mengembalikannya kepada Tobi. Dia berkata dengan nada tegas, "Terima kasih untuk videonya, tapi aku sudah menghapusnya. Aku harap kamu nggak menyimpan salinannya."Berbicara sampai di sini, dia melirik Michael sej
"Ya!""Sekalipun harus mati, aku juga tetap ingin bersamanya. Paman nggak perlu khawatir. Tanpa Keluarga Santoso pun, keluarga kami juga pasti akan melindungi Julia."Candra teringat dengan kakak iparnya, yang notabene Raja Naga.Michael tidak tahan lagi dan langsung berkata dengan dingin, "Hanya berani omong besar saja. Keluarga sampah di Kota Tawuna seperti kalian masih berani melawan Keluarga Jhonson?"Karena dia merasa sikap ayahnya Julia terlihat aneh.Candra hendak menjawab, tetapi ayahnya Julia langsung berkata, "Bagus. Candra, karena kamu punya niat ini, aku akan mengabulkannya!"Begitu kata-kata itu dilontarkan, semua orang tercengang.Siapa sangka ayahnya Julia akan mendadak membuat keputusan seperti ini. Bahkan, anggota Keluarga Santoso yang lainnya pun terkejut. Mungkinkah karena video barusan?Julia juga tertegun sejenak, karena ini semua benar-benar di luar dugaannya."Kak!"Radit tidak menahan diri lagi dan langsung berkata, "Apa yang kamu lakukan? Bagaimana nasib Keluar
Michael hanya tersenyum sinis. Dia mengambil langkah ke depan dan berkata dengan kejam, "Bocah, tunggu saja. Kamu akan menyesali apa yang kamu lakukan hari ini.""Saat itu, jangan sampai kamu berlutut di depanku dan memohon ampun. Haha ...."Mendengar tawa Michael yang penuh sindiran, apalagi ditambah dengan kalimat sebelumnya, Julia baru mengerti. Sebelum Candra sempat berbicara, dia langsung berkata dengan cemas, "Ayah, kamu ...."Tanpa menunggu putrinya menyelesaikan kata-katanya, ayahnya langsung menyela, "Julia, yang terjadi selanjutnya sudah berada di luar kendali Ayah. Bukankah Candra barusan bilang dia bisa melindungi dirinya sendiri? Selebihnya akan tergantung pada kemampuannya.""Tergantung pada kemampuannya? Dia hanya berasal dari keluarga biasa. Bagaimana dia bisa bertarung melawan Keluarga Jhonson?" kata Julia dengan khawatir."Julia, nggak perlu dibahas lagi. Kamu tahu Keluarga Jhonson itu seperti apa, 'kan? Ayahmu bisa melakukan sampai tahap ini saja sudah termasuk mempe
Wajah ayahnya Julia juga tidak terlihat bagus. Bagaimanapun, di sini masih kediaman Keluarga Santoso.Tuan Michael dan ibunya ditampar di kediaman Santoso. Sudah pasti masalah ini tidak bisa terpisahkan dari Keluarga Santoso.Dilan dan Radit juga tercengang. Untuk beberapa saat, mereka bahkan tidak sempat memberikan respons apa pun.Michael dan ibunya tampak emosi. Michael langsung memarahi mereka, "Kalian ... kalian pasti akan mati. Nggak ada seorang pun yang bisa menyelamatkan nyawa kalian. Ingat kata-kataku ini!"Sembari berbicara, Michael mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor ayahnya.Begitu melihat situasi itu, Radit langsung berkata, "Nyali kalian hebat juga. Berani sekali menampar Tuan Michael dan Nyonya Adel. Dilan, mengapa kamu masih berdiri di sana? Cepat habisi mereka."Jika mereka tidak mengambil tindakan saat ini dan menunggu bala bantuan Keluarga Jhonson datang, saat itu, bagaimana mereka bisa mengklaim jasa dari Keluarga Jhonson? Bahkan, Keluarga Jhonson mungkin a
"Lihat betapa gugup dan pengecutnya dirimu itu. Kamu masih berani datang ke sini untuk melamar Julia?"Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku hanya punya satu pertanyaan. Kapan ayahmu akan tiba?""Ini, mungkin setengah jam lagi." Meski lokasi ayahnya tidak terlalu jauh dari sini, juga akan memakan waktu.Ayahnya sudah bilang dia akan segera datang. Jelas sekali, ayahnya tidak bermaksud menyuruh orang lain untuk menghadapi Tobi, tetapi ingin melawannya sendiri."Masih harus tunggu setengah jam lagi? Lambat sekali."Tobi menggelengkan kepalanya.Semua orang tersenyum pahit. Mereka pernah bertemu dengan orang yang cari mati, tetapi ini pertama kalinya bertemu dengan orang yang begitu ingin mati. Saat ayahnya Michael datang nanti, bocah ini pasti akan mati mengenaskan.Tobi tidak peduli dengan tatapan semua orang. Dia melirik ke meja dan berkata, "Masih butuh waktu begitu lama. Kebetulan ada begitu banyak cemilan di sini.""Ayo, semuanya duduk dulu. Kita tunggu mereka sambil makan
Adel buru-buru menghindar karena panik. Sayangnya, dia tidak berhasil lolos dari lemparan kacang. Apalagi, rambutnya tergerai. Kondisinya kini bagaikan orang gila.Terlebih lagi, ada rasa sakit di wajahnya!Emosi Adel langsung meledak. Dia kemudian membentak Tobi, "Bocah, kamu tunggu saja. Aku pasti akan membuatmu menderita. Jangan harap ada yang bisa menghentikanku.""Lagi-lagi ancaman yang sama. Buah jatuh nggak jauh dari pohonnya. Kalian semua hanyalah sampah."Tobi bukan hanya tidak takut dengan ancaman itu, bahkan meremehkannya.Semua anggota Keluarga Santoso benar-benar tercengang. Dilan bahkan mulai menantikan saat-saat Tobi berakhir mengenaskan. Hal itu juga membuatnya lupa meminta ayahnya untuk membereskan Tobi.Tepat di saat itu juga, ada seorang pengawal yang masuk dan melaporkan bahwa kepala Keluarga Jhonson telah datang. Begitu mendengar itu, wajah Lukman berubah. Dia segera berjalan ke arah pintu.Tiba-tiba, ada dua orang yang terpental ke depan pintu. Mereka bukanlah ora
Lukman diam-diam menggelengkan kepalanya saat melihat adegan ini.Tamat sudah riwayat bocah ini.Dia pasti akan mati!Hampir semua orang berpikiran sama. Begitu pula dengan Julia.Hanya Candra dan Widia yang terlihat tenang. Khususnya, Widia. Dia sudah terlalu sering melihat kekuatan Tobi, jadi kecepatan seperti ini bukanlah apa-apa.Apalagi, ekspresi Tobi begitu tenang. Sudah pasti pria itu akan baik-baik saja.Benar saja. Tobi hanya mengerutkan kening. Dengan jentikan tangan kanannya, sebutir kacang kecil terbang keluar dengan cepat. Bahkan, kecepatannya tidak bisa ditangkap oleh kasat mata.Namun, kaki Guru Nanda tiba-tiba diserang. Dia seketika terjatuh ke bawah.Padahal, dia bisa menggunakan tangannya untuk menopangnya, tetapi entah kenapa, tangannya juga diserang oleh sesuatu. Dia sama sekali tidak berdaya.Tubuhnya langsung terpental dengan keras.Dalam sekejap, semua orang langsung tercengang.Padahal, barusan Guru Nanda maju ke depan dengan cepat, kemudian tangan kanannya tela
Semua orang langsung tercengang. Siapa sangka situasinya akan menjadi seperti ini?Kenapa malah Keluarga Jhonson yang mulai bertengkar sendiri?Lukman dan yang lainnya juga tercengang. Dia juga bingung dengan situasi yang terjadi. Namun, dinilai dari pertarungan barusan, dia jelas tahu Tobi tidaklah sederhana. Mungkin dialah yang membuat Guru Nanda terjatuh.Tepat di saat itu, ponsel Dilan berdering. Begitu melihat si penelepon adalah gurunya, dia tidak lanjut menyaksikan perseteruan di antara Guru Nanda dan ibunya Michael lagi. Dia buru-buru berjalan ke samping untuk mengangkat panggilan itu."Guru!""Ya, apa ayahmu ada di rumah?" Yanwar, pemilik Sasana Manggala, baru saja melewati kediaman Santoso. Dia pernah berjanji untuk membantu Lukman untuk memulihkan luka lama di tubuhnya. Lantaran kebetulan lewat, dia pun bermaksud untuk menepati janjinya."Ada, kok!"Dilan buru-buru mengangguk dan segera bertanya, "Guru, Anda punya masalah? Kalau butuh, saya bisa membantu Anda."Status guruny