"Ayah, apa kamu sungguh nggak peduli dengan masa depanku lagi? Kamu mau menghancurkan kebahagiaan putrimu sendiri?" Julia menatap ayahnya lekat-lekat. Wajahnya penuh dengan air mata.Raut wajah ayahnya Julia berubah muram. Hanya saja, ini semuanya bukanlah keputusannya seorang, tetapi juga demi menyelamatkan keluarga mereka. Jika tidak, konsekuensi menyinggung Keluarga Jhonson akan sangat buruk. Dia berkata dengan tak berdaya, "Ayah nggak memaksamu, tapi Tuan Michael adalah pasangan yang paling cocok untukmu.""Benar. Julia, Tuan Michael masih muda, tampan, dan berbakat. Ada banyak gadis dari keluarga besar di Doma yang berebut ingin menikah dengannya tapi mereka nggak punya kesempatan sama sekali. Jangan tertipu oleh pecundang itu," ucap Radit ikut menimpali."Ya. Julia, Keluarga Lianto hanya sebuah keluarga kecil, apalagi Candra juga nggak berkemampuan. Kalau kamu mengikutinya, kamu pasti melewati hari-hari yang sulit," ujar Dilan tidak mau kalah.Namun, Julia menggelengkan kepalanya
Semua orang tercengang. Dari mana asalnya pemuda ini? Apa dia sadar dengan apa yang dia katakan?Bahkan, Julia pun tercengang. Siapa ini? Dia pun melihat ke arah Candra dengan tatapan bingung. Candra pun buru-buru berkata, "Dia itu kakak iparku."Mendengar itu, Julia tertegun sejenak. Inikah kakak ipar yang disebut Keluarga Lianto sebelumnya? Kakak iparnya tidak terlihat menakutkan sama sekali. Dia tampak seperti orang biasa yang mudah didekati.Dilan tidak tahan lagi dan tersenyum sinis, "Bocah, kamu pikir kamu itu siapa? Memangnya ada yang menyuruhmu berbicara di sini?""Tentu saja!""Perkenalkan, namaku Tobi Yudistira, kakak iparnya Candra. Alasan kami datang ke sini kali ini bukanlah untuk membawa pergi Julia."Tobi mengabaikan tatapan hina dari semua orang dan hanya berkata dengan tenang, "Sebaliknya, kami ingin menguji apa Julia benar-benar pantas untuk Candra."Begitu mendengar itu, semua orang langsung terdiam.Apa dia sadar apa yang dia katakan barusan?Kamu kira kamu itu siap
Semua orang tercengang. Ayahnya Julia juga tercengang, tetapi dia masih menahan diri. Hanya saja, saat melihat isi video itu, wajahnya langsung berubah drastis.Apalagi, lebih dari satu wanita. Tak disangka, Michael akan begitu cabul. Ayahnya Julia hanya mendengar Michael terkenal dengan julukannya sebagai playboy sewaktu masih muda. Dia mengira pemuda itu mungkin sudah mengubah sifatnya. Namun, siapa sangka, akan bertambah buruk.Ibunya Julia langsung berdiri saat melihat video itu. Ekspresinya berubah drastis. Meski ayahnya Julia segera mematikan videonya, tatapan matanya berubah tegas.Apa pun yang terjadi, dia tidak akan membiarkan putrinya menikah dengan pria seperti Michael.Jika tidak, hidup putrinya pasti akan hancur.Ayahnya Julia segera menghapus video itu, kemudian mengembalikannya kepada Tobi. Dia berkata dengan nada tegas, "Terima kasih untuk videonya, tapi aku sudah menghapusnya. Aku harap kamu nggak menyimpan salinannya."Berbicara sampai di sini, dia melirik Michael sej
"Ya!""Sekalipun harus mati, aku juga tetap ingin bersamanya. Paman nggak perlu khawatir. Tanpa Keluarga Santoso pun, keluarga kami juga pasti akan melindungi Julia."Candra teringat dengan kakak iparnya, yang notabene Raja Naga.Michael tidak tahan lagi dan langsung berkata dengan dingin, "Hanya berani omong besar saja. Keluarga sampah di Kota Tawuna seperti kalian masih berani melawan Keluarga Jhonson?"Karena dia merasa sikap ayahnya Julia terlihat aneh.Candra hendak menjawab, tetapi ayahnya Julia langsung berkata, "Bagus. Candra, karena kamu punya niat ini, aku akan mengabulkannya!"Begitu kata-kata itu dilontarkan, semua orang tercengang.Siapa sangka ayahnya Julia akan mendadak membuat keputusan seperti ini. Bahkan, anggota Keluarga Santoso yang lainnya pun terkejut. Mungkinkah karena video barusan?Julia juga tertegun sejenak, karena ini semua benar-benar di luar dugaannya."Kak!"Radit tidak menahan diri lagi dan langsung berkata, "Apa yang kamu lakukan? Bagaimana nasib Keluar
Michael hanya tersenyum sinis. Dia mengambil langkah ke depan dan berkata dengan kejam, "Bocah, tunggu saja. Kamu akan menyesali apa yang kamu lakukan hari ini.""Saat itu, jangan sampai kamu berlutut di depanku dan memohon ampun. Haha ...."Mendengar tawa Michael yang penuh sindiran, apalagi ditambah dengan kalimat sebelumnya, Julia baru mengerti. Sebelum Candra sempat berbicara, dia langsung berkata dengan cemas, "Ayah, kamu ...."Tanpa menunggu putrinya menyelesaikan kata-katanya, ayahnya langsung menyela, "Julia, yang terjadi selanjutnya sudah berada di luar kendali Ayah. Bukankah Candra barusan bilang dia bisa melindungi dirinya sendiri? Selebihnya akan tergantung pada kemampuannya.""Tergantung pada kemampuannya? Dia hanya berasal dari keluarga biasa. Bagaimana dia bisa bertarung melawan Keluarga Jhonson?" kata Julia dengan khawatir."Julia, nggak perlu dibahas lagi. Kamu tahu Keluarga Jhonson itu seperti apa, 'kan? Ayahmu bisa melakukan sampai tahap ini saja sudah termasuk mempe
Wajah ayahnya Julia juga tidak terlihat bagus. Bagaimanapun, di sini masih kediaman Keluarga Santoso.Tuan Michael dan ibunya ditampar di kediaman Santoso. Sudah pasti masalah ini tidak bisa terpisahkan dari Keluarga Santoso.Dilan dan Radit juga tercengang. Untuk beberapa saat, mereka bahkan tidak sempat memberikan respons apa pun.Michael dan ibunya tampak emosi. Michael langsung memarahi mereka, "Kalian ... kalian pasti akan mati. Nggak ada seorang pun yang bisa menyelamatkan nyawa kalian. Ingat kata-kataku ini!"Sembari berbicara, Michael mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor ayahnya.Begitu melihat situasi itu, Radit langsung berkata, "Nyali kalian hebat juga. Berani sekali menampar Tuan Michael dan Nyonya Adel. Dilan, mengapa kamu masih berdiri di sana? Cepat habisi mereka."Jika mereka tidak mengambil tindakan saat ini dan menunggu bala bantuan Keluarga Jhonson datang, saat itu, bagaimana mereka bisa mengklaim jasa dari Keluarga Jhonson? Bahkan, Keluarga Jhonson mungkin a
"Lihat betapa gugup dan pengecutnya dirimu itu. Kamu masih berani datang ke sini untuk melamar Julia?"Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku hanya punya satu pertanyaan. Kapan ayahmu akan tiba?""Ini, mungkin setengah jam lagi." Meski lokasi ayahnya tidak terlalu jauh dari sini, juga akan memakan waktu.Ayahnya sudah bilang dia akan segera datang. Jelas sekali, ayahnya tidak bermaksud menyuruh orang lain untuk menghadapi Tobi, tetapi ingin melawannya sendiri."Masih harus tunggu setengah jam lagi? Lambat sekali."Tobi menggelengkan kepalanya.Semua orang tersenyum pahit. Mereka pernah bertemu dengan orang yang cari mati, tetapi ini pertama kalinya bertemu dengan orang yang begitu ingin mati. Saat ayahnya Michael datang nanti, bocah ini pasti akan mati mengenaskan.Tobi tidak peduli dengan tatapan semua orang. Dia melirik ke meja dan berkata, "Masih butuh waktu begitu lama. Kebetulan ada begitu banyak cemilan di sini.""Ayo, semuanya duduk dulu. Kita tunggu mereka sambil makan
Adel buru-buru menghindar karena panik. Sayangnya, dia tidak berhasil lolos dari lemparan kacang. Apalagi, rambutnya tergerai. Kondisinya kini bagaikan orang gila.Terlebih lagi, ada rasa sakit di wajahnya!Emosi Adel langsung meledak. Dia kemudian membentak Tobi, "Bocah, kamu tunggu saja. Aku pasti akan membuatmu menderita. Jangan harap ada yang bisa menghentikanku.""Lagi-lagi ancaman yang sama. Buah jatuh nggak jauh dari pohonnya. Kalian semua hanyalah sampah."Tobi bukan hanya tidak takut dengan ancaman itu, bahkan meremehkannya.Semua anggota Keluarga Santoso benar-benar tercengang. Dilan bahkan mulai menantikan saat-saat Tobi berakhir mengenaskan. Hal itu juga membuatnya lupa meminta ayahnya untuk membereskan Tobi.Tepat di saat itu juga, ada seorang pengawal yang masuk dan melaporkan bahwa kepala Keluarga Jhonson telah datang. Begitu mendengar itu, wajah Lukman berubah. Dia segera berjalan ke arah pintu.Tiba-tiba, ada dua orang yang terpental ke depan pintu. Mereka bukanlah ora
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K