"Melindungi Tuan?""Ada kami di sini, memangnya dia bisa terjadi apa?" Devi mendengus dingin, "Selain itu, kamu sebut pria lemah seperti dia sebagai tuanmu?"Dia sengaja memanas-manasi Pandu. Lantaran dia tidak bisa menemukan kebenaran dari mulut Tobi, siapa tahu Pandu bisa jatuh dalam jebakannya?Benar saja. Melihat Devi berani meremehkan tuannya, Pandu langsung marah dan berkata dengan suara tegas, "Kamu berani memandang rendah kemampuan tuanku ....""Pandu!""Sudahlah!"Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Buat apa kamu berdebat dengan seorang wanita?"Pandu begitu patuh dengan perintah Tobi. Dia langsung menutup mulutnya rapat-rapat.Baginya, kata-kata Tobi adalah perintah yang harus dia laksanakan.Hal ini tentunya membuat Devi bertambah marah. Buat apa berdebat dengan seorang wanita? Apa maksudnya? Apa dia mau bilang Devi keterlaluan dan tidak kompeten?Nggak, aku nggak boleh marah. Kalau aku makin marah, dia akan makin senang,' pikir Devi dalam hati. Dia pun berkata dengan
Pak Zainal menggelengkan kepalanya, lalu menjawab, "Bukannya aku nggak mau memberitahumu, tapi aku juga nggak tahu siapa dia. Aku hanya tahu, dia punya pengaruh yang sangat hebat.""Seberapa hebat?" tanya Devi dengan penasaran. Paman Zainal pasti punya sedikit informasi tentang Tobi, jadi dia masih berusaha mengorek informasi itu darinya.Pak Zainal bertanya balik, "Seberapa hebat, ya? Hmm, kamu masih ingat Keluarga Hutama, salah satu dari empat keluarga besar di Kota Tawuna?""Tentu saja. Demi menjatuhkan Keluarga Hutama, Paman Zainal sudah membuat rencana dari dulu.""Aku memang sudah merencanakannya dari dulu, tapi Keluarga Hutama bukanlah keluarga yang bisa aku taklukkan dengan mudah, bahkan Pak Hendro sendiri pun nggak bisa mengatasinya. Semua ini berkat bantuan Tuan Tobi.""Masa? Memangnya apa yang telah dia lakukan?""Kamu nggak perlu tahu masalah ini. Pokoknya, ingat saja. Jangankan aku, bahkan kalau Pak Hendro bertemu dengannya, Pak Hendro juga harus bersikap sopan, bahkan hor
"Baiklah kalau begitu!"Devi tidak bertanya lebih lanjut lagi dan langsung melepaskannya.Lantaran dia tahu pria ini sangat pintar bersilat lidah. Dia juga menyembunyikan rahasianya rapat-rapat, jadi jangan harap Devi bisa mengorek informasi darinya.Sesampainya di luar, Pandu sudah menunggunya. Dia pun segera mengantar Tobi pulang."Tuan, sekarang mau ke mana?" tanya Pandu."Vila Distrik Terra 1 saja!"Sembari berbicara, Tobi segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor Widia. Seharusnya wanita itu sudah sadar, apalagi setelah ditunda lama oleh Devi di sini.Benar saja. Tak butuh waktu lama, Widia sudah mengangkat teleponnya."Widia, bagaimana kondisimu? Baik-baik saja, 'kan?" tanya Tobi dengan khawatir."Aku baik-baik saja. Kamu nggak perlu khawatir.""Baguslah. Kalau begitu, aku nggak pulang hari ini, ya." Tobi merasa tubuhnya telah terluka parah, jadi dia harus menemukan cara agar bisa pulih secepat mungkin."Kamu nggak datang menjengukkku?" Nada suara Widia dipenuhi dengan
Sebenarnya, Tobi juga menyadari nada bicara Widia yang tidak senang, tetapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Yang paling penting sekarang adalah memulihkan kembali kekuatannya. Jadi, dia tidak punya waktu untuk mengurus hal lain.Pertarungan beberapa kali itu telah berdampak buruk pada tubuhnya.Jika dari awal dia telah beristirahat dan berkultivasi selama beberapa hari, semuanya pasti akan kembali normal. Sekarang, dia bahkan tidak yakin kekuatannya bisa kembali ke tingkat puncak seperti semula.Kecuali dia bisa mendapatkan Energi Sembilan Bulan di dalam tubuh Jessi.Namun, dia tidak mungkin melakukan hal seperti itu.Entah itu karena kesucian Jessi atau karena dia tidak ingin mengecewakan Widia, pokoknya, dia tidak akan melakukan hal seperti itu.Oleh karena itulah, Tobi tidak boleh menganggap enteng dengan langkah yang akan dia lakukan selanjutnya.Dengan adanya Pandu yang melindunginya, Tobi merasa sangat rileks. Tak lama setelah menutup matanya, dia sudah tertidur pulas di mob
"Tentu saja. Bukankah Sekte Setan hanyalah tempat yang diperuntukkan untuk menampung orang-orang jahat?" ucap Tobi sambil mendengus dingin."Lancang sekali!"Tetua itu tiba-tiba marah dan berkata, "Nak, kamu cari mati!""Kalau aku nggak bicara, memangnya kalian nggak akan membunuhku?"Tobi tersenyum sinis dan berkata, "Selain sekelompok orang yang nggak manusiawi seperti kalian, siapa lagi yang bisa melakukan pembakaran panti asuhan itu?""Kamu cari mati!"Tetua itu benar-benar marah. Dia melambaikan tangan kanannya, memberi isyarat kepada dua ahli bela diri di belakangnya agar segera turun tangan.Lantaran Raja Setan sudah berpesan, jika identitas Tomi sudah dikonfirmasi, mereka harus melepaskan nyawanya. Situasinya berbeda sekarang. Tomi mungkin memiliki harta karun yang tiada taranya yang tersimpan dalam tubuhnya.Begitu melihat itu, Pandu segera mengambil langkah ke depan dan berdiri di depan Tobi.Tobi langsung memberi perintah, "Habisi mereka!"Pandu agak terkejut. Dia mengira di
Wajah tetua itu berubah drastis. Ada rasa takut yang melekat dalam hatinya. Dia bisa merasakan dengan jelas, jika dia tidak bekerja sama, Pandu pasti akan membunuhnya langsung.Apalagi, kekuatan Pandu begitu menakutkan. Bahkan, dua ahli bela diri yang dibawanya pun sudah meninggal.Namun, dia masih memperlihatkan ekspresi tenang di wajahnya."Kamu seharusnya dengar apa yang barusan kukatakan, 'kan?" kata Tobi dengan nada datar."Ya."Wajah tetua itu berubah gelap. Dia ingin melawan, tetapi dia tidak berani.Lantaran dia tahu, berdasarkan tindakan lawan yang tanpa ampun barusan itu, jika dia melakukan kesalahan, dia mungkin akan kehilangan nyawanya."Bagus. Kalau begitu, katakan kepadaku, siapa yang memerintahkan kalian untuk membuat kebakaran di panti asuhan?" tanya Tobi.Begitu pertanyaan itu muncul, ekspresi tetua berubah lagi."Pikirkan baik-baik sebelum menjawab. Kalau kamu sudah nggak ada gunanya bagiku, jangan salahkan tindakanku kejam," ujar Tobi."Raja Setan!"Tetua itu tidak p
"Jangan buru-buru!""Meski kekuatanmu telah meningkat, masih sulit bagimu untuk menyusup ke Sekte Setan sendirian." Tobi menggelengkan kepalanya dan menolak. Kekuatan Pandu saat ini masih berada di tingkat awal Guru Besar.Sekalipun mengerahkan seluruh kekuatannya, Pandu juga hanya mampu menghadapi Guru Besar tingkat menengah. Belum lagi, kalau lawannya itu Guru Besar tingkat akhir, dia akan kewalahan. Selain itu, Sekte Setan berbeda dari tempat biasa dan memiliki banyak jebakan."Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Pandu."Kita tunggu dulu dan lihat apa yang akan terjadi.""Raja Setan sudah memerintahkan mereka untuk mulai melawanku. Tampaknya, dia sudah meragukan identitasku. Begitu orang-orang yang dia utus nggak kembali, dia pasti akan mendatangkan orang-orang yang lebih hebat lagi ke depannya," ucap Tobi."Lantas, apa yang harus kita lakukan. Tuan, bagaimana dengan luka Anda?" Lantaran Tobi tidak menyembunyikannya, Pandu juga telah menyadarinya."Nggak apa-apa!""Ka
Anggota Keluarga Lianto sudah mengatur segalanya dengan baik, bahkan mereka juga telah menyiapkan obat.Apalagi, ini adalah obat yang sangat ampuh yang diperoleh Kakek Muhar melalui koneksinya.Bahkan, orang hebat pun bisa kehilangan akal sehat. Sekalipun memiliki seni bela diri dan fisik yang kuat, Tobi juga akan menjadi korban dari obat ini.Sekitar jam enam sore, Tobi kembali ke rumah. Namun, setelah masuk, dia tidak melihat bayangan Widia. Yang dia lihat hanya Martha, adik sepupunya Widia yang dia jemput kemarin.Penampilan Martha hari ini sedikit berbeda dari sebelumnya. Dia mengenakan kemeja putih, yang membuat bagian dadanya terlihat mencolok.Dia memadukannya dengan rok hitam yang sangat pendek.Rok itu sepenuhnya memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah, apalagi pinggangnya yang begitu ramping, membuat begitu kontras dengan bagian dadanya.Selain itu, sepasang kaki jenjangnya juga seputih susu.Melihat Martha berpakaian seperti itu di rumah, Tobi merasa agak aneh. Namun, dia a
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K