Share

Bab 655

Penulis: Anak Ketiga
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Setelah sibuk sepanjang hari, Tobi langsung pergi beristirahat.

Dia tidak tahu ada orang yang tengah mengincarnya.

Setelah Inggit kembali, dia langsung mengeluh kepada ayahnya, mengatakan betapa sombongnya kelakuan Tobi hari ini, bahkan pria itu berani meremehkan ayahnya.

Tidak tahan melihat putrinya ditindas seperti itu, Rizal langsung marah.

Dia langsung memerintahkan anak buahnya untuk menyingkirkan Tobi beserta Grup Lianto.

Keesokan harinya. Tobi bangun pagi-pagi sekali dan sudah sampai di perusahaan pada jam setengah sembilan.

Begitu karyawan-karyawan berpapasan dengannya, mereka langsung menyapanya dengan sopan. Tobi bergegas menuju ruangannya Widia. Mereka berdua pun mendiskusikan dan mengkonfirmasi masalah Grup Maharta.

Selanjutnya, mereka juga membahas masalah manajemen departemen penjualan.

Bagaimanapun, Tobi kini akan mengelola Grup Maharta dan menjabat sebagai direktur baru. Tentu saja, dia tidak punya waktu untuk menangani masalah di sini lagi, jadi jabatan direktur penjua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Jafar
ini yg dipromosikan susan atau Sinta? karena di bab selanjutnya ada pembahasan susan..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 656

    Tobi melirik mereka berdua sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, "Kalian nggak perlu gugup. Aku cari kalian hari ini lantaran ingin mengumumkan kabar baik.""Kabar baik?""Pak Tobi, jangan menipuku. Aku sudah menunggu kabar baik darimu setiap hari," ucap Shinta sambil berpura-pura marah.Pakaian yang dikenakan Susan hari ini sangat seksi, ditambah dengan sikapnya yang menggemaskan, Tobi hampir tidak bisa menahan diri dan buru-buru berkata, "Tenang saja, kali ini sungguh ada kabar baik."Sebenarnya Shinta hanya tidak ingin suasananya kaku, itu sebabnya dia bercanda. Mendengar tanggapan Tobi, dia pun bertanya dengan, "Pak Tobi, kamu serius?""Tentu saja!""Hari ini, aku sengaja menyuruhmu datang untuk memberitahumu kalau aku akan mempromosikanmu," kata Tobi."Mempromosikanku?"Shinta tertegun sejenak. Bukankah direktur penjualan saat ini masih dipegang oleh Tobi? Apalagi dia sekarang masih menjadi ketua tim. Selain itu, bukankah masih ada Leo?"Benar!""Leo, bagaimana perasaanmu menjad

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 657

    Setelah termenung beberapa saat, barulah Leo tersadar dan buru-buru berkata, "Terima kasih, Kak Tobi. Kalau bukan karena dukungan Anda, saya masih seorang staf penjualan biasa.""Pokoknya, mulai sekarang, asalkan Kak Tobi memberi perintah, sekalipun harus mengarungi lautan api, aku juga nggak akan ragu sedikit pun.""Mengarungi lautan api? Lupakan saja. Asal kamu punya niat saja."Tobi berkata dengan nada datar, "Jujur saja, alasan kami mengangkat Shinta kali ini juga karena khawatir kamu masih belum cukup berpengalaman, jadi biar dia yang membantu meringankan bebanmu.""Jadi, kalau kamu ingin mengamankan posisi ini, kamu harus bekerja lebih keras lagi. Kalau nggak, posisi ini mungkin akan direbut oleh Shinta.""Pak Tobi, kenapa kamu melakukan ini? Apa kamu nggak takut kami berselisih gara-gara masalah ini?" tanya Shinta."Kak Shinta, tenang saja!"Leo buru-buru menanggapi, "Aku tahu sifatmu, apalagi selama ini kamu kerap menjagaku. Aku yakin kerja sama kita akan berlanjut dengan baik.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 658

    Menghadapi pertanyaan resepsionis, Devi langsung memperlihatkan kartu identitas polisinya sambil berkata, "Kami datang ke sini untuk mencari Tobi. Dia dicurigai telah melakukan perkelahian massal."Resepsionis terkejut, lalu buru-buru berkata, "Anda tunggu sebentar, saya akan mengonfirmasi hal ini lebih dulu." Lantaran Tobi sekarang bukan lagi karyawan biasa, dia tidak berani sembarangan menyuruh mereka masuk.Namun, demi memastikan tidak terjadi kesalahan, Devi tidak peduli begitu banyak dan langsung masuk ke dalam. Begitu sampai di dalam, dia mencari orang dan bertanya dengan dingin, "Di mana Tobi?"Karyawan-karyawan di dalam tampak terkejut, lalu menunjuk ruangan Tobi dengan jujur.Saat ini, Tobi telah menerima kabar itu dari resepsionis. Dia baru saja berjalan keluar dari ruangannya dan langsung berpapasan dengan Devi beserta rekannya yang tengah mencarinya."Tobi!""Sudah kubilang, kita pasti akan bertemu lagi. Hanya saja, aku nggak sangka akan secepat ini."Saat teringat ekspresi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 659

    Bukan hanya Tobi memprovokasi Devi dan mengatakan dia akan segera kembali, tetapi sekarang Widia juga mengucapkan kata-kata provokatif seperti itu.Devi terlihat emosi. Sorot matanya dipenuhi amarah. Dia menatap dingin Widia, lalu berkata, "Aku sudah menangkapnya, kecuali dia benar-benar nggak melanggar hukum, kalau nggak, jangan harap ada yang bisa melepaskannya."Usai meninggalkan kata-kata itu, dia langsung membawa Tobi beserta rekan-rekannya berlalu dari sana.Ekspresi wajah Widia berubah. Dia langsung bertanya kepada orang di sebelahnya. Barulah dia tahu Tobi ditangkap karena masalah Hugo kemarin.Bukankah ini gara-gara Widia lagi? Hanya saja, Widia tidak menyangka Hugo akan menuntut Tobi.Tidak bisa, dia harus mencari tahu masalah ini dengan jelas.Namun, di saat ini, ponsel Widia berdering. Kakeknya menelepon."Kakek!""Widia, segera pulang sekarang juga." Nada Kakek Muhar seolah-olah sedang memerintahnya."Ada apa? Aku lagi sibuk, nggak bisa pulang.""Sesibuk apa pun, kamu haru

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 660

    Beliau bahkan menyuruh Darel untuk bertemu dengan cucu teman lamanya. Apa dia tak sadar status Darel? Sudah berapa banyak wanita cantik yang berinisiatif melemparkan diri mereka ke pelukannya, sekarang perlukah dia datang melihat putri dari keluarga rendahan seperti ini?Bisa dikatakan, Kakek Basri sangat baik kepada Kakek Muhar, dia masih mengingat persahabatan lamanya. Dia bahkan berharap Widia bisa bersama dengan cucunya.Namun, itu juga kalau cucunya tertarik dengan Widia. Kalau tidak, dia juga tak akan memaksanya.Kakek Muhar terkejut, lalu bertanya dengan penasaran, "Tuan Darel, entah keluarga mana yang begitu bodoh dan berani memprovokasi Anda?""Huh! Keluarga Saswito!"Darel mendengus dingin. Dia tidak menyangka Keluarga Saswito akan begitu bodoh. Beraninya mereka melawannya hanya demi seorang wanita? Bukankah itu hanya masalah sepele saja?Tunggu saja! Kali ini, dia datang ke sini hanya untuk memberikan kesempatan terakhir kepada Keluarga Saswito.Kalau mereka masih berani men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 661

    Menyadari tatapan Darel yang terpesona, Kakek Muhar dan lainnya diam-diam tersenyum. Kemungkinan besar, rencana mereka akan berhasil. Dia pun buru-buru berkata, "Tuan Darel, mari kukenalkan dulu, ini cucuku, Widia.""Dialah direktur Grup Lianto saat ini dan bertanggung jawab menangani perusahaan sepenuhnya."Mendengar kata-kata itu, barulah Darel terhenyak. Kali ini, dia tidak lagi sombong seperti sebelumnya. Dia melangkah maju dan menyapa dengan antusias, "Halo, Nona Widia. Tak disangka, Anda cantik sekali, bahkan melebihi kecantikan seorang bidadari."Sembari berbicara, dia mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan dengan Widia.Namun, Widia sedikit ragu. Terakhir, dia tidak menerima jabatan tangan Darel.Ibunya Widia segera mengingatkannya, "Kenapa diam saja? Ini Tuan Darel, tuan muda Keluarga Capaldi di Jatra. Cepat beri salam kepadanya."Darel buru-buru menyela, "Nggak masalah. Lagi pula, ini pertemuan pertama kami, Nona Widia mungkin gugup. Ayo duduk sambil ngobrol."Sepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 662

    "Tobi, mentang-mentang ada yang mendukungmu dari belakang, kamu pikir kali ini kamu masih bisa lolos?" Pertanyaan Devi ini jelas sebuah jebakan."Nggak, lagian aku nggak pernah bilang ada yang mendukungku.""Lantas, mengapa kamu begitu yakin ada orang yang bisa menjamin kamu keluar?""Aku juga nggak bilang begitu. Aku bisa begitu yakin karena aku nggak melakukan hal ilegal apa pun, jadi sudah pasti aku bisa keluar," ucap Tobi sambil tersenyum.Mendengar itu, Devi diam-diam mengutuk dalam hati, 'Bocah ini licik. Dia tidak mau membocorkan apa pun.' Setelah itu, dia berkata dengan dingin, "Kamu memang bisa lolos sebelumnya, tapi kali ini, kami punya saksi dan bukti kuat. Aku mau lihat, bagaimana kamu berkelit lagi?"Tobi tersenyum dan berkata, "Bu Devi, kamu mau bertaruh? Andai aku nggak bisa keluar dari kantor polisi hari ini, aku akan menuruti semua perkataanmu mulai sekarang.""Kamu yakin?" ucap Devi sambil tersenyum sinis. Berdasarkan kemampuannya, ditambah dengan bukti yang menunjukk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 663

    Yudi meletakkan teleponnya tak berdaya. Ayahnya menatapnya dengan penuh harap, seolah-olah ingin tahu apa yang dikatakan oleh Tobi.Lantaran beberapa panggilan sebelumnya tidak diangkat, kali ini, Yudi tidak menyalakan pengeras suara, akibatnya orang di sebelahnya tidak bisa mendengar pembicaraan mereka dengan jelas."Tuan Tobi bilang, hubungi dia begitu Darel datang ke sini."Yudi terlihat tak berdaya."Begitu lagi?"Burhan tersenyum pahit dan berkata pasrah, "Ya sudahlah, kita hanya bisa menuruti kata-kata Tuan Tobi. Lagi pula, setelah Tuan Darel sampai di Kota Tawuna, dia juga masih belum mencari kita. Kelihatannya, dia masih menunggu kita mengalah.""Itu sebabnya, kita punya waktu untuk menunggu bantuan Tuan Tobi.""Tapi aku khawatir Tobi tiba-tiba berubah pikiran. Kalau dia nggak muncul, kita akan mendapat masalah.""Nggak mungkin."Yudi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku percaya Kak Tobi akan menepati janjinya."Sementara itu, Devi juga khawatir kalau Tobi merencanakan ses

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1434

    Sembari berbicara, dia menunjuk ke arah Isander. Yang kepalanya terkulai dan tidak bisa diangkat sama sekali.Wajah Kinan dan adiknya berubah drastis. Mereka baru saja menyaksikan keganasan pria ini. Apalagi, niat membunuh yang terpancar dari tubuh pria lain telah membuat mereka ketakutan.Khususnya, Miya. Dia buru-buru menjelaskan, "Ya, kamilah yang membuat rencana untuk menjebakmu!""Kak Isander menyukai wanita di sampingmu. Jadi, kami berakting di sini untuk merusak reputasimu. Sekaligus memamerkan kekuatan dan ketampanannya di depan mereka. Dengan begitu, mereka pasti akan terpikat dan bersedia untuk menjadi wanitanya Kak Isander."Miya tidak tanggung-tanggung. Dia langsung menceritakan semua rencana mereka.Wajah Isander berubah pucat pasi. Dia ingin mencekik Miya sekarang juga. Sekalipun dipaksa mengatakan yang sebenarnya, dia juga tidak perlu menjelaskan begitu detail seperti itu, 'kan?Apalagi, kata-katanya begitu tidak enak didengar.Miya barusan bilang 'mereka'?Isander berha

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1433

    Begitu kata-kata ini dilontarkan, semua orang kembali terkejut dan juga ketakutan.Tobi ini benar-benar sudah gila.Raut wajah Vara berubah muram. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Kalau dia pergi begitu saja, bukankah akan sangat memalukan?Namun, jika dia tidak pergi, bocah ini mungkin akan memukulnya. Saat itu, akan lebih memalukan lagi.Apalagi saat ini, dua pramugari lainnya juga muncul di sana. Mereka bahkan melihat adegan yang membuatnya malu.Lastri, yang duduk di samping Yaldora juga memperhatikan adegan ini. Dia marah sekali. Dia langsung protes dengan suara kecil, "Nona, kamu lihat itu? Dia mengandalkan kekuatan tingkat Guru Besar-nya untuk menindas orang-orang ini dan bertindak arogan seperti itu.""Dia nggak tahu malu sekali. Nona, apa kamu nggak mau memberinya pelajaran?"Ekspresi Yaldora berubah. Dia berkata dengan nada dingin, "Arogan apanya? Memangnya harus membiarkan orang lain menjebaknya dan nggak melawan?""Apa dia sedang melawan? Kalau ingin melawan, seharusnya di

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1432

    "Kamu yakin? Apa kamu tahu siapa aku?""Bukankah kamu barusan sudah bilang? Tuan muda Keluarga Yudistira dari Jatra, 'kan?""Benar. Kamu sudah tahu identitasku, tapi masih berani lancang seperti itu? Kamu nggak takut mati mengenaskan?" tanya Isander dengan nada geram.Padahal, dia keluar untuk memamerkan kehebatannya. Namun, siapa sangka, harga dirinya malah diinjak-injak berulang kali. Hal ini tentu membuatnya makin benci kepada Tobi.Namun, bocah ini agak aneh. Miya mengira dia menyerang secara diam-diam, tetapi dia tahu lawan sangat terampil. Setidaknya, gerakannya sangat cepat.Saat bocah itu menyerangnya barusan, kecepatannya sangatlah gesit."Kenapa harus takut?"Ekspresi wajah Tobi tampak datar. "Apa Keluarga Yudistira begitu hebat?""Omong kosong! Tentu saja Keluarga Yudistira hebat."Kinan tidak tahan lagi dan langsung menjawab dengan suara keras, "Keluarga Yudistira adalah salah satu dari empat keluarga paling kuat di Jatra, bahkan di seluruh Harlanda. Hebat, 'kan?""Didengar

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1431

    Meski perkataan Isander barusan terdengar begitu indah, dia jelas tidak sehebat itu. Namun, di hadapan wanita, dia tentu harus memamerkan kehebatannya. Dengan begitu, mereka akan tergila-gila kepadanya,Berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, Isander merasa menghadapi Tobi bukanlah hal sulit."Oke. Kalau begitu, ayo bertarung."Tobi berkata dengan nada datar, "Tapi aku nggak butuh pengakuan darimu. Setelah kamu kalah nanti, berlututlah di depanku, bersujud tiga kali dan katakan kalau kamu bersalah."Begitu mendengar itu, wajah Isander langsung berubah dingin. "Nggak masalah, tapi kalau kamu kalah, aku akan lumpuhkan kedua kakimu!""Nggak masalah. Ayo, maju," kata Tobi."Apa kamu nggak berdiri?" Isander melihat Tobi masih duduk di sana, tanpa mau bergerak sedikit pun. Apa bocah ini mengira kemampuannya sama seperti Kinan?"Menghadapi pria sepertimu, aku nggak perlu berdiri.""Bagus, bagus sekali. Kamu yang cari masalah sendiri."Isander merasa tertantang. Dia menggunakan teknik mental ya

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1430

    "Bagus!"Lastri tidak tahan lagi dan bergumam kecil. Hanya saja, dia takut Yaldora tidak senang, jadi dia tidak berani berteriak.Yaldora menggelengkan kepalanya tak berdaya dan berkata dengan datar, "Lastri, kamu salah!""Nona, kenapa aku salah? Bukankah kamu paling benci laki-laki? Kenapa orang sepertinya ....""Sudahlah. Kamu nggak perlu bicara lagi. Nanti kamu akan tahu sendiri."Yaldora diam-diam menggelengkan kepalanya. Dia tidak percaya pria hebat seperti Tobi tidak bisa menangani masalah sepele ini.Memang benar demikian. Tobi tidak sabar lagi dan mengerutkan kening. "Baiklah. Apa sudah selesai diskusinya?"Mendengar itu, semua orang tertegun.Padahal, bocah ini sudah tertangkap basah melakukan hal yang tidak senonoh. Dilihat dari nada bicaranya yang begitu sombong, sepertinya dia masih belum bertobat.Benar saja. Kinan langsung mengamuk. "Bocah, kamu masih berani sombong di sini? Apa kamu memandang sebelah mata semua orang di sini?""Jangan banyak omong lagi. Kamu mau balas de

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1429

    Karena perkataan Isander, Ivy langsung menjadi gugup.Padahal, jika dilihat dari penampilan, Tobi tidak terlihat seperti orang seperti itu. Sebaliknya, Kinan tampak begitu mendominasi.Tidak peduli benar atau salah, bukankah sebaiknya menyerahkan masalah ini kepada polisi untuk diselidiki dan ditangani?Hanya saja, tuan muda Keluarga Yudistira yang terlihat bermartabat dan sopan ini sepertinya punya latar belakang yang menakutkan. Dia bahkan mengenal Pak Retno dan tampaknya tidak takut dengan atasan mereka.Namun, jika Ivy tidak ikut campur, apa yang akan terjadi pada pria ini? Hati nuraninya pasti tidak akan tenang. Apa yang harus dia lakukan?"Kenapa kamu masih berdiri di sana? Percayalah, asalkan ada aku di sini, nggak akan terjadi apa-apa. Kalau kamu masih khawatir, kamu bisa simpan nomor Whatsapp-ku. Aku pasti akan melindungimu," ucap Isander dengan cepat.Hari ini dia hanya perlu menaklukkan dua wanita cantik ini dulu. Dia tidak perlu khawatir dengan pramugari ini. Lagi pula, dia

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1428

    "Nggak bisa. Beraninya dia menyentuh adikku. Aku harus menghadapinya sendiri hari ini," kata Kinan dengan kesal.Mendengar itu, Ivy masih mau berbicara.Isander langsung mendahuluinya dan berkata dengan nada tegas, "Sudahlah. Nona Cantik, kamu nggak bisa mengatasinya sendiri, jadi buat apa ikut campur dalam urusan orang lain? Selain itu, aku juga kenal Pak Retno dari perusahaan kalian.""Kamu nggak perlu khawatir dengan masalah ini. Nanti aku akan sampaikan masalah ini kepadanya langsung.""Ka ... kamu kenal Pak Retno?" tanya Ivy dengan ekspresi terkejut."Tentu saja. Bagi tuan muda Keluarga Yudistira di Jatra sepertiku, mengenal CEO maskapai penerbangan bukanlah masalah besar. Sebaliknya, itu seharusnya menjadi kehormatan baginya," kata Isander dengan ekspresi bangga.Dia sengaja mengatakan semua ini dengan suara lantang agar bisa memamerkan statusnya yang luar biasa kepada semua orang, terutama kepada wanita-wanita cantik itu.Jika demikian, tingkat keberhasilan mendapatkan wanita-wa

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1427

    Mendapati wanita yang mengikuti Yaldora juga ikut mengomentari, Isander segera mengambil kesempatan untuk unjuk gigi dan memenangkan hati wanita pujaannya.Begitu mendengar itu, Lastri langsung memperlihatkan ekspresi kekaguman dan buru-buru berkata, "Benar, mereka sama-sama bermarga Yudistira, tapi kenapa kesenjangannya begitu besar? Yang satunya preman yang nggak tahu malu. Yang satunya lagi justru pemuda tampan yang punya rasa keadilan!"Isander kegirangan mendengar pujian itu. Dia sangat antusias sampai bergegas berkata, "Nona, kamu terlalu memuji. Tapi wanita memang seharusnya dilindungi pria. Bagaimana mereka bisa diintimidasi seperti ini? Benar-benar parah sekali.""Nona nggak perlu khawatir. Aku pasti akan memberinya hukuman setimpal hari ini agar dia nggak berani melakukan hal nggak tahu malu seperti itu lagi."Wajah Tobi tampak tidak berdaya. Ketiga orang ini jelas tampak seperti satu komplotan. Mereka bertindak seolah-olah itu adalah masalah yang serius.Yaldora, yang duduk

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1426

    Isander mengerutkan kening."Siapa peduli dengan taktik yang dia gunakan. Orang yang nggak tahu malu seperti ini kurang diberi pelajaran." Kinan segera berkata, "Kak Isander, jangan khawatir. Aku sudah menyusun rencana. Aku jamin kamu pasti akan memperlihatkan kehebatanmu.""Siapa tahu kamu bisa memikat hati para wanita cantik ini. Saat itu, kamu bisa menikmati dilayani oleh mereka, 'kan?"Mendengar itu, wajah Isander tampak penuh dengan ekspresi kegembiraan. Dua wanita cantik ini benar-benar menggiurkan. Jika dia bisa memiliki keduanya, bukankah dia akan menjadi pria paling bahagia di dunia ini?Kinan kemudian menatap adiknya, Miya, sambil berkata, "Aku serahkan kepadamu!"Meski Miya enggan, dia juga ingin bersama Isander. Namun, dia tahu dia tidak boleh ragu saat ini. Jika tidak, dia bahkan tidak akan punya kesempatan untuk mengikuti Isander lagi ke depannya.Dia buru-buru berkata, "Kak Isander, kamu tenang saja. Serahkan saja kepadaku!"Usai mengatakan itu, mereka pun kembali ke kab

DMCA.com Protection Status