Share

Bab 658

Penulis: Anak Ketiga
Menghadapi pertanyaan resepsionis, Devi langsung memperlihatkan kartu identitas polisinya sambil berkata, "Kami datang ke sini untuk mencari Tobi. Dia dicurigai telah melakukan perkelahian massal."

Resepsionis terkejut, lalu buru-buru berkata, "Anda tunggu sebentar, saya akan mengonfirmasi hal ini lebih dulu." Lantaran Tobi sekarang bukan lagi karyawan biasa, dia tidak berani sembarangan menyuruh mereka masuk.

Namun, demi memastikan tidak terjadi kesalahan, Devi tidak peduli begitu banyak dan langsung masuk ke dalam. Begitu sampai di dalam, dia mencari orang dan bertanya dengan dingin, "Di mana Tobi?"

Karyawan-karyawan di dalam tampak terkejut, lalu menunjuk ruangan Tobi dengan jujur.

Saat ini, Tobi telah menerima kabar itu dari resepsionis. Dia baru saja berjalan keluar dari ruangannya dan langsung berpapasan dengan Devi beserta rekannya yang tengah mencarinya.

"Tobi!"

"Sudah kubilang, kita pasti akan bertemu lagi. Hanya saja, aku nggak sangka akan secepat ini."

Saat teringat ekspresi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 659

    Bukan hanya Tobi memprovokasi Devi dan mengatakan dia akan segera kembali, tetapi sekarang Widia juga mengucapkan kata-kata provokatif seperti itu.Devi terlihat emosi. Sorot matanya dipenuhi amarah. Dia menatap dingin Widia, lalu berkata, "Aku sudah menangkapnya, kecuali dia benar-benar nggak melanggar hukum, kalau nggak, jangan harap ada yang bisa melepaskannya."Usai meninggalkan kata-kata itu, dia langsung membawa Tobi beserta rekan-rekannya berlalu dari sana.Ekspresi wajah Widia berubah. Dia langsung bertanya kepada orang di sebelahnya. Barulah dia tahu Tobi ditangkap karena masalah Hugo kemarin.Bukankah ini gara-gara Widia lagi? Hanya saja, Widia tidak menyangka Hugo akan menuntut Tobi.Tidak bisa, dia harus mencari tahu masalah ini dengan jelas.Namun, di saat ini, ponsel Widia berdering. Kakeknya menelepon."Kakek!""Widia, segera pulang sekarang juga." Nada Kakek Muhar seolah-olah sedang memerintahnya."Ada apa? Aku lagi sibuk, nggak bisa pulang.""Sesibuk apa pun, kamu haru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 660

    Beliau bahkan menyuruh Darel untuk bertemu dengan cucu teman lamanya. Apa dia tak sadar status Darel? Sudah berapa banyak wanita cantik yang berinisiatif melemparkan diri mereka ke pelukannya, sekarang perlukah dia datang melihat putri dari keluarga rendahan seperti ini?Bisa dikatakan, Kakek Basri sangat baik kepada Kakek Muhar, dia masih mengingat persahabatan lamanya. Dia bahkan berharap Widia bisa bersama dengan cucunya.Namun, itu juga kalau cucunya tertarik dengan Widia. Kalau tidak, dia juga tak akan memaksanya.Kakek Muhar terkejut, lalu bertanya dengan penasaran, "Tuan Darel, entah keluarga mana yang begitu bodoh dan berani memprovokasi Anda?""Huh! Keluarga Saswito!"Darel mendengus dingin. Dia tidak menyangka Keluarga Saswito akan begitu bodoh. Beraninya mereka melawannya hanya demi seorang wanita? Bukankah itu hanya masalah sepele saja?Tunggu saja! Kali ini, dia datang ke sini hanya untuk memberikan kesempatan terakhir kepada Keluarga Saswito.Kalau mereka masih berani men

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 661

    Menyadari tatapan Darel yang terpesona, Kakek Muhar dan lainnya diam-diam tersenyum. Kemungkinan besar, rencana mereka akan berhasil. Dia pun buru-buru berkata, "Tuan Darel, mari kukenalkan dulu, ini cucuku, Widia.""Dialah direktur Grup Lianto saat ini dan bertanggung jawab menangani perusahaan sepenuhnya."Mendengar kata-kata itu, barulah Darel terhenyak. Kali ini, dia tidak lagi sombong seperti sebelumnya. Dia melangkah maju dan menyapa dengan antusias, "Halo, Nona Widia. Tak disangka, Anda cantik sekali, bahkan melebihi kecantikan seorang bidadari."Sembari berbicara, dia mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan dengan Widia.Namun, Widia sedikit ragu. Terakhir, dia tidak menerima jabatan tangan Darel.Ibunya Widia segera mengingatkannya, "Kenapa diam saja? Ini Tuan Darel, tuan muda Keluarga Capaldi di Jatra. Cepat beri salam kepadanya."Darel buru-buru menyela, "Nggak masalah. Lagi pula, ini pertemuan pertama kami, Nona Widia mungkin gugup. Ayo duduk sambil ngobrol."Sepe

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 662

    "Tobi, mentang-mentang ada yang mendukungmu dari belakang, kamu pikir kali ini kamu masih bisa lolos?" Pertanyaan Devi ini jelas sebuah jebakan."Nggak, lagian aku nggak pernah bilang ada yang mendukungku.""Lantas, mengapa kamu begitu yakin ada orang yang bisa menjamin kamu keluar?""Aku juga nggak bilang begitu. Aku bisa begitu yakin karena aku nggak melakukan hal ilegal apa pun, jadi sudah pasti aku bisa keluar," ucap Tobi sambil tersenyum.Mendengar itu, Devi diam-diam mengutuk dalam hati, 'Bocah ini licik. Dia tidak mau membocorkan apa pun.' Setelah itu, dia berkata dengan dingin, "Kamu memang bisa lolos sebelumnya, tapi kali ini, kami punya saksi dan bukti kuat. Aku mau lihat, bagaimana kamu berkelit lagi?"Tobi tersenyum dan berkata, "Bu Devi, kamu mau bertaruh? Andai aku nggak bisa keluar dari kantor polisi hari ini, aku akan menuruti semua perkataanmu mulai sekarang.""Kamu yakin?" ucap Devi sambil tersenyum sinis. Berdasarkan kemampuannya, ditambah dengan bukti yang menunjukk

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 663

    Yudi meletakkan teleponnya tak berdaya. Ayahnya menatapnya dengan penuh harap, seolah-olah ingin tahu apa yang dikatakan oleh Tobi.Lantaran beberapa panggilan sebelumnya tidak diangkat, kali ini, Yudi tidak menyalakan pengeras suara, akibatnya orang di sebelahnya tidak bisa mendengar pembicaraan mereka dengan jelas."Tuan Tobi bilang, hubungi dia begitu Darel datang ke sini."Yudi terlihat tak berdaya."Begitu lagi?"Burhan tersenyum pahit dan berkata pasrah, "Ya sudahlah, kita hanya bisa menuruti kata-kata Tuan Tobi. Lagi pula, setelah Tuan Darel sampai di Kota Tawuna, dia juga masih belum mencari kita. Kelihatannya, dia masih menunggu kita mengalah.""Itu sebabnya, kita punya waktu untuk menunggu bantuan Tuan Tobi.""Tapi aku khawatir Tobi tiba-tiba berubah pikiran. Kalau dia nggak muncul, kita akan mendapat masalah.""Nggak mungkin."Yudi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku percaya Kak Tobi akan menepati janjinya."Sementara itu, Devi juga khawatir kalau Tobi merencanakan ses

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 664

    Begitu Pak Teguh menutup telepon, dia segera mencari tahu masalah itu. Setelah mendapat informasi bahwa mereka menyinggung Pak Rizal, dia langsung menelepon Rizal.Mendengar Pak Teguh ikut andil dalam masalah itu, Rizal agak kaget. Walau Pak Teguh sudah pensiun sekarang, bagaimanapun juga, dia masih termasuk pejabat yang masih disegani, jadi Rizal harus memberinya muka.Dia pun berjanji akan melepaskan mereka.Lantaran Pak Teguh tidak mengungkit masalah Tobi, sudah pasti Rizal tak akan melepaskannya begitu saja. Dia bahkan telah bersiap untuk menghabisinya.Hanya dengan cara inilah, kebencian di hati putrinya bisa lenyap. Karena Grup Lianto tidak bisa menghukum Tobi, kalau begitu, biarlah dia yang turun tangan menghukum Tobi secara habis-habisan.Darel menutup telepon, kembali duduk, dan berkata, "Widia, tenang saja, aku sudah telepon Pak Teguh, pejabat berkuasa di kota kalian. Dia akan mengurusnya, jadi semuanya akan baik-baik saja.""Benarkah? Syukurlah. Tuan Darel memang punya banya

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 665

    Devi berusaha menahan diri agar tidak emosi. Setelah bertanya secara singkat, dia pun menambahkan, "Tobi, sebaiknya akui semua kesalahanmu dengan jujur.""Jangan sampai aku tahu kebenaran ini dari mulut orang lain, saat itu kamu akan kehilangan satu-satunya kesempatan untuk meringankan hukumanmu."Tobi tampak tak berdaya, kemudian menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kenapa aku harus mengakui kesalahanku? Lagi pula, aku nggak melakukan hal yang melanggar hukum.""Kamu yakin? Ini satu-satunya kesempatanmu. Asal kamu tahu, tak peduli siapa yang membelamu kali ini, aku pasti nggak akan melepaskanmu begitu saja.""Ya, aku nggak bersalah, jadi nggak ada yang perlu kujelaskan.""Oke, ini permintaanmu sendiri."Devi marah dan langsung memberi perintah, "Bawa mereka masuk!"Mendengar perintah itu, rekannya segera membawa Fahmi dan Hugo. Begitu keduanya memasuki ruangan, tatapan mereka langsung menangkap sosok yang duduk di dalam.Meski tangannya diborgol, ekspresi Tobi yang mulanya masih tena

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 666

    "Andai yang kukatakan nggak benar, aku pasti akan disambar petir."Fahmi tersentak. Padahal ini semua tidak benar, tetapi Hugo masih berani bersumpah seperti itu. Apa dia tidak takut sumpahnya akan menjadi kenyataan? Namun, hal ini juga menunjukkan betapa takutnya Hugo kepada Tuan Tobi.Devi tampak geram. Untungnya, mereka masih punya saksi lainnya. Dia segera berbalik dan berkata, "Fahmi, bukankah kamu sebelumnya bilang Tobi mengandalkan kemampuannya dan bertindak semena-mena serta sembarangan melukai orang?"Mendengar itu, Fahmi langsung menyangkal, "Nggak, Tuan Tobi itu sangat baik. Tindakan kamilah yang sangat keji, tapi dia sama sekali nggak pernah menyakiti kami. Mana mungkin dia bisa sembarangan melukai orang lain?"Kata-kata itu langsung membuat emosi Devi meledak. "Fahmi, jangan pikir kamu bisa menarik kesaksianmu sebelumnya dan mengubah ceritamu sekarang. Kami masih punya rekaman CCTV."Menyadari di sana ada CCTV, wajah Fahmi langsung berubah. Apa yang harus dia lakukan? Tera

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1650

    Dia juga harus membiarkan Negara Amderika mereka dipuji.Selain itu, makin menakjubkan hasilnya, tentunya masalah ini akan makin menarik perhatian banyak orang. Dengan begitu, maka akan berdampak lebih besar pada prestise Negara Harlanda.Jadi, Luniver pun menampakkan dirinya dan tertawa, "Haha, dasar sekumpulan sampah. Nggak seru sama sekali. Hirawan, biarlah aku, Luniver, pemimpin Takhta Suci Barat di Amderika, bertarung denganmu."Tubuh Luniver melayang di udara. Dia juga memperlihatkan dua belas sayap, yang seketika mengejutkan semua orang.Apalagi, dia barusan bilang apa. Orang Amderika?Di saat bersamaan, semua penonton yang berasal dari Negara Amderika langsung menjadi bersemangat.Komentar yang masuk juga makin banyak.Hirawan juga tertegun sejenak. Kemudian, dia segera memahami pemikiran Luniver. Dia merasa tertekan, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Lagi pula, dia masih harus menuruti perkataan Luniver.Bahkan, bisa dikatakan dia juga antek-anteknya Luniver.Dia hanya b

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1649

    "Tobi, aku mengerti niatmu, tapi ...." Raja Naga Tua masih ingin membujuk.Namun, Tobi langsung menyela, "Guru, kamu nggak mengerti. Aku akan segera pergi ke bandara. Kalian harus tunggu aku datang ke sana. Ingat, jangan sampai ada korban lagi."Usai berbicara, Tobi langsung menutup telepon. Alih-alih banyak bicara, lebih baik dia langsung menangani masalah penting. Di saat bersamaan, dia juga segera membuat pengaturan dan meminta tiket penerbangan paling awal ke Jatra.Meski pesawat akan lepas landas dalam waktu setengah jam, ataupun harus membeli tiket orang lain dengan harga mahal, Tobi juga tidak keberatan.Meski hari sudah malam, siapa yang bisa memastikan bahwa Hirawan tidak akan melakukan pergerakan apa pun? Jika dia tidak berhenti, entah berapa banyak master Harlanda yang akan menjadi korban.Saat ini, Tobi juga memperhatikan kata-kata Hirawan di siaran langsung. Ada niat membunuh yang dingin di matanya. Dia akan membuat lawan merasakan apa namanya keputusasaan.Setelah berhasi

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1648

    Kecuali ada orang yang melarang mereka memberitahunya.Mungkinkah Luniver dan yang lainnya telah kembali? Master Vamil dan Raja Naga Tua takut Tobi tidak mampu mengalahkan mereka dan tidak ingin dirinya mati di tangan lawan, jadi mereka sengaja menyembunyikan hal itu.Tidak dimungkiri, tebakan Tobi memang benar.Tobi membuka pintu ruang VIP. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan ingin menanyakan masalah itu.Widia buru-buru berkata, "Tobi, kamu lihat ini. Terjadi masalah besar!""Hirawan sudah datang ke Harlanda. Entah Luniver bersamanya atau nggak."Saat Tobi keluar barusan, Widia mengeluarkan ponselnya sambil menunggu. Tak disangka, dia akan menemukan berita itu.Tobi bergegas mengeluarkan ponselnya dan melihat sekilas. Ada kilatan dingin yang muncul di matanya. Tak disangka, dia dan Widia baru saja meninggalkan Jatra belum lama, tetapi musuh sudah muncul.Namun, Tobi harus segera memberi tahu Master Vamil dan lainnya lebih dulu agar menghindari pengorbanan yang tidak diperlukan.Jad

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1647

    Di saat Damar bersiap meninggalkan ruang VIP, Tobi tiba-tiba berkata, "Tunggu sebentar!"Damar langsung menghentikan langkahnya dan bertanya, "Apa Raja Naga masih punya instruksi lain?""Apa kamu masih ingat janjiku sebelumnya? Kalau kamu menangani masalah ini dengan baik, aku akan beri kamu imbalan besar. Kamu sudah melakukan pekerjaanmu dengan baik kali ini," ucap Tobi dengan tegas."Raja Naga terlalu sungkan. Ini semua sudah seharusnya aku lakukan." Damar sangat antusias. Dia mulai menerka-nerka, apa imbalan besar yang akan diberikan Raja Naga padanya?Tobi berkata dengan nada datar, "Cari sebuah ruang VIP dan jangan biarkan siapa pun mengganggumu.""Baik!"Mendengar itu, Damar sangat bersemangat. Dia bergegas pergi untuk membuat pengaturan.Lagi pula, restoran ini milik Keluarga Yusnuwa. Jadi, dia segera mengaturnya dan tidak akan ada orang yang mengganggunya."Aku keluar sebentar. Setelah lima menit, aku akan kembali." Tobi segera berpesan pada Widia."Ya, pergilah." Widia mengang

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1646

    Namun saat mengetahui tentang siaran langsung global, dia segera memikirkan cara sempurna untuk menemukan ibu kandungnya Widia."Ya. Untunglah ada kamu yang menemaniku selama ini!"Widia mengangguk. Sekarang dia sudah tahu betapa menakutkan kemampuan yang dimiliki Tobi. Jika Tobi pun tidak bisa menemukan ibu kandungnya, mungkin tidak ada yang bisa dia lakukan lagi.Damar mengantar keduanya ke ruang VIP restoran, lalu bangkit dan pergi.Dia tidak ingin menjadi 'obat nyamuk' dan mengganggu kencan mereka berdua.Tobi juga memusatkan perhatiannya pada masalah Widia. Dia takut hal ini akan berdampak besar pada Widia, jadi dia juga tidak memedulikan hal lainnya lagi.Apalagi, kejadian ini terjadi terlalu cepat dan tiba-tiba.Saat ini, di area terlarang Jatra, akhirnya Harita berdiri di atas arena pertarungan dan ingin melawan Hirawan. Dia melakukan semua ini bukan untuk hal lain, tetapi demi martabat Negara Harlanda.Perlu diakui, setelah berhasil membuat terobosan, kekuatan Harita memang sa

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1645

    Melihat keduanya pergi, Yesa buru-buru bangkit. Dia tampak marah besar. Dia tak henti-hentinya mengumpati Widia dan Tobi.Kata-katanya begitu tidak enak didengar. Selanjutnya, saat memikirkan hidup mereka yang akan sulit ke depannya, dia juga kembali memarahi Herman.Dia bilang Herman tidak berguna dan membuatnya menjalani hidup yang menyedihkan. Herman tidak bisa memberinya kehidupan mewah, bahkan Grup Lianto pun jatuh di tangan orang luar.Yesa juga bilang, apa yang harus dia lakukan ke depannya? Jika tidak memberinya ratusan miliar atau membiarkannya menjadi orang terpandang di Kota Tawuna, bagaimana dia bisa hidup?Dia sudah kehilangan harga diri. Dia meminta Herman untuk memikirkan cara agar mendapatkan kembali Grup Lianto. Setidaknya, perusahaan itu sekarang bernilai triliunan atau bahkan mencapai puluhan triliun.Jika tidak, Yesa akan bercerai dengan pria tidak berguna sepertinya.Makin berbicara, dia makin emosi. Pada akhirnya, dia pingsan karena terlalu emosi dan sedih.Herman

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1644

    Wajah Widia berubah muram. Ekspresinya juga terlihat kusut. Namun, dia akhirnya mengangguk dan berkata, "Kuserahkan masalah ini padamu."Mendengar itu, Yesa langsung panik.Kali ini yang hilang bukan hanya kejayaan dan kekayaan, tetapi dia juga tidak punya harapan untuk menjadi nyonya kaya yang dikagumi semua orang. Bahkan, dia mungkin juga akan masuk penjara.Tidak bisa.Dia masih ingin meningkatkan prestisenya dan menjadi wanita bangsawan.Dia panik, lalu berlutut di depan mereka berdua sambil menangis. "Widia, ini salahku. Aku minta maaf padamu. Aku mengakui kesalahanku.""Apa yang kamu lakukan. Cepat berdiri dulu."Widia terkejut dan segera menjauh. Tidak peduli apa pun masalahnya, dia juga telah menganggap mereka sebagai orang tuanya selama ini.Menyadari hal itu, Yesa merasa masih ada harapan. Tangisnya makin menjadi-jadi. Dia juga memperlihatkan tampang memelas sambil berkata, "Nggak. Aku nggak akan berdiri, kecuali kamu memaafkanku.""Aku menyesali perbuatanku. Mengingat Keluar

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1643

    Begitu mendengar putrinya mencurigai mereka berdua bukanlah orang tuanya, Yesa tampak terkejut. Mungkinkah Tobi telah mengatakan yang sebenarnya kepada Widia? Seharusnya tidak mungkin, 'kan?Berdasarkan sifat Tobi, pria itu tidak mungkin mengatakan pada Widia bahwa dirinya dicampakkan oleh ibu kandungnya sendiri. Namun, setelah mendengar kata-kata selanjutnya, sepertinya itu karena Widia merasa Yesa tidak memperlakukannya dengan baik selama ini. Oleh karena itu, Widia bisa menyalahkan dirinya.Meski Yesa merasa tidak senang, dia segera berkata, "Widia, kami memang nggak memperlakukanmu dengan baik sebelumnya, tapi bagaimanapun juga, kami adalah orang tuamu.""Orang tuaku?" Widia berkata dengan dingin, "Kamu kira aku nggak tahu apa-apa? Tobi sudah memberitahuku segalanya!"Setelah mendengar itu, wajah Yesa berubah drastis. Dia tidak menyangka Tobi akan mengatakan yang sebenarnya kepada Widia. Dia pun buru-buru berkata, "Ka ... kamu sudah tahu semuanya?""Jangan salahkan aku. Kami takut

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1642

    Seiring berjalannya waktu, Negara Harlanda kini makin kuat dalam segala aspek. Termasuk teknologi, militer, dan lain sebagainya, meski menghadapi blokade gila-gilaan mereka.Mereka bahkan tidak peduli dengan kredibilitas negara, memberikan sanksi yang tidak masuk akal dan juga melanggar berbagai aturan seenaknya.Meski begitu, mereka tetap tidak bisa menghentikan perkembangan Negara Harlanda.Namun, saat ini Luniver tampak mengerutkan kening. Lantaran mereka mendapat kabar bahwa Tobi masih berada di Gunung Simeru dan belum turun. Jadi, mereka memikirkan cara untuk memaksa Negara Harlanda dan juga Tobi.Bagaimanapun, Negara Harlanda seharusnyanya tahu bahwa target mereka adalah Tobi. Selain itu, bocah itu sudah mulai memahami hukum langit dan bumi. Jika tidak menghabisinya sekarang, entah ancaman seperti apa yang akan mereka hadapi kelak.Walau Tobi masih tidak bisa menandinginya saat ini.Namun, dia baru saja menerima kabar. Katanya Tobi telah diam-diam meninggalkan Gunung Simeru. Tamp

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status