"Benar. Apa kamu menyukainya?""Suka.""Apa kamu berencana untuk menikahinya?" tanya Meli langsung.Tobi buru-buru menjelaskan, "Aku sudah punya istri.""Ternyata benar, kamu punya istri."Meli tampak marah dan berkata, "Kalau kamu punya istri, kenapa kamu masih merayu Kristin? Kamu juga bilang menyukainya?""Bibi, kamu salah paham. Aku menyukai Kristin, tapi itu hanya sebatas kasih sayang kakak kepada adik," ucap Tobi buru-buru menjelaskan."Hanya karena ini, kamu memberikannya vila senilai 200 miliar?"Meli tampak kaget dan tidak memercayai pendengarannya itu. Jika bukan karena Kristin, dia tidak akan pindah ke vila itu."Ya!""Aku nggak tahu harus percaya kepadamu atau nggak, tapi jujur saja, aku sama sekali nggak terbiasa tinggal di vila ini."Meli menggelengkan kepalanya dan menambahkan, "Tobi, menurutku vila ini benar-benar nggak cocok untuk kami. Apalagi, kami masih punya 14 miliar yang cukup untuk membeli sebuah rumah bagus."Tobi tampak ragu-ragu. Dia menyadari kemungkinan dir
"Kamu rasa!"Widia mendengus dingin, "Dia tiba-tiba menjadi aneh dan membujuk ibuku untuk bersikap baik padamu. Dia juga bilang kamu sangat baik dan Keluarga Lianto nggak akan bisa menemukan menantu hebat sepertimu."Tobi hanya tersenyum kecut. Dia mengira Candra mengatakan hal aneh apa lagi. Pria itu hanya terkekeh dan berkata, "Aku rasa yang dia katakan itu benar.""Apanya yang benar?""Apa kamu masih nggak sadar dengan hubungan kita?""Tinggal beberapa hari lagi kita sudah harus mengurus akta cerai."Makin Widia berbicara, dia makin bertambah kesal. Apalagi, memikirkan mereka berdua akan segera bercerai, hatinya tidak senang. Namun, Widia sendiri yang mengatakan akan mengurusnya dalam sebulan dan sekarang hanya tersisa setengah bulan lagi."Kalau begitu, kita nggak usah bercerai," kata Tobi."Huh! Jangan mimpi!"Lain di mulut, lain di hati. Sebenarnya, Widia sempat memikirkan hal ini. Palingan, dia akan memperpanjangnya hingga beberapa waktu kemudian.Lagi pula, Tobi yang mengusulka
Melihat Tobi menutup telepon, Kristin bertanya dengan penasaran, "Kak Tobi, apa istrimu menelepon?""Ya!""Sepertinya tadi aku dengar akta cerai semacam itu?""Bukan apa-apa. Dia hanya ingin menceraikanku.""Dia mau bercerai denganmu?"Mata Kristin kembali bersinar.Tobi kembali sadar. Dia barusan memikirkan hal lain dan tidak memberinya respons, jadi dia pun buru-buru berkata, "Dia lagi marah, jadi hanya bercanda saja.""Oh, Kak Tobi, istrimu pasti sangat cantik dan lembut, 'kan?""Ya, dia cantik tapi nggak lembut," kata Tobi sambil tersenyum pahit."Benarkah? Lain kali, kenalkan kami, dong.""Ya!""Tapi Kak Tobi, yang kami katakan tadi sungguh. Vila ini benar-benar nggak cocok untuk kami. Kami harus mengeluarkan uang sendiri untuk membeli rumah baru," kata Kristin."Baiklah. Aku akan menelepon dan menanyakan apa ada tempat yang bagus di kompleks ini."Sembari berbicara, Tobi mengeluarkan ponselnya."Nggak usah. Kami bisa lihat-lihat sendiri," kata Meli seakan tidak ingin tinggal di k
Dalam foto itu, Tobi dan Latif terlihat sangat akrab dan asyik mengobrol di sebuah restoran dekat Bar RaminiApalagi, waktu pengambilan foto itu kebetulan di hari sebelum dia dibius. Hal ini makin menambah kecurigaan di hati Widia.Di saat itu juga, Tania meneleponnya."Widia, kamu sudah lihat fotonya, 'kan?""Tapi foto kedekatan mereka nggak bisa membuktikan apa pun. Mungkin kita sudah salah paham dengannya."Tania kembali menambahkan, "Tapi waktunya benar-benar kebetulan sekali.""Nggak mungkin ada kejadian yang begitu kebetulan seperti ini," ujar Widia dengan marah. Meskipun sebelumnya dia memiliki dugaan seperti itu, dia tidak menyangka benar-benar akan berubah menjadi kenyataan.Tania menghela napas dan berkata, "Ya, mana mungkin bisa begitu kebetulan. Aku mengira Tobi hanya miskin, tapi aku nggak menyangka dia akan menyembunyikannya begitu dalam.""Bukan, dia itu nggak tahu malu!""Kalau bajingan ini benar-benar dalang yang membiusku, aku pasti akan memberinya pelajaran."Widia m
Mungkinkah itu karena Kristin?Apa yang telah dikatakan oleh Candra?Jika Widia benar-benar ingin bercerai kepadanya gara-gara Kristin, maka Tobi juga tidak bisa berkata apa-apa.Tak disangka, Widia makin marah mendengar itu, "Baik, sepertinya kamu sudah punya persiapan untuk hari ini. Kamu ingin segera mengurus akta cerai, 'kan?""Kalau begitu, kemarilah. Aku tunggu!"Selesai berbicara, Widia langsung menutup telepon dengan marah.Tak disangka, setelah kejadian itu terungkap, bajingan ini langsung bersiap untuk mengurus akta cerai?Entah kenapa, ketika Widia memikirkan hal ini, dia merasa sangat marah dan tidak nyaman.Tobi tertegun sejenak. Apa maksudmu dia sudah punya persiapan untuk mengurus akta cerai? Bukankah selama ini Widia yang ingin bercerai dengannya?Tobi pun menyimpan ponselnya kembali dengan tak berdaya.Melihat itu, Kristin buru-buru bertanya, "Kak Tobi, ada apa?""Nggak apa-apa. Hanya salah paham.""Apa itu gara-gara aku? Kalau benar, aku akan pergi bersamamu dan menje
Melihat tatapan Tobi yang tiba-tiba tercerahkan, hati Widia makin tenggelam. Kemudian, dia pun berkata dengan dingin, "Sepertinya kamu sudah mengenalnya sejak lama.""Bukan. Aku masih belum mengakuinya," ucap Tobi lekas-lekas."Kamu masih belum mengakuinya?""Jadi, bisa dikatakan, kamu memang sudah mengenalnya sejak lama, tapi kamu nggak mau mengakuinya?" tanya Widia dengan suara bergetar."Tentu saja nggak!""Sebelumnya, aku sama sekali nggak mengenalnya!""Sudah kubilang, kami pertama kali bertemu saat dia datang menagih utang kepadamu," jelas Tobi buru-buru."Oke. Sepertinya kamu ngotot sampai akhir. Kamu pikir aku nggak punya bukti, 'kan?""Kamu punya bukti?""Tentu saja!"Widia berkata dengan dingin, "Tobi, sampai hari ini aku baru memahamimu. Aku nggak menyangka kamu begitu nggak tahu malu!"Apalagi, memikirkan kemarahan dan keputusasaan yang dia rasakan saat dirinya kehilangan kesucian. Widia selalu menganggap itu kesalahannya sendiri.Dia tidak menyangka ini semua telah direnca
"Bukankah kamu juga meremehkanku sebelumnya? Apa kamu masih seperti itu sekarang? Orang itu pasti akan berubah, apalagi setelah dia tahu aku berkemampuan.""Kamu punya kemampuan?""Kemampuan seperti apa? Bukankah itu semua hanya bergantung kepada orang lain? Andai kamu nggak menggunakan ilmu medismu untuk menyelamatkan beberapa tokoh besar, nyawamu pasti sudah berakhir sejak lama," serang Widia balik."Oke, kita nggak perlu mendebatkan masalah ini. Aku pasti akan mencari kebenaran di balik foto!"Selesai berbicara, Tobi mengeluarkan ponselnya dan mengirim foto itu. Dia langsung menelepon Latif.Begitu telepon itu tersambung, Latif buru-buru mengangkat dan menyapa dengan hormat. "Tuan, Anda punya instruksi?""Aku mengirimimu foto. Coba kamu lihat, siapa itu sebenarnya?" tanya Tobi langsung.Latif tertegun sejenak. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat foto itu. Wajahnya tampak heran, lalu dia berkata, "Astaga, Tuan, siapa yang begitu kurang kerjaan hingga mengedit fotoku bersama Bagas
"Bukan aku yang bermaksud seperti itu, tapi kamulah yang memaksaku."Sebenarnya, dalam lubuk hati Widia, dia juga tidak berniat melakukan hal ini, tetapi saat mengetahui masalah kehilangan kesuciannya itu termasuk rencana Tobi, wanita itu tidak bisa menerimanya begitu saja."Kenapa? Kamu nggak mau bercerai?" tanya Tobi dengan sengaja."Jangan pedulikan itu. Kalau kamu punya cara untuk membuktikan kamu nggak bersalah, kita nggak perlu pergi.""Maaf, aku nggak bisa, tapi aku jamin foto ini pasti palsu. Aku benar-benar nggak mengenalnya sebelumnya.""Kalau kamu nggak percaya, terserah kamu saja."Tobi tidak ingin memaksanya lagi dan langsung memberikan pilihan kepada Widia.Hal ini membuat Widia kebingungan, ekspresi wajahnya terus berubah."Sebenarnya, kita punya cara lain,” kata Tobi."Apa itu?""Perusahaan Keluarga Lianto sangat besar. Seharusnya kalian memiliki profesional di bidang ini. Kamu bisa mengirim foto ini dan membiarkan mereka mengidentifikasinya.""Baik. Karena kamu ngotot,
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K