Share

Bab 238

Penulis: Anak Ketiga
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Benar. Apa kamu menyukainya?"

"Suka."

"Apa kamu berencana untuk menikahinya?" tanya Meli langsung.

Tobi buru-buru menjelaskan, "Aku sudah punya istri."

"Ternyata benar, kamu punya istri."

Meli tampak marah dan berkata, "Kalau kamu punya istri, kenapa kamu masih merayu Kristin? Kamu juga bilang menyukainya?"

"Bibi, kamu salah paham. Aku menyukai Kristin, tapi itu hanya sebatas kasih sayang kakak kepada adik," ucap Tobi buru-buru menjelaskan.

"Hanya karena ini, kamu memberikannya vila senilai 200 miliar?"

Meli tampak kaget dan tidak memercayai pendengarannya itu. Jika bukan karena Kristin, dia tidak akan pindah ke vila itu.

"Ya!"

"Aku nggak tahu harus percaya kepadamu atau nggak, tapi jujur saja, aku sama sekali nggak terbiasa tinggal di vila ini."

Meli menggelengkan kepalanya dan menambahkan, "Tobi, menurutku vila ini benar-benar nggak cocok untuk kami. Apalagi, kami masih punya 14 miliar yang cukup untuk membeli sebuah rumah bagus."

Tobi tampak ragu-ragu. Dia menyadari kemungkinan dir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bripka Dedy Zazg
ayo kasih tau ibu dan Kristin bahwa kamu tomi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 239

    "Kamu rasa!"Widia mendengus dingin, "Dia tiba-tiba menjadi aneh dan membujuk ibuku untuk bersikap baik padamu. Dia juga bilang kamu sangat baik dan Keluarga Lianto nggak akan bisa menemukan menantu hebat sepertimu."Tobi hanya tersenyum kecut. Dia mengira Candra mengatakan hal aneh apa lagi. Pria itu hanya terkekeh dan berkata, "Aku rasa yang dia katakan itu benar.""Apanya yang benar?""Apa kamu masih nggak sadar dengan hubungan kita?""Tinggal beberapa hari lagi kita sudah harus mengurus akta cerai."Makin Widia berbicara, dia makin bertambah kesal. Apalagi, memikirkan mereka berdua akan segera bercerai, hatinya tidak senang. Namun, Widia sendiri yang mengatakan akan mengurusnya dalam sebulan dan sekarang hanya tersisa setengah bulan lagi."Kalau begitu, kita nggak usah bercerai," kata Tobi."Huh! Jangan mimpi!"Lain di mulut, lain di hati. Sebenarnya, Widia sempat memikirkan hal ini. Palingan, dia akan memperpanjangnya hingga beberapa waktu kemudian.Lagi pula, Tobi yang mengusulka

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 240

    Melihat Tobi menutup telepon, Kristin bertanya dengan penasaran, "Kak Tobi, apa istrimu menelepon?""Ya!""Sepertinya tadi aku dengar akta cerai semacam itu?""Bukan apa-apa. Dia hanya ingin menceraikanku.""Dia mau bercerai denganmu?"Mata Kristin kembali bersinar.Tobi kembali sadar. Dia barusan memikirkan hal lain dan tidak memberinya respons, jadi dia pun buru-buru berkata, "Dia lagi marah, jadi hanya bercanda saja.""Oh, Kak Tobi, istrimu pasti sangat cantik dan lembut, 'kan?""Ya, dia cantik tapi nggak lembut," kata Tobi sambil tersenyum pahit."Benarkah? Lain kali, kenalkan kami, dong.""Ya!""Tapi Kak Tobi, yang kami katakan tadi sungguh. Vila ini benar-benar nggak cocok untuk kami. Kami harus mengeluarkan uang sendiri untuk membeli rumah baru," kata Kristin."Baiklah. Aku akan menelepon dan menanyakan apa ada tempat yang bagus di kompleks ini."Sembari berbicara, Tobi mengeluarkan ponselnya."Nggak usah. Kami bisa lihat-lihat sendiri," kata Meli seakan tidak ingin tinggal di k

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 241

    Dalam foto itu, Tobi dan Latif terlihat sangat akrab dan asyik mengobrol di sebuah restoran dekat Bar RaminiApalagi, waktu pengambilan foto itu kebetulan di hari sebelum dia dibius. Hal ini makin menambah kecurigaan di hati Widia.Di saat itu juga, Tania meneleponnya."Widia, kamu sudah lihat fotonya, 'kan?""Tapi foto kedekatan mereka nggak bisa membuktikan apa pun. Mungkin kita sudah salah paham dengannya."Tania kembali menambahkan, "Tapi waktunya benar-benar kebetulan sekali.""Nggak mungkin ada kejadian yang begitu kebetulan seperti ini," ujar Widia dengan marah. Meskipun sebelumnya dia memiliki dugaan seperti itu, dia tidak menyangka benar-benar akan berubah menjadi kenyataan.Tania menghela napas dan berkata, "Ya, mana mungkin bisa begitu kebetulan. Aku mengira Tobi hanya miskin, tapi aku nggak menyangka dia akan menyembunyikannya begitu dalam.""Bukan, dia itu nggak tahu malu!""Kalau bajingan ini benar-benar dalang yang membiusku, aku pasti akan memberinya pelajaran."Widia m

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 242

    Mungkinkah itu karena Kristin?Apa yang telah dikatakan oleh Candra?Jika Widia benar-benar ingin bercerai kepadanya gara-gara Kristin, maka Tobi juga tidak bisa berkata apa-apa.Tak disangka, Widia makin marah mendengar itu, "Baik, sepertinya kamu sudah punya persiapan untuk hari ini. Kamu ingin segera mengurus akta cerai, 'kan?""Kalau begitu, kemarilah. Aku tunggu!"Selesai berbicara, Widia langsung menutup telepon dengan marah.Tak disangka, setelah kejadian itu terungkap, bajingan ini langsung bersiap untuk mengurus akta cerai?Entah kenapa, ketika Widia memikirkan hal ini, dia merasa sangat marah dan tidak nyaman.Tobi tertegun sejenak. Apa maksudmu dia sudah punya persiapan untuk mengurus akta cerai? Bukankah selama ini Widia yang ingin bercerai dengannya?Tobi pun menyimpan ponselnya kembali dengan tak berdaya.Melihat itu, Kristin buru-buru bertanya, "Kak Tobi, ada apa?""Nggak apa-apa. Hanya salah paham.""Apa itu gara-gara aku? Kalau benar, aku akan pergi bersamamu dan menje

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 243

    Melihat tatapan Tobi yang tiba-tiba tercerahkan, hati Widia makin tenggelam. Kemudian, dia pun berkata dengan dingin, "Sepertinya kamu sudah mengenalnya sejak lama.""Bukan. Aku masih belum mengakuinya," ucap Tobi lekas-lekas."Kamu masih belum mengakuinya?""Jadi, bisa dikatakan, kamu memang sudah mengenalnya sejak lama, tapi kamu nggak mau mengakuinya?" tanya Widia dengan suara bergetar."Tentu saja nggak!""Sebelumnya, aku sama sekali nggak mengenalnya!""Sudah kubilang, kami pertama kali bertemu saat dia datang menagih utang kepadamu," jelas Tobi buru-buru."Oke. Sepertinya kamu ngotot sampai akhir. Kamu pikir aku nggak punya bukti, 'kan?""Kamu punya bukti?""Tentu saja!"Widia berkata dengan dingin, "Tobi, sampai hari ini aku baru memahamimu. Aku nggak menyangka kamu begitu nggak tahu malu!"Apalagi, memikirkan kemarahan dan keputusasaan yang dia rasakan saat dirinya kehilangan kesucian. Widia selalu menganggap itu kesalahannya sendiri.Dia tidak menyangka ini semua telah direnca

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 244

    "Bukankah kamu juga meremehkanku sebelumnya? Apa kamu masih seperti itu sekarang? Orang itu pasti akan berubah, apalagi setelah dia tahu aku berkemampuan.""Kamu punya kemampuan?""Kemampuan seperti apa? Bukankah itu semua hanya bergantung kepada orang lain? Andai kamu nggak menggunakan ilmu medismu untuk menyelamatkan beberapa tokoh besar, nyawamu pasti sudah berakhir sejak lama," serang Widia balik."Oke, kita nggak perlu mendebatkan masalah ini. Aku pasti akan mencari kebenaran di balik foto!"Selesai berbicara, Tobi mengeluarkan ponselnya dan mengirim foto itu. Dia langsung menelepon Latif.Begitu telepon itu tersambung, Latif buru-buru mengangkat dan menyapa dengan hormat. "Tuan, Anda punya instruksi?""Aku mengirimimu foto. Coba kamu lihat, siapa itu sebenarnya?" tanya Tobi langsung.Latif tertegun sejenak. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat foto itu. Wajahnya tampak heran, lalu dia berkata, "Astaga, Tuan, siapa yang begitu kurang kerjaan hingga mengedit fotoku bersama Bagas

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 245

    "Bukan aku yang bermaksud seperti itu, tapi kamulah yang memaksaku."Sebenarnya, dalam lubuk hati Widia, dia juga tidak berniat melakukan hal ini, tetapi saat mengetahui masalah kehilangan kesuciannya itu termasuk rencana Tobi, wanita itu tidak bisa menerimanya begitu saja."Kenapa? Kamu nggak mau bercerai?" tanya Tobi dengan sengaja."Jangan pedulikan itu. Kalau kamu punya cara untuk membuktikan kamu nggak bersalah, kita nggak perlu pergi.""Maaf, aku nggak bisa, tapi aku jamin foto ini pasti palsu. Aku benar-benar nggak mengenalnya sebelumnya.""Kalau kamu nggak percaya, terserah kamu saja."Tobi tidak ingin memaksanya lagi dan langsung memberikan pilihan kepada Widia.Hal ini membuat Widia kebingungan, ekspresi wajahnya terus berubah."Sebenarnya, kita punya cara lain,” kata Tobi."Apa itu?""Perusahaan Keluarga Lianto sangat besar. Seharusnya kalian memiliki profesional di bidang ini. Kamu bisa mengirim foto ini dan membiarkan mereka mengidentifikasinya.""Baik. Karena kamu ngotot,

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 246

    Jangan-jangan dia juga tertipu?"Apa yang kamu pikirkan? Apa kamu lagi berpikir kenapa Tania melakukan ini?" tanya Tobi seraya mengetahui isi hati Widia."Ya!" jawab Widia sambil mengangguk."Gampang saja. Panggil dia ke sini dan tanyakan langsung kepadanya.""Benar juga. Kalau begitu, aku akan meneleponnya dan menanyakan apa yang terjadi.""Jangan tanya dia lewat telepon dan jangan bilang kamu tahu foto itu palsu. Panggil dia ke sini, lalu tanyakan langsung padanya dan lihat apa yang dia katakan.""Tobi, apa maksudmu? Apa kamu mencurigai Tania? Aku yakin kamu pasti salah. Tania pasti tertipu juga," kata Widia dengan marah."Gara-gara foto itu, aku jadi terjebak. Kenapa aku nggak boleh mencurigainya?"Tobi berkata dengan nada datar, "Lagian, aku nggak menuduhnya sekarang. Aku hanya ingin menyuruhnya datang dan menanyakan hal ini langsung kepadanya. Saat itu, semuanya akan menjadi jelas.""Oke. Aku akan meneleponnya."Widia pun menelepon Tania dan menyuruh sahabatnya datang ke Kediaman

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1414

    Setelah Bos Zafran mengakhiri pembicaraan mereka, dia segera berkata, "Raja Naga, bagaimana dengan Steven? Perlukah aku menanganinya?""Ya!""Termasuk Keluarga Ravindra. Aku serahkan semuanya kepadamu.""Hukum mereka yang sepantasnya menerima hukuman. Terima aset yang mereka berikan, lalu berikan kepada orang yang membutuhkannya. Bagi mereka yang nggak melakukan kejahatan, kamu nggak perlu menghukumnya!"Tobi berkata dengan nada datar, "Tapi kalau orang yang bermasalah, kita nggak boleh menoleransinya begitu saja!""Raja Naga bijaksana. Aku mengerti."Bos Zafran mengangguk.Awalnya, Steven mengira dirinya masih bisa tertolong. Namun, saat mendengar kalimat selanjutnya, wajahnya langsung berubah pucat.Bisa dikatakan, Raja Naga masih tidak berkenan melepaskan mereka.Ayahnya Shinta dan yang lainnya diam-diam merasa kagum. Jelas sekali, satu kalimat dari Tobi bisa menentukan masa depan Keluarga Ravindra.Tepat di saat ini, pintu terbuka. Yang datang adalah Kamran dan yang lainnya. Mereka

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1413

    Shinta juga menghela napas lega. Meski tahu tidak akan terjadi sesuatu pada Kak Tobi, dia masih saja khawatir. Setelah melihat akhir seperti sekarang ini, dia baru merasa lega sepenuhnya.Kak Tobi benar-benar keren dan hebat sekali!Sayangnya, pria itu bukanlah pacarnya!Jika tidak, dia pasti akan menjadi wanita paling bahagia di dunia ini.Saat menyadari ekspresi ayahnya, Shinta diam-diam merasa bangga. Sekarang kalian sudah tahu betapa kuatnya Kak Tobi, 'kan? Namun, berdasarkan apa yang dikatakan ayahnya barusan, dia merasa ayahnya perlu minta maaf kepada Kak Tobi.Saat ini, Bos Zafran tentu juga mendengar suara Fahar yang memanggilnya. Dia pun melirik Tobi sekilas.Melihat Tobi mengangguk, Bos Zafran segera mengambil ponsel yang baru saja dijatuhkan Steven. Kemudian, bertanya dengan nada datar, "Ada masalah apa? Katakanlah!""Ya. Bos Zafran, saya nggak tahu apa yang telah dilakukan Steven. Tolong, memandang dari kerja sama kita sebelumnya, mohon bantu kami meminta pengampunan pada R

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1412

    Meski begitu, Fahar masih butuh beberapa saat untuk mengenali suara Bos Zafran. Setelah memastikan, dia segera berteriak dengan cemas, "Bos Zafran, Bos Zafran, ini Fahar. Bisakah Anda menjawab teleponnya?"Lantaran pengeras suara telah diaktifkan, jadi Bos Zafran dan lainnya tentu mendengar suara itu.Steven tercengang. Dia tahu itu suara ayahnya. Namun, kenapa ayahnya mendadak memanggil Bos Zafran? Apa yang terjadi sebenarnya?Yang mana Bos Zafran?Tunggu! Steven mendadak merasakan firasat buruk. Sedari tadi, dia terus merasa pria di hadapannya ini familier. Ternyata dia pernah melihatnya di televisi.Bukankah ini bos besar mereka di Cewadi?Orang yang barusan menendangnya adalah Bos Zafran, keberadaan menakutkan yang bisa menghancurkan Keluarga Ravindra hanya dengan satu kalimat.Terlebih, dikabarkan Bos Zafran juga termasuk orang yang kejam. Pantas saja, Raja Naga bisa bertindak seperti itu. Hal ini tentu membuat Steven makin ketakutan.Sudah pasti dia akan babak belur kali ini!Ber

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1411

    "A ... apa ...."Wajah Steven berubah pucat. Dia tidak percaya dengan perkataan ayahnya barusan. Keluarga mereka mendapat masalah karena telah memprovokasi orang berkuasa. Bahkan, keluarga mereka sekarang sudah hampir hancur.Tunggu. Siapa yang ayahnya bilang barusan? Raja Naga?Bukankah pria itu barusan memanggil bocah itu dengan sebutan Raja Naga? Mungkinkah dia itu Raja Naga?Tidak mungkin. Pasti ada yang keliru di sini.Steven tidak bisa menerima kenyataan ini dan langsung bertanya, "Ayah, siapa yang kamu bicarakan? Raja Naga? Siapa dia sebenarnya?""Hais, Raja Naga ini sangat misterius. Meski aku hanya pernah dengar namanya, sebagai pemimpin Sekte Naga, pengaruh dan posisinya sangat menakutkan. Bahkan, Bos Zafran pun harus menuruti perintahnya.""Apalagi, berdasarkan rumor yang beredar, Raja Naga Sekte Naga yang baru saja mengambil alih sangatlah muda," kata Fahar dengan getir. Dia tidak mengerti kenapa Raja Naga mau bertindak seperti itu? Apalagi, dia tidak pernah memprovokasi Ra

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1410

    Tobi tampak murah hati. Terutama kepada orangnya sendiri. Dia selalu memperlakukan mereka dengan baik.Bos Zafran tertegun. Ada kilatan keterkejutan di wajahnya. Dia kemudian berkata dengan penuh semangat, "Anggur tahun 1945? Itu anggur merah terbaik. Bahkan, nggak terbeli lagi sekarang. Waktu lelang dulu terjual dengan harga enam miliar lebih."Saat mendengar percakapan mereka, Steven tampak terpana.Dia suka minum anggur merah, jadi dia pernah mendengar tentang hal ini. Hanya saja, dia masih tidak percaya.Saat teringat dengan anggur yang dikeluarkan Tobi dan anggur merah tadi, dia kini merasa Tobi kemungkinan berasal dari keluarga kaya. Mungkin hanya ayahnya yang bisa menghadapinyaShinta dan keluarganya juga tercengang. Tak disangka, Tobi punya anggur merah senilai miliaran.Ini berarti Tobi sangat kaya. Meski anggur-anggur itu pemberian dari orang lain, dia juga harus punya status tinggi. Jika tidak, mana mungkin orang akan memberinya secara cuma-cuma?Umumnya, ayahnya Shinta dan

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1409

    Bos Zafran mengira dia salah mengenali orang. Hanya saja, berdasarkan ingatannya, apalagi pertemuan terakhir mereka meninggalkan kesan dalam, jadi dia tidak mungkin salah.Apalagi, pelayan berdiri mematung di sana. Yang memberinya kesempatan untuk melihat dengan jelas dan memastikan dengan cepat.Benar. Itu adalah Raja Naga!Ada kegembiraan di wajahnya. Bagi anggota Sekte Naga, Raja Naga adalah eksistensi yang sangat hebat.Tobi memperhatikan pelayan itu dan berkata dengan tenang, "Letakkan makanannya. Jangan panggil polisi. Kalau kamu ingin melaporkan masalah ini, beri tahu bosmu saja.""Baik!"Pelayan itu mengangguk dan meninggalkan ruangan itu dengan hati-hati.Lantaran bosnya sudah memberitahunya bahwa orang yang memesan ruang VIP ini punya latar belakang yang hebat dan harus dilayani dengan baik. Setelah mendengar itu, dia tentu tidak berani sembarangan lagi.Terutama karena restoran ini milik Grup Toranda. Bisa dikatakan, Tobi juga termasuk pewaris Grup Toranda.Bos Zafran mengik

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1408

    Lagi pula, kondisi Steven sekarang sudah sangat menyedihkan. Jika dia masih berani menyerangnya, Tobi pasti akan berakhir celaka nantinya.Jadi, Steven langsung memperlihatkan ekspresi marah dan berkata dengan bangga, "Jangan bermimpi. Aku nggak mungkin meminta pengampunan dari orang sepertimu.""Bagus. Kalau begitu, aku akan lumpuhkan satu tanganmu." Tobi terlihat tenang dan menggerakkan kakinya dengan ringan, menghadap salah satu tangan Steven.Kemudian, mengerahkan kekuatannya.Tanpa ada keraguan sedikit pun.Argh!Steven kembali mengeluarkan lengkingan tajam yang menyakitkan."Jangan!"Ayahnya Shinta cemas dan buru-buru berkata kepada putrinya, "Shinta, mengapa kamu masih berdiri di sana? Cepat nasihati Tobi dan suruh dia berhenti!"Shinta teringat dengan kesombongan dan penghinaan Steven terhadap Kak Tobi barusan. Bukan saja tidak menuruti perkataan ayahnya, dia juga berkata dengan dingin, "Dia sendiri yang cari mati. Mengapa aku harus menasihati Kak Tobi?""Kamu, kamu bodoh!""Pu

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1407

    "Aku nggak percaya.""Pecundang sepertimu masih belum punya kemampuan sehebat itu.""Bagaimana kalau kamu mencobanya?" Tobi mengerutkan kening dan menggelengkan kepalanya. Si bodoh ini masih tidak berlagak di sini. Sepertinya dia harus melakukan kekerasan kali ini."Oke. Kamu sendiri yang cari mati."Demi pamer, Steven sempat mencari beberapa ahli seni bela diri dan mempelajari beberapa trik. Hanya saja, dia malas dan tidak tahan lelah, apalagi tidak ada kultivator hebat yang mengajarinya.Dia hanya berhasil belajar sedikit ilmu bela diri. Bisa dikatakan, kekuatannya jelas lebih baik dibandingkan orang biasa. Setidaknya, dia bisa mengalahkan dua orang awam."Majulah ke depan, satu lawan satu. Kecuali kamu berlutut dan memohon pengampunan, kalau nggak, jangan harap ada yang bisa menghentikan pertarungan ini," kata Steven dengan sombong."Oke!"Tobi pun maju ke depan.Ayahnya Shinta dan yang lainnya ragu-ragu sejenak. Ya sudah, karena Tobi sendiri yang cari masalah, mereka juga tidak bis

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1406

    "...."Semua orang tampak marah. Begitu pula dengan Jensen. Namun, dia tahu pengaruh besar Bos Zafran di Cewadi. Berdasarkan kekuatan Bos Zafran, jika dia berani mengambil tindakan, Keluarga Ravindra pasti akan hancur.Hanya saja, dia benar-benar tidak mengerti. Kapan Keluarga Ravindra memprovokasi Raja Naga itu?Keluarga Ravindra juga bukannya tidak tahu diri, jadi mana mungkin mereka bisa memprovokasi orang hebat seperti itu?Tepat di saat ini, ponsel Kamran berdering. Saat menyadari itu panggilan dari Pak Haryo, dia segera berdiri dan menyapa dengan hormat, "Pak Haryo!""Bagaimana pembahasan kerja samanya?"Pak Haryo tahu Bos Zafran punya pengaruh kuat dan juga dukungan dari Sekte Naga. Jika bisa diperkenalkan, akan sangat bermanfaat bagi perkembangan Kota Doma.Jika Kota Doma bisa berkembang, bukankah itu akan menjadi persyaratan bagus baginya untuk dipromosikan ke depannya?Mendengar itu, Kamran buru-buru berkata, "Hmm, terjadi sedikit masalah di sini."Dia segera menjelaskan situ

DMCA.com Protection Status