Jangan-jangan dia juga tertipu?"Apa yang kamu pikirkan? Apa kamu lagi berpikir kenapa Tania melakukan ini?" tanya Tobi seraya mengetahui isi hati Widia."Ya!" jawab Widia sambil mengangguk."Gampang saja. Panggil dia ke sini dan tanyakan langsung kepadanya.""Benar juga. Kalau begitu, aku akan meneleponnya dan menanyakan apa yang terjadi.""Jangan tanya dia lewat telepon dan jangan bilang kamu tahu foto itu palsu. Panggil dia ke sini, lalu tanyakan langsung padanya dan lihat apa yang dia katakan.""Tobi, apa maksudmu? Apa kamu mencurigai Tania? Aku yakin kamu pasti salah. Tania pasti tertipu juga," kata Widia dengan marah."Gara-gara foto itu, aku jadi terjebak. Kenapa aku nggak boleh mencurigainya?"Tobi berkata dengan nada datar, "Lagian, aku nggak menuduhnya sekarang. Aku hanya ingin menyuruhnya datang dan menanyakan hal ini langsung kepadanya. Saat itu, semuanya akan menjadi jelas.""Oke. Aku akan meneleponnya."Widia pun menelepon Tania dan menyuruh sahabatnya datang ke Kediaman
"Oke! Teriak saja. Makin keras teriakanmu, aku makin senang."Meski Tobi mengatakan itu, dia tetap melepaskan wanita itu.Lantaran dia melihat Widia sudah mau marah.Widia segera bangkit dan berkata dengan marah, "Tobi, dasar bajingan. Sudah kubilang, cepat atau lambat, kita akan berpisah. Kenapa kamu mempermalukanku seperti ini?""Mempermalukan?""Kenapa itu jadi mempermalukanmu? Aku sungguh menyukaimu!" kata Tobi tak berdaya, tetapi dia akui, dia memang impulsif hari ini."Apa gunanya menyukai? Jangan lupa, kita nggak berasal dari dunia yang sama," kata Widia dengan marah."Oke, oke. Yang kamu katakan benar. Aku keluar dulu."Melihat Widia marah, Tobi buru-buru bangkit, lalu membuka pintu kamar dan berjalan keluar.Widia tampak marah, tetapi begitu Tobi keluar, dia tidak menemukan tempat untuk melampiaskan amarahnya.Begitu Tobi berjalan keluar, Candra segera menghampirinya dan bertanya sambil tersenyum, "Kak Tobi, sudah selesai mengobrol? Kalian berada di dalam begitu lama, apa hany
"Apa yang kamu tertawakan?"Widia berkata dengan marah,"Aku peringatkan sekali lagi. Tobi, jangan pikir hanya lantaran Candra ditipu olehmu, kamu sudah punya kesempatan untuk mendapatkanku.""Nggak, kok. Lagian, aku nggak perlu bantuan Candra untuk mendapatkanmu.""Jangan mimpi!""Oh!"Tobi hanya menjawab dengan santai.Namun, itu semua terdengar seperti main-main. Widia tidak memercayai kata-katanya dan terlihat marah.Sudahlah, jangan hiraukan dia.Untungnya, Tania datang lebih cepat kali ini dan tidak membuat mereka menunggu terlalu lama."To ... Tobi, kamu juga ada di sini?"Saat Tania melihat Tobi, ekspresinya langsung berubah. Satu-satunya hal yang dia khawatirkan adalah Widia mengetahui bahwa foto itu palsu.Itu sebabnya dia sengaja mengatakan banyak hal kepada Widia dan sengaja membimbingnya untuk tidak melakukan penilaian.Kilatan tajam melintas di mata Tobi. Dia hanya tersenyum sambil berkata, "Ya. Kamu terkejut atau takut?""Takut?""Apa maksudnya?"Hati Tania bergetar, teta
Widia tampak terkejut. Apa yang terjadi?Wajah Tania berubah, tetapi dia berusaha menyembunyikannya dan berpura-pura tenang, "Apa kamu bercanda?"Tobi melirik ponselnya sejenak, lalu menjawab dengan ringan, "Nggak, kok. Tunggu sebentar lagi. Dia sudah hampir sampai."Ternyata, Latif baru saja mengirimkan sebuah foto asli kepadanya. Latif juga mengatakan orang yang membuat foto palsu itu sudah ditemukan.Demi menyelidiki masalahnya lebih awal, dia bahkan berpacu dengan waktu.Karena masalah ini melibatkan nama baik tuannya, jadi bagaimana mungkin dia tidak berusaha sebaik mungkin? Dia bahkan menyuruh Pandu untuk mengerahkan seluruh kekuatannya.Lantaran CCTV tidak mendeteksinya, mereka pun mencari pemilik restoran untuk mengetahui kejanggalan selama beberapa hari itu. Apa ada orang istimewa yang muncul semacamnya.Setelah diselidiki, mereka pun menemukan Rehan, orang di balik foto-foto itu. Dengan begitu, foto-foto sebelumnya juga ditemukan.Akhirnya, mereka juga menemukan Pasha, orang
Jadi, Tania tidak mungkin bisa terlepas dari masalah ini."Baiklah, sekarang tinggal satu pertanyaan terakhir. Pasha, tahukah kamu siapa yang menyuruhmu melakukan hal-hal ini?" tanya Tobi.Pasha mengangguk dan menjawab, "Awalnya aku masih nggak begitu yakin, apalagi wanita itu memakai masker dan kacamata hitam saat bernegosiasi kepadaku. Lantaran dia langsung memberikan setengah dari deposit, aku pun nggak menanyakan identitasnya.""Jadi, kamu sudah memastikannya sekarang?""Ya, aku sudah memastikannya!""Siapa?""Dia!"Pasha langsung menunjuk ke arah Tania sambil berkata, "Meski saat itu aku nggak bisa melihat penampilannya dengan jelas, figur tubuh, suara dan keseluruhan wajahnya telah membuktikan segalanya."Mendengar itu, ekspresi Widia seketika berubah.Apa pun yang terjadi, dia tidak percaya Tania akan menyakitinyaMustahil, tetapi sekarang kenyataan telah terpampang jelas.Tania makin panik dan berkata dengan marah, "Nggak masuk akal. Padahal kamu belum pernah melihat wajah wani
Tobi menggelengkan kepalanya dan menghela napas, "Tania, lihat bagaimana perlakuan Widia kepadamu? Apa kamu pantas mendapatkan kepercayaan Widia dengan melakukan hal itu di belakangnya?"Makin mendengar itu, Tania makin yakin Tobi tidak memiliki bukti.Barusan Tania sempat berpikir, seandainya Tobi memiliki bukti, dia pasti sudah mengeluarkannya dari tadi.Jika Tania mengaku, Tobi bahkan mengatakan akan melepaskan dirinya. Mana mungkin ada orang yang begitu baik hati di dunia ini?Sekarang dia hanya bisa menggunakan perasaan untuk mengelabui sahabatnya. Tania mulai memperlihatkan raut wajah sedih sambil berkata, "Tobi, aku tahu aku sudah melakukan banyak kesalahan sebelumnya dan menyinggung perasaanmu.""Tapi kamu juga nggak boleh menjebakku seperti ini."Meski Tania takut dengan kekuatan Tobi, dia sadar pria itu bukanlah orang yang kejam, apalagi setelah memantaunya selama beberapa saat ini.Ditambah lagi, ada Widia yang melindunginya. Tobi tidak akan berani bertindak kepadanya.Tinda
Tania berkata dengan lantang, "Sampai sekarang, apa kamu masih nggak tahu Tobi itu orang seperti apa? Kalau kamu bersamanya, apa kamu akan memiliki masa depan?""Aku nggak bilang aku harus bersamanya," balas Widia."Tapi kamu sudah mulai menyukainya. Aku nggak mungkin membiarkan sahabat yang paling kusayangi jatuh cinta pada pria udik dan nggak ada masa depan seperti itu sekalipun aku harus melakukan kesalahan besar," seru Tania dengan dingin."Widia, aku tahu mungkin perbuatanku ini nggak benar, tapi asalkan bisa memisahkan kalian, sekalipun aku diberi kesempatan lagi, aku juga akan tetap melakukannya.""Karena dia nggak pantas untukmu!""Kalian sama sekali nggak berasal dari dunia yang sama. Kebersamaan kalian hanya akan menambah penderitaanmu, membuat orang tuamu kecewa dan membuat Keluarga Lianto terpuruk."Makin Tania berbicara, suaranya makin keras dan juga bertambah emosi. Bahkan dia sendiri mulai menganggap dirinya melakukan ini semua demi Widia.Wajah Widia menjadi pucat. Tida
Tobi tampak tak berdaya. Dia bahkan sempat berpikir menangani seorang gadis kecil seperti Tania itu adalah hal yang mudah.Awalnya, memang sangat lancar dan kebenarannya juga ditemukan.Hanya saja, dia tidak menyangka Tania akan berhasil membalikkan situasi.Walaupun hubungannya dengan Widia rusak, tetapi dia masih berhasil lolos dengan mudah.Setelah Tania pergi, tubuh Widia langsung terkulai lemas di sofa. Entah apa yang sedang dipikirkan wanita itu.Sekarang masalahnya telah diklarifikasi, jadi Tobi pun menyuruh Latif dan yang lainnya pergi. Tobi juga tidak berniat melanjutkan permasalahan Pasha lagi.Setelah Latif keluar, dia mengikuti Tania dari belakang. Sampai wanita itu hendak memanggil taksi, Latif langsung menghentikannya dengan cepat.Melihat Latif mendekat, wajah Tania langsung berubah. Dia bertanya dengan gugup, "Apa, apa yang ingin kamu lakukan?"Latif tampak galak dan mencibir, "Apa yang mau aku lakukan? Tuan berjanji nggak akan menyentuhmu, tapi aku nggak.""Coba saja k
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K