"Haha ...."Bima terlihat marah, lalu dia berkata sambil tergelak, "Tak kusangka, tuan muda dari Keluarga Yusnuwa sepertiku akan dipermalukan oleh bocah tak dikenal ini.""Bocah, nggak peduli siapa kamu, tapi hari ini kamu pasti mati."Begitu kata-kata itu keluar, semua orang langsung terkejut.Tunggu! Tadi dia bilang apa? Tuan muda dari Keluarga Yusnuwa?Siapa yang berani menyebut dirinya sebagai tuan muda dari Keluarga Yusnuwa di Kota Tawuna ini? Selain anggota Keluarga Yusnuwa, orang terkaya di Kota Tawuna, siapa lagi yang berani menyebut dirinya demikian?Apalagi, orang terkaya di Kota Tawuna hanya memiliki putra satu-satunya.Ekspresi Candra berubah. Belakangan ini, mereka banyak berinteraksi dengan Keluarga Yusnuwa, tetapi dia sama sekali tidak mengenal Bima.Semua orang yang berada di sana juga kaget.Astaga!Padahal mereka barusan mendengar gosip besar, mengapa sekarang muncul gosip lainnya lagi?Ada apa dengan restoran hari ini? Barusan ada Tuan Winson, lalu Tuan Tobi dan seka
Benar, benar, Tobi!Bukankah tadi Tobi sangat hebat? Mungkin dia bisa menyelamatkan nyawanya.Memikirkan hal ini, Candra langsung mengalihkan pandangannya ke arah Tobi sambil berteriak keras, "Kakak Ipar, tolong aku, tolong aku!"Panggilan "Kakak Ipar" itu mendadak membuat semua orang kebingungan.Di sini ada kakak ipar si bocah ini?Namun, tak lama kemudian, semua orang menggelengkan kepala. Apa bocah ini tidak tahu sosok menakutkan yang dia hadapi itu? Dia adalah putra satu-satunya Damar, orang terkaya di Tawuna.Dengan identitas yang begitu hebat, siapa yang bisa menyelamatkannya?Bocah, sebutan kakak ipar itu bukan hanya tidak menyelamatkan nyawamu sendiri, tapi juga akan membahayakan nyawa kakak iparmu."Kakak ipar?""Haha. Kakak iparmu ada di sini? Baik, panggil dia keluar.""Aku penasaran apa kakak iparmu berani maju untuk membelamu?"Bima menatap semua orang yang ketakutan dengan ekspresi mengejek dan memperlihatkan sikap mendominasinya.Mengingat status Bima, meskipun kakak ip
Yang paling bersemangat di antara kerumunan ini sudah pasti Kak Lutfi dan Lena yang masih belum pergi. Sekalipun mereka tahu diri mereka tidak sebanding dengan Tobi.Jika Tobi ditekan dan diberi pelajaran, mereka tentu akan sangat senang.Hanya saja, saat semua orang mengira Tobi akan berakhir tragis, ekspresi Bima tampak berubah drastis.Dari tadi, perhatiannya hanya tertuju pada Elis, wanita yang disukainya dan Candra.Selain itu, Manajer Sofyan dan yang lainnya yang berdiri di sana tampak menghalangi pandangannya. Dia bahkan tidak menyadari Tobi duduk di sampingnya.Melihat ekspresi Bima berubah, semua orang diam-diam menghela napas. Tamatlah riwayatnya.Tuan Tobi yang misterius ini akan mendapat masalah. Apalagi, kalau dilihat dari wajah Tuan Bima sekarang, dia pasti sangat marah.Beraninya dia mempermalukan Bima di depan umum, apa dia cari mati?Benar saja. Tuan Bima bergegas berjalan menuju Tuan Tobi yang misterius itu. Sepertinya dia akan memberinya pelajaran.Namun, detik berik
Ada yang kaget, ada yang senang, tetapi ada juga yang terlihat tidak senang.Kakak ipar?Itu berarti Kak Tobi punya istri dan dia adalah kakaknya bocah ini.Sebenarnya, Kristin sempat menduga Kak Tobi memiliki istri, tetapi karena belum pernah melihatnya selama ini, pria itu memberinya secercah harapan besar.Namun, kejadian hari ini justru menghancurkan harapannya yang terlalu tinggi.Saat ini, Bima sangat gugup dan bahkan melupakan wanitanya sendiri, Elis, dan bertanya dengan hati-hati, "Dokter Tobi, apa dia adik ipar Anda?""Ya!" kata Tobi sambil mengangguk.Pengakuan ini makin membuat Kristin terpuruk.Bima buru-buru minta maaf, "Oh, begitu. Tadi aku nggak memahami situasinya, mohon Dokter Tobi nggak mempermasalahkannya.""Ya. Jadi, bagaimana dengan masalah ini?" tanya Tobi."Karena Dokter Tobi sudah angkat bicara, masalah ini tentu berakhir di sini. Aku juga minta Dokter Tobi untuk nggak mempermasalahkan tindakan kasar yang kulakukan tadi," kata Bima dengan gugup."Nggak perlu sep
Semua orang terdiam. Wanita ini benar-benar tidak punya otak.Tidak heran ada yang mengatakan wanita cantik, tapi berotak udang. Wanita ini telah membuktikannya.Berkat Tobi, Bima bisa melampiaskan amarahnya dan merasa jauh lebih baik. Apalagi, setelah dia mengenali wajah asli Elis, kini dia merasa lega.Kemudian, dia berbalik dan berkata, "Dokter Tobi, terima kasih, terima kasih sudah membantuku.""Sama-sama. Sebenarnya bukan hanya aku yang membantumu."Sembari berbicara, Tobi memandang Candra dan berkata dengan tenang, "Candra ini memang keterlaluan dan nggak tahu malu, tapi kalau dilihat dari segi lain, dia sudah membantumu.""Dia membantumu memahami wajah asli dari wanita ini. Kalau nggak, entah kamu akan ditipu sampai kapan. Kalau wanita itu sampai menikah denganmu, masalah yang akan kamu hadapi akan lebih besar."Mendengar itu, Bima mengangguk berulang kali. Dokter Tobi benar. Jika bukan karena Candra, dia mungkin akan menikahi wanita ini.Saat ini, Elis akhirnya mengerti mengapa
Dibandingkan yang lainnya, Candra tidak terlihat ragu saat langsung duduk di sebelah Tobi dan berkata, "Kak Tobi, hari ini kamu hebat sekali.""Tak kusangka, kamu punya kemampuan sehebat itu!"Tobi mengerutkan keningnya dan berkata, "Siapa yang menyuruhmu duduk di sini?"Candra terkejut, lalu bergegas berdiri dan berbisik pelan, "Kak Tobi, aku tahu, sebelumnya aku sudah melakukan banyak kesalahan dan perbuatan buruk kepadamu.""Tapi kamu jangan khawatir, kelak aku pasti akan mengubahnya.""Selain itu, aku akan membujuk kakakku untuk tetap bersamamu. Aku jamin kalian pasti nggak akan bercerai.""Bercerai?"Kristin tidak bisa menyembunyikan rasa ingin tahunya lagi. Kak Tobi telah memiliki istri. Entah seperti apa penampilan istrinya."Lupakan saja. Aku nggak butuh bantuanmu," ucap Tobi sambil menggelengkan kepalanya."Benar juga. Dengan kehebatan Kak Tobi, kamu pasti bisa meluluhkan hati kakakku dengan mudah.""Kakakku hanya belum tahu kemampuanmu. Kalau nggak, dia pasti sudah jatuh cint
"Benar. Apa kamu menyukainya?""Suka.""Apa kamu berencana untuk menikahinya?" tanya Meli langsung.Tobi buru-buru menjelaskan, "Aku sudah punya istri.""Ternyata benar, kamu punya istri."Meli tampak marah dan berkata, "Kalau kamu punya istri, kenapa kamu masih merayu Kristin? Kamu juga bilang menyukainya?""Bibi, kamu salah paham. Aku menyukai Kristin, tapi itu hanya sebatas kasih sayang kakak kepada adik," ucap Tobi buru-buru menjelaskan."Hanya karena ini, kamu memberikannya vila senilai 200 miliar?"Meli tampak kaget dan tidak memercayai pendengarannya itu. Jika bukan karena Kristin, dia tidak akan pindah ke vila itu."Ya!""Aku nggak tahu harus percaya kepadamu atau nggak, tapi jujur saja, aku sama sekali nggak terbiasa tinggal di vila ini."Meli menggelengkan kepalanya dan menambahkan, "Tobi, menurutku vila ini benar-benar nggak cocok untuk kami. Apalagi, kami masih punya 14 miliar yang cukup untuk membeli sebuah rumah bagus."Tobi tampak ragu-ragu. Dia menyadari kemungkinan dir
"Kamu rasa!"Widia mendengus dingin, "Dia tiba-tiba menjadi aneh dan membujuk ibuku untuk bersikap baik padamu. Dia juga bilang kamu sangat baik dan Keluarga Lianto nggak akan bisa menemukan menantu hebat sepertimu."Tobi hanya tersenyum kecut. Dia mengira Candra mengatakan hal aneh apa lagi. Pria itu hanya terkekeh dan berkata, "Aku rasa yang dia katakan itu benar.""Apanya yang benar?""Apa kamu masih nggak sadar dengan hubungan kita?""Tinggal beberapa hari lagi kita sudah harus mengurus akta cerai."Makin Widia berbicara, dia makin bertambah kesal. Apalagi, memikirkan mereka berdua akan segera bercerai, hatinya tidak senang. Namun, Widia sendiri yang mengatakan akan mengurusnya dalam sebulan dan sekarang hanya tersisa setengah bulan lagi."Kalau begitu, kita nggak usah bercerai," kata Tobi."Huh! Jangan mimpi!"Lain di mulut, lain di hati. Sebenarnya, Widia sempat memikirkan hal ini. Palingan, dia akan memperpanjangnya hingga beberapa waktu kemudian.Lagi pula, Tobi yang mengusulka