Share

Bab 107

Seluruh ruangan tampak sunyi. Sepertinya semua orang masih tenggelam dalam melodi indah itu dan enggan bangun sama sekali.

Tiba-tiba ada yang mengangkat tangannya dan memberikan tepuk tangan.

Bagaikan efek kupu-kupu, perilakunya seketika membuat semua orang mengikutinya.

Gemuruh tepuk tangan membanjiri ruangan itu.

Mengguncang seluruh gedung konser!

"Merdu sekali!"

"Bagus sekali!"

"Benar-benar sempurna. Tak ada yang bisa menandinginya!"

"Sumpah, ini musik piano paling indah dan sempurna yang pernah kudengar seumur hidupku, tiada duanya!"

"Hebat, hebat sekali!"

"Hei, para pianis Barat yang nggak tahu malu. Lihat baik-baik, siapa bilang Negara Harlanda kami nggak punya pianis hebat?"

Saat ini, seluruh ruangan tampak memanas.

Aula konser yang awalnya sepi itu tiba-tiba menjadi ramai seperti di pasar.

Joni benar-benar terpaku di tempat.

Dia malah mengira Tobi sangat bodoh sebelumnya. Ternyata, dia sendirilah yang seharusnya ditertawakan.

Sialan.

Dia selalu menganggap Tobi tidak mengerti pi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status