Seluruh ruangan tampak sunyi. Sepertinya semua orang masih tenggelam dalam melodi indah itu dan enggan bangun sama sekali.Tiba-tiba ada yang mengangkat tangannya dan memberikan tepuk tangan.Bagaikan efek kupu-kupu, perilakunya seketika membuat semua orang mengikutinya.Gemuruh tepuk tangan membanjiri ruangan itu.Mengguncang seluruh gedung konser!"Merdu sekali!""Bagus sekali!""Benar-benar sempurna. Tak ada yang bisa menandinginya!""Sumpah, ini musik piano paling indah dan sempurna yang pernah kudengar seumur hidupku, tiada duanya!""Hebat, hebat sekali!""Hei, para pianis Barat yang nggak tahu malu. Lihat baik-baik, siapa bilang Negara Harlanda kami nggak punya pianis hebat?"Saat ini, seluruh ruangan tampak memanas.Aula konser yang awalnya sepi itu tiba-tiba menjadi ramai seperti di pasar.Joni benar-benar terpaku di tempat.Dia malah mengira Tobi sangat bodoh sebelumnya. Ternyata, dia sendirilah yang seharusnya ditertawakan.Sialan.Dia selalu menganggap Tobi tidak mengerti pi
"Pepatah mengatakan ada batas yang harus diperhatikan oleh seniman dalam berkarya. Tapi, seni itu sendiri nggak ada batasnya, baik Barat ataupun Timur, esensinya tetap sama.""Jadi, aku nggak menyangka Tuan Martin akan mengucapkan kata-kata nggak profesional seperti itu. Bukankah itu akan menghina reputasimu sebagai master pianis nomor satu di dunia?" kata Tobi dengan nada datar."Huh! Omong kosong." Wajah Martin memerah. Dia sendiri sadar ucapannya tidak masuk akal, jadi dia terpaksa menutupinya dengan bertindak sewenang-wenang."Ya sudahlah. Kalau kamu ingin kalah telak di sini, akan kukabulkan permintaanmu."Di bawah tatapan heran semua orang, Tobi kembali duduk, lalu tersenyum tipis dan berkata dengan nada datar, "Lagu "Keputusasaan" kupersembahkan untuk Tuan Martin."Begitu ucapan itu dilontarkan, seluruh ruangan kembali sunyi.Karena lagu "Keputusasaan" adalah lagu andalan Martin yang sangat terkenal. Menurutnya, inilah lagu paling sempurna yang bisa dia mainkan.Dia bahkan sempa
"Ya. Aku mengakui kekalahanku!""Aku menerima kekalahanku sepenuhnya!" gumam Martin. Sepertinya dia telah kehilangan akal sehatnya.Dia tidak pernah menyangka ada orang yang bisa memainkan musik dengan begitu ajaib dan sempurna di dunia ini.Apalagi, dia adalah warga Negara Harlanda.Sepertinya, temannya tidak berbohong padanya. Negara Harlanda sungguh salah satu peradaban paling kuno yang memiliki sejarah panjang. Dari zaman kuno hingga sekarang, banyak ditemukan benda ajaib dan banyak legendaris yang lahir.Sejak tadi, Widia telah kegirangan. Tobi sama sekali belum pernah meninggalkan kesan sedalam ini di hatinya.Namun, Widia teringat Tobi tidak pernah berterus terang kepadanya tentang masalah piano, yang telah membuat Widia salah paham dengannya sebelumnya dan bahkan mengatakan mereka tidak berasal dari dunia yang sama.Mungkin pria itu diam-diam mentertawakan Widia dari belakang.Sebaliknya, Joni yang berada di samping itu sudah hampir meledak. Apalagi, saat Widia menatap Tobi den
"Bukan. Aku beli sendiri.""Kamu beli sendiri? Mobil ini nggak murah, 'kan?""Benar. Awalnya aku mau beli mobil yang harganya sekitar 600 juta, tapi aku nggak tahan melihat seorang gadis kecil ditindas, jadi aku pun beli mobil seharga delapan miliar ini.""Gadis cantik, ya?""Benar. Sepasang matanya seakan-akan bisa berbicara, sungguh menawan.""Haha. Terus, kenapa kamu nggak bawa pulang saja?""Bukankah di rumah masih ada istri?""Oh, kamu masih ingat punya istri?""Tobi, kuperingatkan kamu, meski kamu mau cari wanita lain, kamu harus tunggu sebulan lagi, setelah akta cerai kita keluar," kata Widia dengan marah.Widia tidak paham dengan dirinya sendiri. Padahal, dia selalu merasa Tobi tidak pantas bersanding dengannya, tapi saat bersamanya, pria itu memberinya rasa nyaman dan santai. Widia juga tidak senang pria itu bergaul dengan wanita lain."Bukankah satu bulan saja? Hanya sebentar saja. Aku juga harus buat persiapan dulu agar nantinya bisa berjalan dengan mulus.""Berengsek! Kamu
Tobi hanya mengangkat bahunya. Dia tidak tertarik meladeni wanita tua itu. Dia pun membalikkan badannya dan pergi.Saat Yesa melihat Tobi pergi begitu saja, dia langsung marah dan berniat menghentikannya.Widia buru-buru berkata, "Bu, jangan teriak lagi. Tobi membeli mobil ini dengan uangnya sendiri, bukan pakai uangku.""Omong kosong. Dari mana orang desa sepertinya bisa punya uang miliaran?""Aku juga nggak tahu, tapi mobil ini memang dia beli dengan uangnya sendiri," ujar Widia."Sudahlah. Kamu pikir ibumu anak kecil? Begitu mudah ditipu?""Ibu bingung sama kamu sekarang. Pertama, kamu nggak mau langsung bercerai dengannya. Sekarang, kamu malah memberinya begitu banyak uang. Apa dia mengancammu?""Nggak, kok. Kamu terlalu banyak berpikir.""Baguslah kalau begitu. Tobi ini benar-benar nggak tahu malu. Sebagai seorang pria, kok dia bisa begitu nggak tahu malu.""Widia, jangan bilang Ibu nggak mengingatkanmu. Pria ini licik. Dia nggak seperti Tuan Joni, yang bisa dipercaya dan jujur. K
Tadi dia sempat melirik kartu nama Tobi dan langsung mengingat nomornya."Halo!""Kak, Kak Tobi, bisakah Anda membantu saya?" Suara tangisan terdengar dari sisi lain.Selain itu, dia samar-samar mendengar suara lain."Aku sudah memberimu banyak waktu, tapi kamu bahkan nggak bisa mengumpulkan 200 juta. Beraninya kamu memintaku untuk menyelamatkan ibumu?""Kuingatkan lagi, kalau operasinya nggak dimulai dalam waktu setengah jam, ibumu pasti akan mati.""Kalau kamu nggak bisa bayar, sebaiknya bawa ibumu keluar dari rumah sakit secepatnya. Jangan sampai orang lain mengira keterampilan medis kami buruk."Tobi merasa masalah ini agak mendesak dan segera bertanya, "Apa yang terjadi?""Ibu saya sakit parah dan perlu segera dioperasi, tapi saya nggak punya cukup uang. Tolong bantu saya. Kelak, saya akan bekerja keras untuk membayar Anda kembali."Kristin terpaksa meminjam uang dari semua orang yang dia kenal, tapi dia tidak punya kenalan orang kaya lainnya. Satu-satunya yang membantunya adalah
"Nah, 'kan? Sudah kubilang dia nggak bisa diandalkan," ucap Dokter Markus seakan telah menebak semua itu."Nggak, nggak mungkin."Raut wajah Kristin berubah pucat. Dia langsung berbalik dan berlutut di depan Dokter Markus sambil memohon, "Dokter Markus, kumohon padamu. Tolong lakukan operasi ibuku dulu.""Jangan khawatir. Meski Kak Tobi nggak datang, aku akan berusaha untuk membayarmu nanti."Dia juga menolehkan kepalanya untuk memandang perawat lainnya, "Aku mohon kepada kalian semua ...."Seorang perawat tergerak melihat adegan memilukan itu dan berkata, "Bagaimana kalau kita mengumpulkan sejumlah uang untuknya? Terus, Dokter Markus, kamu bisa melakukan operasi untuknya terlebih dahulu.""Yuyun, kamu mau jadi orang baik? Oke, keluarkan 100 juta dulu. Dengan begitu, aku akan melakukan operasi kepadanya dan sisanya akan aku ambil nanti," ucap Dokter Markus dengan ketus.Yuyun Lestari tampak canggung. Dia baru saja mulai magang dan hanya seorang perawat. Apalagi, keluarganya tidak punya
Begitu mendengar kata-kata itu, semua orang tampak tercengang.Kristin memandang Tobi dengan tatapan kosong.Apa maksud perkataan Kak Tobi?Tobi mengabaikan mereka dan mengambil langkah ke depan. Dia langsung membuka kain putih yang baru saja menutupi tubuh ibunya Kristin. Jarum perak muncul di tangannya dan terbang ke tubuh ibunya Kristin dengan kecepatan yang tidak terlihat oleh kasat mata.Dokter Markus tertegun sejenak, lalu berkata dengan marah, "Nak, apa yang kamu lakukan? Dia sudah mati, apa yang kamu lakukan di sini!"Saat ini, vitalitas ibunya Kristin sudah hampir habis, jadi Tobi tidak punya waktu untuk menghiraukannya. Dia berkonsentrasi untuk mengedarkan energi sejati ke dalam tubuh ibunya Kristin melalui jarum perak.Tubuh manusia pasti akan mengalami berbagai masalah. Kebanyakan di antaranya disebabkan oleh tersumbatnya meridian ataupun infeksi virus dan bakteri di suatu tempat.Semua masalah ini bisa diatasi dan disembuhkan dengan menggunakan energi sejati.Apalagi, Semb
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K