Harita hanya mendengus dingin, kemudian berdiri dan langsung berseru, "Mundur!"Di saat bersamaan, dia segera memperingatkan semua orang bahwa kejadian hari ini tidak boleh disebarluaskan. Kalau tidak, mereka semua pasti akan mati.Setelah sekian lama menduduki posisi nomor satu di dunia, Harita memang tidak rela kehilangan kekuasaannya. Sebelum berhasil menerobos dan memasuki Alam Tanah Abadi, dia tidak ingin dijadikan bahan tertawaan bagi orang lain.Begitu dia berhasil menerobos, dia akan mendapatkan kembali harga dirinya.Mata Naura dipenuhi kelegaan dan kegembiraan. Dia tidak menyangka bahwa kekuatan putranya akan berkembang hingga kondisi mengerikan seperti ini.Utusan Pertama dan Utusan Kedua juga menatap Tobi dengan mata berbinar-binar.Hal ini tentunya membuat Tobi merasa sedikit gugup. Apa yang ingin dilakukan kedua wanita tua ini? Jangan-jangan mereka tertarik kepadanya?Tepat di saat ini, Pandu dan yang lainnya maju ke depan dan mendekati Tobi.Naura dan yang lainnya terkej
Menatap putranya yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu itu, Naura tidak bisa menahan diri lagi. Dia langsung memeluk putranya sambil menangis, "Tomi, Ibu nggak berguna, Ibu bersalah kepadamu. Sudah membuatmu menderita selama ini."Bahkan, di saat-saat kritis pun, Naura masih tidak ingin membeberkan identitas Tobi yang sebenarnya. Itu sebabnya, dia tidak memanggil putranya dengan Tomi, nama panggilannya sewaktu kecil dulu, melainkan langsung memanggilnya Tobi."Bu, jangan begitu. Aku ingat dengan jelas apa yang terjadi sewaktu kecil dulu. Kita dikejar oleh para pemburu sejauh ribuan mil. Terakhir, kamu sendiri yang menghadapi semua ini. Lantaran ingin menyelamatkanku, kamu terpaksa meninggalkanku. Bagaimana aku bisa menyalahkanmu?""Kalau bukan karena Ibu, aku mungkin sudah mati.""Jangan bilang begitu. Kamu nggak akan mati."Naura buru-buru menghentikan kata-katanya."Ya, aku nggak akan mati, Ibu juga sama. Kita semua baik-baik saja sekarang, kelak juga akan begitu. Siapa yang berani
Kekuatannya benar-benar jauh melampaui imajinasi mereka.Jika energi sejati di dalam tubuh mereka bagaikan sungai besar, maka energi sejati putra Bu Naura bagaikan lautan luas. Pantas saja dia bisa mengalahkan Harita. Padahal Harita sebelumnya sempat menekan mereka.Dengan adanya calon ketua sekte yang begitu muda ini, tidak ada lagi yang perlu mereka khawatirkan.Apalagi, akhir-akhir ini mereka dihadapkan pada sebuah masalah penting, yang membuat mereka kesulitan untuk menentukan pilihan. Kebetulan putranya Bu Naura mereka kembali. Posisi ketua Sekte Suci sudah pasti akan menjadi miliknya.Terlebih lagi, hanya Tobi-lah yang bisa membawa Sekte Suci kembali ke masa kejayaan.Setelah luka mereka pulih semuanya, mereka segera meninggalkan tempat itu. Namun, kali ini ibunya, Naura, dan yang lainnya langsung dibawa Tobi menuju Distrik Terra 1.Lagi pula, kediaman di sana besar dan juga termasuk tempat yang cocok untuk berkultivasi. Membiarkan mereka tinggal di Distrik Terra 1 juga merupakan
Tepat di saat ini, ponsel Tobi berdering. Dia melihat nomor si penelepon. Dia tampak ragu. Karena Javas, wakil pemimpin Kuil Asura, yang meneleponnya.Biasanya, Javas tidak akan menelepon Tobi."Angkatlah. Kita akan lanjut bicarakan nanti. Kebetulan aku juga masih bingung entah tahu harus mulai dari mana," ucap Naura."Ya!"Tobi mengangguk. Kemudian, mengangkat telepon dan berkata dengan nada serius, "Javas, ada apa?""Tuan, kemarin Riki dari Sekte Bawika mendatangi Kuil Asura. Dia berhasil mengalahkanku hanya dengan menggunakan satu telapak tangan," ucap Javas dengan pasrah. Kemampuannya masih terlalu lemah.Namun, kekuatan Riki terlalu menakutkan. Kekuatan tingkat menengah Guru Besar miliknya bahkan tidak bisa menghalanginya. Javas juga tidak yakin apa tuan mereka bisa mengalahkannya atau tidak."Sekte Bawika?""Hanya dengan telapak tangan?"Tobi mengerutkan kening. Dia tahu tentang Sekte Bawika, tetapi apa kekuatannya begitu menakutkan? Padahal, Tobi merasa kekuatan Javas sudah bagu
Apalagi dia baru saja menghubungiku dan mengajukan permintaan. Kalau kita nggak menuruti permintaannya, pasti akan terjadi pertumpahan darah."Meski Pandu belum pernah melihat lawan mengambil tindakan sebelumnya, hanya dengan melihat jejak telapak tangan yang ditinggalkannya, dia sudah mengetahui betapa menakutkannya kekuatan lawan."Oke, aku mengerti. Setujui saja permintaannya. Saat waktunya tiba nanti, kita akan pergi ke pertemuan Sekte Bawika itu," ucap Tobi sambil mengangguk.Setelah menutup telepon, Naura tercengang karena Tobi tidak menghindarinya sama sekali. Berdasarkan pendengaran dan penilaiannya, dia langsung bisa menebak segalanya. Dia pun memandang Tobi dengan bingung.Melihat ibunya seperti ini, Tobi hanya berkata tak berdaya, "Aku sudah lama menaklukkan Sekte Setan. Mereka juga merupakan salah satu bagian dari Sekte Suci dan diancam oleh Sekte Bawika.""Sekte Setan dan Kuil Asura, semuanya berada di bawah pimpinanmu."Naura berkata dengan penuh semangat, "Ditambah lagi
Sejauh yang Tobi tahu, selain dirinya, yang notabene pemimpin Kuil Asura, hanya wakil ketua, Javas, yang kekuatannya berada di tingkat menengah Guru Besar.Sekte Setan bahkan lebih buruk lagi. Hanya Raja Setan satu-satunya yang kekuatannya memasuki Guru Besar. Meski hanya selangkah lagi, Raja Setan bisa menerobos tingkat puncak Guru Besar, dia telah lama dilumpuhkan oleh Tobi.Sebaliknya, Sekte Bayangan masih punya ibunya, yang notabene Guru Besar tingkat akhir dan tiga utusan, yang semuanya merupakan Guru Besar. Khususnya, Utusan Pertama, yang kekuatannya telah berada di tingkat puncak Guru Besar.Meski sepertinya Utusan Pertama memasuki tingkat puncak Guru Besar belum lama ini, kekuatannya masih jauh lebih hebat dibandingkan Guru Besar tingkat akhir biasanya.Tobi juga tidak tahu seberapa jauh tingkat kekuatan dari Sekte Bawika. Hanya saja, melihat mereka berani mendominasi dan arogan, sepertinya kekuatan mereka juga tidak lemah.Walau jumlah Guru Besar tidak banyak, tetapi ahli bela
"Baik!"Utusan Pertama menanggapinya dengan antusias. Saat ini, dia merasa semangat juangnya kembali mendidih."Kalau begitu, Utusan Pertama, kembalilah dan lanjutkan pekerjaanmu dulu. Aku masih punya banyak hal yang mau dibicarakan dengan Tomi," kata Naura langsung."Baik. Maaf sudah mengganggu Bu Naura dan Tuan Muda."Utusan Pertama meninggalkan ibu dan anak itu. Hatinya sangat gembira. Kali ini, akhirnya dia bisa memamerkan bakatnya.Namun, begitu Utusan Pertama pergi, ponsel Tobi berdering. Panggilan dari nomor tak dikenal. Tobi langsung mengangkatnya."Tomi, ini aku, aku ...."Sebelum Ezra selesai berbicara, dia menyadari orang di ujung sana telah menutup telepon.Dia tertegun sejenak. Kemudian, diam-diam menahan senyum pahit.Tanpa berbasa-basi, cucunya langsung menutup teleponnya.Sepertinya, dia masih harus memikirkan cara untuk menemui cucunya langsung. Jika tidak, cucunya tidak akan menjawab teleponnya.Tobi sekarang ingin tahu apa yang terjadi dulu, jadi dia tidak punya wakt
"Hais!"Mengungkit masalah ini, Naura langsung menghela napas panjang. Kemudian, dia mulai mengungkapkan kebenaran tentang apa yang terjadi saat itu.Setelah mendengar penjelasan ibunya, wajah Tobi makin muram. Dia tidak bisa menahan amarah dan berkata dengan kesal, "Sekelompok orang munafik! Aku pasti akan membuat mereka membayar perbuatan mereka!""Tomi!""Jangan gegabah."Naura takut Tobi terlalu impulsif. Itu sebabnya, dia tidak berani menceritakan semua kebenaran ini kepada putranya. Meski Naura sendiri juga sangat emosi, terutama saat memikirkan Kak Revan yang dicintainya, dia sangat ingin membalas dendam.Hanya saja, dia masih harus mengendalikan diri dan tidak boleh bertindak sembarangan.Dia akan membalas dendam, tetapi sebelum itu, dia harus memastikan keselamatan Tomi lebih dulu.Naura rela mengorbankan nyawanya, tetapi dia tidak akan membiarkan sesuatu menimpa Tomi. Putranya adalah satu-satunya buah hati yang ditinggalkan oleh suaminya, Kak Revan.Akhirnya Tobi mengerti men
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K