Saat ini, ekspresi Harita kembali berubah. Dia awalnya mengira dirinya pasti bisa mengalahkan Tobi. Namun, siapa sangka, bocah itu masih menyimpan sisa kekuatan, yang bahkan mampu menghabisinya langsung.Dilihat dari sudut pandang ini, sepertinya Harita sudah kalah dalam pertarungan ini!Untuk sesaat, Harita kesulitan menerima hasil seperti ini."Tobi, apa kamu baik-baik saja?" Naura segera maju ke depan dan bertanya dengan khawatir. Setelah lewat beberapa saat, lukanya mulai membaik. Setidaknya dia masih bisa berdiri dan berjalan."Nggak apa-apa. Hanya menguras sedikit energi sejati saja."Tobi menggelengkan kepalanya dan melangkah mendekati Harita.Ekspresi Harita berubah. Apa bocah ini benar-benar ingin membunuhnya?Raja Naga Tua juga terkejut dan gugup. Tobi biasanya penurut, tetapi begitu mengambil keputusan, Raja Naga Tua juga tidak bisa menghentikannya."Tobi ....""Guru, jangan khawatir! Kalau aku sungguh ingin membunuhnya, dia pasti sudah jadi mayat sekarang," kata Tobi dengan
Harita hanya mendengus dingin, kemudian berdiri dan langsung berseru, "Mundur!"Di saat bersamaan, dia segera memperingatkan semua orang bahwa kejadian hari ini tidak boleh disebarluaskan. Kalau tidak, mereka semua pasti akan mati.Setelah sekian lama menduduki posisi nomor satu di dunia, Harita memang tidak rela kehilangan kekuasaannya. Sebelum berhasil menerobos dan memasuki Alam Tanah Abadi, dia tidak ingin dijadikan bahan tertawaan bagi orang lain.Begitu dia berhasil menerobos, dia akan mendapatkan kembali harga dirinya.Mata Naura dipenuhi kelegaan dan kegembiraan. Dia tidak menyangka bahwa kekuatan putranya akan berkembang hingga kondisi mengerikan seperti ini.Utusan Pertama dan Utusan Kedua juga menatap Tobi dengan mata berbinar-binar.Hal ini tentunya membuat Tobi merasa sedikit gugup. Apa yang ingin dilakukan kedua wanita tua ini? Jangan-jangan mereka tertarik kepadanya?Tepat di saat ini, Pandu dan yang lainnya maju ke depan dan mendekati Tobi.Naura dan yang lainnya terkej
Menatap putranya yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu itu, Naura tidak bisa menahan diri lagi. Dia langsung memeluk putranya sambil menangis, "Tomi, Ibu nggak berguna, Ibu bersalah kepadamu. Sudah membuatmu menderita selama ini."Bahkan, di saat-saat kritis pun, Naura masih tidak ingin membeberkan identitas Tobi yang sebenarnya. Itu sebabnya, dia tidak memanggil putranya dengan Tomi, nama panggilannya sewaktu kecil dulu, melainkan langsung memanggilnya Tobi."Bu, jangan begitu. Aku ingat dengan jelas apa yang terjadi sewaktu kecil dulu. Kita dikejar oleh para pemburu sejauh ribuan mil. Terakhir, kamu sendiri yang menghadapi semua ini. Lantaran ingin menyelamatkanku, kamu terpaksa meninggalkanku. Bagaimana aku bisa menyalahkanmu?""Kalau bukan karena Ibu, aku mungkin sudah mati.""Jangan bilang begitu. Kamu nggak akan mati."Naura buru-buru menghentikan kata-katanya."Ya, aku nggak akan mati, Ibu juga sama. Kita semua baik-baik saja sekarang, kelak juga akan begitu. Siapa yang berani
Kekuatannya benar-benar jauh melampaui imajinasi mereka.Jika energi sejati di dalam tubuh mereka bagaikan sungai besar, maka energi sejati putra Bu Naura bagaikan lautan luas. Pantas saja dia bisa mengalahkan Harita. Padahal Harita sebelumnya sempat menekan mereka.Dengan adanya calon ketua sekte yang begitu muda ini, tidak ada lagi yang perlu mereka khawatirkan.Apalagi, akhir-akhir ini mereka dihadapkan pada sebuah masalah penting, yang membuat mereka kesulitan untuk menentukan pilihan. Kebetulan putranya Bu Naura mereka kembali. Posisi ketua Sekte Suci sudah pasti akan menjadi miliknya.Terlebih lagi, hanya Tobi-lah yang bisa membawa Sekte Suci kembali ke masa kejayaan.Setelah luka mereka pulih semuanya, mereka segera meninggalkan tempat itu. Namun, kali ini ibunya, Naura, dan yang lainnya langsung dibawa Tobi menuju Distrik Terra 1.Lagi pula, kediaman di sana besar dan juga termasuk tempat yang cocok untuk berkultivasi. Membiarkan mereka tinggal di Distrik Terra 1 juga merupakan
Tepat di saat ini, ponsel Tobi berdering. Dia melihat nomor si penelepon. Dia tampak ragu. Karena Javas, wakil pemimpin Kuil Asura, yang meneleponnya.Biasanya, Javas tidak akan menelepon Tobi."Angkatlah. Kita akan lanjut bicarakan nanti. Kebetulan aku juga masih bingung entah tahu harus mulai dari mana," ucap Naura."Ya!"Tobi mengangguk. Kemudian, mengangkat telepon dan berkata dengan nada serius, "Javas, ada apa?""Tuan, kemarin Riki dari Sekte Bawika mendatangi Kuil Asura. Dia berhasil mengalahkanku hanya dengan menggunakan satu telapak tangan," ucap Javas dengan pasrah. Kemampuannya masih terlalu lemah.Namun, kekuatan Riki terlalu menakutkan. Kekuatan tingkat menengah Guru Besar miliknya bahkan tidak bisa menghalanginya. Javas juga tidak yakin apa tuan mereka bisa mengalahkannya atau tidak."Sekte Bawika?""Hanya dengan telapak tangan?"Tobi mengerutkan kening. Dia tahu tentang Sekte Bawika, tetapi apa kekuatannya begitu menakutkan? Padahal, Tobi merasa kekuatan Javas sudah bagu
Apalagi dia baru saja menghubungiku dan mengajukan permintaan. Kalau kita nggak menuruti permintaannya, pasti akan terjadi pertumpahan darah."Meski Pandu belum pernah melihat lawan mengambil tindakan sebelumnya, hanya dengan melihat jejak telapak tangan yang ditinggalkannya, dia sudah mengetahui betapa menakutkannya kekuatan lawan."Oke, aku mengerti. Setujui saja permintaannya. Saat waktunya tiba nanti, kita akan pergi ke pertemuan Sekte Bawika itu," ucap Tobi sambil mengangguk.Setelah menutup telepon, Naura tercengang karena Tobi tidak menghindarinya sama sekali. Berdasarkan pendengaran dan penilaiannya, dia langsung bisa menebak segalanya. Dia pun memandang Tobi dengan bingung.Melihat ibunya seperti ini, Tobi hanya berkata tak berdaya, "Aku sudah lama menaklukkan Sekte Setan. Mereka juga merupakan salah satu bagian dari Sekte Suci dan diancam oleh Sekte Bawika.""Sekte Setan dan Kuil Asura, semuanya berada di bawah pimpinanmu."Naura berkata dengan penuh semangat, "Ditambah lagi
Sejauh yang Tobi tahu, selain dirinya, yang notabene pemimpin Kuil Asura, hanya wakil ketua, Javas, yang kekuatannya berada di tingkat menengah Guru Besar.Sekte Setan bahkan lebih buruk lagi. Hanya Raja Setan satu-satunya yang kekuatannya memasuki Guru Besar. Meski hanya selangkah lagi, Raja Setan bisa menerobos tingkat puncak Guru Besar, dia telah lama dilumpuhkan oleh Tobi.Sebaliknya, Sekte Bayangan masih punya ibunya, yang notabene Guru Besar tingkat akhir dan tiga utusan, yang semuanya merupakan Guru Besar. Khususnya, Utusan Pertama, yang kekuatannya telah berada di tingkat puncak Guru Besar.Meski sepertinya Utusan Pertama memasuki tingkat puncak Guru Besar belum lama ini, kekuatannya masih jauh lebih hebat dibandingkan Guru Besar tingkat akhir biasanya.Tobi juga tidak tahu seberapa jauh tingkat kekuatan dari Sekte Bawika. Hanya saja, melihat mereka berani mendominasi dan arogan, sepertinya kekuatan mereka juga tidak lemah.Walau jumlah Guru Besar tidak banyak, tetapi ahli bela
"Baik!"Utusan Pertama menanggapinya dengan antusias. Saat ini, dia merasa semangat juangnya kembali mendidih."Kalau begitu, Utusan Pertama, kembalilah dan lanjutkan pekerjaanmu dulu. Aku masih punya banyak hal yang mau dibicarakan dengan Tomi," kata Naura langsung."Baik. Maaf sudah mengganggu Bu Naura dan Tuan Muda."Utusan Pertama meninggalkan ibu dan anak itu. Hatinya sangat gembira. Kali ini, akhirnya dia bisa memamerkan bakatnya.Namun, begitu Utusan Pertama pergi, ponsel Tobi berdering. Panggilan dari nomor tak dikenal. Tobi langsung mengangkatnya."Tomi, ini aku, aku ...."Sebelum Ezra selesai berbicara, dia menyadari orang di ujung sana telah menutup telepon.Dia tertegun sejenak. Kemudian, diam-diam menahan senyum pahit.Tanpa berbasa-basi, cucunya langsung menutup teleponnya.Sepertinya, dia masih harus memikirkan cara untuk menemui cucunya langsung. Jika tidak, cucunya tidak akan menjawab teleponnya.Tobi sekarang ingin tahu apa yang terjadi dulu, jadi dia tidak punya wakt