Share

02 - Ratu Nandilandri

"Cinta pertama bagi seorang anak perempuan adalah sang ayah. Tapi, tak sedikit anak perempuan yang merasakan patah hati pertama kalinya dari sang ayah."

|Ratu Nandilandri|

šŸŒµšŸŒµšŸŒµ

Tidak biasanya Ratu membaca satu persatu komentar di bawah postingannya, karena menurutnya terlalu pusing jika untuk melayani dari beberapa netizen. Masih beruntung jika semua komentar tersebut mengandung kalimat yang positif merupakan semangat untuk Ratu agar lebih kreatif dalam membuat sebuah konten. 

Bagaimana jika ada beberapa komentar yang membuat semangatnya turun drastis? Karena komentar dari penggemar bisa mempengaruhi mood sang seleb. 

Ada beberapa kalimat yang membuatnya tersenyum bahkan tertawa, ada pula yang menyombongkan dirinya lebih baik, dan ada yang lebih parah lagi. 

Ratu mendapatkan komentar pedas dari netizen jahat yang membuat hatinya sakit. 

"Idih sok cantik banget sih. Makeupnya udah kayak tante mau ngedate sama om-om bau tanah." Nama akun Rjaleandraa_ yang mengatakan hal itu. 

Kalimat tersebut mungkin tidak dikatakan jahat jika kalian tidak mempunyai perasaan. Ratu sendiri menangis karena mendapatkan perkataan yang menurutnya tidak pantas untuk dipublikasikan. Perkataan seperti itu akan ada sebagian orang yang tidak menyukainya senang karena reputasinya akan turun. 

"Nih orang maunya apa sih? Dasar netizen!"

Ratu tidak habis pikir dengan dirinya sendiri, meski pun dia sudah mendapatkan banyak komentaran pedas, tapi baru kali ini dia merasa down.

"Apa iya hasil make-up gue terlalu menor?" Ratu terus saja berpikir takut ada kesalahan dengan apa yang diperbuatnya. 

Tak mau memikirkan hal yang tidak penting, lagi pula hanya satu netizen yang berkomentar seperti itu. Ratu memutuskan untuk kembali membuat konten. Dia janji akan belajar lagi, karena selama ini Ratu belajar make-up hanya lewat online. 

Niatnya hari ini Ratu mau siaran langsung saja di akun instagramnya. Tapi, pastinya ngobrol sambil tutorial makeup. 

Baru saja gadis berwajah mungil itu mencoba menekan tombol siaran langsung, secepat itu pula beberapa orang bergabung dan menyapanya dengan melambaikan tangannya. 

Ratu tersenyum ke arah layar laptop, dia juga mulai memoleskan skincare yang disesuaikan dengan jenis kulitnya. 

"Halo, dedek emesh." Sebuah komentar dari pemilik akun instagram Rjaleandraa_ membuat Ratu teringat dengan komentar pedas di videonya beberapa minggu lalu. 

Tetapi gadis berusia 18 tahun itu mencoba untuk melupakannya. Lagipula mungkin orang itu hanya iseng dengan kegabutannya atau ingin naik popularitas secara Ratu sudah memiliki banyak followers. Toh, selagi tidak mengganggu hidup nyata Ratu tak ingin mempersalahkannya panjang lebar. 

Hampir setengah jam Ratu melakukan siaran langsung, tidak sedikit yang bergabung dan hal itu membuatnya puas dengan pencapaiannya selama dua tahun ke belakang menjadi seorang beauty vlogger. 

Satu DM masuk ke notifikasinya, pemilik akun Rjalendraa_ mengirimkan pesan untuknya. 

"Apaan lagi sih? Enggak ada kerjaan kayaknya tuh orang."

Meski pun masih ada rasa kesal, tapi Ratu penasaran dengan isi pesannya. Akhirnya dia membuka pesan tersebut. 

Rjaleandraa_ : Salken. Follback ya?

Follback? Masa iya Ratu harus menuruti kemauan sang netizen yang sudah membuatnya kesal. 

Pemilik akun tersebut kembali memberikan pesan. Kali ini, pesan tersebut dikirim secara beruntun olehnya. 

Rjaleandraa_ : Enggak ada niatan buat labrak gue gitu?

Kalimat kali ini membuat Ratu penasaran. Tidak berpikir lama, gadis itu cepat membalasnya. 

Rtunandlri : Ngapain gue labrak lo coba? Kayak gada kerjaan aja."

Dengan cepat pula pemilik akun dengan nama yang tertera di atas kembali membalas. 

Rjaleandraa_: Kalau gitu, gue labrak lo gimana?"

Hah? Labrak? Ratu enggak habis pikir sama cowok yang satu ini. Udah tahu dia yang salah, kenapa jadi ngerasa dia yang merasa terdzolimi. 

"Ini cowok gila kali ya?" Pikir Ratu dalam hati. 

Tak mau memperpanjang obrolan pesan, Ratu melempar kesal handphonenya ke atas kasur. 

***

"Ratuuuuuuu ...," suara erangan yang berasal dari seorang wanita paruh baya sedari tadi memanggil nama putrinya. 

Dokter yakin jika wanita bertubuh lemah itu hanya merindukan sosok kehadiran putrinya, tapi entah mengapa nama sang putri yang selalu dipanggilnya tak pernah lagi berkunjung setelah sekian lamanya. 

Sambungan telepon pun selalu dia putuskan. 

"Ratuuuuu ...," panggilnya dengan geram. 

"Putri ibu barangkali sedang sibuk," ucap salah satu suster yang hari ini bertugas merawat Laura. 

"Saya mau bertemu dia!" 

Laura mencengkram lengan suster tersebut dengan sekeras-kerasnya. Akan tetapi, suster itu berhasil melepaskan cengkraman dengan sekuat tenaga. Cepat, dia menusukkan obat penenang di area lengannya. Dalam sekejap, tubuh sang pasien melemah. 

Laura kembali tertidur pulas karena reaksi obat. Suster yang bernama Ika pun tenang karena terbebas dari cengkraman pasiennya yang sangat kuat tenaganya melebihi pasien lain. 

***

Beberapa tumpuk bingkai foto kembali dikenang Ratu setelah sekian lama tak lagi ia lihat. Gambarnya sudah usang, tapi masih dapat dilihatnya dengan jelas. 

Gadis berambut panjang itu terduduk di bawah lantai berdebu karena jarang sekali dibersihkan, bahkan ruangan tersebut tidak ditinggali. Bisa dikatakan Ratu sedang berada di gudang, tempatnya penyimpanan barang yang sudah tidak terpakai lagi. 

"Gue hanya untuk gue sendiri. Mereka untuk mereka sendiri," ucapnya lirih. Kedua matanya masih terpaku pada salah satu bingkai yang terbuat dari kayu. Gambar dirinya, ayah dan sang ibu yang terlukis di sana. 

Ratu mengelus foto tersebut dengan lembut, tapi dalam sekejap dia melemparnya sampai kaca bingkai tersebut pecah. 

"Aku benci! Tuhan ... kenapa harus aku?" teriak Ratu. 

"Kenapa harus aku? Apa aku tidak berhak mendapatkan bahagia?" Ratu kembali mencurahkan segala kalimat yang selama ini menjadi beban bagi hidupnya. 

Kedua tangannya memegang kepalanya, lalu dia menggelengkan kepalanya. 

"Gue benci ayah!"

***

Putri merengek minta dibelikan skincare oleh sang kakak. Jika saja ia tidak dibelikan apa pun, maka seumur hidupnya tidak akan pernah menganggap lelaki bertubuh jangkung itu seorang kakak. 

Saking Raja menyayangi sang adik dia selalu menuruti apa pun kemauan Putri. Meski Raja seringkali menyakiti hati perempuan, tapi tak akan berlaku untuk tiga bidadari dalam hatinya, yaitu sang mama, adiknya, dan jodohnya kelak entah siapa. 

"Waktu bulan kemarin gue beliin emang udah abis ya?" tanya Raja. 

"Abislah, Kak. Skincare kan gue pake tiap hari, bukan dua bulan sekali," ucap Putri sembari mengintip isi pelembab dalam botol yang sudah kempes pertanda habis. "Udahlah beliin lagi. Kak Raja kan duit jajannya dikasih gede sama Papa."

"Bukan masalah gede atau kecilnya sih, Dek. Lo nya aja yang gak bisa irit duit. Segala skincare aja lo beli, padahal satu pun gak ada yang cocok," cerocos Raja sembari membaca ingredients yang ada di belakang produk. 

"Kata siapa gak cocok? Semuanya juga cocok."

"Lah terus kalau cocok, kenapa muka lo masih gitu-gitu aja?" celetuk Raja membuat sang adik memajukan bibirnya beberapa senti. 

"Proses. Bunga aja mekar butuh proses." 

"Masa sih? Kok si dedek emesh cantik banget ya. Mulus." 

"Siapa sih dedek emesh?" tanya Putri penasaran. 

"Kepo." tanya Raja kesal. 

"Ya kali aja ada rekomend skincare biar glowing gitu."

"Lah lo mah dek gak bakalan glowing-glowing mau pake skincare yang semahal apa pun. Haha."

"Jahat amat dah punya kakak. Udah sana beliin skincare biar adek lo glowing."

"Iya bawel."

Secepat mungkin Raja menyetir mobilnya sendirian ke sebuah toko khusus make-up. 

Sesampainya di sana, kedua kaki Raja bagaikan petir yang melesat cepat menghilang begitu saja. Dengan cermat dia mengamati nama merk yang tertera di atas layar handphonenya juga beberapa skincare yang berjejer di atas rak susun. 

Raja terkejut bukan main, beberapa botol macam skincare bermacam jenis berjatuhan dari jarak yang tak jauh darinya. Sosok gadis mungil tengah berdiri di sana nyaris dipukuli oleh barang yang berjatuhan. 

Dengan sigap, Raja menyingkirkan gadis itu. Menarik tangannya dan mendekap tubuhnya secara refleks. 

Benar saja, beberapa botol skincare berjatuhan di tempat sang gadis berdiri. 

Kedua mata mereka saling bertatapan, batang hidung keduanya pun saling beradu, ada jarak hanya beberapa centi membuat deru nafasnya sama-sama terdengar jelas. 

"Dedek emesh?"

****

04 Desember 2019

Gimana nih cerita Raja Milik Ratu Readers? Seru enggak? Hasil merevisi ulang semoga kalian sukašŸ˜š

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Miswanto Miswanto
mantul abis
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status