Share

93. Pertunjukan (1)

Penulis: Rai Seika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-14 17:05:11

Malam di Ergions berbeda dengan tempat lain. Angin malam terasa segar meskipun terasa sedikit dingin. Bintang sangat jelas terlihat karena minimnya penerangan di hutan-hutan mereka. Ornamen rumah dan arsitekturnya yang menyatu dengan alam sangat menawan.

Yuan mengenakan baju hitam, kontras dengan rambut keperakannya. Dia berjalan anggun seorang diri. Saat mencapai pudat kota, sosoknya menarik perhatian.

“Siapa dia?”

“Lihat telinganya tidak runcing, apa dia manusia?”

“Tampan atau cantik, dia laki-laki atau perempuan?”

Bisikan-bisikan yang terdengar saat Yuan melintas. Mereka tidak berani mendekat hanya memperhatikan dari jauh.

Yuan memperhatikan sekelilingnya. Penduduk lebih banyak mengenakan baju dengan warna alam – hijau dan kecoklatan – membaur sempurna saat berada di hutan. Sementara dirinya terlihat begitu mencolok.

Yuan dengan senyum tipis menghiasi wajahnya bergumam, “Saatnya pertunjukan.”

Pemuda dengan rambut keperakan berhenti di tengah-tengah pusat kota. Air mancur yang menja
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   94. Pertunjukan (2)

    Yuan memejamkan matanya. Dia bisa merasakan kumpulan energi potensial yang berkumpul di sekitar hutan Ergions. Energi yang begitu besar dan akan sangat bagus untuk menunjukkan energi tersebut. Seringai tercermin di wajahnya. Langkahnya mantap menuju ke kumpulan para pemain musik kaum elf.“Tunggu!” Tangan Yuan ditarik oleh seseorang. Yuan menoleh untuk melihat orang tersebut. Telinga runcing dengan wajah yang familiar.“Pangeran Lou?” Yuan mengernyitkan dahi, dia tidak mengerti kenapa pangeran elf ini berada di tengah kota alih-alih berada di taman tertutup istana tempat pohon kehidupan berada.Pangeran Lou dengan napas sedikit terengah berkata, “Pangeran Yuan, mereka sedang berusaha memanggil spirit. Malam bulan purnama adalah waktu yang tepat, puncak kekuatan spirit.” Ia mengira Yuan ingin membubarkan para pemusik tersebut.Yuan melepaskan tangan Pangeran Lou dari lengannya. Dia mengangguk pelan dan tersenyum manis, berusaha menjelaskan kesalahpahaman. “Pangeran Lou, saya hanya ing

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   95. Keributan Malam di Paviliun

    Yuan berkomunikasi dengan para spirit, suaranya lembut namun begitu mempesona. Dia membujuk dalam bahasa kuno dengan getaran yang tersampaikan dengan baik dan dimengerti oleh makhluk yang berwujud seberkas cahaya. Spirit tersebut akhirnya menurut dan mau berpindah darinya ke Raja Arlen, mereka bersedia mengikuti perintah Raja Arlen.Kumpulan spirit kini berpindah tempat mengikuti Raja Arlen. Para elf yang menyaksikan hal itu terpana. Mata mereka melihat sendiri momen saat spirit bisa mengerti perintah dan dibujuk. Selama ini mereka hanya menganggap makhluk itu tak lebih sebagai alat menyuburkan tanah. Mereka yang berada di tempat itu mengukir wajah pemuda berambut perak tersebut dan tidak akan melupakan kebaikan hatinya.Malam semakin larut, setelah pertukaran yang mereka lakukan, Yuan pamit untuk kembali ke paviliun. Raja Arlen pun pamit bersama para spirit kembali ke istana. Acara malam ini berakhir dengan keberhasilan luar biasa. Mereka yang menyaksikannya terus mengelukan dan memu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   96. Antara Ergions dan Woodclift

    Yuan membuka matanya perlahan, kesadaran merayap kembali ke dalam dirinya. Cahaya redup fajar menyusup melalui celah-celah jendela yang berbentuk seperti daun, menciptakan bayangan samar di kamar yang sunyi. Matanya segera tertuju pada sosok tegap Xavier yang berdiri di dekat jendela, tatapannya menerawang jauh ke kejauhan. Keheningan yang mencekam menyelimuti ruangan, seolah-olah waktu sendiri telah berhenti berdetak."Kak Xavier," panggil Yuan lembut, suaranya sedikit serak. "Kau sudah tahu, bukan?"Xavier berpaling, matanya yang biasanya bercahaya kini redup oleh kesedihan. "Ya," jawabnya pelan, suaranya terdengar berat. Tangannya pun terkepal seakan tidak rela dan ingin Yuan membantah semua yang dia dengar semalam. "Mengapa kau tak pernah memberitahuku?"Yuan menghela napas panjang, jemarinya meremas selimut. "Apa yang akan Kak Xavier lakukan jika berada di posisiku? Satu nyawa bisa menolong ribuan nyawa lain. Apa kau akan memilih satu nyawa dibandingkan ribuan nyawa?"Keheningan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   97. Bayangan Masa lalu

    Sinar keemasan memenuhi setiap sudut Istana Cahaya, menciptakan panorama surgawi yang memukau. Yuan berdiri terpaku, matanya berkaca-kaca saat kenangan masa lalu membanjiri benaknya. Aroma mawar yang familiar menggelitik hidungnya, membawa kembali serpihan-serpihan memori yang telah lama terkubur."Akhirnya bisa kembali," gumam Yuan, suaranya bergetar penuh emosi.Di sampingnya, Xavier tampak gelisah. Kakinya seolah terpaku ke lantai marmer yang berkilau, wajahnya pucat pasi. Keringat dingin membasahi dahinya saat bayangan masa lalunya yang kelam menari-nari di pelupuk mata.Yuan menoleh, menyadari kegundahan pengawalnya. Dengan lembut, ia menyentuh pundak Xavier. "Kak, kau baik-baik saja?"Xavier menggeleng pelan, suaranya nyaris tak terdengar. "Saya ... saya tak pantas berada di sini, Pangeran Yuan. Dosa-dosa yang pernah saya lakukan ..."Kilasan seluruh perbuatannya pada masa lalu menari-nari. Dia ingin sekali bisa kembali ke masa lalu dan mengubah segalanya. Pangeran Yuasa, kakak d

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   98. Menyembuhkan Yuan

    “Yuan!” teriak Yuasa, degup jantungnya begitu kencang saat dia memeriksa adiknya. Nadinya terasa begitu lemah dibawah jemarinya yang gemetar. Sebagai seorang tabib dia lansung menyadari ketiadaan kristal hitam dalam tubuhnya. “Apa yang terjadi di dunia bawah?” batinnya, kekhawatiran mencengkeram dadanya.Dengan hati-hati Yuasa mengangkat tubuh Yuan yang begitu ringan dan dingin. Matanya tertuju pada bangunan kristal megah di depannya. Dia bergegas masuk ke dalam aula. Napasnya memburu, keringat dingin menetep di pelipisnya, rasa takut kehilangan adik laki-lakinya memenuhi seluruh sel dalam tubuhnya.Saat itu, Xavier yang telah membungkus lukanya seadanya dengan perban usang, berjalan keluar dari kubah tempat gerbang dimensi berada. Dia berlari-lari kecil mencari keberadaan Yuasa. Tanpa sengaja dia melihat Yuasa tergesa-gesa dengan Yuan dalam gendongannya.“Pangeran!” Xavier berlari tanpa mempedulikan luka-lukanya yang terasa nyeri saat bergerak. Dia mengikuti Yuasa masuk ke aula ista

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   99. Awal Perjalanan ke Pegunungan Jade

    Cahaya keemasan berpendar lembut di sekitar tubuh Pangeran Yuasa, memancarkan aura yang memenuhi ruangan. Jemarinya yang ramping bergetar saat ia menyalurkan kekuatan penyembuhan ke dalam tubuh adiknya, Yuan. Keringat dingin mengalir di pelipisnya, menandakan upaya berat yang ia lakukan."Yuasa, hentikan!" seru Aurum, sosok yang identik dengan sang pangeran. Matanya yang berwarna emas berkilat cemas. "Kau bisa membunuh dirimu sendiri!"Yuasa menoleh, wajahnya pucat pasi namun tekad membara di matanya. "Aku tidak peduli," desisnya. "Yuan lebih berharga dari nyawaku sendiri."Aurum menggeleng frustasi, rambut keemasannya berkilau di bawah sinar rembulan yang menembus jendela. "Kau keras kepala! Pikirkan kerajaanmu, rakyatmu!""Mereka akan baik-baik saja selama ada kau," balas Yuasa, suaranya bergetar karena upaya yang ia lakukan.Melihat keteguhan Yuasa, Aurum menghela napas berat. Dia tidak punya pilihan lain. Membiarkan Yuasa hanya akan membahayakan nyawanya. Pada akhirnya dia harus i

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   100. Kota Naga di Puncak Pegunungan Jade

    Desingan angin memekakkan telinga Yuan saat Aurum, sang naga emas, melesat menembus awan. Jantungnya berdegup kencang, campuran antara kegembiraannya kembali ke rumah dan kekhawatiran akan misi rahasianya. Dia mencengkeram erat sisik keemasan Aurum, berusaha menenangkan diri.“Lihat, Yuan,” suara Yuasa, kakaknya, memecah keheningan. "Kita hampir sampai."Yuan mengerjapkan mata, mengusir titik-titik air yang mengaburkan pandangannya. Napasnya tercekat. Di kejauhan, puncak Pegunungan Jade menjulang angkuh, berkilau keemasan di bawah sinar mentari. Namun, bukan itu yang membuatnya terpana.“Astaga, Kak! Itu ... itu Kota Naga?” serunya, suaranya bergetar penuh kekaguman.Deretan bangunan dengan arsitektur megah membentang sejauh mata memandang, ukurannya seakan disesuaikan untuk para naga. Ukiran kepala naga menghiasi berbagai sudut, sementara di sisi lain, hamparan hijau tanaman ginseng sisik naga tumbuh subur. Kemakmuran Kota Naga terpancar jelas.Yuasa tersenyum lembut, angin membelai

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   101. Penyimpanan Dimensi

    Sinar mentari yang lembut menerangi Taman Mawar, membelai kelopak-kelopak merah muda yang mekar dengan anggun. Di tengah kebun yang rimbun, Sawatari berdiri dengan anggun, gaun putihnya melambai tertiup angin sepoi-sepoi. Matanya yang sejernih kristal tiba-tiba melebar, napasnya tertahan saat melihat sosok yang sangat dirindukannya."Yuan?" bisiknya, suaranya bergetar penuh rasa senang dan rindu yang membuncah.Yuan melangkah maju, senyum hangat tersungging di bibirnya. "Ibunda," sapanya lembut.Dalam sekejap, Sawatari telah memeluk putranya erat, air mata haru mengalir di pipinya yang halus. "Putraku, kau pulang," isaknya, membelai rambut Yuan dengan lembut.Namun, di tengah kebahagiaan itu, firasat aneh menyelimuti hati Sawatari. Ada sesuatu yang berbeda dari Yuan, sesuatu yang tak kasat mata namun terasa begitu nyata.Melepas pelukannya, Sawatari menatap dalam-dalam mata Yuan. "Apa yang terjadi di dunia bawah, Nak?" tanyanya lembut namun tegas.Yuan mengalihkan pandangan, jemarinya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28

Bab terbaru

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   240. Mengubah Dunia Bawah (2)

    Tanah bergetar dengan kuat, bagaikan gempa yang kembali terjadi. Dari tempat mereka berpijak mulai terbentuk jalan yang membentang hingga ke depan gerbang istana. Jalan yang terbuat dari tanah, tetapi bukan tanah biasa. Tanah itu sudah lebih keras seakan terbuat dari batuan mengkilap seperti marmer. Jalan itu terus terbentuk hingga gerbang kota seakan mereka berdua sedang membuat jalan utama ibukota menuju ke istana.“Mereka memperbaiki ibukota?!” Antara percaya dan tidak, mereka yang ada di sana tercengang dengan apa yang dilakukan kedua anak kembar tersebut. Yui memiliki gerakan berbeda dan diikuti oleh Yuan. Mereka seperti menari di udara, para spirit masih mengikuti Yuan kemana pun dia melangkah. Memberikan energi yang besar kepada sang pangeran.Kali ini tunas-tunas muncul di pinggir jalan membentuk sebuah garis yang ditumbuhi rerumputan dan setiap dua meter terdapat pohon yang kini mulai menggeliat di atas tanah, menjulang dan mengembangkan daun-daunnya yang rimbun.Mereka berd

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   239. Mengubah Dunia Bawah (1)

    Mata itu masih menatap lurus ke arah gerbang dimensi, seakan tidak berkedip ke arah itu. Hingga dia dikegetkan dengan tepukan lembut di pundaknya.“Yuan, Ayahanda tidak akan datang,” bisik Yui memeluk Yuan dengan lembut. “Kenapa?” gumam Yuan yang samar-samar terdengar di telinga Yui.“Jubah yang kau berikan saat ini dipakai Kak Yuasa, kurasa itu alasannya. Kau harus membuat dunia ini bebas kontaminasi lalu ajak Ayahanda ke sini,” saran Yui. Dia menepuk lembut punggung Yuan sebelum melepaskannya.“Kau benar, Yui. Ayo kita selesaikan masalah dunia bawah.” Yuan kembali bersemangat, untuk terakhir kalinya dia menoleh ke arah gerbang dimensi.“Eirlys dan yang lain sudah menunggu,” lanjut Yui menarik tangan Yuan. Mereka berlari menuju ke arah kereta kuda yang sudah dilengkapi dengan semua persiapan. Yui melihat Rafael juga ada di sana. “Paman ikut?” tanya Yui dengan manja menarik tangan Rafael dan bergelayut manja di sana. Yuan yang melihat Yui seperti itu mulai berpikir apakah benar Raf

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   238. Bayangan Masa Lalu dan Masa Depan (2)

    “Tunggu Lenora!” Yoru mulai ragu dengan penawaran Lenora, meskipun dia tidak mengganggu hubungan Rafael dan Yui masa depan yang dia lihat tetap tidak berakhir bahagia. “Ada apa? Bukankah kau sudah setuju.” Lenora menyeringai seakan dia sudah tahu gambaran masa depan yang baru saja dilihat Yoru. “Yui dan Rafael tidak berakhir bahagia, itu tidak sebanding dengan pengorbanan apapun yang akan kuberikan, jika dia tidak pasti bahagia, aku tidak akan tinggal diam.” Yoru menarik kembali persetujuannya, dia tidak akan menuruti apapun keinginan Lenora jika Yui tidak bahagia. “Jadi, apa maumu? Putri Yui memang bukan berasal dari dunia bawah, itu tidak bisa diubah. Kenyataan yang sama dengan identitas Pangeran Yuan.” Lenora memainkan tangannya, dia terlihat sedang berpikir. Wajah anggunnya terlihat berubah seperti seorang yang sedang mempermainkan takdir. “Kalau kau mau memberinya identitas lain, dia bisa menjadi pemilik kristal hitam.” Mendengar hal itu, mata Yoru menyipit menatap lurus ke

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   237. Bayangan Masa Lalu dan Masa Depan (1)

    Yoru melihat dirinya sendiri, dirinya saat masih anak-anak, lebih tepatnya sosok Nacht saat masih anak-anak. Dia masih begitu polos dengan dunia ini. Ada keinginan kecil dalam hatinya untuk memeluk Nacht kecil saat ini. Belum sempat tangannya menggapai anak itu tubuhnya berpindah. Saat itu adalah pertemuan pertamanya dengan Yui, gadis yang begitu menarik perhatiannya. “Putri Yui,” gumam Yoru. Di saat yang sama, dari sudut pandangnya saat ini dia bisa melihat yang tidak pernah dia lihat selama ini. “Jadi selama ini Nacht juga melihat Yui,” batin Yoru. Selama ini hanya dia saja yang mengira tertarik dengan Yui. Yoru baru menyadari Nacht tertarik karena dia adalah pemilik kristal tanpa warna. “Kau sudah melihatnya?” Yoru terkejut dengan kemunculan Lenora yang tiba-tiba. “Apa maksudmu?” tanya Yoru dan wanita dengan gaun dan jubah bulu binatang itu hanya menyeringai. Yoru kembali berpindah tempat, tempat itu begitu sunyi. Hanya ada kegelapan tak berujung. Lalu suara-suara terdengar.

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   236. Benih Kebangkitan

    Suasana di bawah Pohon Kehidupan terasa mencekam. Dua makhluk yang tidak pernah berada di dunia atas muncul. Naga hitam yang terlihat bengis dengan sisik kemilau berwarna hitam pekat. Matanya merah seakan bisa menelan semua elf yang ada dihadapannya. Satu lagi seekor harimau hitam besar dengan loreng putih dan mata merah menyala. Keduanya berada di belakang pria itu, pria yang baru saja bangkit kembali setelah terbakar dan berubah menjadi abu.“Aku? Kau bertanya siapa aku?” ucap pria itu mengulangi pertanyaan Raja Arlen seakan memastikan dirinya tidak salah.“Ya, siapa Anda?” Raja Arlen mundur satu langkah setelah kemunculan dua makhluk yang begitu menakutkan itu, Sangat jelas jika keduanya merupakan makhluk milih anak pembawa petaka atau Raja kegelapan yang pernah mengamuk waktu itu.Pria itu mengamati kedua tangannya, alisnya berkerut, dia kemudian meletakkan tangan di wajahnya seakan memeriksa wajahnya. “Apa kalian memiliki cermin?” tanyanya.Raja Arlen memberikan cermin yang terbua

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   235. Kehidupan Kembali

    Di Ergions, Raja Arlen meletakkan Penjara Daun di Pohon Kehidupan. Udara berembus dingin, membawa aroma tanah dan getah pohon yang khas.“Moura, kau harus memastikan daun ini tidak pernah gugur,” pesan Raja Arlen, suaranya berat, diiringi desiran angin yang berbisik di antara dedaunan Pohon Kehidupan yang menjulang tinggi.Moura, dengan kekuatan jiwa pohon yang mengalir dalam dirinya, mengangkat daun itu hingga ke ranting tertinggi. Namun, saat daun itu menyentuh ranting, seolah-olah disentuh api neraka, daun tersebut terbakar dengan cepat. Api itu menari-nari seperti ular ganas, melahap daun tersebut dalam sekejap mata.Raja Arlen dan Moura tersentak kaget. Mereka berusaha memadamkan api, namun sia-sia. Hanya abu yang tersisa di tangan Moura, abu yang dingin dan terasa seperti debu waktu.“Yang Mulia, bagaimana ini?” tanya Moura, suaranya bergetar, seperti dedaunan yang diterpa angin ribut.“Aku tidak tahu, Moura,” balas Raja Arlen, matanya menyipit, gelap seperti langit sebelum bada

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   234. Hati yang Gelisah

    Rafael, Xavier, dan Razen meninggalkan kamar Yuan, langkah kaki mereka senyap di lorong. Mereka tak ingin mengganggu Yuasa yang sedang fokus memulihkan Yuan. Lixue dan Eirlys turut serta begitu pula dengan Yui yang memilih mengikuti Eirlys. Di dalam kamar, hanya Yuasa yang tersisa di sisi Yuan, sementara Rosaline menunggu dengan sabar di luar, sesekali melirik ke dalam.“Bukankah aneh jika Paman jatuh cinta pada Yui? Apa dia terkena mantra?” bisik Yuan, suaranya lemah, namun penuh kecurigaan.Yuasa menatap Yuan, alisnya terangkat sebelah. Tangannya yang lembut dan terampil masih bekerja, mengatur aliran energi untuk menstabilkan peredaran darah Yuan dan meredakan rasa sakitnya. Dia berdecak pelan mendengar ucapan Yuan. Adiknya yang satu ini memang sedikit kurang peka soal cinta. “Menurutmu, bagaimana dengan Eirlys?” tanya Yuasa, menguji Yuan.“Dia cantik, aku suka,” jawab Yuan polos, senyum merekah di wajahnya, tak mampu menyembunyikan perasaannya. Rona merah muda menghiasi pipinya, s

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   233. Dua Kristal (3)

    “Tenang, Paman, itu tidak melukai Yui,” ucap Yuasa. Dia tahu dari raut wajah Rafael yang terlihat cemas.Angin itu seakan menarik elemen air, bukan hanya angin, kini Yui berada di dalam pusaran angin dan air secara bersamaan dan dalam waktu singkat keduanya seakan menguap menjadi kabut tebal. Mereka tidak bisa melihat dengan jelas, seluruh ruangan dipenuhi kabut. Lalu cahaya mulai terlihat, api yang begitu besar menyala. Sepasang sayap api berada di punggung Yui, mata hitam Yui berubah menjadi jingga, kilatannya terlihat menyala bagai api. Di saat yang bersamaan tubuh Yuan terangkat oleh kekuatan yang begitu besar.Rafael tiba-tiba merasakan dorongan luar biasa hingga aliran kekuatan yang dihisap Yuan terputus dengan sendirinya. Mereka bertiga terdorong hingga jatuh ke lantai.Yuan membuka matanya perlahan, mata itu tidak terlihat memiliki kesadaran. Mata perak Yuan kini berkilat seperti Yui, dalam lingkaran api yang sangat kuat tubuh Yuan terbakar.“Yuan!” teriak mereka semua.Yuasa p

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   232. Dua Kristal (2)

    “Yui!” teriak Rafael, dia terlihat menarik tangannya, “Panggil Xavier atau Razen, siapa pun yang bisa menolong. Yuan menyerap kekuatanku!” Rafael berusaha menahan dirinya, menarik aliran kekuatan yang dia berikan. Namun, semakin dia menarik diri, dia seperti terus terhisap dalam lumpur yang semakin dalam.“Paman!” seru Yui, dia mencoba sekali lagi menggunakan kekuatannya. Nihil, tidak ada lingkaran sihir yang keluar. “Kenapa? Kenapa begini?”Eirlys yang juga panik berusaha mengendalikan diri, dia harus berpikir jernih dengan kondisi saat ini. “Biar aku yang memanggil bantuan,” usul Eirlys segera keluar dari kamar tersebut, berlari ke kamar kakaknya, Lixue.Rafael semakin melemah, dia tidak mengerti kenapa Yuan justru berbalik menyerap kekuatannya. Tubuhnya mulai kehilangan setengah dari energinya dan masih belum bisa memutuskan aliran energi tersebut.“Serangan balik, seharusnya aku dan Yuan yang melakukan mengorbanan, karena hanya aku sendiri, kekuatanku tidak kembali dan Yuan mengala

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status