Beranda / Fantasi / Raja Baru untuk Dunia Kegelapan / 99. Awal Perjalanan ke Pegunungan Jade

Share

99. Awal Perjalanan ke Pegunungan Jade

Penulis: Rai Seika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-25 23:31:40

Cahaya keemasan berpendar lembut di sekitar tubuh Pangeran Yuasa, memancarkan aura yang memenuhi ruangan. Jemarinya yang ramping bergetar saat ia menyalurkan kekuatan penyembuhan ke dalam tubuh adiknya, Yuan. Keringat dingin mengalir di pelipisnya, menandakan upaya berat yang ia lakukan.

"Yuasa, hentikan!" seru Aurum, sosok yang identik dengan sang pangeran. Matanya yang berwarna emas berkilat cemas. "Kau bisa membunuh dirimu sendiri!"

Yuasa menoleh, wajahnya pucat pasi namun tekad membara di matanya. "Aku tidak peduli," desisnya. "Yuan lebih berharga dari nyawaku sendiri."

Aurum menggeleng frustasi, rambut keemasannya berkilau di bawah sinar rembulan yang menembus jendela. "Kau keras kepala! Pikirkan kerajaanmu, rakyatmu!"

"Mereka akan baik-baik saja selama ada kau," balas Yuasa, suaranya bergetar karena upaya yang ia lakukan.

Melihat keteguhan Yuasa, Aurum menghela napas berat. Dia tidak punya pilihan lain. Membiarkan Yuasa hanya akan membahayakan nyawanya. Pada akhirnya dia harus i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   100. Kota Naga di Puncak Pegunungan Jade

    Desingan angin memekakkan telinga Yuan saat Aurum, sang naga emas, melesat menembus awan. Jantungnya berdegup kencang, campuran antara kegembiraannya kembali ke rumah dan kekhawatiran akan misi rahasianya. Dia mencengkeram erat sisik keemasan Aurum, berusaha menenangkan diri.“Lihat, Yuan,” suara Yuasa, kakaknya, memecah keheningan. "Kita hampir sampai."Yuan mengerjapkan mata, mengusir titik-titik air yang mengaburkan pandangannya. Napasnya tercekat. Di kejauhan, puncak Pegunungan Jade menjulang angkuh, berkilau keemasan di bawah sinar mentari. Namun, bukan itu yang membuatnya terpana.“Astaga, Kak! Itu ... itu Kota Naga?” serunya, suaranya bergetar penuh kekaguman.Deretan bangunan dengan arsitektur megah membentang sejauh mata memandang, ukurannya seakan disesuaikan untuk para naga. Ukiran kepala naga menghiasi berbagai sudut, sementara di sisi lain, hamparan hijau tanaman ginseng sisik naga tumbuh subur. Kemakmuran Kota Naga terpancar jelas.Yuasa tersenyum lembut, angin membelai

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   101. Penyimpanan Dimensi

    Sinar mentari yang lembut menerangi Taman Mawar, membelai kelopak-kelopak merah muda yang mekar dengan anggun. Di tengah kebun yang rimbun, Sawatari berdiri dengan anggun, gaun putihnya melambai tertiup angin sepoi-sepoi. Matanya yang sejernih kristal tiba-tiba melebar, napasnya tertahan saat melihat sosok yang sangat dirindukannya."Yuan?" bisiknya, suaranya bergetar penuh rasa senang dan rindu yang membuncah.Yuan melangkah maju, senyum hangat tersungging di bibirnya. "Ibunda," sapanya lembut.Dalam sekejap, Sawatari telah memeluk putranya erat, air mata haru mengalir di pipinya yang halus. "Putraku, kau pulang," isaknya, membelai rambut Yuan dengan lembut.Namun, di tengah kebahagiaan itu, firasat aneh menyelimuti hati Sawatari. Ada sesuatu yang berbeda dari Yuan, sesuatu yang tak kasat mata namun terasa begitu nyata.Melepas pelukannya, Sawatari menatap dalam-dalam mata Yuan. "Apa yang terjadi di dunia bawah, Nak?" tanyanya lembut namun tegas.Yuan mengalihkan pandangan, jemarinya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   102. Kemunculan Celah Dimensi

    Angin bertiup begitu tenang. Yuan mengamati pegunungan yang berada di sebelah Kota Naga. Dia masih merasakan hal ganjil di sekitar pegunungan itu. “Celah dimensi,” batin Yuan. Dia melirik Yuasa, berharap kakaknya tidak merasakan apa yang sedang terjadi. “Tidak ada apa-apa, tapi ….” Yuasa tidak menemukan hal ganjil di sekitar pegunungan, tetapi dia merasakan ada kekuatan yang tidak biasa. “Aneh, kekuatan ini seperti kontaminasi yang kuat, tapi di mana?” Batin Yuasa yang tidak ingin membuat Yuan cemas. Dia melihat adiknya gelisah sejak gempa terjadi beberapa menit yang lalu. “Yuan, kita kembali saja ke kota.” Yuasa menarik tangan Yuan dan mereka berbalik ke arah kota. Gempa kembali terjadi, guncangan yang jauh lebih kuat dari sebelumnya. Yuan terdiam, kekuatan yang begitu kuat dari arah pegunungan membuatnya menoleh dan berlari dengan cepat. “Yuan!” teriak Yuasa. Pemuda dengan rambut keemasan itu berlari mengejar adiknya. Semak-semak belukar menghalangi pandangan Yuasa ke arah Yua

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   103. Kristal Perak Yuan

    Yuasa memeriksa Yuan yang pingsan di hadapannya. Denyut nadinya lemah dan dia merasakan energi Yuan sangat lemah. “Bagaimana bisa secepatnya ini energinya terkuras?” gumam Yuasa. Dia kembali memberikan energi kepada Yuan. Akan tetapi energi yang diberikan Yuasa seakan tidak berguna sama sekali. “Kenapa bisa begini? Dia memiliki kristal, apa yang salah?” Yuasa kembali mengalirkan energi, dia juga memeriksa setiap sel tubuh Yuan untuk mencari akar permasalahan yang mungkin terlewat. “Sebenarnya apa yang terjadi pada Yuan.”Tanah bergetar dengan suara dentuman saat Aurum mendarat dengan keempat kakinya. Naga keemasan itu menundukkan kepala dan menyenggol wajah Yuan dengan moncongnya. “Kristalnya tidak berfungsi, kristal perak tidak bekerja semestinya. Sepertinya kristal asli Yuan adalah kristal hitam.” Suara Aurum bergema di benak Yuasa. “Dia dulu juga menggunakan kristal perak lalu kenapa sekarang bermasalah?” Yuasa membalas Aurum dalam benaknya.Naga itu merunduk, merendahkan lehe

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   104. Hilangnya Rainsword

    Silverstone, gempa mengguncang Kerajaan Silverstone hingga menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah. Banyak penduduk mengungsi karena wilayah rusak parah. “Apa kau yakin Light?” Rainsword berada di hutan dekat desa Redstone di dalam hutan itu terdapat gerbang dimensi. “Mereka bilang ada suara aneh dari hutan, jadi kupikir terjadi sesuatu dengan gerbang dimensi,” balas Light. Mereka berdua berada di depan gerbang dimensi. Kedua pemuda dengan rambut perak pendek berdiri mematung di depan gerbang dimensi. “Apa ada suara?” Rainsword memecah kesunyian dengan sebuah pertanyaan tanpa perlu jawaban. Tidak ada apapun di tempat itu hanya gerbang dimensi yang tertutup rapat.Gempa kembali terjadi, guncangan yang begitu dahsyat sehingga keduanya hampir tersungkur ke tanah. Sayup-sayup terdengar suara aneh dari arah tebing, suara yang bukan seperti suara manusia. “Kak, kau dengar itu?” Light dan Rainsword saling pandang, keduanya berjalan perlahan menuju ke sumber suara. Mereka berdua

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   105. Rainsword Terperangkap di Dunia Bawah (1)

    Rainsword melepaskan tangan Light. Dia merasakan tubuhnya bebas mengikuti arus yang menariknya kuat. Kedua tangannya melindungi wajah saat benturan-benturan terasa menyakitkan. Pusaran yang menariknya terasa semakin lemah seiring waktu. “Di mana ini?” gimana Rainsword. Tempat itu sangat gelap, tidak terlihat cahaya sedikitpun. Insting Rainsword berjalan dan melepaskan kekuatan air untuk menahan tubuhnya jatuh bebas ke tempat yang tidak diketahui. Rainsword masih mencari tahu di mana dia berada saat ini. Tempat ini bukanlah dunia manusia, sangat berbeda dari atmosfernya. “Ternyata ada juga selain aku yang tidak langsung jatuh.”Suara itu keluar dari seekor kupu-kupu ungu yang terbang mengelilingi Rainsword dengan pendar cahaya ungu berkilau keemasan yang cantik. Kupu-kupu kecil itu bersinar terang dan berubah wujud menjadi seorang wanita cantik dengan rambut ungu. Sepasang sayap transparan seperti kupu-kupu masih terlihat jelas di punggung wanita itu. “Kau?” Rainsword terpesona, di

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   106. Rainsword Terperangkap di Dunia Bawah (2)

    Rainsword dan Fiona berhasil keluar dari tempat gelap yang ternyata adalah sebuah goa besar yang dijaga banyak prajurit. “Bukankah ini aneh, mereka seharusnya penjahat karena membuat zombie tapi tempat ini justru dijaga prajurit kerajaan.” Fiona menunjuk lambang dan juga warna baju yang sama. Semua prajurit mengenakan seragam tersebut. “Apa prajurit kerajaan juga sudah menjadi zombie?” Rainsword melihat satu persatu prajurit yang ada di depan goa, tak satupun di antara mereka yang telah berubah menjadi zombie. “Benar-benar aneh,” gumam Rainsword. “Sembunyi!” Fiona menarik Rainsword saat dua prajurit melintas di dekat mereka berdua. Keduanya bersembunyi di balik semak belukar, saling berdekatan tanpa suara. Napas mereka pun terdengar begitu jelas. “Rasanya panas sekali, kenapa jantungku berdetak begitu kencang.” Rainsword untuk pertama kalinya terpana melihat seorang wanita. Dia yang selalu dikelilingi dua orang pria cantik benar-benar bagaikan kutukan. Matanya tidak bisa melihat w

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   107. Sebuah Janji

    “Yuan sudah berada di atas teratai es, tapi suhu badannya masih saja terus meningkat.” Yuasa terlihat panik, dia menyalurkan energi penyembuh kepada Yuan. Rasanya kekuatan penyembuh itu tidak berguna sedikitpun. “Kenapa? Kemampuan penyembuhku menurun separah ini.” Dalam hati Yuasa, dia menginginkan kekuatannya yang dulu kembali. Melihat Yuan saat ini penyesalannya semakin menggerogoti jiwanya. “Kalau saja, kalau saja tidak kutukar kekuatan penyembuh dengan kekuatan bertarung,” batin Yuasa. Suaranya bergema dalam benak dan terdengar jelas oleh Aurum. “Apa kau menyesal sekarang, Yuasa?” Gema suara naga itu terdengar mengagetkan Yuasa saat ini. “Menyesal pun tak ada gunanya. Kekuatanku tidak akan pernah kembali,” balas Yuasa dalam benaknya. “Kau benar, meskipun masih ada cara tapi ….” Ucapan Aurum menggantung. “Tapi?” Yuasa penasaran, dia bahkan menghentikan mengalihkan energi kepada Yuan saat itu. “Lupakan saja,” balas Aurum dalam benak Yuasa. “Yuasa, istirahatlah, biar ayah yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08

Bab terbaru

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   186. Aura Ganjil

    Rafael menatap wajah Yui yang terbaring tak berdaya. Rona wajahnya sudah tidak lagi pucat seperti beberapa waktu lalu. Pergerakan perlahan Yui membuat Rafael merasa lega, seakan mendapatkan secerca cahaya kebahagiaan. Yui mulai siuman, membuka matanya seindah mutiara hitam. “Yui!” seru Rafael penuh kebahagiaan, akhirnya putri tidur itu bangun juga. Gadis itu menoleh ke arah Rafael, berkedip beberapa kali lalu kembali melihat sekeliling. Ruangan yang familiar, sangat mirip dengan kamarnya. “Paman? Ini kamarku?” tanya Yui. Dahinya berkerut, dia ingat masih berada di istana kegelapan bersama dengan Yuan. “Bagaimana bisa aku di sini?”“Kalian sebenarnya ke mana?” tanya Rafael tanpa memberikan penekanan khusus, dia tidak ingin Yui berbohong. “Ada yang memberi kabar menemukan kalian di pinggir hutan dekat perbatasan Blackdragon. Penduduk desa yang menemukan kalian.”“Maaf,” balas Yui merasa bersalah. Tak seharusnya mereka pergi berdua saja, menyusup ke tempat berbahaya. “Aku panik, Paman

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   185. Mengeluarkan Racun

    Yuasa dengan telaten memisahkan racun dari aliran darah Yui. Tidak seperti luka fisik yang bisa dengan mudah disembuhkan. Racun duri tanaman rambat ini telah menyusup ke dalam inti kehidupan Yui, bercampur dalam setiap nadinya. Dengan kemampuannya yang bagai mata air jernih, Yuasa menyelami setiap aliran darah Yui, memisahkan racun yang mengancam jiwa. Waktu merayap perlahan, detik demi detik terasa bagai siksaan bagi mereka yang menunggu.Rafael mondar-mandir bagai singa yang terkurung dalam sangkar, hatinya dipenuhi kecemasan yang menggerogoti. Penjelasan Rosaline bagai angin lalu, tak mampu meredakan badai keraguan dalam dirinya. Ia masih meragukan kemampuan Yuasa, meskipun secerca harapan telah menyala kembali. Sesekali, ia melirik Yui yang terbaring lemah, wajahnya pucat pasi bagai rembulan yang tertutup awan.“Paman, percayalah pada Kakak,” ucap Yuan, suaranya lembut namun penuh keyakinan. Meskipun Yuan masih belum yakin, dia percaya dengan instingnya. Aura Yuasa berbeda dari bi

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   184. Waktu yang Tepat

    Yuasa dengan hati-hati mengeluarkan kunci rune, ukiran kuno yang berdenyut dengan energi mistis, dan mengarahkannya ke ruang kosong di depannya. Udara berdesir dan bergelombang, seperti kain sutra yang ditiup angin, membentuk pusaran energi yang semakin lama semakin pekat. Gerbang dimensi ke dunia bawah, sebuah portal yang menghubungkan dunia kristal dengan alam kegelapan mulai terbuka. Aurum, dengan wujud manusianya yang gagah, berdiri di samping Yuasa, siap untuk melangkah melintasi gerbang dimensi. Sementara itu, Rosaline dengan cekatan menciptakan lapisan-lapisan barrier pelindung di sekitar Yuasa. Tangannya bergerak lincah, menenun barrier pelindung yang tampak seperti kubah transparan dengan rona kemerahan, melindungi Yuasa dari bahaya yang mungkin mengintai.“Cukup Rosaline,” ucap Yuasa dengan lembut. Dia menyentuh tangan Rosaline untuk menghentikan pekerjaannya. “Ini gerbang dimensi, bukan celah dimensi. Kita sudah pernah memasukinya, meskipun ada tekanan, tetapi barrier yang

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   183. Berita Tentang Yuasa

    Rasa syukur dan kekaguman memancar dari wajah-wajah mereka yang telah disembuhkan Yuasa. Mereka menatap sang raja dengan tatapan penuh hormat, seolah melihat dewa yang turun dari langit. Para tabib dan tenaga medis pun tercengang, kekuatan ajaib Yuasa telah melampaui batas pengetahuan mereka, membuka cakrawala baru dalam dunia pengobatan.“Rosaline tidak perlu memapahku, aku tidak apa-apa,” ucap lembut Yuasa melepaskan tangan Rosaline yang mencoba membantunya berjalan. Dia sedikit tidak nyaman dengan penilaian berlebih dari orang-orang di sekitarnya. “Mulai sekarang kau tidak bisa lagi mengenakan gaun, aku akan selalu memerlukanmu untuk menjadi pelindungku.”Rosaline tersenyum, sebuah senyuman yang mengisyaratkan kesetiaan dan kebahagiaan. Ia tidak lagi memapahYuasa, tetapi melingkarkan tangannya dengan mesra di lengan sang raja. “Tidak masalah, Yang Mulia,” jawab Rosaline riang. “Saya akan senang bisa menjadi pengawal Anda lagi.” Balai Pengobatan kini dipenuhi oleh lautan manusia ya

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   182. Kekuatan Penyembuh

    Langkah kaki Yuasa, sang raja, memasuki Balai Pengobatan dengan tegap, seolah lantai marmer pun tunduk di bawahnya.. Semua mata di balai itu, yang tadinya sibuk dengan hiruk pikuk kepanikan dan kesedihan, serempak beralih padanya. Sejenak, waktu seakan berhenti, lalu kembali berdetak. kehidupan di balai kembali berdenyut. Mereka kembali menjalankan aktivitas, mungkin menduga sang raja hanya datang untuk menyampaikan belasungkawa, sebuah tindakan diplomatis yang biasa dilakukan para petinggi kerajaan. Tak ada sorak-sorai, tak ada sambutan meriah, hanya tatapan kosong dan bisu yang menyambut kedatangannya, seolah hati mereka telah membeku, tertutup bagi raja mereka.“Siapa penanggung jawab Balai Pengobatan?” tanya Yuasa, suaranya bergema bagai dentang lonceng di tengah keheningan.Segera seseorang dengan tubuh ramping dan wajah dipenuhi peluh berlari dan membungkuk dalam-dalam di hadapan Yuasa. “Sa … saya, Yang Mulia,” jawab pria tersebut dengan suara bergetar karena takut.“Pisahkan ko

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   181. Keputusan Yuasa

    Aurum terbang membelah langit menuju Balai Pengobatan. Gedung itu menggeliat dipenuhi sesak manusia hingga ke serambi dan selasar. Pasien terlalu banyak sementara tenaga medis tidak sesuai jumlahnya. Aroma darah anyir menyeruak di udara, bercampur dengan bau obat-obatan yang menusuk hidung. Di mana-mana, terlihat para penyembuh sibuk membalut luka-luka menganga, bak sayatan pedang tak kasat mata, yang diderita para korban akibat munculnya celah dimensi.“Yang Mulia?” Rosaline menyentuh lengan Yuasa, wajahnya dibayangi kecemasan saat melihat wajah pucat sang Raja. Dia tahu betul pemuda yang dicintainya itu memiliki hati selembut sutra. Melihat rakyatnya terluka parah, hatinya pasti tercabik-cabik, remuk redam bagai dihantam palu godam. “Yang Mulia, Anda harus kuat.”“Rosaline, andai saja,” ucap Yuasa tercekat, tertahan di ujung kerongkongan bagai duri yang menusuk. Kedua tangannya bergetar hebat, menahan gejolak rasa tidak berdaya yang menyesakkan dada. Kehilangan kemampuan penyembuhny

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   180. Serangan Mayat Hidup di Ibukota

    Ibukota Kerajaan Cahaya.Langit bagaikan terbelah, suara retakan terdengar bagaikan suara gaung raksasa. Semua mata menyaksikan bagaimana celah dimensi perlahan-lahan terbuka semakin besar.“Demi dewa, apa yang terjadi?”“Langit! Langit terbelah!”Jeritan panik bercampur dengan hirul pikuk langkah kaki yang kalang kabut. Retakan tersebut perlahan mencapai tanah, seakan membelah langit hingga ke tanahi. Kepanikan melihat fenomena tidak biasa itu terjadi, Ibukota Kerajaan Cahaya yang ramai kini menjadi sepi seketika.Di dalam istana, Raja Yuasa merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Kabar tentang retakan dimensi terdengar ke telinganya, membawa angin dingin yang menusuk tulang.“Kerahkan pasukan, lindungi rakyatku!” titah sang raja suaranya bergema di aula istana. Yuasa berjalan keluar dan melihat dari dalam istana, langit terbelah dengan ratakan besar. “Celah dimensi,” gumamnya, hatinya dipenuhi firasat buruk.Seekor naga dengan sisik keemasan mendarat di halaman ist

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   179. Desa di Pinggir Hutan

    Langit sudah gelap saat Yuan mencapai batas terluar wilayah Blackdragon. Tenaganya bagai lilin yang hampir padam, nyaris tak tersisai. Sepasang sayap yang selama ini membawanya terbang kini lenyap tanpa jejak, begitu pula dengan tanduk hitam di kepalanya yang menghilang bagai ditelan bumi. Kegelapan menelan kesadaran Yuan. Dia jatuh bebas dari ketinggian, meluncur bagai batu yang terlempar dari langit, ditarik paksa oleh cengkraman gravitasi. Suara dentuman keras terdengar, tubuh Yuan dan Yui menghantam tanah di pinggir hutan perbatasan Blackdragon. Mereka berguling-guling beberapa kali sebelum terhenti tak jauh dari sebuah desa kecil. Keduanya terkapar tak berdaya, tubuh mereka dihiasi luka-luka yang menganga. Seorang kakek tua yang sedang mencari kayu bakar, dikejutkan oleh pemandangan dua remaja yang terbaring tak sadarkan diri di pinggir hutan. Dengan langkah gontai, ia memeriksa mereka, memeriksa denyut nadi keduanya dengan hati-hati. “Mereka masih hidup!”. Kakek itu berlari ke

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   178. Merebut Kristal Hitam (3)

    Seiryu hitam menyadari kedatangan Yui. Asap dan debu tidak mengganngunya sedikitpun. Seiryu hitam dengan kegesitannya yang mengerikan menyambar Yui dengan ekornya. Tubuh Yui terpental bagai boneka kain, menghantam dinding aula istana dengan dentuman keras. “Yui!” teriak Yuan, jantungnya mencelos menyaksikan kembarannya terkapar tak berdaya. Dalam kepanikan, Yuan lengah. Cakar Seiryu menembus tubuhnya, meninggalkan luka menganga yang meneteskan darah. Tubuh ramping Yuan terlempar ke samping Yui, meringkuk kesakitan. Leiz, dengan kesombongannya yang memuakkan, berjalan mendekati kedua anak kembar tersebut. Dia menendang tubuh Yuan yang penuh luka-luka dengan kasar. “Ternyata mudah menghancurkan kalian,” ucap Leiz dengan nada penuh ejekan, “Terima kasih sudah menghilangkan pelindung tongkat kristalku!”Leiz merampas tongkat kristal dari tangan Yuan. Dia mengumpulkan kekuatan untuk membuka kembali celah dimensi. Dia menyimpan Seiryu dan Byakko hitam, yakin bahwa kedua anak kembar itu t

DMCA.com Protection Status