Share

Bab 4 Permulaan

last update Last Updated: 2025-02-24 21:14:47

Roar!

Rawr!

Nayaka Manggala melihat dari balik pohon, di mana terdapat binatang buas yang tengah berhadapan satu sama lain.

Dua ekor macan hitam melawan seekor harimau loreng.

"Mereka adalah binatang buas tingkat 2 yang cukup kuat, dengan kekuatanku saat ini aku tidak akan mampu mengalahkan mereka. Lebih baik aku menunggu saat yang tepat sebelum melancarkan serangan. Kita harus bijak dalam menentukan pilihan sebelum bertindak."

Kedua macam tersebut terus menatap pada harimau loreng yang menjadi mangsanya. Sebagai penguasa dari hutan, tentu saja mau tidak ingin kedua macan tersebut mengalahkannya karena itu tentu akan menghancurkan harga dirinya.

Roar!

Setelah perang dengan keras harimau loreng tersebut menyerang ke arah kedua macan yang dengan cepat menghindari serangannya.

Cat harimau tersebut berbalik salah satu macan langsung melompat ke arahnya dengan menerkam punggungnya.

Rawr!

Harimau tersebut tersentak dengan meraung keras, mencoba melepaskan diri dari terkaman macan tersebut.

Namun saat baru ia ingin memberontak, macan lainnya dengan cepat mencakar leher dari harimau tersebut.

Srak!

Srak!

Untuk membuat harimau kembali terkejut, mencoba fokus pada macan yang menyerang lehernya. Namun macan yang menggigit punggungnya dengan cepat semakin mengoyak daging harimau.

Roar!

Harimau yang kesakitan dengan cepat membanting dirinya sehingga macan yang menggigit punggungnya ikut terjatuh dan tertindih oleh tubuhnya, kaki depan harimau langsung menghantam bagian belakang macan tersebut yang dilihatnya.

Macan yang satunya dengan cepat melompat dan menerkam leher dari harimau untuk menghentikan pergerakannya.

Kemelut benar-benar terjadi diantara ketiga binatang tersebut.

"Aku belum bisa menggunakan tenaga dalamku dengan baik, tetapi dengan bermandikan darah binatang buas tersebut kemampuanku bisa bertambah.

"Aku tidak menyangka jika Karena melakukan hal seperti ini lagi setelah beratus tahun menjadi seorang praktisi di alam khayangan.."

Nayaka Manggala dengan cepat mengambil sebatang kayu di tanah ia lalu bersiap untuk melakukan serangan dadakan terhadap ketiga binatang tersebut begitu mereka lengah dan kelelahan.

Di saat ketiga binatang buas tersebut semakin lelah, dengan harimau yang menjadi mangsa kedua macan.

Nayaka Manggala melakukan serangan diam-diam dari belakang.

Hup!

Teknik iblis tusukan kematian!

Jleb!

Roar!

Salah satu macan yang tadinya menggigit leher dari harimau terkejut dengan serangan dadakan tersebut. Sebatang kayu lancip langsung menembus tubuhnya.

Darah berceceran di tanah, perlahan ia mencoba membalikkan badannya untuk melihat siapa yang melakukan serangan tersebut. Namun baru saja ia hendak menoleh kayu yang menusuknya dicabut dengan paksa lalu kembali ditusukkan pada lehernya..

Srakk!

Jleb!

Ketika macan tersebut mati dengan luka tusukan yang membuat darahnya membanjiri tanah.

Melihat hal tersebut macan lainnya yang tengah mengoyak perut dari harimau mengalihkan pandangannya pada manusia yang berani mengganggunya.

"Menatapmu seperti itu! Aku sangat tidak menyukai tatapan seperti itu!" tatap Nayaka Manggala dengan mata merahnya.

Sontak saja hal tersebut membuat sang macan terdiam, mata manusia yang ada di depannya tersebut seakan menandakan kematian yang mutlak bagi dirinya.

Niat dan tekad macan tersebut yang ingin menyerang manusia perlahan menciut seiring dengan hawa membunuh yang dikeluarkan oleh Nayaka Manggala.

Sebagai Maharaja di alam khayangan, hawa membunuh dan intimidasi yang diberikan Nayaka Manggala tentu saja sangat kuat sehingga macan tersebut merasakan ancaman yang sangat berbahaya.

Tubuh dari macan tersebut tidak bisa bergerak begitu menatap tatapan mata dari Nayaka Manggala. Harimau yang sudah sekarat akibat diserang oleh kedua macan nampak menarik sayu pada sosok manusia yang juga membuatnya terkejut dan ketakutan.

"Memang seharusnya seperti itulah kalian sebagai seorang binatang! Di depan Maharaja ini kalian harus tunduk!"

Perlahan Nayaka Manggala mendekati macan yang berdiri dengan terdiam tersebut. Kembali menusukan ranting kayu yang ia bawa tepat pada leher macan.

Jleb!

Tanpa adanya perlawanan macan tersebut akhirnya tumbang dengan luka tusuk yang terbuka lebar di lehernya.

Pandangan Nayaka Manggala beralih pada harimau yang sudah tidak ada harapan hidup.

"Sebagai raja hutan, kamu benar-benar mengecewakan tetapi menghadapi situasi seperti tadi memang tidak ada jalan keluar."

Teknik iblis, tebasan kilat!

Srat!

Kayu yang diayunkan dengan cepat langsung memotong setengah dari leher harimau yang tengah sekarat.

Kini ketiga binatang tersebut telah mati.

Nayaka Manggala membuang kayu yang dia gunakan untuk membunuh ketiga binatang buas yang telah menjadi incarannya.

Segera saja ia duduk diantara ketiga binatang buas tersebut yang terus mengeluarkan darah dari tubuhnya.

Teknik iblis haus darah!

Secara perlahan darah dari ketiga binatang tersebut mulai terserap oleh Nayaka Manggala yang duduk di tanah.

Kabut hitam dari ketiga mayat binatang tersebut juga secara perlahan mengitari tubuh Nayaka Manggala.

Nayaka Manggala memejamkan matanya dengan merasakan energi yang berasal dari ketiga binatang buas tersebut masuk ke dalam dirinya, semua energi tersebut dia kumpulkan pada dantiannya yang menjadi pusat menyimpan tenaga dalam.

"Rasanya benar-benar menjijikan namun di saat yang bersamaan ia juga terasa nyaman, tubuh ini sebelumnya adalah tubuh yang tidak akan pernah memasuki jalan seorang praktisi bela diri namun aku merubahnya menjadi tubuh yang akan menjadi praktisi beladiri terkuat di muka bumi.

"Kedepannya akan lebih banyak lagi hal-hal yang ku serap untuk menjadikan tubuh ini yang terkuat, sebagai permulaan aku harus membuat tubuhnya bermandikan darah pada binatang iblis di hutan ini."

Setelah menyelesaikan penyerapan darah dan energi dari ketiga binatang buas tersebut, hengkara beralih dengan mencari tempat di mana bekas pertarungan antara sesama binatang buas maupun manusia.

Ian berniat mengambil energi dari mayat binatang iblis maupun manusia tersebut, selain itu di tempat pertarungan mereka pasti menyisakan energi negatif dari dendam maupun ketidakterimaan atas kematian yang dialami oleh mereka.

Energi negatif tersebut adalah cara instan untuk bertambah kuat bagi seorang praktisi aliran sesat.

Berhari-hari Nayaka Manggala melakukan hal tersebut untuk membentuk ulang tubuhnya serta meningkatkan kekuatannya meskipun tidak begitu banyak karena caranya tersebut tidak bisa selalu digunakan terutama karena tingkat dari binatang buas yang berada di hutan tersebut begitu rendah.

Namun dari hasil tersebut ia berhasil naik menjadi ranah pengumpulan tenaga dalam bintang 2.

Mata Nayaka Manggala terbuka, ia menatap pada tangannya sembari meremas tinjunya.

"Setelah berhari-hari melakukan perburuan pada binatang buas di hutan ini aku hanya berhasil naik menjadi ranah pengumpulan tenaga dalam bintang 2. Benar-benar sangat lambat, sepertinya aku harus mencari darah manusia.

"Sudah beberapa hari ini juga aku belum menemui satu manusia pun di hutan ini sepertinya mereka begitu menjaga jarak dengan para binatang buas di tempat ini.

"Kalau begitu sebaiknya aku mulai mencari mereka dengan berpindah tempat!'

Segera Nayaka Manggala beranjak dari gua yang dijadikan tempatnya untuk beristirahat dan berkultivasi.

Hup!

Nayaka Manggala berlari dengan cepat di antara pepohonan hutan tubuhnya yang sudah semakin kuat dan luka yang pulih membuatnya ia mampu bergerak dengan leluasa meskipun dia belum mampu untuk melompat di antara dahan pohon.

Srak!

Srak!

Srak!

Bruak!

Argh!

Tiba-tiba langkahnya terhenti setelah ia mendengar suara kegaduhan tak jauh dari tempatnya saat ini.

Srakk!

Nayaka Manggala mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara tersebut.

"Itu adalah suara manusia! Sepertinya aku menemukan mereka!!"

Dengan cepat Nayaka Manggala beralih arah menuju sumber suara tersebut. Ia sudah sangat tidak sabar untukmu bertemu dengan sesama manusia semenjak ia bangkit.

"Seperti apa manusia di tempat ini? Aku benar-benar penasaran dengan mereka!"

Deg!

*******

Sementara itu diantara beberapa pohon, sekelompok anak muda mengepung seekor ular putih berukuran satu batang pohon kelapa.

Saat ini ular tersebut tengah melilit salah satu anak muda yang menjadi bagian dari kelompok tersebut.

Arghh!

"Tolong aku!" pinta anak tersebut yang merasakan tubuhnya semakin kesakitan dan remuk akibat dari lilitan ular putih tersebut.

Gardhana Surendra—pemimpin dari kelompok anak muda tersebut nampak begitu ragu begitu berhadapan dengan ular putih tersebut.

Tangan kanannya memegang sebuah pedang cukup panjang dengan tangan kiri yang memegang keris.

"Ular putih ini terlalu kuat untuk kita lawan, sebaiknya kita mundur dan memikirkan rencana ulang!" saran salah satu orang dengan memegangi tangan kirinya yang lemas

Tangan anak muda tersebut patah setelah tadi terkena sabetan ekor dari ular putih.

"Itu benar sebaiknya kita mundur dan membuat rencana ulang! Jika seperti ini kita tidak akan pernah bisa membunuhnya bahkan bisa saja terbunuh balik!" sahut anak muda lainnya sembari menyeka mulutnya yang mengeluarkan darah setelah tadi menghantam pohon akibat disabet ekor ular putih.

Namun Gardhana Surendra yang menjadi pemimpin kelompok tersebut tidak setuju dengan saran dari teman-temannya. Ia yang sudah lama menginginkan hati ular putih untuk dijadikan pil agar bertambah kuat tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang sangat sulit didapatkan ini.

"Pokoknya kita harus bisa membunuh ular putih sialan ini! Jika tidak bagaimana mungkin kita bisa dipanggil sebagai seorang praktisi beladiri! Ingatlah jika ular ini telah membunuh dua orang teman kita!"seru Gardhana Surendra

Teman teman Gardhana Surendra menelan ludah sembari sekilas melirik pada tubuh salah satu temannya yang tergeletak di atas tanah.

Tubuh tersebut adalah teman mereka yang tadi dililit oleh ular putih hingga remuk sehingga ia menemui ajalnya.

Sementara itu satu temannya lagi sudah dimakan oleh ular putih, saat ini satu orang temannya lagi tengah dililit oleh ular tersebut yang bisa saja menjadi korban selanjutnya.

"Semuanya segera berpencar untuk mengepungnya!" seru Gardhana Surendra memberikan perintah

Teman teman Gardhana Surendra mau tidak mau akhirnya menuruti perintah tersebut dengan bergegas mengepung ular putih tersebut.

"Jika ada yang melihat kesempatan untuk menyerang, segera tebas ular sialan ini! Aku yakin dengan serangan seperti itu kita bisa membunuhnya! Ini hanyalah masalah waktu saja! Sebentar lagi juga ia kelelahan!" lanjut Gardhana Surendra memberikan semangat

"Yaa!"

Tanpa sepengetahuan Gardhana Surendra dan teman-temannya, dari balik pohon Nayaka Manggala mengintip.

"Pakaian yang mereka gunakan sama persis, sepertinya mereka berasal dari Perguruan Cakra Kembar. Jadi mereka menargetkan ular putih itu?"

Tatapan Nayaka Manggala langsung terfokus pada ular putih yang berdiri sembari menjulurkan lidahnya.

"Ular putih yang merupakan binatang buas tingkat 2 memang cukup merepotkan jika kita tidak mengetahui cara menanganinya.

"Sebaiknya aku memperhatikan apa yang akan terjadi selanjutnya sebelum mengambil tindakan. Mau bagaimanapun juga aku belum cukup kuat untuk membunuhnya sendiri. Lebih baik memanfaatkan sekelompok anak ini saja!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 5 Terdesak

    Nayaka Manggala melihat mayat Gardhana Surendrayang terbaring di atas tanah dengan luka tebas dari pundak hingga dadanya. "Aku telah membalaskan dendammu, kamu bisa merasa tenang setelah ini. Namun tenang saja jika aku akan melanjutkan balas dendam terhadap mereka yang beruntung selama ini." Nayaka Manggala segera berlutut dengan mengambil cincin penyimpanan dari tangan Gardhana Surendra dan teman-temannya yang telah terbunuh. "Sebagai murid dari Perguruan Cakra Kembar, mereka tidak memiliki banyak barang berharga, namun ini lebih dari cukup untuk sementara waktu." Nayaka Manggala bergegas duduk bersila sembari kembali menyerap darah dan energi dari mayat Gardhana Surendra dan lainnya. Tak hanya itu ia juga menyerap darah milik ular putih yang tadi dibunuhnya. Kulit beserta sisik ular putih yang terkenal dengan keras segera ia pisahkan dari tubuh ular tersebut. Nantinya kau lihat ular tersebut akan dia buat sebagai pakaian agar ia lebih terlindungi dari serangan di kemudia

    Last Updated : 2025-02-24
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 6 Bertemu Batari Candawani

    Teman teman Gumilar Surendra melihat cara mempermainkan Batari Candawani yang berkesan mengasikan. Berandalan seperti mereka memang selalu menyukai melakukan hal hal tercela seperti itu. Tangan Gumilar Surendra meraih tangan Batari Candawani. "Tidak! Lepaskan! Lepaskan tanganmu!" Batari Candawani memberontak "Hahah kulitmu sangat lembut. Ini benar-benar benar sesuai dengan dugaan!" puji Gumilar Surendra "Cepatlah kakak Gumilar. Kami juga ingin!" desak teman temannya. "Kalian bajingan! Apa kalian tidak takut dengan murka guruku!" ancam Batari Candawani dengan airmata yang membasahi pipinya, "guruku tidak akan memaafkan kalian!" "Hahhaha!" "Lihatlah dia! Membawa nama gurunya disaat saat seperti ini!" cibir teman Gumilar Surendra "Murid langsung dari sesepuh perguruan memang selalu seperti itu!" sambung lainnya "Aku benar benar tak menyukai para murid dari para sesepuh!" Seorang lainnya membuang ludah menggambarkan rasa jijiknya "Mereka terlalu menyombongkan nama guru mereka

    Last Updated : 2025-03-04
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 7 Pertarungan

    Tebasan pedang dengan tenaga dalam melesat kearah Nayaka Manggala. "Seni beladiri pedang bunga teratai? Dia menguasainya?" pekik Batari Candawani terkejut Nayaka Manggala menyipitkan matanya dengan menaikan sudut bibirnya. 'Seni bela diri itu , benar mereka dari Perguruan Cakra Kembar . Tetapi serangan ini lemah sekali. Andaikan tak ada yang ingin kubiarkan hidup. Aku akan menunjukkan teknik tersebut yang sebenarnya. Tapi...' Duar! Bentrokan kedua tebasan terjadi. Ledakan membuat gelombang udara cukup besar hingga debu beterbangan. "Hahaha serangan lemah seperti itu. Aku yakin tubuhnya telah terpotong!" "Wahh! kakak telah menguasai seni beladiri pedang bunga pluim! Patut manjadi murid Perguruan Cakra Kembar yang sesungguhnya! " "Mungkinlah kakak senior akan menjadi pedang dari perguruan kita!" "Itu luar biasa." Empat teman Gumilar Surendra memuji kemampuan Gumilar Surendra tersebut.

    Last Updated : 2025-03-05
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 8 Menyamar Menjadi Orang Lain

    Bentrokan kedua serangan tersebut menyebabkan ledakan dengan gelombang kejut yang menyebar ke sekitaranya. Hiya! Bersamaan, Nayaka Manggala dan Gumilar Seno menerjang. Klang! Klang! Klang! Keduanya beradu pedanh beberapa putaran. 'Sial! Bagaimana dia bisa mengimbangiku?' gumam Gumilar Seno 'Pertarungan jarak dekat seperti ini benar benar menyenangkan. Namun aku harus segera mengakhirinya. Jika tidak aku akan kalah.' gumam Nayaka Manggala Pertarungan jarak dekat keduanya disaksikan oleh Batari Candawani . 'Anak itu tidak hanya membual, meskipun ranahnya jauh di bawah Gumilar Seno . Namun dia mampu membuat Gumilar Seno merasa seimbang bahkan mungkin kewalahan.' gumamnya Brak! Hentakan kaki Nayaka Manggala di tanah membuat kepulan debu membuat Batari Candawani tak bisa melihat jalannya pertarungan. Seni beladiri iblis kehancuran, bentuk ketiga. Cakar hantu!

    Last Updated : 2025-03-06
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 9 Gelombang Binatang Iblis

    Hup! Tiba tiba Nayaka Manggala melambatkan lompatannya. Ia mundur hingga berada di dahan yang sama dengan yang diinjak Batari Candawani. "Ayo lebih cepat. Atau kita akan ikut terseret dengan gelombang binatang iblis!" "Apa?" Nayaka Manggala meraih tangan Batari Candawani. Laku menariknya dengan cepat. Batari Candawani dipaksa melompat mengikuti kecepatan dari Nayaka Manggala . Gruduk! Gruduk! Roar! Rawr! Suara binatang iblis yang bergerombol semakin keras terdengar. Hup! Nayaka Manggala melompat ke sebuah tebing tinggi bersama Batari Candawani. Pil yang diberikan tadi sudah diyelan Batari Candawani yang mbjat nafasnya menghilang. Keberadaanya juga menghilang. Nayaka Manggala dan Batari Candawani melihat dibawah mereka gelombang binatang iblis yang tengah bergerak dengan sangat banyak. "Bagaimana bisa ada gelombang binatang iblis?" Ro

    Last Updated : 2025-03-07
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bb 10 Kerajaan Malingga dan Faksi di dalamnya

    Hup! Diantara pepohonan hutan, Nayaka Manggala dan Batari Candawani bergerak bersama untuk keluar dari hutan. "Jadi Perguruan Cakra Kembar tempatmu berasal berada di kaki gunung dekat kota Kediri ?" tanya Nayaka Manggala "Itu benar, kota Kediri terdiri atas beberapa keluarga dengan dua yang mendominasi yaitu keluarga Surendra dan keluarga Seno . Gumilar Seno yang kamu bunuh itu adalah dari keluarga Seno ." jelas Batari Candawani "Bagaimana dengan sekte Peguruan Cakra Kembar ? Kenapa dia tidak termasuk yang mendominasi? Itu sangat aneh." lirik Nayaka Manggala "Perguruan Cakra Kembar berada di dekat kota , tetap termasuk kekuatan besar di kota Kediri . Bisa dibilang mereka sedikit lebih tinggi dari keluarga Surendra dan keluarga Seno . Tiga kekuatan inilah yang menjadi dasar dari kota Kediri . "Selain itu Perguruan Cakra Kembar sendiri termasuk salah satu dari enam faksi yang tinggal di benua bagian barat daya yang di nama

    Last Updated : 2025-03-08
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 11 Hadangan Gentala dan Teman-temannya

    Beberapa anak muda tengah berkumpul dengan bersantai. "Gentala ." panggil seseorang yang berlari kearah beberapa anak muda tersebut. Salah satu anak muda dengan ikat kepala berwarna merah, menoleh kearah suara berasal. "Ada apa teriak teriak begitu." tanyanya "Aku ada berita besar untukmu."ujar orang yang berteriak memanggil tadi. "Berita apa?" Gentala Surendra mengorek telinganya lalu meniup kotoran "Anak itu kembali hidup dan kembali kemari." "Anak?" Gentala Surendra mengerutkan keningnya ***** Nayaka Manggala dan Batari Candawani sampai di gerbang masuk Perguruan Cakra Kembar. Batari Candawani menunjukan plat murid miliknya pada penjaga gerbang masuk sekte. "Masuk!" Giliran Nayaka Manggala yang hendak masuk namun dihadang dua tombak yang menyilang di depannya. Langkah Nayaka Manggala terhenti. Ia menatap dingin pada kedua penjaga tersebut. "Mana pla

    Last Updated : 2025-03-09
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 12 Kediaman Penatua Kedua

    "Apa kamu tidak kenal dengan mereka?" lirik Batari Candawani "Tidak!" jawab Nayaka Manggala "Benarkah?" Tatap tajam Batari Candawani yang tidak percaya, "mereka sepertinya mengenalmu dengan sangat baik. Tetapi kenapa kamu tidak?" Nayaka Manggala tak menjawab. Ia menunjukan ekspresi wajah yang biasa saja seolah ia memang tak mengenal mereka. "Baiklah kalo kamu tak mau bilang. Itu juga bukan urusanku. Tetapi yang baru kamu hajar tadi adalah Gentala Surendra, anggota keluarga Surendra . Mereka takkan tinggal diam dipermalukan seperti ini. Berhati hatilah dimasa depan." "Ya." Setelah beberapa saat, mereka akhirnya tiba di sebuah kediaman yang cukup luas. Sebuah altar dengan lantai dari bagu tersusun rapi dan beberapa pohon asem yang mengitari altar tersebut. Lalu ada sebuah bangunan berlantai dua dengan gaya klasik beratap berundak seperti menara "Ini adalah kediaman dari sesepuh Perguruan Cakra

    Last Updated : 2025-03-10

Latest chapter

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 73 Gagal Evolusi

    Di dalam gua, ratu medusa atau Batari Cahyaningrum berusaha memurnikan api surgawi. Tangannya yang menyentuh api surgawi terasa sangat panas namun berusaha ditahannya. "Ternyata api surgawi sepanas ini, tenaga dalam yang kugunakan untuk melapisi tanganku bahkan rasanya tidak berguna. Aku harus segera memurnikan apapun yang terjadi. Semakin lama memurnikannya keadaan akan semakin buruk." Api surgawi perlahan masuk ke dalam tubuh ratu Medusa lalu berputar-putar di sekitar dantian ya yang menjadi pusat dari tenaga dalam seorang seniman beladiri. Ratu Medusa memejamkan matanya dengan mencoba fokus untuk memurnikan api surgawi agar menyatu dengan dantiannya. Tenaga dalam miliknya menyewa mengelilingi tubuhnya. Keringat bercucuran membasahi wajah cantik yang sangat mempesona. Giginya sedikit menggeretak menahan rasa sakit dan panas yang membakar tubuh. Aliran darahnya semakin cepat. Ugh! Bruk!

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 72 Guntur Kesengsaran

    Keributan yang disebabkan oleh serangan dari Gunung Madayana dan respon dari pasukan dari Gunung Pelangi langsung membuat kacau keadaan Gunung Pelangi Irawan selaku penatua pertama dari Gunung Pelangi dengan cepat memberikan arahan kepada para penghuni dari Gunung Pelangi. "Semuanya segera bergerak, saat ini ratu kita sedang berusaha untuk melakukan terobosan dan apapun yang terjadi kita harus menghentikan para pengganggu ini.""Baik penatua!" sahut kompak orang-orang dengan mengangkat senjatanya"Penatua yang lain tolong juga bergerak untuk melakukan yang terbaik guna melindungi ratu kita!" lanjut Irawan Penatua dari Gunung Pelangi yang lain segera dengan cepat bergerak untuk menghentikan para penyusup yang datang ingin menghancurkan tempat mereka.Nayaka Nayaka Manggala yang melihat pergerakan dari orang-orang Gunung Pelangi segera bergerak menyusup dengan memanfaatkan nafas pil penyembunyi miliknya menerobos menuju tempat ratu Medusa yang ingin melakuka

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 71 Klan Ular

    Nayaka Manggala mampir ke kediaman sesepuh kedua, tujuannya untuk meminta izin berlatih di hutan dekat sekte sehingga tidak bisa hadir di kediaman selama beberapa hari ke depan.Namun baru saja ya memasuki altar kediaman sesepuh kedua, ia sudah dihadang oleh Batari Cendatari yang menantang bertarung Nayaka Manggala . Batari Cendatari memiliki ranah satu tingkat di atas Nayaka Manggala ."Kakak senior benar-benar ingin menantangku?" tatap Nayaka Manggala yang sebenarnya enggan meladeni kakak seniornya tersebut Batari Cendatari menitipkan matanya dengan kembali menghunuskan pedangnya ke arah adik juniornya tersebut. "Apa tahu kamu benar-benar kuat, tapi aku ingin mencoba sendiri. Kamu hanya berada satu tingkat di bawahku, Aku ingin tahu seberapa jauh perbedaan di antara kita!"Nayaka Manggala menganggukkan kepala dengan menyadari maksud dari kata seniornya tersebut."Baiklah kalau begitu! Tetapi segeralah menyerah jika memang kau sudah tidak sanggu

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 70 Ajakan Duel Alkemis

    Nayaka Manggala pergi ke Pasar Weling setelah mendengar jika keberangkatan dari sesepuh ke-5 untuk menggagalkan evolusi Ratu medisa masih akan dilaksanakan beberapa hari lagi."Sebelum pergi kembali berpetualang aku harus menjual apa yang sudah aku dapatkan selama perjalanan kemarin. Memang benar jika cincin ruang sangat luas, akan tetapi menyimpan barang-barang yang tidak berguna hanyalah buang-buang tempat."Sesampainya di Pasar Weling , Nayaka Manggala menjual semua hasil buruannya selama perjalanan kemarin.Seperti yang biasanya, butuh waktu cukup lama bagi pelayan Paviliun untuk menghitung jumlah koin emas yang didapatkan dari penjualan barang-barang hasil buruan. Banyak orang yang terkejut melihat banyaknya hasil buruan yang di keluarkan oleh Nayaka Manggala ."Bagaimana bisa murid itu mendapatkan banyak barang buruan?""Di hutan dekat perguruan tidak begitu banyak binatang iblis yang bisa diburu, kalaupun ada kebanyakan akan rusak karena pertarung

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 69 Bocoran informasi

    Beberapa hari kemudian, Nayaka Manggala kembali ke perguruan setelah bepergian cukup lama. Namun baru saja ia masuk ke kediaman penatua kedua untuk melaporkan dirinya yang telah kembali, Batari Candawani yang sedang berlatih di altar segera menghadangnya dengan ekspresi wajah yang sangat terkejut. Meskipun ia tidak tahu pada tingkat berapa Nayaka Manggala telah berada, namun ia bisa merasakan jika batasan dari ranah penempaan tulang telah berhasil ditembus. "Bagaimana bisa kamu menerobos ranah penyatuan alam secepat ini?" tatap Batari Candawani dengan sangat terkejut dan tidak percaya Nayaka Manggala dengan santai menjawab, "sudah kubilang jika tak ada yang bisa tak mungkin kulakukan." Mendengar jawaban tersebut Batari Candawani mengerutkan keningnya dengan kesal, "Kata-katamu itu sungguh sangat menyakitkan bagiku." Nayaka Manggala yang merespon namun dia bisa mengerti perasaan dari kata seniornya tersebut. Bagaimanapun j

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 68 Rahasia Besar

    Raungan naga necro!Roar!!!!Gelombang kejut dari raungan seni bela diri langsung menuju singa emas.Kumpulan asap dari ledakan akibat serangan tadi seperti cara menghilang.Yang melihat serangan tersebut langsung melancarkan serangan balik dengan meraung keras.Roar?!!!Dua serangan gelombang suara tersebut saling berbenturan dan menyebabkan gelombang yang menyebar dengan kuat sekitar.Beberapa batuan pada tebing segalanya hancur dan berjatuhan, daun-daun dari pepohonan juga berguguran.Teknik Iblis Surgawi Kehancuran bentuk pertama. Telapak segel neraka!Di tengah serangan gelombang suara yang masih terjadi, sebuah telapak tangan besar dari tenaga dalam melesat ke arah singa emas.Wuzz!Duarr!Singa emas tersebut segera melompat menghindari serangan tersebut. Duar!Serangan telapak tangan raksasa menghantam tempat singa emas tadi berdiri. Seketika tempat tersebut ha

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 66 Sayap Guntur

    Setelah dari jurang Guntur dan mendapatkan apa yang ia cari Nayaka Manggala pergi mencari sebuah gua tak jauh dari tempat tersebut untuk menyempurnakan sayap Guntur yang sudah ia rencanakan serta menembus ranah penyatuan alam .Hup!Nayaka Manggala berhasil menemukan sebuah gua yang cukup tersembunyi dengan pepohonan lebat yang mengelilingi."Sepertinya tempat ini sangat aman untuk melakukan penerobosan, kalau begitu kita harus memasang formasi pelindung terlebih dahulu.Segera Nayaka Manggala menyebarkan 8 bendera di sekitar gua lalu membentuk segel dengan tangannya.Formasi tempurung kura-kura!Secara perlahan bendera-bendera yang telah terpasang tersebut memancarkan pilar energi lalu menyatu satu sama lainnya membentuk sebuah tempurung kura-kura.Setelah formasi tempurung kura-kura telah terpasang. Nayaka Manggala bergegas masuk ke dalam gua yang cukup gelap tersebut. Ia duduk bersila dengan mengeluarkan bangkai d

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 65 Mendapatkan yang Di Inginkan

    Duar!Ledakan besar terjadi tepat lebih tebing, tempat Nayaka Manggala dan Widuri Pratiwi berada.Widuri Pratiwi yang memejamkan mata dengan pasrah terasa anda tidak merasakan sesuatu yang menyakiti tubuhnya. Padahal jelas jika ledakan tersebut seharusnya mengenainya. Perlahan matanya terbuka, cahaya yang seharusnya menyinari dirinya, tiba-tiba terhalangi oleh bayangan lebar yang melindunginya.Kiakkk!Suara teriakan dari burung guntur langit terdengar keras." Apa yang kamu lakukan?" Tatap Widuri Pratiwi yang menyadari jika burung Guntur langit Tengah melindungi dirinya dari serangan singa emas Nayaka Manggala mengerutkan keningnya dengan terkejut." dia melindungi kita karena kita membawa telur miliknya." ujar Nayaka Manggala Burung Guntur langit nampak terluka cukup parah akibat serangan yang barusan ya terima.Singa emas yang melihat hal tersebut kembali melancarkan serangan kuatnya menuju burung guntur langit.Roar!!Roa

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 64 Pertarungan Dua Binatang Iblis

    Kiak!Seekor burung berukuran seperti gajah dewasa dengan bentangan sayap yang lebar Tengah terbang di langit sembari terus berkicau. Tubuh dari burung tersebut dipenuhi dengan percikan seperti Guntur. Bulunya dengan warna ungu gelap memancarkan keindahannya. Matanya yang tajam menatap pada seekor singa yang berada di atas permukaan tanah. Singa tersebut meraung dengan sangat keras bulunya yang berwarna kuning keemasan ditambah gigi taring yang tajam menambah kegagahannya, pada ekor singa tersebut terlihat sebuah api berwarna kuning kemerahan tengah menyala menyala.Roarr!Raungan dari singa tersebut terdengar keras sehingga menciptakan gelombang kejut ke arah burung guntur langit.Kiakk!Burung kuntur langit mengatakan sayapnya, bersamaan dengan itu serangan Guntur menyerang ke arah singa tersebut.Singa emas melontarkan bola-bola api dari mulutnya saat ia melakukan raungam ke udara.Duar!Ledakan besar terjadi akibat benturan dari serangan ters

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status