Share

Bab 7 Pertarungan

last update Last Updated: 2025-03-05 17:00:18

Tebasan pedang dengan tenaga dalam melesat kearah Nayaka Manggala.

"Seni beladiri pedang bunga teratai? Dia menguasainya?" pekik Batari Candawani terkejut

Nayaka Manggala menyipitkan matanya dengan menaikan sudut bibirnya.

'Seni bela diri itu , benar mereka dari Perguruan Cakra Kembar . Tetapi serangan ini lemah sekali. Andaikan tak ada yang ingin kubiarkan hidup. Aku akan menunjukkan teknik tersebut yang sebenarnya. Tapi...'

Duar!

Bentrokan kedua tebasan terjadi. Ledakan membuat gelombang udara cukup besar hingga debu beterbangan.

"Hahaha serangan lemah seperti itu. Aku yakin tubuhnya telah terpotong!"

"Wahh! kakak telah menguasai seni beladiri pedang bunga pluim! Patut manjadi murid Perguruan Cakra Kembar yang sesungguhnya! "

"Mungkinlah kakak senior akan menjadi pedang dari perguruan kita!"

"Itu luar biasa."

Empat teman Gumilar Surendra memuji kemampuan Gumilar Surendra tersebut. Meskipun mereka adalah temannya namun dari segi usia dan masuknya ke perguruan , Gumilar Surendra lebih dulu di bandingkan keempat orang tersebut.

Gumilar Surendra tidak memiliki teman seusianya karena dia dianggap gagal. Namun di mata juniornya, dia seperti yang terkuat. Kelompok berandalan dengan isi kumpulan orang aneh.

Kepulan debu mulia menghilang. Namun gak ada apapun disana kecuali Batari Candawani yang masih duduk ditanah.

"Kemana dia?"

"Apa dia kabur?"

"Nafasnya tidak ada. Sepertinya dia memang kabur!"

Jleb!

Ugh!

Tiba tiba orang paling pinggir tersentak kedepan dengan memuntahkan darah dari mulutnya. Sebuah pedang menusuk dan menembus dadanya.

Sontak saja hal itu membuat Gumilar Surendra dan tiga temannya terkejut .

Orang yang ditusuk melirik kebelakang dengan susah payah.

Pupil matanya melebar dengan terkejut dan gak percaya.

"Ka-kamu!"

Nayaka Manggala menarik pedangnya.

Srak!

Bruk!

Tubuh orang yang ditusuk ambruk kedepan dengan langsung mati.

"Menjauh!"

Gumilar Surendra dan tiga temannya menjauh dari tempat tersebut.

Serangan kejutan dari Nayaka Manggala begitu mengagetkan mereka.

Crak!

Cipratan darah dibuang ke tanah.

Nayaka Manggala menatap dingin empat orang yang dikunci sebagai musuhnya.

"Serangannya begitu dadakan. Dia menyerang diam diam!"

"Ku kira dia telah terbelah dua akibat serangan senior tadi. Rupanya tidak."

"Dia tidak melarikan diri, melainkan melancarkan serangan tiba tiba. Dia sangat licik!"

Gumilar Surendra mengerutkan keningnya. "Anak ini tidak normal. Nafasnya tidak bisa dirasakan. Keberadaannya sejak awal seolah tidak ada! Apa ini mungkin? Apa ini sebuah teknik? Tapi bagaimana bocah sepertinya memiliki teknik seperti ini? Siapa dia sebenarnya?'

Wush!

Tiba tiba Nayaka Manggala menghilang lagi.

"Ehhh!!!"

"Kemana dia?"

"Dia hilang?"

Gumilar Surendra dan teman temannya merapat dengan saling beradu punggung. Mengawasi sekitarnya.

"Waspadalah! Nafasnya tidak terasa. Dia pasti akan melakukan serangan tiba tiba lagi!"

"Dasar licik! Keluar dan hadapi dengan jantan! Jangan jadi pecundang!"

"Bocah! Keluar kamu, sialan!"

Kelompok Gumilar Surendra semakin waspada. Mereka nampak kebingungan.

Sementara itu, Batari Candawani yang melihat kelompok Gumilar Surendra jadi kebingungan.

'Apa yang sebenarnya terjadi? Tiba tiba salah satu dari mereka tumbang, lalu yang lainnnya sangat waspada seperti itu! Kemana anak yang tadi? Dia menghilang setelah bentrokan serangan tadi. Apa dia kabur?' gumam Batari Candawani

Srat!

Srat!

Batang pohon tergores satu persatu. Membuat teror bagi Gumilar Surendra dan teman temannya. Setiap suara goresan. Mereka melihat kearah sana. Namun hanya ada bekas goresan saja.

"Dia masih ada disekitar sini!"

"Bagaimana dia bisa bergerak secepat itu? Bahkan kita tak bisa melihat pergerakannya!"

"Bocah! Berhenti bersembunyi!"

Nayaka Manggala melompat kearah salan satu orang.

Klang!

Argh!

Orang tersebut terkejut dengan melihat Nayaka Manggala yang telah ada di depannya dengan posisi di udara. Pedangnya dan pernah Nayaka Manggala saling bentrok.

'Sial, bagaimana dia bisa muncul di depanku!' gumamnya

Saat Gumilar Surendra dan dua temannya menoleh kearah temannya. Nayaka Manggala mundur dengan melemparkan sebuah belati.

Wuz!

Jleb!

Ugh!

Belati menancap di leher orang tersebut. Darah memercik ke tanah.

"To-tolong aku!"

Bruk!

Satu orang lagi tumbang.

Gumilar Surendra dan temannya terkejut. Rasa takut semakin menguasai mereka dibandingkan rasa kesal dan ketenangan.

Nayaka Manggala selalu melakukan hal seperti itu untuk menutupi kekurangannya dalam hal basis kultivasi. Jika berada di ranah yang sama. Ia masih berani untuk berhadapan langsung dan jika lawannya satu lawan satu.

Tetapi jika lawan banyak dan ranah kultivasi lebih tinggi darinya. Ia memilih menggunakan cara seperti pemburu. Tidak memperdulikan cara yang penting hasilnya.

Dia adalah seniman beladiri iblis yang mengutamakan hasil bukan cara.

"Sialan! Lagi lagi serangan dadakan. Kalo begini caranya kita akan mati tanpa memberikan perlawanan."

"Senior sekarang bagaimana?"

Gumilar Surendra berpikir sejenak. Sejauh ini, ia belum pernah bertemu dengan orang yang memiliki pola serangan seperti itu.

Tiba tiba ia teringat pada Batari Candawani.

"Kita serang wanita itu! Dialah yang berusaha di lindungi bocah sialan itu!" ajak Gumilar Surendra

"Ah itu benar!"

Batari Candawani terkejut dengan perkataan tersebut. Gumilar Surendra dan lainnya bergegas menuju kearahnya.

'Aku harus kabur!'

Tiba tiba beberapa serangan tebasan pedang tenaga dalam melesat kearah Gumilar Surendra dan lainnya dari berbagai arah.

Bang!.

Bang!

Bang!

Gumilar Surendra dan temannya memblokir serangan tersebut dengan terkejut.

Seni beladiri iblis kehancuran, bentuk ke dua. Pukulan kematian!

Bruak!

Uhuk!

Ditengah kepanikan akibat serangan yang begitu dadakan. Salah satu teman Gumilar Surendra terkejut dengan dadanya yang dipukul dengan sangat keras hingga ia memuntahkan darah dari mulutnya.

Bruakk!

Tubuh orang tersebut terhempas hingga menabrak beberapa pohon. Tubuhnya perlahan merosot dengan terduduk di tanah. Dadanha terlihat sebuah serangan yang bahkan sampai masuk kedalam tubuhnya.

"Sialan!"

"Jangan alihkan pandanganmu saat bertarung!"

Deg!

Srak!

Teman Gumilar Surendra yang sebentar saja melihat kearah temannya, kembali si kejutkan dengan serangan dadakan dari Nayaka Manggala yang tiba tiba ada di belakangnya dengan menebas punggungnya.

Ugh!

Gumilar Surendra menoleh kesamping. Nayaka Manggala melesatkan tinjunya kearah wajahnya.

Bruak!

Tinju keras dengan tenaga dalam tersebut diblokir Gumilar Surendra.

"Bedebah! Jangan kabur!"

Nayaka Manggala mundur dan kembali menghilang.

'Kemana dia?' pekik Gumilar Surendra terkejut.

Bruk!

Temannya kembali ambruk dengan keadaan mati. Kini tersisa dirinya sendiri.

"Sialan! Keluar kamu! Jangan jadi pecundang!" seru Gumilar Surendra yang semakin frustasi.

Batari Candawani yang melihat jalannya pertarungan tersebut semakin kebingungan. Terlebih Nayaka Manggala yang menjadi lawan Gumilar Surendra dna teman temannya terus saja menghilang.

"Keluar kamu bocah! Aku akan membalas perbuatan mu berkali-kali lipat!" seru keras Gumilar Surendra dengan penuh amarah

"Membalasku?!"

Suara Nayaka Manggala bergema di sekitar tempat tersebut.

"Sepertinya kamu bermimpi. Bahkan kamu tak bisa menangkapku."

Gumilar Surendra melihat keadaan sekitarnya dengan seksama

'Dimana sebenarnya bocah sialan itu. Dari tadi dia terus mempermainkan ku!' gumam Gumilar Surendra

'Anak tadi hanya di ranah pengumpulan tenaga dalam bintang 5 tapi gerakannya sangat cepat. Apa itu mungkin? Aku merasa jika dia lebih kuat dariku bahkan mungkin lebih kuat dari Gumilar Surendra. Siapa sebenarnya dia?' gumam Batari Candawani

Hup!

Tiba tiba suara benda jatuh terdengar. Gumilar Surendra menoleh kearah suara.

Orang yang dicarinya telah berdiri kembali di tempatnya tadi dengan memegang pedang.

"Akhirnya kamu keluar juga! Apa kamu dish lelah bermain petak umpet nya?" Cibir Gumilar Surendra

Fuuhhh!

Nayaka Manggala menyimpan pedangnya. Lalu meremas jemarinya.

"Aku tak sedang buru buru, namun aku tak ingin buang waktu. Mari kita selesaikan." ujarnya

"Apa katamu?"

Bof!

Nayaka Manggala melonjakkan tenaga dalam miliknya hingga batasnya.

Melihat hal itu, Gumilar Surendra menjadi semakin kesal. Ia sekilas melihat pada mayat teman temannya yang tergeletak diatas tanah.

Rasa marah dan kebencian menyeruak keluar.

Bof!

Gumilar Surendra juga melonjakkan tenaga dalam miliknya. "Setelah kamu membunuh temanku, kamu bilang buang waktu! Kamu meremahkan aku! Hanya pengumpulan tenaga dalam bintang 5 saja sombong!" jadinya keras

Nayaka Manggala menghela napas. "Jalan Seni bela diri itu panjang dan luas. Jangan pikir kamu hebat segalanya dengan membandingkan basis kultivasi."

"Bedebah!'

Seni beladiri pedang bunga teratai!

Wuz!

Tebasan pedang tenaga dalam melesat kearah Nayaka Manggala.

Seni beladiri tapak kehancuran!

Sebuah telapak tangan besar melesat ke depanmenghampiri tebasan pedang tenaga dalam.

Duar!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Raja Agung Nayaka Manggala Ā Ā Ā Bab 8 Menyamar Menjadi Orang Lain

    Bentrokan kedua serangan tersebut menyebabkan ledakan dengan gelombang kejut yang menyebar ke sekitaranya. Hiya! Bersamaan, Nayaka Manggala dan Gumilar Seno menerjang. Klang! Klang! Klang! Keduanya beradu pedanh beberapa putaran. 'Sial! Bagaimana dia bisa mengimbangiku?' gumam Gumilar Seno 'Pertarungan jarak dekat seperti ini benar benar menyenangkan. Namun aku harus segera mengakhirinya. Jika tidak aku akan kalah.' gumam Nayaka Manggala Pertarungan jarak dekat keduanya disaksikan oleh Batari Candawani . 'Anak itu tidak hanya membual, meskipun ranahnya jauh di bawah Gumilar Seno . Namun dia mampu membuat Gumilar Seno merasa seimbang bahkan mungkin kewalahan.' gumamnya Brak! Hentakan kaki Nayaka Manggala di tanah membuat kepulan debu membuat Batari Candawani tak bisa melihat jalannya pertarungan. Seni beladiri iblis kehancuran, bentuk ketiga. Cakar hantu!

    Last Updated : 2025-03-06
  • Raja Agung Nayaka Manggala Ā Ā Ā Bab 9 Gelombang Binatang Iblis

    Hup! Tiba tiba Nayaka Manggala melambatkan lompatannya. Ia mundur hingga berada di dahan yang sama dengan yang diinjak Batari Candawani. "Ayo lebih cepat. Atau kita akan ikut terseret dengan gelombang binatang iblis!" "Apa?" Nayaka Manggala meraih tangan Batari Candawani. Laku menariknya dengan cepat. Batari Candawani dipaksa melompat mengikuti kecepatan dari Nayaka Manggala . Gruduk! Gruduk! Roar! Rawr! Suara binatang iblis yang bergerombol semakin keras terdengar. Hup! Nayaka Manggala melompat ke sebuah tebing tinggi bersama Batari Candawani. Pil yang diberikan tadi sudah diyelan Batari Candawani yang mbjat nafasnya menghilang. Keberadaanya juga menghilang. Nayaka Manggala dan Batari Candawani melihat dibawah mereka gelombang binatang iblis yang tengah bergerak dengan sangat banyak. "Bagaimana bisa ada gelombang binatang iblis?" Ro

    Last Updated : 2025-03-07
  • Raja Agung Nayaka Manggala Ā Ā Ā Bb 10 Kerajaan Malingga dan Faksi di dalamnya

    Hup! Diantara pepohonan hutan, Nayaka Manggala dan Batari Candawani bergerak bersama untuk keluar dari hutan. "Jadi Perguruan Cakra Kembar tempatmu berasal berada di kaki gunung dekat kota Kediri ?" tanya Nayaka Manggala "Itu benar, kota Kediri terdiri atas beberapa keluarga dengan dua yang mendominasi yaitu keluarga Surendra dan keluarga Seno . Gumilar Seno yang kamu bunuh itu adalah dari keluarga Seno ." jelas Batari Candawani "Bagaimana dengan sekte Peguruan Cakra Kembar ? Kenapa dia tidak termasuk yang mendominasi? Itu sangat aneh." lirik Nayaka Manggala "Perguruan Cakra Kembar berada di dekat kota , tetap termasuk kekuatan besar di kota Kediri . Bisa dibilang mereka sedikit lebih tinggi dari keluarga Surendra dan keluarga Seno . Tiga kekuatan inilah yang menjadi dasar dari kota Kediri . "Selain itu Perguruan Cakra Kembar sendiri termasuk salah satu dari enam faksi yang tinggal di benua bagian barat daya yang di nama

    Last Updated : 2025-03-08
  • Raja Agung Nayaka Manggala Ā Ā Ā Bab 11 Hadangan Gentala dan Teman-temannya

    Beberapa anak muda tengah berkumpul dengan bersantai. "Gentala ." panggil seseorang yang berlari kearah beberapa anak muda tersebut. Salah satu anak muda dengan ikat kepala berwarna merah, menoleh kearah suara berasal. "Ada apa teriak teriak begitu." tanyanya "Aku ada berita besar untukmu."ujar orang yang berteriak memanggil tadi. "Berita apa?" Gentala Surendra mengorek telinganya lalu meniup kotoran "Anak itu kembali hidup dan kembali kemari." "Anak?" Gentala Surendra mengerutkan keningnya ***** Nayaka Manggala dan Batari Candawani sampai di gerbang masuk Perguruan Cakra Kembar. Batari Candawani menunjukan plat murid miliknya pada penjaga gerbang masuk sekte. "Masuk!" Giliran Nayaka Manggala yang hendak masuk namun dihadang dua tombak yang menyilang di depannya. Langkah Nayaka Manggala terhenti. Ia menatap dingin pada kedua penjaga tersebut. "Mana pla

    Last Updated : 2025-03-09
  • Raja Agung Nayaka Manggala Ā Ā Ā Bab 12 Kediaman Penatua Kedua

    "Apa kamu tidak kenal dengan mereka?" lirik Batari Candawani "Tidak!" jawab Nayaka Manggala "Benarkah?" Tatap tajam Batari Candawani yang tidak percaya, "mereka sepertinya mengenalmu dengan sangat baik. Tetapi kenapa kamu tidak?" Nayaka Manggala tak menjawab. Ia menunjukan ekspresi wajah yang biasa saja seolah ia memang tak mengenal mereka. "Baiklah kalo kamu tak mau bilang. Itu juga bukan urusanku. Tetapi yang baru kamu hajar tadi adalah Gentala Surendra, anggota keluarga Surendra . Mereka takkan tinggal diam dipermalukan seperti ini. Berhati hatilah dimasa depan." "Ya." Setelah beberapa saat, mereka akhirnya tiba di sebuah kediaman yang cukup luas. Sebuah altar dengan lantai dari bagu tersusun rapi dan beberapa pohon asem yang mengitari altar tersebut. Lalu ada sebuah bangunan berlantai dua dengan gaya klasik beratap berundak seperti menara "Ini adalah kediaman dari sesepuh Perguruan Cakra

    Last Updated : 2025-03-10
  • Raja Agung Nayaka Manggala Ā Ā Ā Bab 13 Ujian dari Penatua Kedua

    Beberapa putaran keduanya beradu serangan.Bruakk!Nayaka Manggala terdorong mundur kembali' dengan memegang dadanya.Uhuk!Ia memuntahkan seteguk darah dari mulutnya. Lalu mernyeka sudut bibirnya. Sorot matanya dingin , tanpa kepanikan sama sekali.Wardhana yang melihat respon dari Nayaka Manggala cukup terkejut.'Sorot mata dingin dengan tidak menunjukann keraguan, kepanikan dan ketakutan sedikitpun. Dia tidak takut sama sekali mesipun berhadapan dengan orang yang ranahnya dua kelas diatasnya. Dia bertarung seolah mempertahankan hidupnya. Jadi begitu, itu alasan dia bisa membunuh Gumilar Seno, mungkinkah dia seorang jenius?' gumam Wardhana "Kenapa guru menyerang Nayaka Manggala?" tanya Batari Candawani panik "Kamu kenal dengan dia?" tanya balik Batari Candawani "Kenal kak. Dia penolongku!""Penolongmu? Apa maksudmu? Ceritakan pada kakak!""Sebenarnya dia..."Bruak!Srak!!!Nayaka Manggala kembali terdorong mundur beb

    Last Updated : 2025-03-11
  • Raja Agung Nayaka Manggala Ā Ā Ā Bab 14 Kecurigaan

    Wardhana dan Batari Cendanatari terkejut mendengar permintaan dari Batari Candawani yang begitu tiba tiba tersebut."Menjadi murid?" Wardhana menyipitkan matanyaBatari Cendanatari mengerutkan keningnya dengan agak mengendurkan otot-otot wajahnya, "Candawani ! Apa yang kamu katakan? Orang jahat dan licik seperti dia bisa saja membunuhmu jika kamu lengah sedikit saja? Tapi kamu ingin menjadikannya adik seperguruanmu?"Batari Candawani menatap pada kakaknya. "Kakak, dia menyelamatkan ku, tanpanya aku sudah mati ditangan orang itu, Aku berhutang budi padanya.""Aku tahu kamu berhutang budi padanya. Tetapi kamu bisa membalas jasanya dengan hal lain, tidak dengan cara ini." Batari Cendanatari memegang pundak adiknya dengan agak mencengkram keras.Batari Cendanatari berharap adiknya bisa mengerti betapa bahayanya jika bersama dengan Nayaka Manggala yang begitu mencurigakan."Kakak aku sudah membuat keputusan!" tegas Batari Candawani Wardhana menatap

    Last Updated : 2025-03-11
  • Raja Agung Nayaka Manggala Ā Ā Ā Bab 15 Menjual Hasil Buruan

    Nayaka Manggala duduk di atap bangunan penginapan. Ia bisa melihat pemandangan kota Kediri saat malam hari. Kebetulan bulan juga sedang purnama. Kita jadi lebih terang dengan cahaya tersebut."Perguruan Cakra Kembar, salah satu faksi aliran kebenaran. Sebenarnya mengumpulkan kekuatan tidak harus bergabung dengan perguruan lemah seperti ini. Namun aku perlu informasi yang banyak. "Selain itu aku juga yakin jika perguruan ini punya barang bagus seperti tempat pelatihan khusus atau sejenisnya. Sebaiknya aku memanfaatkan mereka saja dengan pura pura bergabung dengan mereka.... Namun...."Nayaka Manggala beralih dengan merebahkan tubuhnya di atap bangunan dengan menyilangkan tangannya dia belakang kepala sebagian bantal."Faksi aliran kebenaran, aku harus berhati hati dengan kekuatanku. Jika sampai mereka menyadari aku adalah seniman beladiri iblis. Masalah akan runyam dan aku akan menjadi target mereka. Kecuali disaat terdesak. Aku takkan menggunakan kekuatan as

    Last Updated : 2025-03-12

Latest chapter

  • Raja Agung Nayaka Manggala Ā Ā Ā Bab 74 Merebut Api Surgawi

    Nayaka Manggala melonjakan tenaga dalamnya hingga membuat sebuah kabut hitam yang menyelimuti tubuhnya membuat pandangan pangeran ketiga dan beberapa pengawal yang tersisa menjadi terhalang. Tangan Nayaka Manggala yang diselimuti tenaga dalam segera menyentuh perut dari Batari Cahyaningrum. Sruak!! Tiba-tiba ia menarik paksa keluar api Surgawi dari tubuh Batari Cahyaningrum yang gagal memurnikannya. Batari Cahyaningrum sangat kesakitan dengan hal tersebu. Ia sampai mengerang keras. Arrghh! Bruk! Begitu api surgawi keluar, Batari Cahyaningrum merasa tubuhnya sangat lemah bahkan ia sampai tengkurap di tanah. Penglihatannya mulai kabur seiring dengan luka dalam yang dimilikinya akibat gagalnya penerobosan. Tenaga dalam di dalam tubuhnya juga kacau hal tu memperburuk keadaannya. Nayaka Manggala yang melihat api surgawi di tangannya segera mem

  • Raja Agung Nayaka Manggala Ā Ā Ā Bab 73 Gagal Evolusi

    Di dalam gua, ratu medusa atau Batari Cahyaningrum berusaha memurnikan api surgawi. Tangannya yang menyentuh api surgawi terasa sangat panas namun berusaha ditahannya. "Ternyata api surgawi sepanas ini, tenaga dalam yang kugunakan untuk melapisi tanganku bahkan rasanya tidak berguna. Aku harus segera memurnikan apapun yang terjadi. Semakin lama memurnikannya keadaan akan semakin buruk." Api surgawi perlahan masuk ke dalam tubuh ratu Medusa lalu berputar-putar di sekitar dantian ya yang menjadi pusat dari tenaga dalam seorang seniman beladiri. Ratu Medusa memejamkan matanya dengan mencoba fokus untuk memurnikan api surgawi agar menyatu dengan dantiannya. Tenaga dalam miliknya menyewa mengelilingi tubuhnya. Keringat bercucuran membasahi wajah cantik yang sangat mempesona. Giginya sedikit menggeretak menahan rasa sakit dan panas yang membakar tubuh. Aliran darahnya semakin cepat. Ugh! Bruk!

  • Raja Agung Nayaka Manggala Ā Ā Ā Bab 72 Guntur Kesengsaran

    Keributan yang disebabkan oleh serangan dari Gunung Madayana dan respon dari pasukan dari Gunung Pelangi langsung membuat kacau keadaan Gunung Pelangi Irawan selaku penatua pertama dari Gunung Pelangi dengan cepat memberikan arahan kepada para penghuni dari Gunung Pelangi. "Semuanya segera bergerak, saat ini ratu kita sedang berusaha untuk melakukan terobosan dan apapun yang terjadi kita harus menghentikan para pengganggu ini.""Baik penatua!" sahut kompak orang-orang dengan mengangkat senjatanya"Penatua yang lain tolong juga bergerak untuk melakukan yang terbaik guna melindungi ratu kita!" lanjut Irawan Penatua dari Gunung Pelangi yang lain segera dengan cepat bergerak untuk menghentikan para penyusup yang datang ingin menghancurkan tempat mereka.Nayaka Nayaka Manggala yang melihat pergerakan dari orang-orang Gunung Pelangi segera bergerak menyusup dengan memanfaatkan nafas pil penyembunyi miliknya menerobos menuju tempat ratu Medusa yang ingin melakuka

  • Raja Agung Nayaka Manggala Ā Ā Ā Bab 71 Klan Ular

    Nayaka Manggala mampir ke kediaman sesepuh kedua, tujuannya untuk meminta izin berlatih di hutan dekat sekte sehingga tidak bisa hadir di kediaman selama beberapa hari ke depan.Namun baru saja ya memasuki altar kediaman sesepuh kedua, ia sudah dihadang oleh Batari Cendatari yang menantang bertarung Nayaka Manggala . Batari Cendatari memiliki ranah satu tingkat di atas Nayaka Manggala ."Kakak senior benar-benar ingin menantangku?" tatap Nayaka Manggala yang sebenarnya enggan meladeni kakak seniornya tersebut Batari Cendatari menitipkan matanya dengan kembali menghunuskan pedangnya ke arah adik juniornya tersebut. "Apa tahu kamu benar-benar kuat, tapi aku ingin mencoba sendiri. Kamu hanya berada satu tingkat di bawahku, Aku ingin tahu seberapa jauh perbedaan di antara kita!"Nayaka Manggala menganggukkan kepala dengan menyadari maksud dari kata seniornya tersebut."Baiklah kalau begitu! Tetapi segeralah menyerah jika memang kau sudah tidak sanggu

  • Raja Agung Nayaka Manggala Ā Ā Ā Bab 70 Ajakan Duel Alkemis

    Nayaka Manggala pergi ke Pasar Weling setelah mendengar jika keberangkatan dari sesepuh ke-5 untuk menggagalkan evolusi Ratu medisa masih akan dilaksanakan beberapa hari lagi."Sebelum pergi kembali berpetualang aku harus menjual apa yang sudah aku dapatkan selama perjalanan kemarin. Memang benar jika cincin ruang sangat luas, akan tetapi menyimpan barang-barang yang tidak berguna hanyalah buang-buang tempat."Sesampainya di Pasar Weling , Nayaka Manggala menjual semua hasil buruannya selama perjalanan kemarin.Seperti yang biasanya, butuh waktu cukup lama bagi pelayan Paviliun untuk menghitung jumlah koin emas yang didapatkan dari penjualan barang-barang hasil buruan. Banyak orang yang terkejut melihat banyaknya hasil buruan yang di keluarkan oleh Nayaka Manggala ."Bagaimana bisa murid itu mendapatkan banyak barang buruan?""Di hutan dekat perguruan tidak begitu banyak binatang iblis yang bisa diburu, kalaupun ada kebanyakan akan rusak karena pertarung

  • Raja Agung Nayaka Manggala Ā Ā Ā Bab 69 Bocoran informasi

    Beberapa hari kemudian, Nayaka Manggala kembali ke perguruan setelah bepergian cukup lama. Namun baru saja ia masuk ke kediaman penatua kedua untuk melaporkan dirinya yang telah kembali, Batari Candawani yang sedang berlatih di altar segera menghadangnya dengan ekspresi wajah yang sangat terkejut. Meskipun ia tidak tahu pada tingkat berapa Nayaka Manggala telah berada, namun ia bisa merasakan jika batasan dari ranah penempaan tulang telah berhasil ditembus. "Bagaimana bisa kamu menerobos ranah penyatuan alam secepat ini?" tatap Batari Candawani dengan sangat terkejut dan tidak percaya Nayaka Manggala dengan santai menjawab, "sudah kubilang jika tak ada yang bisa tak mungkin kulakukan." Mendengar jawaban tersebut Batari Candawani mengerutkan keningnya dengan kesal, "Kata-katamu itu sungguh sangat menyakitkan bagiku." Nayaka Manggala yang merespon namun dia bisa mengerti perasaan dari kata seniornya tersebut. Bagaimanapun j

  • Raja Agung Nayaka Manggala Ā Ā Ā Bab 68 Rahasia Besar

    Raungan naga necro!Roar!!!!Gelombang kejut dari raungan seni bela diri langsung menuju singa emas.Kumpulan asap dari ledakan akibat serangan tadi seperti cara menghilang.Yang melihat serangan tersebut langsung melancarkan serangan balik dengan meraung keras.Roar?!!!Dua serangan gelombang suara tersebut saling berbenturan dan menyebabkan gelombang yang menyebar dengan kuat sekitar.Beberapa batuan pada tebing segalanya hancur dan berjatuhan, daun-daun dari pepohonan juga berguguran.Teknik Iblis Surgawi Kehancuran bentuk pertama. Telapak segel neraka!Di tengah serangan gelombang suara yang masih terjadi, sebuah telapak tangan besar dari tenaga dalam melesat ke arah singa emas.Wuzz!Duarr!Singa emas tersebut segera melompat menghindari serangan tersebut. Duar!Serangan telapak tangan raksasa menghantam tempat singa emas tadi berdiri. Seketika tempat tersebut ha

  • Raja Agung Nayaka Manggala Ā Ā Ā Bab 66 Sayap Guntur

    Setelah dari jurang Guntur dan mendapatkan apa yang ia cari Nayaka Manggala pergi mencari sebuah gua tak jauh dari tempat tersebut untuk menyempurnakan sayap Guntur yang sudah ia rencanakan serta menembus ranah penyatuan alam .Hup!Nayaka Manggala berhasil menemukan sebuah gua yang cukup tersembunyi dengan pepohonan lebat yang mengelilingi."Sepertinya tempat ini sangat aman untuk melakukan penerobosan, kalau begitu kita harus memasang formasi pelindung terlebih dahulu.Segera Nayaka Manggala menyebarkan 8 bendera di sekitar gua lalu membentuk segel dengan tangannya.Formasi tempurung kura-kura!Secara perlahan bendera-bendera yang telah terpasang tersebut memancarkan pilar energi lalu menyatu satu sama lainnya membentuk sebuah tempurung kura-kura.Setelah formasi tempurung kura-kura telah terpasang. Nayaka Manggala bergegas masuk ke dalam gua yang cukup gelap tersebut. Ia duduk bersila dengan mengeluarkan bangkai d

  • Raja Agung Nayaka Manggala Ā Ā Ā Bab 65 Mendapatkan yang Di Inginkan

    Duar!Ledakan besar terjadi tepat lebih tebing, tempat Nayaka Manggala dan Widuri Pratiwi berada.Widuri Pratiwi yang memejamkan mata dengan pasrah terasa anda tidak merasakan sesuatu yang menyakiti tubuhnya. Padahal jelas jika ledakan tersebut seharusnya mengenainya. Perlahan matanya terbuka, cahaya yang seharusnya menyinari dirinya, tiba-tiba terhalangi oleh bayangan lebar yang melindunginya.Kiakkk!Suara teriakan dari burung guntur langit terdengar keras." Apa yang kamu lakukan?" Tatap Widuri Pratiwi yang menyadari jika burung Guntur langit Tengah melindungi dirinya dari serangan singa emas Nayaka Manggala mengerutkan keningnya dengan terkejut." dia melindungi kita karena kita membawa telur miliknya." ujar Nayaka Manggala Burung Guntur langit nampak terluka cukup parah akibat serangan yang barusan ya terima.Singa emas yang melihat hal tersebut kembali melancarkan serangan kuatnya menuju burung guntur langit.Roar!!Roa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status