Share

Bab 7 Pertarungan

last update Last Updated: 2025-03-05 17:00:18

Tebasan pedang dengan tenaga dalam melesat kearah Nayaka Manggala.

"Seni beladiri pedang bunga teratai? Dia menguasainya?" pekik Batari Candawani terkejut

Nayaka Manggala menyipitkan matanya dengan menaikan sudut bibirnya.

'Seni bela diri itu , benar mereka dari Perguruan Cakra Kembar . Tetapi serangan ini lemah sekali. Andaikan tak ada yang ingin kubiarkan hidup. Aku akan menunjukkan teknik tersebut yang sebenarnya. Tapi...'

Duar!

Bentrokan kedua tebasan terjadi. Ledakan membuat gelombang udara cukup besar hingga debu beterbangan.

"Hahaha serangan lemah seperti itu. Aku yakin tubuhnya telah terpotong!"

"Wahh! kakak telah menguasai seni beladiri pedang bunga pluim! Patut manjadi murid Perguruan Cakra Kembar yang sesungguhnya! "

"Mungkinlah kakak senior akan menjadi pedang dari perguruan kita!"

"Itu luar biasa."

Empat teman Gumilar Surendra memuji kemampuan Gumilar Surendra tersebut. Meskipun mereka adalah temannya namun dari segi usia dan masuknya ke perguruan , Gumilar Surendra lebih dulu di bandingkan keempat orang tersebut.

Gumilar Surendra tidak memiliki teman seusianya karena dia dianggap gagal. Namun di mata juniornya, dia seperti yang terkuat. Kelompok berandalan dengan isi kumpulan orang aneh.

Kepulan debu mulia menghilang. Namun gak ada apapun disana kecuali Batari Candawani yang masih duduk ditanah.

"Kemana dia?"

"Apa dia kabur?"

"Nafasnya tidak ada. Sepertinya dia memang kabur!"

Jleb!

Ugh!

Tiba tiba orang paling pinggir tersentak kedepan dengan memuntahkan darah dari mulutnya. Sebuah pedang menusuk dan menembus dadanya.

Sontak saja hal itu membuat Gumilar Surendra dan tiga temannya terkejut .

Orang yang ditusuk melirik kebelakang dengan susah payah.

Pupil matanya melebar dengan terkejut dan gak percaya.

"Ka-kamu!"

Nayaka Manggala menarik pedangnya.

Srak!

Bruk!

Tubuh orang yang ditusuk ambruk kedepan dengan langsung mati.

"Menjauh!"

Gumilar Surendra dan tiga temannya menjauh dari tempat tersebut.

Serangan kejutan dari Nayaka Manggala begitu mengagetkan mereka.

Crak!

Cipratan darah dibuang ke tanah.

Nayaka Manggala menatap dingin empat orang yang dikunci sebagai musuhnya.

"Serangannya begitu dadakan. Dia menyerang diam diam!"

"Ku kira dia telah terbelah dua akibat serangan senior tadi. Rupanya tidak."

"Dia tidak melarikan diri, melainkan melancarkan serangan tiba tiba. Dia sangat licik!"

Gumilar Surendra mengerutkan keningnya. "Anak ini tidak normal. Nafasnya tidak bisa dirasakan. Keberadaannya sejak awal seolah tidak ada! Apa ini mungkin? Apa ini sebuah teknik? Tapi bagaimana bocah sepertinya memiliki teknik seperti ini? Siapa dia sebenarnya?'

Wush!

Tiba tiba Nayaka Manggala menghilang lagi.

"Ehhh!!!"

"Kemana dia?"

"Dia hilang?"

Gumilar Surendra dan teman temannya merapat dengan saling beradu punggung. Mengawasi sekitarnya.

"Waspadalah! Nafasnya tidak terasa. Dia pasti akan melakukan serangan tiba tiba lagi!"

"Dasar licik! Keluar dan hadapi dengan jantan! Jangan jadi pecundang!"

"Bocah! Keluar kamu, sialan!"

Kelompok Gumilar Surendra semakin waspada. Mereka nampak kebingungan.

Sementara itu, Batari Candawani yang melihat kelompok Gumilar Surendra jadi kebingungan.

'Apa yang sebenarnya terjadi? Tiba tiba salah satu dari mereka tumbang, lalu yang lainnnya sangat waspada seperti itu! Kemana anak yang tadi? Dia menghilang setelah bentrokan serangan tadi. Apa dia kabur?' gumam Batari Candawani

Srat!

Srat!

Batang pohon tergores satu persatu. Membuat teror bagi Gumilar Surendra dan teman temannya. Setiap suara goresan. Mereka melihat kearah sana. Namun hanya ada bekas goresan saja.

"Dia masih ada disekitar sini!"

"Bagaimana dia bisa bergerak secepat itu? Bahkan kita tak bisa melihat pergerakannya!"

"Bocah! Berhenti bersembunyi!"

Nayaka Manggala melompat kearah salan satu orang.

Klang!

Argh!

Orang tersebut terkejut dengan melihat Nayaka Manggala yang telah ada di depannya dengan posisi di udara. Pedangnya dan pernah Nayaka Manggala saling bentrok.

'Sial, bagaimana dia bisa muncul di depanku!' gumamnya

Saat Gumilar Surendra dan dua temannya menoleh kearah temannya. Nayaka Manggala mundur dengan melemparkan sebuah belati.

Wuz!

Jleb!

Ugh!

Belati menancap di leher orang tersebut. Darah memercik ke tanah.

"To-tolong aku!"

Bruk!

Satu orang lagi tumbang.

Gumilar Surendra dan temannya terkejut. Rasa takut semakin menguasai mereka dibandingkan rasa kesal dan ketenangan.

Nayaka Manggala selalu melakukan hal seperti itu untuk menutupi kekurangannya dalam hal basis kultivasi. Jika berada di ranah yang sama. Ia masih berani untuk berhadapan langsung dan jika lawannya satu lawan satu.

Tetapi jika lawan banyak dan ranah kultivasi lebih tinggi darinya. Ia memilih menggunakan cara seperti pemburu. Tidak memperdulikan cara yang penting hasilnya.

Dia adalah seniman beladiri iblis yang mengutamakan hasil bukan cara.

"Sialan! Lagi lagi serangan dadakan. Kalo begini caranya kita akan mati tanpa memberikan perlawanan."

"Senior sekarang bagaimana?"

Gumilar Surendra berpikir sejenak. Sejauh ini, ia belum pernah bertemu dengan orang yang memiliki pola serangan seperti itu.

Tiba tiba ia teringat pada Batari Candawani.

"Kita serang wanita itu! Dialah yang berusaha di lindungi bocah sialan itu!" ajak Gumilar Surendra

"Ah itu benar!"

Batari Candawani terkejut dengan perkataan tersebut. Gumilar Surendra dan lainnya bergegas menuju kearahnya.

'Aku harus kabur!'

Tiba tiba beberapa serangan tebasan pedang tenaga dalam melesat kearah Gumilar Surendra dan lainnya dari berbagai arah.

Bang!.

Bang!

Bang!

Gumilar Surendra dan temannya memblokir serangan tersebut dengan terkejut.

Seni beladiri iblis kehancuran, bentuk ke dua. Pukulan kematian!

Bruak!

Uhuk!

Ditengah kepanikan akibat serangan yang begitu dadakan. Salah satu teman Gumilar Surendra terkejut dengan dadanya yang dipukul dengan sangat keras hingga ia memuntahkan darah dari mulutnya.

Bruakk!

Tubuh orang tersebut terhempas hingga menabrak beberapa pohon. Tubuhnya perlahan merosot dengan terduduk di tanah. Dadanha terlihat sebuah serangan yang bahkan sampai masuk kedalam tubuhnya.

"Sialan!"

"Jangan alihkan pandanganmu saat bertarung!"

Deg!

Srak!

Teman Gumilar Surendra yang sebentar saja melihat kearah temannya, kembali si kejutkan dengan serangan dadakan dari Nayaka Manggala yang tiba tiba ada di belakangnya dengan menebas punggungnya.

Ugh!

Gumilar Surendra menoleh kesamping. Nayaka Manggala melesatkan tinjunya kearah wajahnya.

Bruak!

Tinju keras dengan tenaga dalam tersebut diblokir Gumilar Surendra.

"Bedebah! Jangan kabur!"

Nayaka Manggala mundur dan kembali menghilang.

'Kemana dia?' pekik Gumilar Surendra terkejut.

Bruk!

Temannya kembali ambruk dengan keadaan mati. Kini tersisa dirinya sendiri.

"Sialan! Keluar kamu! Jangan jadi pecundang!" seru Gumilar Surendra yang semakin frustasi.

Batari Candawani yang melihat jalannya pertarungan tersebut semakin kebingungan. Terlebih Nayaka Manggala yang menjadi lawan Gumilar Surendra dna teman temannya terus saja menghilang.

"Keluar kamu bocah! Aku akan membalas perbuatan mu berkali-kali lipat!" seru keras Gumilar Surendra dengan penuh amarah

"Membalasku?!"

Suara Nayaka Manggala bergema di sekitar tempat tersebut.

"Sepertinya kamu bermimpi. Bahkan kamu tak bisa menangkapku."

Gumilar Surendra melihat keadaan sekitarnya dengan seksama

'Dimana sebenarnya bocah sialan itu. Dari tadi dia terus mempermainkan ku!' gumam Gumilar Surendra

'Anak tadi hanya di ranah pengumpulan tenaga dalam bintang 5 tapi gerakannya sangat cepat. Apa itu mungkin? Aku merasa jika dia lebih kuat dariku bahkan mungkin lebih kuat dari Gumilar Surendra. Siapa sebenarnya dia?' gumam Batari Candawani

Hup!

Tiba tiba suara benda jatuh terdengar. Gumilar Surendra menoleh kearah suara.

Orang yang dicarinya telah berdiri kembali di tempatnya tadi dengan memegang pedang.

"Akhirnya kamu keluar juga! Apa kamu dish lelah bermain petak umpet nya?" Cibir Gumilar Surendra

Fuuhhh!

Nayaka Manggala menyimpan pedangnya. Lalu meremas jemarinya.

"Aku tak sedang buru buru, namun aku tak ingin buang waktu. Mari kita selesaikan." ujarnya

"Apa katamu?"

Bof!

Nayaka Manggala melonjakkan tenaga dalam miliknya hingga batasnya.

Melihat hal itu, Gumilar Surendra menjadi semakin kesal. Ia sekilas melihat pada mayat teman temannya yang tergeletak diatas tanah.

Rasa marah dan kebencian menyeruak keluar.

Bof!

Gumilar Surendra juga melonjakkan tenaga dalam miliknya. "Setelah kamu membunuh temanku, kamu bilang buang waktu! Kamu meremahkan aku! Hanya pengumpulan tenaga dalam bintang 5 saja sombong!" jadinya keras

Nayaka Manggala menghela napas. "Jalan Seni bela diri itu panjang dan luas. Jangan pikir kamu hebat segalanya dengan membandingkan basis kultivasi."

"Bedebah!'

Seni beladiri pedang bunga teratai!

Wuz!

Tebasan pedang tenaga dalam melesat kearah Nayaka Manggala.

Seni beladiri tapak kehancuran!

Sebuah telapak tangan besar melesat ke depanmenghampiri tebasan pedang tenaga dalam.

Duar!

Related chapters

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 8 Menyamar Menjadi Orang Lain

    Bentrokan kedua serangan tersebut menyebabkan ledakan dengan gelombang kejut yang menyebar ke sekitaranya. Hiya! Bersamaan, Nayaka Manggala dan Gumilar Seno menerjang. Klang! Klang! Klang! Keduanya beradu pedanh beberapa putaran. 'Sial! Bagaimana dia bisa mengimbangiku?' gumam Gumilar Seno 'Pertarungan jarak dekat seperti ini benar benar menyenangkan. Namun aku harus segera mengakhirinya. Jika tidak aku akan kalah.' gumam Nayaka Manggala Pertarungan jarak dekat keduanya disaksikan oleh Batari Candawani . 'Anak itu tidak hanya membual, meskipun ranahnya jauh di bawah Gumilar Seno . Namun dia mampu membuat Gumilar Seno merasa seimbang bahkan mungkin kewalahan.' gumamnya Brak! Hentakan kaki Nayaka Manggala di tanah membuat kepulan debu membuat Batari Candawani tak bisa melihat jalannya pertarungan. Seni beladiri iblis kehancuran, bentuk ketiga. Cakar hantu!

    Last Updated : 2025-03-06
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 9 Gelombang Binatang Iblis

    Hup! Tiba tiba Nayaka Manggala melambatkan lompatannya. Ia mundur hingga berada di dahan yang sama dengan yang diinjak Batari Candawani. "Ayo lebih cepat. Atau kita akan ikut terseret dengan gelombang binatang iblis!" "Apa?" Nayaka Manggala meraih tangan Batari Candawani. Laku menariknya dengan cepat. Batari Candawani dipaksa melompat mengikuti kecepatan dari Nayaka Manggala . Gruduk! Gruduk! Roar! Rawr! Suara binatang iblis yang bergerombol semakin keras terdengar. Hup! Nayaka Manggala melompat ke sebuah tebing tinggi bersama Batari Candawani. Pil yang diberikan tadi sudah diyelan Batari Candawani yang mbjat nafasnya menghilang. Keberadaanya juga menghilang. Nayaka Manggala dan Batari Candawani melihat dibawah mereka gelombang binatang iblis yang tengah bergerak dengan sangat banyak. "Bagaimana bisa ada gelombang binatang iblis?" Ro

    Last Updated : 2025-03-07
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bb 10 Kerajaan Malingga dan Faksi di dalamnya

    Hup! Diantara pepohonan hutan, Nayaka Manggala dan Batari Candawani bergerak bersama untuk keluar dari hutan. "Jadi Perguruan Cakra Kembar tempatmu berasal berada di kaki gunung dekat kota Kediri ?" tanya Nayaka Manggala "Itu benar, kota Kediri terdiri atas beberapa keluarga dengan dua yang mendominasi yaitu keluarga Surendra dan keluarga Seno . Gumilar Seno yang kamu bunuh itu adalah dari keluarga Seno ." jelas Batari Candawani "Bagaimana dengan sekte Peguruan Cakra Kembar ? Kenapa dia tidak termasuk yang mendominasi? Itu sangat aneh." lirik Nayaka Manggala "Perguruan Cakra Kembar berada di dekat kota , tetap termasuk kekuatan besar di kota Kediri . Bisa dibilang mereka sedikit lebih tinggi dari keluarga Surendra dan keluarga Seno . Tiga kekuatan inilah yang menjadi dasar dari kota Kediri . "Selain itu Perguruan Cakra Kembar sendiri termasuk salah satu dari enam faksi yang tinggal di benua bagian barat daya yang di nama

    Last Updated : 2025-03-08
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 11 Hadangan Gentala dan Teman-temannya

    Beberapa anak muda tengah berkumpul dengan bersantai. "Gentala ." panggil seseorang yang berlari kearah beberapa anak muda tersebut. Salah satu anak muda dengan ikat kepala berwarna merah, menoleh kearah suara berasal. "Ada apa teriak teriak begitu." tanyanya "Aku ada berita besar untukmu."ujar orang yang berteriak memanggil tadi. "Berita apa?" Gentala Surendra mengorek telinganya lalu meniup kotoran "Anak itu kembali hidup dan kembali kemari." "Anak?" Gentala Surendra mengerutkan keningnya ***** Nayaka Manggala dan Batari Candawani sampai di gerbang masuk Perguruan Cakra Kembar. Batari Candawani menunjukan plat murid miliknya pada penjaga gerbang masuk sekte. "Masuk!" Giliran Nayaka Manggala yang hendak masuk namun dihadang dua tombak yang menyilang di depannya. Langkah Nayaka Manggala terhenti. Ia menatap dingin pada kedua penjaga tersebut. "Mana pla

    Last Updated : 2025-03-09
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 1 Pengkhianatan

    Kuil iblis di Alam Kayangan. Raja Agung Nayaka Manggala sedang duduk bersila di sebuah ruangan khusus yang akan menjadi tempat dirinya melakukan penerobosan ranah dari tingkat jalan abadi ke tingkat keabadian yang merupakan puncak dari ranah di Alam Khayangan. Bof! Sebuah pilar tenaga dalam berwarna ungu keputihan melesat ke langit dari tempat Raja Agung Nayaka Manggala, seketika cuaca di langit yang tadinya cerah langsung mendung. Gelombang udara juga terlihat berputar-putar mengelilingi kuil iblis, sambaran guntur berulang kali turun seolah tengah menunggu sesuatu yang besar terjadi. Fenomena alam yang terjadi secara tiba-tiba tersebut menarik perhatian semua penghuni Alam Khayangan. Klap! Jedar! Raja agung Nayaka Manggala mencoba fokus pada penerobosannya, ia yakin jika guntur kesengsaraan yang menjadi ujian seseorang untuk naik tingkat kekuatan akan segera muncul. 4 orang penguasa kuil lain di alam khayangan selain kuil iblis melihat fenomena alam yang berubah seca

    Last Updated : 2025-02-24
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 2 Berpindah Jiwa

    Klap! Jedar! Sebuah Guntur besar menyambar pada gua tempat harimau putih tinggal. Seketika gua tersebut langsung hancur berkeping-keping. Harimau putih tersebut berhasil menghindari sambaran petir dengan langsung meninggalkan tempatnya. Gentala Surendra dan teman-temannya yang mendengar raungan keras dari harimau sebelum menerkam Nayaka Manggala, hendak masuk ke dalam gua, namun sambaran Guntur yang menghantam gua tersebut membuat mereka terkejut. Setelah gua tersebut hancur harimau putih keluar dari sarangnya yang membuat Gentala Surendra dan teman-temannya semakin terkejut. Niat awal mereka yang ingin menjinakkan harimau putih mendadak menghilang setelah melihat ukuran dari harimau putih yang ternyata sangat besar bahkan melebihi 2 ekor sapi dewasa. "Lari!" Gentala Surendrah dengan cepat memerintahkan teman-temannya untuk meninggalkan tempat tersebut setelah mereka melihat harimau putih yang mengejar ke arah mereka. Padahal harimau tersebut tidak mengejar mereka m

    Last Updated : 2025-02-24
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 3 Balas Dendam Pertama

    Gardhana Surendra, memberikan arahan pada teman-temannya untuk menyerang ular putih yang sudah dikepung tersebut. "Yang lain coba alihkan perhatiannya sementara sisanya mencoba menyerangnya dari titik buta. Berikan serangan terkuat kalian dan jangan ragu sedikitpun." seru Gardhana Surendra Teman temannya yang lain menganggukan kepala dengan setuju, mereka menyadari kita tidak mengeluarkan semua kemampuan mereka maka dapat dipastikan mereka akan gagal mengalahkan ular putih tersebut. Sstt... Ular putih menjulurkan lidahnya sembari melirik ke sekitarnya, manusia yang telah mengepungnya namun itu tidak membuatnya takut sedikitpun. Krek! Uhuk! Tiba saja ular putih tersebut menguatkan lilitannya pada manusia yang sudah ditangkap. "To-tolong aku!" lirih teman Gardhana Surendra yang tertangkap oleh ular putih Gardhana Surendra melihat temannya telah di ujung kematian dengan cepat menerjang ke depan sembari mengayunkan pedangnya. "Ular sialan! Matilah kamu!" Wuz!

    Last Updated : 2025-02-24
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 4 Permulaan

    Roar! Rawr! Nayaka Manggala melihat dari balik pohon, di mana terdapat binatang buas yang tengah berhadapan satu sama lain. Dua ekor macan hitam melawan seekor harimau loreng. "Mereka adalah binatang buas tingkat 2 yang cukup kuat, dengan kekuatanku saat ini aku tidak akan mampu mengalahkan mereka. Lebih baik aku menunggu saat yang tepat sebelum melancarkan serangan. Kita harus bijak dalam menentukan pilihan sebelum bertindak." Kedua macam tersebut terus menatap pada harimau loreng yang menjadi mangsanya. Sebagai penguasa dari hutan, tentu saja mau tidak ingin kedua macan tersebut mengalahkannya karena itu tentu akan menghancurkan harga dirinya. Roar! Setelah perang dengan keras harimau loreng tersebut menyerang ke arah kedua macan yang dengan cepat menghindari serangannya. Cat harimau tersebut berbalik salah satu macan langsung melompat ke arahnya dengan menerkam punggungnya. Rawr! Harimau tersebut tersentak dengan meraung keras, mencoba melepaskan diri dari te

    Last Updated : 2025-02-24

Latest chapter

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 11 Hadangan Gentala dan Teman-temannya

    Beberapa anak muda tengah berkumpul dengan bersantai. "Gentala ." panggil seseorang yang berlari kearah beberapa anak muda tersebut. Salah satu anak muda dengan ikat kepala berwarna merah, menoleh kearah suara berasal. "Ada apa teriak teriak begitu." tanyanya "Aku ada berita besar untukmu."ujar orang yang berteriak memanggil tadi. "Berita apa?" Gentala Surendra mengorek telinganya lalu meniup kotoran "Anak itu kembali hidup dan kembali kemari." "Anak?" Gentala Surendra mengerutkan keningnya ***** Nayaka Manggala dan Batari Candawani sampai di gerbang masuk Perguruan Cakra Kembar. Batari Candawani menunjukan plat murid miliknya pada penjaga gerbang masuk sekte. "Masuk!" Giliran Nayaka Manggala yang hendak masuk namun dihadang dua tombak yang menyilang di depannya. Langkah Nayaka Manggala terhenti. Ia menatap dingin pada kedua penjaga tersebut. "Mana pla

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bb 10 Kerajaan Malingga dan Faksi di dalamnya

    Hup! Diantara pepohonan hutan, Nayaka Manggala dan Batari Candawani bergerak bersama untuk keluar dari hutan. "Jadi Perguruan Cakra Kembar tempatmu berasal berada di kaki gunung dekat kota Kediri ?" tanya Nayaka Manggala "Itu benar, kota Kediri terdiri atas beberapa keluarga dengan dua yang mendominasi yaitu keluarga Surendra dan keluarga Seno . Gumilar Seno yang kamu bunuh itu adalah dari keluarga Seno ." jelas Batari Candawani "Bagaimana dengan sekte Peguruan Cakra Kembar ? Kenapa dia tidak termasuk yang mendominasi? Itu sangat aneh." lirik Nayaka Manggala "Perguruan Cakra Kembar berada di dekat kota , tetap termasuk kekuatan besar di kota Kediri . Bisa dibilang mereka sedikit lebih tinggi dari keluarga Surendra dan keluarga Seno . Tiga kekuatan inilah yang menjadi dasar dari kota Kediri . "Selain itu Perguruan Cakra Kembar sendiri termasuk salah satu dari enam faksi yang tinggal di benua bagian barat daya yang di nama

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 9 Gelombang Binatang Iblis

    Hup! Tiba tiba Nayaka Manggala melambatkan lompatannya. Ia mundur hingga berada di dahan yang sama dengan yang diinjak Batari Candawani. "Ayo lebih cepat. Atau kita akan ikut terseret dengan gelombang binatang iblis!" "Apa?" Nayaka Manggala meraih tangan Batari Candawani. Laku menariknya dengan cepat. Batari Candawani dipaksa melompat mengikuti kecepatan dari Nayaka Manggala . Gruduk! Gruduk! Roar! Rawr! Suara binatang iblis yang bergerombol semakin keras terdengar. Hup! Nayaka Manggala melompat ke sebuah tebing tinggi bersama Batari Candawani. Pil yang diberikan tadi sudah diyelan Batari Candawani yang mbjat nafasnya menghilang. Keberadaanya juga menghilang. Nayaka Manggala dan Batari Candawani melihat dibawah mereka gelombang binatang iblis yang tengah bergerak dengan sangat banyak. "Bagaimana bisa ada gelombang binatang iblis?" Ro

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 8 Menyamar Menjadi Orang Lain

    Bentrokan kedua serangan tersebut menyebabkan ledakan dengan gelombang kejut yang menyebar ke sekitaranya. Hiya! Bersamaan, Nayaka Manggala dan Gumilar Seno menerjang. Klang! Klang! Klang! Keduanya beradu pedanh beberapa putaran. 'Sial! Bagaimana dia bisa mengimbangiku?' gumam Gumilar Seno 'Pertarungan jarak dekat seperti ini benar benar menyenangkan. Namun aku harus segera mengakhirinya. Jika tidak aku akan kalah.' gumam Nayaka Manggala Pertarungan jarak dekat keduanya disaksikan oleh Batari Candawani . 'Anak itu tidak hanya membual, meskipun ranahnya jauh di bawah Gumilar Seno . Namun dia mampu membuat Gumilar Seno merasa seimbang bahkan mungkin kewalahan.' gumamnya Brak! Hentakan kaki Nayaka Manggala di tanah membuat kepulan debu membuat Batari Candawani tak bisa melihat jalannya pertarungan. Seni beladiri iblis kehancuran, bentuk ketiga. Cakar hantu!

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 7 Pertarungan

    Tebasan pedang dengan tenaga dalam melesat kearah Nayaka Manggala. "Seni beladiri pedang bunga teratai? Dia menguasainya?" pekik Batari Candawani terkejut Nayaka Manggala menyipitkan matanya dengan menaikan sudut bibirnya. 'Seni bela diri itu , benar mereka dari Perguruan Cakra Kembar . Tetapi serangan ini lemah sekali. Andaikan tak ada yang ingin kubiarkan hidup. Aku akan menunjukkan teknik tersebut yang sebenarnya. Tapi...' Duar! Bentrokan kedua tebasan terjadi. Ledakan membuat gelombang udara cukup besar hingga debu beterbangan. "Hahaha serangan lemah seperti itu. Aku yakin tubuhnya telah terpotong!" "Wahh! kakak telah menguasai seni beladiri pedang bunga pluim! Patut manjadi murid Perguruan Cakra Kembar yang sesungguhnya! " "Mungkinlah kakak senior akan menjadi pedang dari perguruan kita!" "Itu luar biasa." Empat teman Gumilar Surendra memuji kemampuan Gumilar Surendra tersebut.

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 6 Bertemu Batari Candawani

    Teman teman Gumilar Surendra melihat cara mempermainkan Batari Candawani yang berkesan mengasikan. Berandalan seperti mereka memang selalu menyukai melakukan hal hal tercela seperti itu. Tangan Gumilar Surendra meraih tangan Batari Candawani. "Tidak! Lepaskan! Lepaskan tanganmu!" Batari Candawani memberontak "Hahah kulitmu sangat lembut. Ini benar-benar benar sesuai dengan dugaan!" puji Gumilar Surendra "Cepatlah kakak Gumilar. Kami juga ingin!" desak teman temannya. "Kalian bajingan! Apa kalian tidak takut dengan murka guruku!" ancam Batari Candawani dengan airmata yang membasahi pipinya, "guruku tidak akan memaafkan kalian!" "Hahhaha!" "Lihatlah dia! Membawa nama gurunya disaat saat seperti ini!" cibir teman Gumilar Surendra "Murid langsung dari sesepuh perguruan memang selalu seperti itu!" sambung lainnya "Aku benar benar tak menyukai para murid dari para sesepuh!" Seorang lainnya membuang ludah menggambarkan rasa jijiknya "Mereka terlalu menyombongkan nama guru mereka

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 5 Terdesak

    Nayaka Manggala melihat mayat Gardhana Surendrayang terbaring di atas tanah dengan luka tebas dari pundak hingga dadanya. "Aku telah membalaskan dendammu, kamu bisa merasa tenang setelah ini. Namun tenang saja jika aku akan melanjutkan balas dendam terhadap mereka yang beruntung selama ini." Nayaka Manggala segera berlutut dengan mengambil cincin penyimpanan dari tangan Gardhana Surendra dan teman-temannya yang telah terbunuh. "Sebagai murid dari Perguruan Cakra Kembar, mereka tidak memiliki banyak barang berharga, namun ini lebih dari cukup untuk sementara waktu." Nayaka Manggala bergegas duduk bersila sembari kembali menyerap darah dan energi dari mayat Gardhana Surendra dan lainnya. Tak hanya itu ia juga menyerap darah milik ular putih yang tadi dibunuhnya. Kulit beserta sisik ular putih yang terkenal dengan keras segera ia pisahkan dari tubuh ular tersebut. Nantinya kau lihat ular tersebut akan dia buat sebagai pakaian agar ia lebih terlindungi dari serangan di kemudia

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 4 Permulaan

    Roar! Rawr! Nayaka Manggala melihat dari balik pohon, di mana terdapat binatang buas yang tengah berhadapan satu sama lain. Dua ekor macan hitam melawan seekor harimau loreng. "Mereka adalah binatang buas tingkat 2 yang cukup kuat, dengan kekuatanku saat ini aku tidak akan mampu mengalahkan mereka. Lebih baik aku menunggu saat yang tepat sebelum melancarkan serangan. Kita harus bijak dalam menentukan pilihan sebelum bertindak." Kedua macam tersebut terus menatap pada harimau loreng yang menjadi mangsanya. Sebagai penguasa dari hutan, tentu saja mau tidak ingin kedua macan tersebut mengalahkannya karena itu tentu akan menghancurkan harga dirinya. Roar! Setelah perang dengan keras harimau loreng tersebut menyerang ke arah kedua macan yang dengan cepat menghindari serangannya. Cat harimau tersebut berbalik salah satu macan langsung melompat ke arahnya dengan menerkam punggungnya. Rawr! Harimau tersebut tersentak dengan meraung keras, mencoba melepaskan diri dari te

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 3 Balas Dendam Pertama

    Gardhana Surendra, memberikan arahan pada teman-temannya untuk menyerang ular putih yang sudah dikepung tersebut. "Yang lain coba alihkan perhatiannya sementara sisanya mencoba menyerangnya dari titik buta. Berikan serangan terkuat kalian dan jangan ragu sedikitpun." seru Gardhana Surendra Teman temannya yang lain menganggukan kepala dengan setuju, mereka menyadari kita tidak mengeluarkan semua kemampuan mereka maka dapat dipastikan mereka akan gagal mengalahkan ular putih tersebut. Sstt... Ular putih menjulurkan lidahnya sembari melirik ke sekitarnya, manusia yang telah mengepungnya namun itu tidak membuatnya takut sedikitpun. Krek! Uhuk! Tiba saja ular putih tersebut menguatkan lilitannya pada manusia yang sudah ditangkap. "To-tolong aku!" lirih teman Gardhana Surendra yang tertangkap oleh ular putih Gardhana Surendra melihat temannya telah di ujung kematian dengan cepat menerjang ke depan sembari mengayunkan pedangnya. "Ular sialan! Matilah kamu!" Wuz!

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status