Beranda / Pendekar / Raja Agung Nayaka Manggala / Bab 6 Bertemu Batari Candawani

Share

Bab 6 Bertemu Batari Candawani

Penulis: Maulana Yuandra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-04 11:40:27

Teman teman Gumilar Surendra melihat cara mempermainkan Batari Candawani yang berkesan mengasikan. Berandalan seperti mereka memang selalu menyukai melakukan hal hal tercela seperti itu.

Tangan Gumilar Surendra meraih tangan Batari Candawani.

"Tidak! Lepaskan! Lepaskan tanganmu!" Batari Candawani memberontak

"Hahah kulitmu sangat lembut. Ini benar-benar benar sesuai dengan dugaan!" puji Gumilar Surendra

"Cepatlah kakak Gumilar. Kami juga ingin!" desak teman temannya.

"Kalian bajingan! Apa kalian tidak takut dengan murka guruku!" ancam Batari Candawani dengan airmata yang membasahi pipinya, "guruku tidak akan memaafkan kalian!"

"Hahhaha!"

"Lihatlah dia! Membawa nama gurunya disaat saat seperti ini!" cibir teman Gumilar Surendra

"Murid langsung dari sesepuh perguruan memang selalu seperti itu!" sambung lainnya

"Aku benar benar tak menyukai para murid dari para sesepuh!" Seorang lainnya membuang ludah menggambarkan rasa jijiknya

"Mereka terlalu menyombongkan nama guru mereka!" orang lainnya menggerakan tangan seperti mengusir sesuatu

"Gumilar ayolah lebih cepat! Pusaka kami sudah tidak sabar!!"

Gumilar Surendra semakin tersenyum lebar. Membuat Batari Candawani merasa heran dan takut. Nama gurunya sama sekali tidak dipandang oleh mereka. Padahal jika bertemu dengan gurunya, ia yakin jika mereka akan langsung menundukan kepalanya.

"Kalian bajingan! Hidup kalian sengsara!" umpat Batari Candawani

"Hahaha, kamu menyumpahi kami? Ingatlah jika kami tidak percaya dengan adanya dewa atau kehendak langit. Yang kuat yang berkuasa. Kamu akan menjadi hiburan buat kami sebelum kami bunuh!"

Batari Candawani memberontak dengan semakin kuat begitu mendengar niat sebenarnya dari Gumilar Surendra.

'Apakah nasibku akan berakhir seperti ini? Rasanya aku benar benar tidak rela. Nama guru sama sekali tidak membuat mereka takut. Jadi inikah wajah asli murid si perguruan yang sebenarnya?' gumam Batari Candawani

Bruk!

Tiba tiba terdengar suara benda terjatuh.

Ugh!

Salah satu teman Gumilar Surendra menoleh kesamping. Pupil matanya melebar dengan saat terkejut.

Temannya yang lain ikut menoleh.

"Satya!" Panggil orang tersebut

Gumilar Surendra ikut melirik begitu mendengar teriakkan temannya tersebut. Ia melihat temannya terkapar di tanah dengan sebuah pisau menusuk lehernya dari belakang.

"Apa yang terjadi?" Pekik Gumilar Surendra kebingungan

Melihat kesempatan, Batari Candawani memberontak.

Srak!

Tangannya berhasil melepaskan diri dari cengkraman tangan Gumilar Surendra.

Menyadari hal tersebut, Gumilar Surendra kembali mengalihkan pandangannya pada Batari Candawani yang berniat kabur.

"Adinda! Jangan kabur!" teriaknya keras

Teman teman Gumilar Surendra mengalihkan pandangannya. Dengan celah sesingkat itu, Batari Candawani berhasil melarikan diri dengan berlari ingin pergi dari tempat tersebut.

Namun dia masih dalam jangkauan mereka.

"Kejar!" teriak Gumilar Surendra

Gumilar Surendra dan teman temannya bergegas mengejar Batari Candawani.

Tap!

Tap!

BatariCandawani berlari dengan segenap tenaga yang tersisa. 'Aku harus keluar dari hutan ini. Harus!' gumam penuh tekad Batari Candawani

Dug!

Tiba tiba kakinya tersandung akar pohon.

Bruk!

Tubuhnya tersungkur ke tanah.

"Mau kemana kamu!" Tatap senang Gumilar Surendra setelah Batari Candawani terjatuh

"Tidak!" Batari Candawani mencoba ingin kabur lagi

Namun tangan Gumilar Surendra dengan cepat ingin meraih tangan Batari Candawani.

Tiba tiba sebuah kayu melesat hingga menancap pada punggung tangan tersebut.

Jleb!

Argh!

Sontak saja Gumilar Surendra terkejut dengan menarik tangannya.

Teriakan rintihan tersebut, membuat Batari Candawani terkejut juga. Ia melihat Gumilar Surendra yang memegang tangannya. Darah menetes jatuh ke tanah.

"Gumilar Surendra!"

Teman temannya datang menghampiri.

"Bagaimana bisa terjadi?" Tanya salah satu teman Gumilar Surendra

"Siapa yang menganggu kesenanganku! Keluar!" teriak Gumilar Surendra seraya melihat ke sekitarnya, ia menyadari hal itu adalah ulah seseoran.

Teman temannya segera memperhatikan sekelilingnya.

Hanya pepohonan saja yang ada di sana.

'Kesempatanku untuk kabur!' pikir Batari Candawani.

Jleb!

Tiba tiba sebuah belati menancap di tanah, tepat di depan Candawani.

"Sebaiknya jangan berniat kabur. Kalo tidak, aku akan membuatmu merasakan sakit!" ancam Gumilar Surendra

'Sialan!' umpat Batari Candawani dengan ekspresi wajah merah kesal

Gumilar Surendra memperhatikan sekitarnya kembali.

"Aku tahu kamu ada disini! Keluar!" teriak Gumilar Surendra

"Sialan! Keluar jangan bersembunyi!."

Hup!

Bruak!

Tiba tiba Gumilar Surendra terkejut dengan serangan tiba tiba yang menghantam perut sampingnya hingga membuatnya terlempar jauh.

Wing!

Brakk!

Gumilar Surendra terlempar menghantam pohon.

Teman temannya terkejut dengan menoleh kearah pohon.

"Gumilar !!!"

Batari Candawani ikutan terkejut. Namun ia melihat seseorang berdiri di depannya.

'Eh siapa orang ini?' gumamnya

Argh!

"Sialan! Siapa yang berani menendangku!" Teriak Gumilar Surendra dengan bangkit berdiri.

Teman temannya bergegas menghampirinya.

"Gumilar Surendra, apa kmu baik baik saja?" tanya salah satu temannya

"Baik darimana sialan!" Umpat Gumilar Surendra dengan memegang perutnya yang di tendang

Tsk!

"Kenapa kamu tidak mati saja! Bangkit hanya menyusahkan orang!" Umpat seseorang keras

Deg!

Suara yang terdengar menggema tersebut, menarik perhatian Gumilar Surendra dan teman temannya.

Seorang anak berdiri di depan Batari Candawani dengan melipat kedua tangannya. Wajahnya masih begitu agak imut dengan rambut panjang di ikat kebelakang. Keningnya agak tertutup dengan poni pendek.

"Bocah dari mana ini sialan! Beraninya kami menendangku!" hardik Gumilar Surendra

'Apa anak ini yang Gumilar Surendra? Rasanya sangat tidak mungkin. Tubuhnya masih begitu kecil. Tetapi hanya dia yang ada disini.'

'Tunggu, bagaimana dia ada di sana dan sejak kapan? Hawa keberadaannya tidak terasa.'

'Nafas anak ini sangat aneh. Meskipun ada wujudnya, namun aku tidak merasakan kehadirannya.'

"Apa kamu baik baik saja?" tanya anak yang tak lain adalah Nayaka Manggala

Batari Candawani mengerutkan keningnya. 'Apa dia sedang bicara denganku? Siapa dia?' gumamnya

"Sepertinya kamu baik baik saja. Dia disana dan jangan kemana mana. Aku akan mengurus mereka."lanjut Nayaka Manggala tanpa melihat pada Batari Candawani

"Mengurus kami?! " Gumilar Surendra mencabut kayu yang menancap di tangannya.

Srak!

Argh!

Kucuran darah semakin deras dari tangan Gumilar Surendra. Temannya dengan segera membungkusnya.

"Mau jadi pahlawan di siang bolong! Tapi kamu tidak sadar diri! Bocah lemah sepertimu tak ada artinya!" lanjut Gumilar Surendra

Nayaka Manggala menghela napas dengan mengeluarkan pedang dari cincin ruang miliknya. Ia mengeluarkan tenaga dalam miliknya yang begitu berat dan kental menyelimuti dirinya. Tenaga dalam tersebut berbentuk kabut hitam tipis di sekitar tubuh Nayaka Manggala.

Srak!

Kaki bergeser sedikit, seketika niat membunuh dari Nayaka Manggala menyeruak keluar.

Ugh!

Hoek!

Batari Candawani memalingkan wajahnya dengan muntah. Kepalanya terasa sangat pusing dengan perutnya yang mual mendadak.

'Apa yang terjadi? Kenapa rasanya aku sangat pusing dan mual? Rasanya seperti mencium bangkai yang amat busuk' gumamnya memegang kepalanya

Gumilar Surendra dan teman temannya juga ikutan terkejut dengan niat membunuh yang sangat kuat bahkan membuat mereka juga merasa tak nyaman, serta aura intimidasi yang tidak kalah dari milik mereka.

"Apa apaan niat membunuh ini! Rasanya seperti melihat orang yang sudah membunuh banyak orang!"

"Tenaga dalam miliknya sangat aneh. Terasa menyejukkan dan menjijikan disaat bersamaan. Tidak nyaman sama sekali."

"Baru kali ini aku merasakan tenaga dalam seperti ini."

Gumilar Surendra menggeretakkan giginya. 'Bagaimana bisa bocah ini memiliki aura intimidasi yang setara denganku! Jelas dia baru ranah pengumpulan tenaga dalam bintang 5. Sementara aku ranah penyatuan alam bintang 1. Kesenjangan ranah kami sangat jelas. Tapi dia seperti tidak normal!'

"Si-siapa kamu sebenarnya?" tanya Gumilar Surendra

"Orang yang akan mati , tak punya hak mengetahui namaku. Lagipula buat apa? Mau kamu laporkan pada dewa kematian?" Nayaka Manggala mencibir dengan menaikan salah satu alisnya." Dia mungkin mengenalku, tapi entahlah!"

"Sombong!" Umpat Gumilar Surendra." Apa kamu pikir bisa membunuh kami! Dasar katak dalam tempurung!"

Teman teman Gumilar Surendra tersenyum mendengar perkataan Gumilar Surendra tersebut. Mereka setuju dengan hal itu.

"Tunggu apa lagi. Ayo serang bocah ini!" ajak Gumilar Surendra

"Ya!"

Srak!

Kening Nayaka Manggala mengerut. Mendadak ia merasa sangat kesal. "Katak dalam tempurung?"

Wuz!!!!

Tiba tiba Nayaka Manggala menerjang kearah Gumilar Surendra dan teman temannya yang baru saja ingin bergerak. Ia mengayunkan pedangnya dengan kuat.

Wuz!!!

Bang!!!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 7 Pertarungan

    Tebasan pedang dengan tenaga dalam melesat kearah Nayaka Manggala. "Seni beladiri pedang bunga teratai? Dia menguasainya?" pekik Batari Candawani terkejut Nayaka Manggala menyipitkan matanya dengan menaikan sudut bibirnya. 'Seni bela diri itu , benar mereka dari Perguruan Cakra Kembar . Tetapi serangan ini lemah sekali. Andaikan tak ada yang ingin kubiarkan hidup. Aku akan menunjukkan teknik tersebut yang sebenarnya. Tapi...' Duar! Bentrokan kedua tebasan terjadi. Ledakan membuat gelombang udara cukup besar hingga debu beterbangan. "Hahaha serangan lemah seperti itu. Aku yakin tubuhnya telah terpotong!" "Wahh! kakak telah menguasai seni beladiri pedang bunga pluim! Patut manjadi murid Perguruan Cakra Kembar yang sesungguhnya! " "Mungkinlah kakak senior akan menjadi pedang dari perguruan kita!" "Itu luar biasa." Empat teman Gumilar Surendra memuji kemampuan Gumilar Surendra tersebut.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 8 Menyamar Menjadi Orang Lain

    Bentrokan kedua serangan tersebut menyebabkan ledakan dengan gelombang kejut yang menyebar ke sekitaranya. Hiya! Bersamaan, Nayaka Manggala dan Gumilar Seno menerjang. Klang! Klang! Klang! Keduanya beradu pedanh beberapa putaran. 'Sial! Bagaimana dia bisa mengimbangiku?' gumam Gumilar Seno 'Pertarungan jarak dekat seperti ini benar benar menyenangkan. Namun aku harus segera mengakhirinya. Jika tidak aku akan kalah.' gumam Nayaka Manggala Pertarungan jarak dekat keduanya disaksikan oleh Batari Candawani . 'Anak itu tidak hanya membual, meskipun ranahnya jauh di bawah Gumilar Seno . Namun dia mampu membuat Gumilar Seno merasa seimbang bahkan mungkin kewalahan.' gumamnya Brak! Hentakan kaki Nayaka Manggala di tanah membuat kepulan debu membuat Batari Candawani tak bisa melihat jalannya pertarungan. Seni beladiri iblis kehancuran, bentuk ketiga. Cakar hantu!

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 9 Gelombang Binatang Iblis

    Hup! Tiba tiba Nayaka Manggala melambatkan lompatannya. Ia mundur hingga berada di dahan yang sama dengan yang diinjak Batari Candawani. "Ayo lebih cepat. Atau kita akan ikut terseret dengan gelombang binatang iblis!" "Apa?" Nayaka Manggala meraih tangan Batari Candawani. Laku menariknya dengan cepat. Batari Candawani dipaksa melompat mengikuti kecepatan dari Nayaka Manggala . Gruduk! Gruduk! Roar! Rawr! Suara binatang iblis yang bergerombol semakin keras terdengar. Hup! Nayaka Manggala melompat ke sebuah tebing tinggi bersama Batari Candawani. Pil yang diberikan tadi sudah diyelan Batari Candawani yang mbjat nafasnya menghilang. Keberadaanya juga menghilang. Nayaka Manggala dan Batari Candawani melihat dibawah mereka gelombang binatang iblis yang tengah bergerak dengan sangat banyak. "Bagaimana bisa ada gelombang binatang iblis?" Ro

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bb 10 Kerajaan Malingga dan Faksi di dalamnya

    Hup! Diantara pepohonan hutan, Nayaka Manggala dan Batari Candawani bergerak bersama untuk keluar dari hutan. "Jadi Perguruan Cakra Kembar tempatmu berasal berada di kaki gunung dekat kota Kediri ?" tanya Nayaka Manggala "Itu benar, kota Kediri terdiri atas beberapa keluarga dengan dua yang mendominasi yaitu keluarga Surendra dan keluarga Seno . Gumilar Seno yang kamu bunuh itu adalah dari keluarga Seno ." jelas Batari Candawani "Bagaimana dengan sekte Peguruan Cakra Kembar ? Kenapa dia tidak termasuk yang mendominasi? Itu sangat aneh." lirik Nayaka Manggala "Perguruan Cakra Kembar berada di dekat kota , tetap termasuk kekuatan besar di kota Kediri . Bisa dibilang mereka sedikit lebih tinggi dari keluarga Surendra dan keluarga Seno . Tiga kekuatan inilah yang menjadi dasar dari kota Kediri . "Selain itu Perguruan Cakra Kembar sendiri termasuk salah satu dari enam faksi yang tinggal di benua bagian barat daya yang di nama

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 11 Hadangan Gentala dan Teman-temannya

    Beberapa anak muda tengah berkumpul dengan bersantai. "Gentala ." panggil seseorang yang berlari kearah beberapa anak muda tersebut. Salah satu anak muda dengan ikat kepala berwarna merah, menoleh kearah suara berasal. "Ada apa teriak teriak begitu." tanyanya "Aku ada berita besar untukmu."ujar orang yang berteriak memanggil tadi. "Berita apa?" Gentala Surendra mengorek telinganya lalu meniup kotoran "Anak itu kembali hidup dan kembali kemari." "Anak?" Gentala Surendra mengerutkan keningnya ***** Nayaka Manggala dan Batari Candawani sampai di gerbang masuk Perguruan Cakra Kembar. Batari Candawani menunjukan plat murid miliknya pada penjaga gerbang masuk sekte. "Masuk!" Giliran Nayaka Manggala yang hendak masuk namun dihadang dua tombak yang menyilang di depannya. Langkah Nayaka Manggala terhenti. Ia menatap dingin pada kedua penjaga tersebut. "Mana pla

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 12 Kediaman Penatua Kedua

    "Apa kamu tidak kenal dengan mereka?" lirik Batari Candawani "Tidak!" jawab Nayaka Manggala "Benarkah?" Tatap tajam Batari Candawani yang tidak percaya, "mereka sepertinya mengenalmu dengan sangat baik. Tetapi kenapa kamu tidak?" Nayaka Manggala tak menjawab. Ia menunjukan ekspresi wajah yang biasa saja seolah ia memang tak mengenal mereka. "Baiklah kalo kamu tak mau bilang. Itu juga bukan urusanku. Tetapi yang baru kamu hajar tadi adalah Gentala Surendra, anggota keluarga Surendra . Mereka takkan tinggal diam dipermalukan seperti ini. Berhati hatilah dimasa depan." "Ya." Setelah beberapa saat, mereka akhirnya tiba di sebuah kediaman yang cukup luas. Sebuah altar dengan lantai dari bagu tersusun rapi dan beberapa pohon asem yang mengitari altar tersebut. Lalu ada sebuah bangunan berlantai dua dengan gaya klasik beratap berundak seperti menara "Ini adalah kediaman dari sesepuh Perguruan Cakra

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 13 Ujian dari Penatua Kedua

    Beberapa putaran keduanya beradu serangan.Bruakk!Nayaka Manggala terdorong mundur kembali' dengan memegang dadanya.Uhuk!Ia memuntahkan seteguk darah dari mulutnya. Lalu mernyeka sudut bibirnya. Sorot matanya dingin , tanpa kepanikan sama sekali.Wardhana yang melihat respon dari Nayaka Manggala cukup terkejut.'Sorot mata dingin dengan tidak menunjukann keraguan, kepanikan dan ketakutan sedikitpun. Dia tidak takut sama sekali mesipun berhadapan dengan orang yang ranahnya dua kelas diatasnya. Dia bertarung seolah mempertahankan hidupnya. Jadi begitu, itu alasan dia bisa membunuh Gumilar Seno, mungkinkah dia seorang jenius?' gumam Wardhana "Kenapa guru menyerang Nayaka Manggala?" tanya Batari Candawani panik "Kamu kenal dengan dia?" tanya balik Batari Candawani "Kenal kak. Dia penolongku!""Penolongmu? Apa maksudmu? Ceritakan pada kakak!""Sebenarnya dia..."Bruak!Srak!!!Nayaka Manggala kembali terdorong mundur beb

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 14 Kecurigaan

    Wardhana dan Batari Cendanatari terkejut mendengar permintaan dari Batari Candawani yang begitu tiba tiba tersebut."Menjadi murid?" Wardhana menyipitkan matanyaBatari Cendanatari mengerutkan keningnya dengan agak mengendurkan otot-otot wajahnya, "Candawani ! Apa yang kamu katakan? Orang jahat dan licik seperti dia bisa saja membunuhmu jika kamu lengah sedikit saja? Tapi kamu ingin menjadikannya adik seperguruanmu?"Batari Candawani menatap pada kakaknya. "Kakak, dia menyelamatkan ku, tanpanya aku sudah mati ditangan orang itu, Aku berhutang budi padanya.""Aku tahu kamu berhutang budi padanya. Tetapi kamu bisa membalas jasanya dengan hal lain, tidak dengan cara ini." Batari Cendanatari memegang pundak adiknya dengan agak mencengkram keras.Batari Cendanatari berharap adiknya bisa mengerti betapa bahayanya jika bersama dengan Nayaka Manggala yang begitu mencurigakan."Kakak aku sudah membuat keputusan!" tegas Batari Candawani Wardhana menatap

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11

Bab terbaru

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 74 Merebut Api Surgawi

    Nayaka Manggala melonjakan tenaga dalamnya hingga membuat sebuah kabut hitam yang menyelimuti tubuhnya membuat pandangan pangeran ketiga dan beberapa pengawal yang tersisa menjadi terhalang. Tangan Nayaka Manggala yang diselimuti tenaga dalam segera menyentuh perut dari Batari Cahyaningrum. Sruak!! Tiba-tiba ia menarik paksa keluar api Surgawi dari tubuh Batari Cahyaningrum yang gagal memurnikannya. Batari Cahyaningrum sangat kesakitan dengan hal tersebu. Ia sampai mengerang keras. Arrghh! Bruk! Begitu api surgawi keluar, Batari Cahyaningrum merasa tubuhnya sangat lemah bahkan ia sampai tengkurap di tanah. Penglihatannya mulai kabur seiring dengan luka dalam yang dimilikinya akibat gagalnya penerobosan. Tenaga dalam di dalam tubuhnya juga kacau hal tu memperburuk keadaannya. Nayaka Manggala yang melihat api surgawi di tangannya segera mem

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 73 Gagal Evolusi

    Di dalam gua, ratu medusa atau Batari Cahyaningrum berusaha memurnikan api surgawi. Tangannya yang menyentuh api surgawi terasa sangat panas namun berusaha ditahannya. "Ternyata api surgawi sepanas ini, tenaga dalam yang kugunakan untuk melapisi tanganku bahkan rasanya tidak berguna. Aku harus segera memurnikan apapun yang terjadi. Semakin lama memurnikannya keadaan akan semakin buruk." Api surgawi perlahan masuk ke dalam tubuh ratu Medusa lalu berputar-putar di sekitar dantian ya yang menjadi pusat dari tenaga dalam seorang seniman beladiri. Ratu Medusa memejamkan matanya dengan mencoba fokus untuk memurnikan api surgawi agar menyatu dengan dantiannya. Tenaga dalam miliknya menyewa mengelilingi tubuhnya. Keringat bercucuran membasahi wajah cantik yang sangat mempesona. Giginya sedikit menggeretak menahan rasa sakit dan panas yang membakar tubuh. Aliran darahnya semakin cepat. Ugh! Bruk!

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 72 Guntur Kesengsaran

    Keributan yang disebabkan oleh serangan dari Gunung Madayana dan respon dari pasukan dari Gunung Pelangi langsung membuat kacau keadaan Gunung Pelangi Irawan selaku penatua pertama dari Gunung Pelangi dengan cepat memberikan arahan kepada para penghuni dari Gunung Pelangi. "Semuanya segera bergerak, saat ini ratu kita sedang berusaha untuk melakukan terobosan dan apapun yang terjadi kita harus menghentikan para pengganggu ini.""Baik penatua!" sahut kompak orang-orang dengan mengangkat senjatanya"Penatua yang lain tolong juga bergerak untuk melakukan yang terbaik guna melindungi ratu kita!" lanjut Irawan Penatua dari Gunung Pelangi yang lain segera dengan cepat bergerak untuk menghentikan para penyusup yang datang ingin menghancurkan tempat mereka.Nayaka Nayaka Manggala yang melihat pergerakan dari orang-orang Gunung Pelangi segera bergerak menyusup dengan memanfaatkan nafas pil penyembunyi miliknya menerobos menuju tempat ratu Medusa yang ingin melakuka

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 71 Klan Ular

    Nayaka Manggala mampir ke kediaman sesepuh kedua, tujuannya untuk meminta izin berlatih di hutan dekat sekte sehingga tidak bisa hadir di kediaman selama beberapa hari ke depan.Namun baru saja ya memasuki altar kediaman sesepuh kedua, ia sudah dihadang oleh Batari Cendatari yang menantang bertarung Nayaka Manggala . Batari Cendatari memiliki ranah satu tingkat di atas Nayaka Manggala ."Kakak senior benar-benar ingin menantangku?" tatap Nayaka Manggala yang sebenarnya enggan meladeni kakak seniornya tersebut Batari Cendatari menitipkan matanya dengan kembali menghunuskan pedangnya ke arah adik juniornya tersebut. "Apa tahu kamu benar-benar kuat, tapi aku ingin mencoba sendiri. Kamu hanya berada satu tingkat di bawahku, Aku ingin tahu seberapa jauh perbedaan di antara kita!"Nayaka Manggala menganggukkan kepala dengan menyadari maksud dari kata seniornya tersebut."Baiklah kalau begitu! Tetapi segeralah menyerah jika memang kau sudah tidak sanggu

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 70 Ajakan Duel Alkemis

    Nayaka Manggala pergi ke Pasar Weling setelah mendengar jika keberangkatan dari sesepuh ke-5 untuk menggagalkan evolusi Ratu medisa masih akan dilaksanakan beberapa hari lagi."Sebelum pergi kembali berpetualang aku harus menjual apa yang sudah aku dapatkan selama perjalanan kemarin. Memang benar jika cincin ruang sangat luas, akan tetapi menyimpan barang-barang yang tidak berguna hanyalah buang-buang tempat."Sesampainya di Pasar Weling , Nayaka Manggala menjual semua hasil buruannya selama perjalanan kemarin.Seperti yang biasanya, butuh waktu cukup lama bagi pelayan Paviliun untuk menghitung jumlah koin emas yang didapatkan dari penjualan barang-barang hasil buruan. Banyak orang yang terkejut melihat banyaknya hasil buruan yang di keluarkan oleh Nayaka Manggala ."Bagaimana bisa murid itu mendapatkan banyak barang buruan?""Di hutan dekat perguruan tidak begitu banyak binatang iblis yang bisa diburu, kalaupun ada kebanyakan akan rusak karena pertarung

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 69 Bocoran informasi

    Beberapa hari kemudian, Nayaka Manggala kembali ke perguruan setelah bepergian cukup lama. Namun baru saja ia masuk ke kediaman penatua kedua untuk melaporkan dirinya yang telah kembali, Batari Candawani yang sedang berlatih di altar segera menghadangnya dengan ekspresi wajah yang sangat terkejut. Meskipun ia tidak tahu pada tingkat berapa Nayaka Manggala telah berada, namun ia bisa merasakan jika batasan dari ranah penempaan tulang telah berhasil ditembus. "Bagaimana bisa kamu menerobos ranah penyatuan alam secepat ini?" tatap Batari Candawani dengan sangat terkejut dan tidak percaya Nayaka Manggala dengan santai menjawab, "sudah kubilang jika tak ada yang bisa tak mungkin kulakukan." Mendengar jawaban tersebut Batari Candawani mengerutkan keningnya dengan kesal, "Kata-katamu itu sungguh sangat menyakitkan bagiku." Nayaka Manggala yang merespon namun dia bisa mengerti perasaan dari kata seniornya tersebut. Bagaimanapun j

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 68 Rahasia Besar

    Raungan naga necro!Roar!!!!Gelombang kejut dari raungan seni bela diri langsung menuju singa emas.Kumpulan asap dari ledakan akibat serangan tadi seperti cara menghilang.Yang melihat serangan tersebut langsung melancarkan serangan balik dengan meraung keras.Roar?!!!Dua serangan gelombang suara tersebut saling berbenturan dan menyebabkan gelombang yang menyebar dengan kuat sekitar.Beberapa batuan pada tebing segalanya hancur dan berjatuhan, daun-daun dari pepohonan juga berguguran.Teknik Iblis Surgawi Kehancuran bentuk pertama. Telapak segel neraka!Di tengah serangan gelombang suara yang masih terjadi, sebuah telapak tangan besar dari tenaga dalam melesat ke arah singa emas.Wuzz!Duarr!Singa emas tersebut segera melompat menghindari serangan tersebut. Duar!Serangan telapak tangan raksasa menghantam tempat singa emas tadi berdiri. Seketika tempat tersebut ha

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 66 Sayap Guntur

    Setelah dari jurang Guntur dan mendapatkan apa yang ia cari Nayaka Manggala pergi mencari sebuah gua tak jauh dari tempat tersebut untuk menyempurnakan sayap Guntur yang sudah ia rencanakan serta menembus ranah penyatuan alam .Hup!Nayaka Manggala berhasil menemukan sebuah gua yang cukup tersembunyi dengan pepohonan lebat yang mengelilingi."Sepertinya tempat ini sangat aman untuk melakukan penerobosan, kalau begitu kita harus memasang formasi pelindung terlebih dahulu.Segera Nayaka Manggala menyebarkan 8 bendera di sekitar gua lalu membentuk segel dengan tangannya.Formasi tempurung kura-kura!Secara perlahan bendera-bendera yang telah terpasang tersebut memancarkan pilar energi lalu menyatu satu sama lainnya membentuk sebuah tempurung kura-kura.Setelah formasi tempurung kura-kura telah terpasang. Nayaka Manggala bergegas masuk ke dalam gua yang cukup gelap tersebut. Ia duduk bersila dengan mengeluarkan bangkai d

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 65 Mendapatkan yang Di Inginkan

    Duar!Ledakan besar terjadi tepat lebih tebing, tempat Nayaka Manggala dan Widuri Pratiwi berada.Widuri Pratiwi yang memejamkan mata dengan pasrah terasa anda tidak merasakan sesuatu yang menyakiti tubuhnya. Padahal jelas jika ledakan tersebut seharusnya mengenainya. Perlahan matanya terbuka, cahaya yang seharusnya menyinari dirinya, tiba-tiba terhalangi oleh bayangan lebar yang melindunginya.Kiakkk!Suara teriakan dari burung guntur langit terdengar keras." Apa yang kamu lakukan?" Tatap Widuri Pratiwi yang menyadari jika burung Guntur langit Tengah melindungi dirinya dari serangan singa emas Nayaka Manggala mengerutkan keningnya dengan terkejut." dia melindungi kita karena kita membawa telur miliknya." ujar Nayaka Manggala Burung Guntur langit nampak terluka cukup parah akibat serangan yang barusan ya terima.Singa emas yang melihat hal tersebut kembali melancarkan serangan kuatnya menuju burung guntur langit.Roar!!Roa

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status