Home / Pendekar / Raja Agung Nayaka Manggala / Bab 6 Bertemu Batari Candawani

Share

Bab 6 Bertemu Batari Candawani

last update Last Updated: 2025-03-04 11:40:27

Teman teman Gumilar Surendra melihat cara mempermainkan Batari Candawani yang berkesan mengasikan. Berandalan seperti mereka memang selalu menyukai melakukan hal hal tercela seperti itu.

Tangan Gumilar Surendra meraih tangan Batari Candawani.

"Tidak! Lepaskan! Lepaskan tanganmu!" Batari Candawani memberontak

"Hahah kulitmu sangat lembut. Ini benar-benar benar sesuai dengan dugaan!" puji Gumilar Surendra

"Cepatlah kakak Gumilar. Kami juga ingin!" desak teman temannya.

"Kalian bajingan! Apa kalian tidak takut dengan murka guruku!" ancam Batari Candawani dengan airmata yang membasahi pipinya, "guruku tidak akan memaafkan kalian!"

"Hahhaha!"

"Lihatlah dia! Membawa nama gurunya disaat saat seperti ini!" cibir teman Gumilar Surendra

"Murid langsung dari sesepuh perguruan memang selalu seperti itu!" sambung lainnya

"Aku benar benar tak menyukai para murid dari para sesepuh!" Seorang lainnya membuang ludah menggambarkan rasa jijiknya

"Mereka terlalu menyombongkan nama guru mereka!" orang lainnya menggerakan tangan seperti mengusir sesuatu

"Gumilar ayolah lebih cepat! Pusaka kami sudah tidak sabar!!"

Gumilar Surendra semakin tersenyum lebar. Membuat Batari Candawani merasa heran dan takut. Nama gurunya sama sekali tidak dipandang oleh mereka. Padahal jika bertemu dengan gurunya, ia yakin jika mereka akan langsung menundukan kepalanya.

"Kalian bajingan! Hidup kalian sengsara!" umpat Batari Candawani

"Hahaha, kamu menyumpahi kami? Ingatlah jika kami tidak percaya dengan adanya dewa atau kehendak langit. Yang kuat yang berkuasa. Kamu akan menjadi hiburan buat kami sebelum kami bunuh!"

Batari Candawani memberontak dengan semakin kuat begitu mendengar niat sebenarnya dari Gumilar Surendra.

'Apakah nasibku akan berakhir seperti ini? Rasanya aku benar benar tidak rela. Nama guru sama sekali tidak membuat mereka takut. Jadi inikah wajah asli murid si perguruan yang sebenarnya?' gumam Batari Candawani

Bruk!

Tiba tiba terdengar suara benda terjatuh.

Ugh!

Salah satu teman Gumilar Surendra menoleh kesamping. Pupil matanya melebar dengan saat terkejut.

Temannya yang lain ikut menoleh.

"Satya!" Panggil orang tersebut

Gumilar Surendra ikut melirik begitu mendengar teriakkan temannya tersebut. Ia melihat temannya terkapar di tanah dengan sebuah pisau menusuk lehernya dari belakang.

"Apa yang terjadi?" Pekik Gumilar Surendra kebingungan

Melihat kesempatan, Batari Candawani memberontak.

Srak!

Tangannya berhasil melepaskan diri dari cengkraman tangan Gumilar Surendra.

Menyadari hal tersebut, Gumilar Surendra kembali mengalihkan pandangannya pada Batari Candawani yang berniat kabur.

"Adinda! Jangan kabur!" teriaknya keras

Teman teman Gumilar Surendra mengalihkan pandangannya. Dengan celah sesingkat itu, Batari Candawani berhasil melarikan diri dengan berlari ingin pergi dari tempat tersebut.

Namun dia masih dalam jangkauan mereka.

"Kejar!" teriak Gumilar Surendra

Gumilar Surendra dan teman temannya bergegas mengejar Batari Candawani.

Tap!

Tap!

BatariCandawani berlari dengan segenap tenaga yang tersisa. 'Aku harus keluar dari hutan ini. Harus!' gumam penuh tekad Batari Candawani

Dug!

Tiba tiba kakinya tersandung akar pohon.

Bruk!

Tubuhnya tersungkur ke tanah.

"Mau kemana kamu!" Tatap senang Gumilar Surendra setelah Batari Candawani terjatuh

"Tidak!" Batari Candawani mencoba ingin kabur lagi

Namun tangan Gumilar Surendra dengan cepat ingin meraih tangan Batari Candawani.

Tiba tiba sebuah kayu melesat hingga menancap pada punggung tangan tersebut.

Jleb!

Argh!

Sontak saja Gumilar Surendra terkejut dengan menarik tangannya.

Teriakan rintihan tersebut, membuat Batari Candawani terkejut juga. Ia melihat Gumilar Surendra yang memegang tangannya. Darah menetes jatuh ke tanah.

"Gumilar Surendra!"

Teman temannya datang menghampiri.

"Bagaimana bisa terjadi?" Tanya salah satu teman Gumilar Surendra

"Siapa yang menganggu kesenanganku! Keluar!" teriak Gumilar Surendra seraya melihat ke sekitarnya, ia menyadari hal itu adalah ulah seseoran.

Teman temannya segera memperhatikan sekelilingnya.

Hanya pepohonan saja yang ada di sana.

'Kesempatanku untuk kabur!' pikir Batari Candawani.

Jleb!

Tiba tiba sebuah belati menancap di tanah, tepat di depan Candawani.

"Sebaiknya jangan berniat kabur. Kalo tidak, aku akan membuatmu merasakan sakit!" ancam Gumilar Surendra

'Sialan!' umpat Batari Candawani dengan ekspresi wajah merah kesal

Gumilar Surendra memperhatikan sekitarnya kembali.

"Aku tahu kamu ada disini! Keluar!" teriak Gumilar Surendra

"Sialan! Keluar jangan bersembunyi!."

Hup!

Bruak!

Tiba tiba Gumilar Surendra terkejut dengan serangan tiba tiba yang menghantam perut sampingnya hingga membuatnya terlempar jauh.

Wing!

Brakk!

Gumilar Surendra terlempar menghantam pohon.

Teman temannya terkejut dengan menoleh kearah pohon.

"Gumilar !!!"

Batari Candawani ikutan terkejut. Namun ia melihat seseorang berdiri di depannya.

'Eh siapa orang ini?' gumamnya

Argh!

"Sialan! Siapa yang berani menendangku!" Teriak Gumilar Surendra dengan bangkit berdiri.

Teman temannya bergegas menghampirinya.

"Gumilar Surendra, apa kmu baik baik saja?" tanya salah satu temannya

"Baik darimana sialan!" Umpat Gumilar Surendra dengan memegang perutnya yang di tendang

Tsk!

"Kenapa kamu tidak mati saja! Bangkit hanya menyusahkan orang!" Umpat seseorang keras

Deg!

Suara yang terdengar menggema tersebut, menarik perhatian Gumilar Surendra dan teman temannya.

Seorang anak berdiri di depan Batari Candawani dengan melipat kedua tangannya. Wajahnya masih begitu agak imut dengan rambut panjang di ikat kebelakang. Keningnya agak tertutup dengan poni pendek.

"Bocah dari mana ini sialan! Beraninya kami menendangku!" hardik Gumilar Surendra

'Apa anak ini yang Gumilar Surendra? Rasanya sangat tidak mungkin. Tubuhnya masih begitu kecil. Tetapi hanya dia yang ada disini.'

'Tunggu, bagaimana dia ada di sana dan sejak kapan? Hawa keberadaannya tidak terasa.'

'Nafas anak ini sangat aneh. Meskipun ada wujudnya, namun aku tidak merasakan kehadirannya.'

"Apa kamu baik baik saja?" tanya anak yang tak lain adalah Nayaka Manggala

Batari Candawani mengerutkan keningnya. 'Apa dia sedang bicara denganku? Siapa dia?' gumamnya

"Sepertinya kamu baik baik saja. Dia disana dan jangan kemana mana. Aku akan mengurus mereka."lanjut Nayaka Manggala tanpa melihat pada Batari Candawani

"Mengurus kami?! " Gumilar Surendra mencabut kayu yang menancap di tangannya.

Srak!

Argh!

Kucuran darah semakin deras dari tangan Gumilar Surendra. Temannya dengan segera membungkusnya.

"Mau jadi pahlawan di siang bolong! Tapi kamu tidak sadar diri! Bocah lemah sepertimu tak ada artinya!" lanjut Gumilar Surendra

Nayaka Manggala menghela napas dengan mengeluarkan pedang dari cincin ruang miliknya. Ia mengeluarkan tenaga dalam miliknya yang begitu berat dan kental menyelimuti dirinya. Tenaga dalam tersebut berbentuk kabut hitam tipis di sekitar tubuh Nayaka Manggala.

Srak!

Kaki bergeser sedikit, seketika niat membunuh dari Nayaka Manggala menyeruak keluar.

Ugh!

Hoek!

Batari Candawani memalingkan wajahnya dengan muntah. Kepalanya terasa sangat pusing dengan perutnya yang mual mendadak.

'Apa yang terjadi? Kenapa rasanya aku sangat pusing dan mual? Rasanya seperti mencium bangkai yang amat busuk' gumamnya memegang kepalanya

Gumilar Surendra dan teman temannya juga ikutan terkejut dengan niat membunuh yang sangat kuat bahkan membuat mereka juga merasa tak nyaman, serta aura intimidasi yang tidak kalah dari milik mereka.

"Apa apaan niat membunuh ini! Rasanya seperti melihat orang yang sudah membunuh banyak orang!"

"Tenaga dalam miliknya sangat aneh. Terasa menyejukkan dan menjijikan disaat bersamaan. Tidak nyaman sama sekali."

"Baru kali ini aku merasakan tenaga dalam seperti ini."

Gumilar Surendra menggeretakkan giginya. 'Bagaimana bisa bocah ini memiliki aura intimidasi yang setara denganku! Jelas dia baru ranah pengumpulan tenaga dalam bintang 5. Sementara aku ranah penyatuan alam bintang 1. Kesenjangan ranah kami sangat jelas. Tapi dia seperti tidak normal!'

"Si-siapa kamu sebenarnya?" tanya Gumilar Surendra

"Orang yang akan mati , tak punya hak mengetahui namaku. Lagipula buat apa? Mau kamu laporkan pada dewa kematian?" Nayaka Manggala mencibir dengan menaikan salah satu alisnya." Dia mungkin mengenalku, tapi entahlah!"

"Sombong!" Umpat Gumilar Surendra." Apa kamu pikir bisa membunuh kami! Dasar katak dalam tempurung!"

Teman teman Gumilar Surendra tersenyum mendengar perkataan Gumilar Surendra tersebut. Mereka setuju dengan hal itu.

"Tunggu apa lagi. Ayo serang bocah ini!" ajak Gumilar Surendra

"Ya!"

Srak!

Kening Nayaka Manggala mengerut. Mendadak ia merasa sangat kesal. "Katak dalam tempurung?"

Wuz!!!!

Tiba tiba Nayaka Manggala menerjang kearah Gumilar Surendra dan teman temannya yang baru saja ingin bergerak. Ia mengayunkan pedangnya dengan kuat.

Wuz!!!

Bang!!!

Related chapters

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 7 Pertarungan

    Tebasan pedang dengan tenaga dalam melesat kearah Nayaka Manggala. "Seni beladiri pedang bunga teratai? Dia menguasainya?" pekik Batari Candawani terkejut Nayaka Manggala menyipitkan matanya dengan menaikan sudut bibirnya. 'Seni bela diri itu , benar mereka dari Perguruan Cakra Kembar . Tetapi serangan ini lemah sekali. Andaikan tak ada yang ingin kubiarkan hidup. Aku akan menunjukkan teknik tersebut yang sebenarnya. Tapi...' Duar! Bentrokan kedua tebasan terjadi. Ledakan membuat gelombang udara cukup besar hingga debu beterbangan. "Hahaha serangan lemah seperti itu. Aku yakin tubuhnya telah terpotong!" "Wahh! kakak telah menguasai seni beladiri pedang bunga pluim! Patut manjadi murid Perguruan Cakra Kembar yang sesungguhnya! " "Mungkinlah kakak senior akan menjadi pedang dari perguruan kita!" "Itu luar biasa." Empat teman Gumilar Surendra memuji kemampuan Gumilar Surendra tersebut.

    Last Updated : 2025-03-05
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 8 Menyamar Menjadi Orang Lain

    Bentrokan kedua serangan tersebut menyebabkan ledakan dengan gelombang kejut yang menyebar ke sekitaranya. Hiya! Bersamaan, Nayaka Manggala dan Gumilar Seno menerjang. Klang! Klang! Klang! Keduanya beradu pedanh beberapa putaran. 'Sial! Bagaimana dia bisa mengimbangiku?' gumam Gumilar Seno 'Pertarungan jarak dekat seperti ini benar benar menyenangkan. Namun aku harus segera mengakhirinya. Jika tidak aku akan kalah.' gumam Nayaka Manggala Pertarungan jarak dekat keduanya disaksikan oleh Batari Candawani . 'Anak itu tidak hanya membual, meskipun ranahnya jauh di bawah Gumilar Seno . Namun dia mampu membuat Gumilar Seno merasa seimbang bahkan mungkin kewalahan.' gumamnya Brak! Hentakan kaki Nayaka Manggala di tanah membuat kepulan debu membuat Batari Candawani tak bisa melihat jalannya pertarungan. Seni beladiri iblis kehancuran, bentuk ketiga. Cakar hantu!

    Last Updated : 2025-03-06
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 9 Gelombang Binatang Iblis

    Hup! Tiba tiba Nayaka Manggala melambatkan lompatannya. Ia mundur hingga berada di dahan yang sama dengan yang diinjak Batari Candawani. "Ayo lebih cepat. Atau kita akan ikut terseret dengan gelombang binatang iblis!" "Apa?" Nayaka Manggala meraih tangan Batari Candawani. Laku menariknya dengan cepat. Batari Candawani dipaksa melompat mengikuti kecepatan dari Nayaka Manggala . Gruduk! Gruduk! Roar! Rawr! Suara binatang iblis yang bergerombol semakin keras terdengar. Hup! Nayaka Manggala melompat ke sebuah tebing tinggi bersama Batari Candawani. Pil yang diberikan tadi sudah diyelan Batari Candawani yang mbjat nafasnya menghilang. Keberadaanya juga menghilang. Nayaka Manggala dan Batari Candawani melihat dibawah mereka gelombang binatang iblis yang tengah bergerak dengan sangat banyak. "Bagaimana bisa ada gelombang binatang iblis?" Ro

    Last Updated : 2025-03-07
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bb 10 Kerajaan Malingga dan Faksi di dalamnya

    Hup! Diantara pepohonan hutan, Nayaka Manggala dan Batari Candawani bergerak bersama untuk keluar dari hutan. "Jadi Perguruan Cakra Kembar tempatmu berasal berada di kaki gunung dekat kota Kediri ?" tanya Nayaka Manggala "Itu benar, kota Kediri terdiri atas beberapa keluarga dengan dua yang mendominasi yaitu keluarga Surendra dan keluarga Seno . Gumilar Seno yang kamu bunuh itu adalah dari keluarga Seno ." jelas Batari Candawani "Bagaimana dengan sekte Peguruan Cakra Kembar ? Kenapa dia tidak termasuk yang mendominasi? Itu sangat aneh." lirik Nayaka Manggala "Perguruan Cakra Kembar berada di dekat kota , tetap termasuk kekuatan besar di kota Kediri . Bisa dibilang mereka sedikit lebih tinggi dari keluarga Surendra dan keluarga Seno . Tiga kekuatan inilah yang menjadi dasar dari kota Kediri . "Selain itu Perguruan Cakra Kembar sendiri termasuk salah satu dari enam faksi yang tinggal di benua bagian barat daya yang di nama

    Last Updated : 2025-03-08
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 11 Hadangan Gentala dan Teman-temannya

    Beberapa anak muda tengah berkumpul dengan bersantai. "Gentala ." panggil seseorang yang berlari kearah beberapa anak muda tersebut. Salah satu anak muda dengan ikat kepala berwarna merah, menoleh kearah suara berasal. "Ada apa teriak teriak begitu." tanyanya "Aku ada berita besar untukmu."ujar orang yang berteriak memanggil tadi. "Berita apa?" Gentala Surendra mengorek telinganya lalu meniup kotoran "Anak itu kembali hidup dan kembali kemari." "Anak?" Gentala Surendra mengerutkan keningnya ***** Nayaka Manggala dan Batari Candawani sampai di gerbang masuk Perguruan Cakra Kembar. Batari Candawani menunjukan plat murid miliknya pada penjaga gerbang masuk sekte. "Masuk!" Giliran Nayaka Manggala yang hendak masuk namun dihadang dua tombak yang menyilang di depannya. Langkah Nayaka Manggala terhenti. Ia menatap dingin pada kedua penjaga tersebut. "Mana pla

    Last Updated : 2025-03-09
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 1 Pengkhianatan

    Kuil iblis di Alam Kayangan. Raja Agung Nayaka Manggala sedang duduk bersila di sebuah ruangan khusus yang akan menjadi tempat dirinya melakukan penerobosan ranah dari tingkat jalan abadi ke tingkat keabadian yang merupakan puncak dari ranah di Alam Khayangan. Bof! Sebuah pilar tenaga dalam berwarna ungu keputihan melesat ke langit dari tempat Raja Agung Nayaka Manggala, seketika cuaca di langit yang tadinya cerah langsung mendung. Gelombang udara juga terlihat berputar-putar mengelilingi kuil iblis, sambaran guntur berulang kali turun seolah tengah menunggu sesuatu yang besar terjadi. Fenomena alam yang terjadi secara tiba-tiba tersebut menarik perhatian semua penghuni Alam Khayangan. Klap! Jedar! Raja agung Nayaka Manggala mencoba fokus pada penerobosannya, ia yakin jika guntur kesengsaraan yang menjadi ujian seseorang untuk naik tingkat kekuatan akan segera muncul. 4 orang penguasa kuil lain di alam khayangan selain kuil iblis melihat fenomena alam yang berubah seca

    Last Updated : 2025-02-24
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 2 Berpindah Jiwa

    Klap! Jedar! Sebuah Guntur besar menyambar pada gua tempat harimau putih tinggal. Seketika gua tersebut langsung hancur berkeping-keping. Harimau putih tersebut berhasil menghindari sambaran petir dengan langsung meninggalkan tempatnya. Gentala Surendra dan teman-temannya yang mendengar raungan keras dari harimau sebelum menerkam Nayaka Manggala, hendak masuk ke dalam gua, namun sambaran Guntur yang menghantam gua tersebut membuat mereka terkejut. Setelah gua tersebut hancur harimau putih keluar dari sarangnya yang membuat Gentala Surendra dan teman-temannya semakin terkejut. Niat awal mereka yang ingin menjinakkan harimau putih mendadak menghilang setelah melihat ukuran dari harimau putih yang ternyata sangat besar bahkan melebihi 2 ekor sapi dewasa. "Lari!" Gentala Surendrah dengan cepat memerintahkan teman-temannya untuk meninggalkan tempat tersebut setelah mereka melihat harimau putih yang mengejar ke arah mereka. Padahal harimau tersebut tidak mengejar mereka m

    Last Updated : 2025-02-24
  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 3 Balas Dendam Pertama

    Gardhana Surendra, memberikan arahan pada teman-temannya untuk menyerang ular putih yang sudah dikepung tersebut. "Yang lain coba alihkan perhatiannya sementara sisanya mencoba menyerangnya dari titik buta. Berikan serangan terkuat kalian dan jangan ragu sedikitpun." seru Gardhana Surendra Teman temannya yang lain menganggukan kepala dengan setuju, mereka menyadari kita tidak mengeluarkan semua kemampuan mereka maka dapat dipastikan mereka akan gagal mengalahkan ular putih tersebut. Sstt... Ular putih menjulurkan lidahnya sembari melirik ke sekitarnya, manusia yang telah mengepungnya namun itu tidak membuatnya takut sedikitpun. Krek! Uhuk! Tiba saja ular putih tersebut menguatkan lilitannya pada manusia yang sudah ditangkap. "To-tolong aku!" lirih teman Gardhana Surendra yang tertangkap oleh ular putih Gardhana Surendra melihat temannya telah di ujung kematian dengan cepat menerjang ke depan sembari mengayunkan pedangnya. "Ular sialan! Matilah kamu!" Wuz!

    Last Updated : 2025-02-24

Latest chapter

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 11 Hadangan Gentala dan Teman-temannya

    Beberapa anak muda tengah berkumpul dengan bersantai. "Gentala ." panggil seseorang yang berlari kearah beberapa anak muda tersebut. Salah satu anak muda dengan ikat kepala berwarna merah, menoleh kearah suara berasal. "Ada apa teriak teriak begitu." tanyanya "Aku ada berita besar untukmu."ujar orang yang berteriak memanggil tadi. "Berita apa?" Gentala Surendra mengorek telinganya lalu meniup kotoran "Anak itu kembali hidup dan kembali kemari." "Anak?" Gentala Surendra mengerutkan keningnya ***** Nayaka Manggala dan Batari Candawani sampai di gerbang masuk Perguruan Cakra Kembar. Batari Candawani menunjukan plat murid miliknya pada penjaga gerbang masuk sekte. "Masuk!" Giliran Nayaka Manggala yang hendak masuk namun dihadang dua tombak yang menyilang di depannya. Langkah Nayaka Manggala terhenti. Ia menatap dingin pada kedua penjaga tersebut. "Mana pla

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bb 10 Kerajaan Malingga dan Faksi di dalamnya

    Hup! Diantara pepohonan hutan, Nayaka Manggala dan Batari Candawani bergerak bersama untuk keluar dari hutan. "Jadi Perguruan Cakra Kembar tempatmu berasal berada di kaki gunung dekat kota Kediri ?" tanya Nayaka Manggala "Itu benar, kota Kediri terdiri atas beberapa keluarga dengan dua yang mendominasi yaitu keluarga Surendra dan keluarga Seno . Gumilar Seno yang kamu bunuh itu adalah dari keluarga Seno ." jelas Batari Candawani "Bagaimana dengan sekte Peguruan Cakra Kembar ? Kenapa dia tidak termasuk yang mendominasi? Itu sangat aneh." lirik Nayaka Manggala "Perguruan Cakra Kembar berada di dekat kota , tetap termasuk kekuatan besar di kota Kediri . Bisa dibilang mereka sedikit lebih tinggi dari keluarga Surendra dan keluarga Seno . Tiga kekuatan inilah yang menjadi dasar dari kota Kediri . "Selain itu Perguruan Cakra Kembar sendiri termasuk salah satu dari enam faksi yang tinggal di benua bagian barat daya yang di nama

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 9 Gelombang Binatang Iblis

    Hup! Tiba tiba Nayaka Manggala melambatkan lompatannya. Ia mundur hingga berada di dahan yang sama dengan yang diinjak Batari Candawani. "Ayo lebih cepat. Atau kita akan ikut terseret dengan gelombang binatang iblis!" "Apa?" Nayaka Manggala meraih tangan Batari Candawani. Laku menariknya dengan cepat. Batari Candawani dipaksa melompat mengikuti kecepatan dari Nayaka Manggala . Gruduk! Gruduk! Roar! Rawr! Suara binatang iblis yang bergerombol semakin keras terdengar. Hup! Nayaka Manggala melompat ke sebuah tebing tinggi bersama Batari Candawani. Pil yang diberikan tadi sudah diyelan Batari Candawani yang mbjat nafasnya menghilang. Keberadaanya juga menghilang. Nayaka Manggala dan Batari Candawani melihat dibawah mereka gelombang binatang iblis yang tengah bergerak dengan sangat banyak. "Bagaimana bisa ada gelombang binatang iblis?" Ro

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 8 Menyamar Menjadi Orang Lain

    Bentrokan kedua serangan tersebut menyebabkan ledakan dengan gelombang kejut yang menyebar ke sekitaranya. Hiya! Bersamaan, Nayaka Manggala dan Gumilar Seno menerjang. Klang! Klang! Klang! Keduanya beradu pedanh beberapa putaran. 'Sial! Bagaimana dia bisa mengimbangiku?' gumam Gumilar Seno 'Pertarungan jarak dekat seperti ini benar benar menyenangkan. Namun aku harus segera mengakhirinya. Jika tidak aku akan kalah.' gumam Nayaka Manggala Pertarungan jarak dekat keduanya disaksikan oleh Batari Candawani . 'Anak itu tidak hanya membual, meskipun ranahnya jauh di bawah Gumilar Seno . Namun dia mampu membuat Gumilar Seno merasa seimbang bahkan mungkin kewalahan.' gumamnya Brak! Hentakan kaki Nayaka Manggala di tanah membuat kepulan debu membuat Batari Candawani tak bisa melihat jalannya pertarungan. Seni beladiri iblis kehancuran, bentuk ketiga. Cakar hantu!

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 7 Pertarungan

    Tebasan pedang dengan tenaga dalam melesat kearah Nayaka Manggala. "Seni beladiri pedang bunga teratai? Dia menguasainya?" pekik Batari Candawani terkejut Nayaka Manggala menyipitkan matanya dengan menaikan sudut bibirnya. 'Seni bela diri itu , benar mereka dari Perguruan Cakra Kembar . Tetapi serangan ini lemah sekali. Andaikan tak ada yang ingin kubiarkan hidup. Aku akan menunjukkan teknik tersebut yang sebenarnya. Tapi...' Duar! Bentrokan kedua tebasan terjadi. Ledakan membuat gelombang udara cukup besar hingga debu beterbangan. "Hahaha serangan lemah seperti itu. Aku yakin tubuhnya telah terpotong!" "Wahh! kakak telah menguasai seni beladiri pedang bunga pluim! Patut manjadi murid Perguruan Cakra Kembar yang sesungguhnya! " "Mungkinlah kakak senior akan menjadi pedang dari perguruan kita!" "Itu luar biasa." Empat teman Gumilar Surendra memuji kemampuan Gumilar Surendra tersebut.

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 6 Bertemu Batari Candawani

    Teman teman Gumilar Surendra melihat cara mempermainkan Batari Candawani yang berkesan mengasikan. Berandalan seperti mereka memang selalu menyukai melakukan hal hal tercela seperti itu. Tangan Gumilar Surendra meraih tangan Batari Candawani. "Tidak! Lepaskan! Lepaskan tanganmu!" Batari Candawani memberontak "Hahah kulitmu sangat lembut. Ini benar-benar benar sesuai dengan dugaan!" puji Gumilar Surendra "Cepatlah kakak Gumilar. Kami juga ingin!" desak teman temannya. "Kalian bajingan! Apa kalian tidak takut dengan murka guruku!" ancam Batari Candawani dengan airmata yang membasahi pipinya, "guruku tidak akan memaafkan kalian!" "Hahhaha!" "Lihatlah dia! Membawa nama gurunya disaat saat seperti ini!" cibir teman Gumilar Surendra "Murid langsung dari sesepuh perguruan memang selalu seperti itu!" sambung lainnya "Aku benar benar tak menyukai para murid dari para sesepuh!" Seorang lainnya membuang ludah menggambarkan rasa jijiknya "Mereka terlalu menyombongkan nama guru mereka

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 5 Terdesak

    Nayaka Manggala melihat mayat Gardhana Surendrayang terbaring di atas tanah dengan luka tebas dari pundak hingga dadanya. "Aku telah membalaskan dendammu, kamu bisa merasa tenang setelah ini. Namun tenang saja jika aku akan melanjutkan balas dendam terhadap mereka yang beruntung selama ini." Nayaka Manggala segera berlutut dengan mengambil cincin penyimpanan dari tangan Gardhana Surendra dan teman-temannya yang telah terbunuh. "Sebagai murid dari Perguruan Cakra Kembar, mereka tidak memiliki banyak barang berharga, namun ini lebih dari cukup untuk sementara waktu." Nayaka Manggala bergegas duduk bersila sembari kembali menyerap darah dan energi dari mayat Gardhana Surendra dan lainnya. Tak hanya itu ia juga menyerap darah milik ular putih yang tadi dibunuhnya. Kulit beserta sisik ular putih yang terkenal dengan keras segera ia pisahkan dari tubuh ular tersebut. Nantinya kau lihat ular tersebut akan dia buat sebagai pakaian agar ia lebih terlindungi dari serangan di kemudia

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 4 Permulaan

    Roar! Rawr! Nayaka Manggala melihat dari balik pohon, di mana terdapat binatang buas yang tengah berhadapan satu sama lain. Dua ekor macan hitam melawan seekor harimau loreng. "Mereka adalah binatang buas tingkat 2 yang cukup kuat, dengan kekuatanku saat ini aku tidak akan mampu mengalahkan mereka. Lebih baik aku menunggu saat yang tepat sebelum melancarkan serangan. Kita harus bijak dalam menentukan pilihan sebelum bertindak." Kedua macam tersebut terus menatap pada harimau loreng yang menjadi mangsanya. Sebagai penguasa dari hutan, tentu saja mau tidak ingin kedua macan tersebut mengalahkannya karena itu tentu akan menghancurkan harga dirinya. Roar! Setelah perang dengan keras harimau loreng tersebut menyerang ke arah kedua macan yang dengan cepat menghindari serangannya. Cat harimau tersebut berbalik salah satu macan langsung melompat ke arahnya dengan menerkam punggungnya. Rawr! Harimau tersebut tersentak dengan meraung keras, mencoba melepaskan diri dari te

  • Raja Agung Nayaka Manggala    Bab 3 Balas Dendam Pertama

    Gardhana Surendra, memberikan arahan pada teman-temannya untuk menyerang ular putih yang sudah dikepung tersebut. "Yang lain coba alihkan perhatiannya sementara sisanya mencoba menyerangnya dari titik buta. Berikan serangan terkuat kalian dan jangan ragu sedikitpun." seru Gardhana Surendra Teman temannya yang lain menganggukan kepala dengan setuju, mereka menyadari kita tidak mengeluarkan semua kemampuan mereka maka dapat dipastikan mereka akan gagal mengalahkan ular putih tersebut. Sstt... Ular putih menjulurkan lidahnya sembari melirik ke sekitarnya, manusia yang telah mengepungnya namun itu tidak membuatnya takut sedikitpun. Krek! Uhuk! Tiba saja ular putih tersebut menguatkan lilitannya pada manusia yang sudah ditangkap. "To-tolong aku!" lirih teman Gardhana Surendra yang tertangkap oleh ular putih Gardhana Surendra melihat temannya telah di ujung kematian dengan cepat menerjang ke depan sembari mengayunkan pedangnya. "Ular sialan! Matilah kamu!" Wuz!

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status