"Apa kamu tidak kenal dengan mereka?" lirik Batari Candawani
"Tidak!" jawab Nayaka Manggala "Benarkah?" Tatap tajam Batari Candawani yang tidak percaya, "mereka sepertinya mengenalmu dengan sangat baik. Tetapi kenapa kamu tidak?" Nayaka Manggala tak menjawab. Ia menunjukan ekspresi wajah yang biasa saja seolah ia memang tak mengenal mereka. "Baiklah kalo kamu tak mau bilang. Itu juga bukan urusanku. Tetapi yang baru kamu hajar tadi adalah Gentala Surendra, anggota keluarga Surendra . Mereka takkan tinggal diam dipermalukan seperti ini. Berhati hatilah dimasa depan." "Ya." Setelah beberapa saat, mereka akhirnya tiba di sebuah kediaman yang cukup luas. Sebuah altar dengan lantai dari bagu tersusun rapi dan beberapa pohon asem yang mengitari altar tersebut. Lalu ada sebuah bangunan berlantai dua dengan gaya klasik beratap berundak seperti menara "Ini adalah kediaman dari sesepuh Perguruan CakraBeberapa putaran keduanya beradu serangan.Bruakk!Nayaka Manggala terdorong mundur kembali' dengan memegang dadanya.Uhuk!Ia memuntahkan seteguk darah dari mulutnya. Lalu mernyeka sudut bibirnya. Sorot matanya dingin , tanpa kepanikan sama sekali.Wardhana yang melihat respon dari Nayaka Manggala cukup terkejut.'Sorot mata dingin dengan tidak menunjukann keraguan, kepanikan dan ketakutan sedikitpun. Dia tidak takut sama sekali mesipun berhadapan dengan orang yang ranahnya dua kelas diatasnya. Dia bertarung seolah mempertahankan hidupnya. Jadi begitu, itu alasan dia bisa membunuh Gumilar Seno, mungkinkah dia seorang jenius?' gumam Wardhana "Kenapa guru menyerang Nayaka Manggala?" tanya Batari Candawani panik "Kamu kenal dengan dia?" tanya balik Batari Candawani "Kenal kak. Dia penolongku!""Penolongmu? Apa maksudmu? Ceritakan pada kakak!""Sebenarnya dia..."Bruak!Srak!!!Nayaka Manggala kembali terdorong mundur beb
Wardhana dan Batari Cendanatari terkejut mendengar permintaan dari Batari Candawani yang begitu tiba tiba tersebut."Menjadi murid?" Wardhana menyipitkan matanyaBatari Cendanatari mengerutkan keningnya dengan agak mengendurkan otot-otot wajahnya, "Candawani ! Apa yang kamu katakan? Orang jahat dan licik seperti dia bisa saja membunuhmu jika kamu lengah sedikit saja? Tapi kamu ingin menjadikannya adik seperguruanmu?"Batari Candawani menatap pada kakaknya. "Kakak, dia menyelamatkan ku, tanpanya aku sudah mati ditangan orang itu, Aku berhutang budi padanya.""Aku tahu kamu berhutang budi padanya. Tetapi kamu bisa membalas jasanya dengan hal lain, tidak dengan cara ini." Batari Cendanatari memegang pundak adiknya dengan agak mencengkram keras.Batari Cendanatari berharap adiknya bisa mengerti betapa bahayanya jika bersama dengan Nayaka Manggala yang begitu mencurigakan."Kakak aku sudah membuat keputusan!" tegas Batari Candawani Wardhana menatap
Nayaka Manggala duduk di atap bangunan penginapan. Ia bisa melihat pemandangan kota Kediri saat malam hari. Kebetulan bulan juga sedang purnama. Kita jadi lebih terang dengan cahaya tersebut."Perguruan Cakra Kembar, salah satu faksi aliran kebenaran. Sebenarnya mengumpulkan kekuatan tidak harus bergabung dengan perguruan lemah seperti ini. Namun aku perlu informasi yang banyak. "Selain itu aku juga yakin jika perguruan ini punya barang bagus seperti tempat pelatihan khusus atau sejenisnya. Sebaiknya aku memanfaatkan mereka saja dengan pura pura bergabung dengan mereka.... Namun...."Nayaka Manggala beralih dengan merebahkan tubuhnya di atap bangunan dengan menyilangkan tangannya dia belakang kepala sebagian bantal."Faksi aliran kebenaran, aku harus berhati hati dengan kekuatanku. Jika sampai mereka menyadari aku adalah seniman beladiri iblis. Masalah akan runyam dan aku akan menjadi target mereka. Kecuali disaat terdesak. Aku takkan menggunakan kekuatan as
Seorang wanita masuk kedalam Pasar Weling dengan begitu sombong. Beberapa orang yang berpapasan dengannya langsung membuka jalan dengan tak berani menatap wajahnya.Wanita tersebut terus berjalan masuk sampai langkahnya terhenti begitu melihat dua orang di di depan meja pelayan.Setelah memperhatikan beberapa saat, ia mengenali keduanya. Namun yang menjadi fokusnya adalah Nayaka Manggala .Seketika tangannya mengepal dengan rahang yang mengeras. Ia sempet mendengar kabar soal Gentala Surendra yang terluka akibat bertemu dengan budaknya yang kembali dan melukainya.Segera ia menghampiri Nayaka Manggala ."Hei bukankah kamu tukang sapu di kediaman tetua ketiga? Apa yang kamu lakukan di sini?" Nayaka Manggala dan Batari Candawani menoleh kearah suara. Mereka melihat seorang wanita yang menghampiri mereka dengan berkacak pinggang."Tukang sapu?" pekik Batari Candawani Nayaka Manggala memperhatikan wanita tersebut. Ia merasa mengenalinya dari ingata
Sebuah telapak tangan raksasa perwujudan tenaga dalam melesat kearah kelima orang tersebut."Hanya inikah yang kamu punya? Benar benar sampah!" cibir salah satu murid.Nayaka Manggala tiba-tiba bergerak kesamping dengan cepat. Nafasnya menghilang secara tiba tiba.Bang!Duar!Serangan Nayaka Manggala dengan mudah dihancurkan.Namun hal itu menimbulkan asap dan debu yang membuat pandangan jadi terganggu."Sial dia menggunakan debu untuk mengelabuhi kita!""Apa dia kabur?""Pengecut!""Nayaka Manggala ! Jangan membunuh mereka!" seru Batari Candawani "Apa?"Wuz!Brakk!Tiba Nayaka Manggala muncul di belakang salah satu orang dengan melesatkan bogem mentahnya tepat pada kepala samping orang tersebut.Orang tersebut panjang terlempar hingga menghantam dinding bangunan di sampingnyaUgh!"Apa?"Srat!Argh!Salah satu orang mengerang sakit setelah telinganya di potong."Hei apa yang terjadi _!"Tiba
Di bangunan tinggi yang mengelilingi altar tersebut. Banyak orang yang telah hadir. Jejeran dari para sesepuh Perguruan Cakra KembarKetua Perguruan Cakra Kembar, Darma Tungga. Ia duduk dengan di kanan kirinya ada para sesepuh perguruan mulai dari Daryanta, Wardhana, Wiratma, Abisatya dan Ishwar.Selain itu di bangunan lainnya ada keluarga Surendra yang di wakili sesepuh ketiga mereka Barata Surendra dan keluarga Seno yang di wakili sesepuh kedua mereka, Wiyasa.Selain mereka beberapa kepala keluarga kecil dan orang orang terpandang hadir disana.Gong!Bunyi gong di pukul dengan keras menjadi tanda jika perekrutan murid akan dimulai.Seorang pria paruh baya naik keatas panggung yang telah mereka sediakan. Menghadap pada para calon murid perguruan yang telah berkumpul.Tangannya diangkat lebar seraya berseru dengan lantang."Selamat datang di Perguruan Cakra Kembar. Saya Wardoyo akan menjadi pemimpin pada perekrutan kali ini."Saya selaku perwa
Wuz! Dengan cepat Wandra Seno menerjang kearah Nayaka Manggala .Nayaka Manggala mengambil ancang ancang dengan tinju yang juga dia siapkan."Haaa! Rasakan ini!" Wandra Seno menerjang dengan tinjunya yang berselimut tenaga dalam .Nayaka Manggala membalas dengan hal yang sama.Bang!Bentrokan kedua serangan terjadi.Krak!Argh!Pertahankan tenaga dalam pada tinju Wandra Seno mulai retak. Tangannya juga mulai terasa sakit.'Bagaimana bisa dia sekuat ini! Apa aku akan kalah?'Nayaka Manggala menghentakkan kakinya dengan kuat di lantai antar.Brak!Bruak!Duar!Tinju Wandra Seno kalah telak, tangannya patah dengan tinju yang melesat menghantam tubuhnya.UghWing!!Brakk!Tubuh Wandra Seno terbang dengan cepat kearah dinding pembatas antara altar dan bangunan tinggi yang mengelilinginya. Wandra Seno menghantam dinding dengan sangat keras. Bahkan sampai membekas.Ugh.Orang orang terkejut melih
Pertarungan selanjutnya. Nayaka Manggala vs Giyanta Seno.Kekeke.....Giyanta Seno naik ke arena pertarungan dengan terkekeh. Ia memandang pada Nayaka Manggala yang juga naik ke arena.Ekspresi wajah Nayaka Manggala sama sekali tidak berubah. Masih saja datar dengan sorot mata yang tajam. "Bagus juga kamu bisa sampai disini. Aku tidak menyangka jika tukang sapu sepertimu lolos terus menerus. Tetapi keberuntunganmu sudah habis!" cibir Giyanta Seno Tak ada respon dari Nayaka Manggala . Ia kembali melihat pecundang lainnya selain Daneswara.'Benar benar melelahkan. Seharusnya seteleh ini masih ada satu babak lagi. Apa aku sudahi saja sampai disini? Tetapi orang yang ada di depanku ini rasanya menyebalkan.' gumam Nayaka Manggala Pengawas pertarungan melihat kedua peserta yang sudah siap."Pertarungan dimulai!"Wuz! Giyanta Seno tidak membuang waktu. Ia langsung menerjang kearah Nayaka Manggala ."Rasakan seranganku!"Beberapa belat
Nayaka Manggala melonjakan tenaga dalamnya hingga membuat sebuah kabut hitam yang menyelimuti tubuhnya membuat pandangan pangeran ketiga dan beberapa pengawal yang tersisa menjadi terhalang. Tangan Nayaka Manggala yang diselimuti tenaga dalam segera menyentuh perut dari Batari Cahyaningrum. Sruak!! Tiba-tiba ia menarik paksa keluar api Surgawi dari tubuh Batari Cahyaningrum yang gagal memurnikannya. Batari Cahyaningrum sangat kesakitan dengan hal tersebu. Ia sampai mengerang keras. Arrghh! Bruk! Begitu api surgawi keluar, Batari Cahyaningrum merasa tubuhnya sangat lemah bahkan ia sampai tengkurap di tanah. Penglihatannya mulai kabur seiring dengan luka dalam yang dimilikinya akibat gagalnya penerobosan. Tenaga dalam di dalam tubuhnya juga kacau hal tu memperburuk keadaannya. Nayaka Manggala yang melihat api surgawi di tangannya segera mem
Di dalam gua, ratu medusa atau Batari Cahyaningrum berusaha memurnikan api surgawi. Tangannya yang menyentuh api surgawi terasa sangat panas namun berusaha ditahannya. "Ternyata api surgawi sepanas ini, tenaga dalam yang kugunakan untuk melapisi tanganku bahkan rasanya tidak berguna. Aku harus segera memurnikan apapun yang terjadi. Semakin lama memurnikannya keadaan akan semakin buruk." Api surgawi perlahan masuk ke dalam tubuh ratu Medusa lalu berputar-putar di sekitar dantian ya yang menjadi pusat dari tenaga dalam seorang seniman beladiri. Ratu Medusa memejamkan matanya dengan mencoba fokus untuk memurnikan api surgawi agar menyatu dengan dantiannya. Tenaga dalam miliknya menyewa mengelilingi tubuhnya. Keringat bercucuran membasahi wajah cantik yang sangat mempesona. Giginya sedikit menggeretak menahan rasa sakit dan panas yang membakar tubuh. Aliran darahnya semakin cepat. Ugh! Bruk!
Keributan yang disebabkan oleh serangan dari Gunung Madayana dan respon dari pasukan dari Gunung Pelangi langsung membuat kacau keadaan Gunung Pelangi Irawan selaku penatua pertama dari Gunung Pelangi dengan cepat memberikan arahan kepada para penghuni dari Gunung Pelangi. "Semuanya segera bergerak, saat ini ratu kita sedang berusaha untuk melakukan terobosan dan apapun yang terjadi kita harus menghentikan para pengganggu ini.""Baik penatua!" sahut kompak orang-orang dengan mengangkat senjatanya"Penatua yang lain tolong juga bergerak untuk melakukan yang terbaik guna melindungi ratu kita!" lanjut Irawan Penatua dari Gunung Pelangi yang lain segera dengan cepat bergerak untuk menghentikan para penyusup yang datang ingin menghancurkan tempat mereka.Nayaka Nayaka Manggala yang melihat pergerakan dari orang-orang Gunung Pelangi segera bergerak menyusup dengan memanfaatkan nafas pil penyembunyi miliknya menerobos menuju tempat ratu Medusa yang ingin melakuka
Nayaka Manggala mampir ke kediaman sesepuh kedua, tujuannya untuk meminta izin berlatih di hutan dekat sekte sehingga tidak bisa hadir di kediaman selama beberapa hari ke depan.Namun baru saja ya memasuki altar kediaman sesepuh kedua, ia sudah dihadang oleh Batari Cendatari yang menantang bertarung Nayaka Manggala . Batari Cendatari memiliki ranah satu tingkat di atas Nayaka Manggala ."Kakak senior benar-benar ingin menantangku?" tatap Nayaka Manggala yang sebenarnya enggan meladeni kakak seniornya tersebut Batari Cendatari menitipkan matanya dengan kembali menghunuskan pedangnya ke arah adik juniornya tersebut. "Apa tahu kamu benar-benar kuat, tapi aku ingin mencoba sendiri. Kamu hanya berada satu tingkat di bawahku, Aku ingin tahu seberapa jauh perbedaan di antara kita!"Nayaka Manggala menganggukkan kepala dengan menyadari maksud dari kata seniornya tersebut."Baiklah kalau begitu! Tetapi segeralah menyerah jika memang kau sudah tidak sanggu
Nayaka Manggala pergi ke Pasar Weling setelah mendengar jika keberangkatan dari sesepuh ke-5 untuk menggagalkan evolusi Ratu medisa masih akan dilaksanakan beberapa hari lagi."Sebelum pergi kembali berpetualang aku harus menjual apa yang sudah aku dapatkan selama perjalanan kemarin. Memang benar jika cincin ruang sangat luas, akan tetapi menyimpan barang-barang yang tidak berguna hanyalah buang-buang tempat."Sesampainya di Pasar Weling , Nayaka Manggala menjual semua hasil buruannya selama perjalanan kemarin.Seperti yang biasanya, butuh waktu cukup lama bagi pelayan Paviliun untuk menghitung jumlah koin emas yang didapatkan dari penjualan barang-barang hasil buruan. Banyak orang yang terkejut melihat banyaknya hasil buruan yang di keluarkan oleh Nayaka Manggala ."Bagaimana bisa murid itu mendapatkan banyak barang buruan?""Di hutan dekat perguruan tidak begitu banyak binatang iblis yang bisa diburu, kalaupun ada kebanyakan akan rusak karena pertarung
Beberapa hari kemudian, Nayaka Manggala kembali ke perguruan setelah bepergian cukup lama. Namun baru saja ia masuk ke kediaman penatua kedua untuk melaporkan dirinya yang telah kembali, Batari Candawani yang sedang berlatih di altar segera menghadangnya dengan ekspresi wajah yang sangat terkejut. Meskipun ia tidak tahu pada tingkat berapa Nayaka Manggala telah berada, namun ia bisa merasakan jika batasan dari ranah penempaan tulang telah berhasil ditembus. "Bagaimana bisa kamu menerobos ranah penyatuan alam secepat ini?" tatap Batari Candawani dengan sangat terkejut dan tidak percaya Nayaka Manggala dengan santai menjawab, "sudah kubilang jika tak ada yang bisa tak mungkin kulakukan." Mendengar jawaban tersebut Batari Candawani mengerutkan keningnya dengan kesal, "Kata-katamu itu sungguh sangat menyakitkan bagiku." Nayaka Manggala yang merespon namun dia bisa mengerti perasaan dari kata seniornya tersebut. Bagaimanapun j
Raungan naga necro!Roar!!!!Gelombang kejut dari raungan seni bela diri langsung menuju singa emas.Kumpulan asap dari ledakan akibat serangan tadi seperti cara menghilang.Yang melihat serangan tersebut langsung melancarkan serangan balik dengan meraung keras.Roar?!!!Dua serangan gelombang suara tersebut saling berbenturan dan menyebabkan gelombang yang menyebar dengan kuat sekitar.Beberapa batuan pada tebing segalanya hancur dan berjatuhan, daun-daun dari pepohonan juga berguguran.Teknik Iblis Surgawi Kehancuran bentuk pertama. Telapak segel neraka!Di tengah serangan gelombang suara yang masih terjadi, sebuah telapak tangan besar dari tenaga dalam melesat ke arah singa emas.Wuzz!Duarr!Singa emas tersebut segera melompat menghindari serangan tersebut. Duar!Serangan telapak tangan raksasa menghantam tempat singa emas tadi berdiri. Seketika tempat tersebut ha
Setelah dari jurang Guntur dan mendapatkan apa yang ia cari Nayaka Manggala pergi mencari sebuah gua tak jauh dari tempat tersebut untuk menyempurnakan sayap Guntur yang sudah ia rencanakan serta menembus ranah penyatuan alam .Hup!Nayaka Manggala berhasil menemukan sebuah gua yang cukup tersembunyi dengan pepohonan lebat yang mengelilingi."Sepertinya tempat ini sangat aman untuk melakukan penerobosan, kalau begitu kita harus memasang formasi pelindung terlebih dahulu.Segera Nayaka Manggala menyebarkan 8 bendera di sekitar gua lalu membentuk segel dengan tangannya.Formasi tempurung kura-kura!Secara perlahan bendera-bendera yang telah terpasang tersebut memancarkan pilar energi lalu menyatu satu sama lainnya membentuk sebuah tempurung kura-kura.Setelah formasi tempurung kura-kura telah terpasang. Nayaka Manggala bergegas masuk ke dalam gua yang cukup gelap tersebut. Ia duduk bersila dengan mengeluarkan bangkai d
Duar!Ledakan besar terjadi tepat lebih tebing, tempat Nayaka Manggala dan Widuri Pratiwi berada.Widuri Pratiwi yang memejamkan mata dengan pasrah terasa anda tidak merasakan sesuatu yang menyakiti tubuhnya. Padahal jelas jika ledakan tersebut seharusnya mengenainya. Perlahan matanya terbuka, cahaya yang seharusnya menyinari dirinya, tiba-tiba terhalangi oleh bayangan lebar yang melindunginya.Kiakkk!Suara teriakan dari burung guntur langit terdengar keras." Apa yang kamu lakukan?" Tatap Widuri Pratiwi yang menyadari jika burung Guntur langit Tengah melindungi dirinya dari serangan singa emas Nayaka Manggala mengerutkan keningnya dengan terkejut." dia melindungi kita karena kita membawa telur miliknya." ujar Nayaka Manggala Burung Guntur langit nampak terluka cukup parah akibat serangan yang barusan ya terima.Singa emas yang melihat hal tersebut kembali melancarkan serangan kuatnya menuju burung guntur langit.Roar!!Roa