Share

Bab 226

Alexander menatap cakrawala dengan pandangan kosong, angin laut yang lembut membelai wajahnya, membawa aroma asin dan kesunyian yang tak pernah berubah.

Sejauh matanya memandang, hanya laut biru yang luas, seolah mengurungnya dalam penantian yang tiada ujung. Di hatinya, ada dorongan yang terus menyesakkan.

Rindu yang mengendap seiring berjalannya waktu, semakin berat, semakin pekat.

“Hampir satu tahun...” gumamnya pelan, “aku mulai takut sekarang. Bagaimana kalau aku benar-benar tidak bisa bertemu Helena lagi?”

Alexander menunduk, kakinya menggali-gali pasir, bermain-main seolah-olah berusaha mengusir resah yang tak kunjung pergi. Di sana, di pasir yang basah oleh air laut, nama ‘Helena’ tampak jelas, tergurat dengan huruf-huruf besar yang kini mulai terhapus oleh sapuan ombak kecil.

“Apakah kau juga merindukanku, Helena?” tanyanya pada angin, meski tahu bahwa tidak ada yang akan menjawab.


Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status