Share

Bab 8

Hari ini seharusnya tanggal 15 November. Begitu membuka mata, aku langsung melihat kalender ponsel.

Ketika aku bangun, seorang dokter berjas putih berdiri di sampingku. Aku ingat dia. Dia Erick, kakak kelas sekaligus dokter penanggung jawabku.

Masih ada seorang pria yang berdiri di depanku. Ekspresinya tampak galak. Pria itu berkata, "Main pingsan begitu saja. Sejak kapan kamu begitu pintar berakting?"

Kepalaku sakit untuk sesaat. Detik berikutnya, aku baru ingat dia adalah Arhan. Aku bertanya, "Bukannya kamu sudah tunangan? Kenapa masih kemari?"

Arhan terkekeh-kekeh dan tidak menanggapi pertanyaanku. "Saat mengantarmu ke rumah sakit, kudengar kamu sering cari pria ini. Sebelumnya aku penasaran gimana hidupmu selama dua tahun menghilang. Sekarang aku sudah dapat jawabannya."

Arhan berjalan ke hadapan Erick sambil menatap Erick dengan tatapan penuh amarah. "Sayangnya, kamu kurang jago. Masa nggak ada hasil apa-apa selama dua tahun? Terakhir aku yang untung."

Hinaan yang terang-terangan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status