Share

Rahasia yang Tak Kau Ketahui
Rahasia yang Tak Kau Ketahui
Penulis: Daliah Wahidah

Bab 1

Tahun keempat aku dikekang Arhan, dia tiba-tiba punya calon istri. Dengar-dengar, wanita itu adalah putri pemilik Grup Ecostar, Nikita. Nikita adalah wanita yang cantik dan lembut sehingga sangat serasi dengan Arhan.

Keduanya berhubungan sekitar setengah tahun, tetapi sudah membahas pernikahan. Beberapa tahun ini, Arhan mempunyai hubungan dengan banyak wanita, tetapi hubungannya tidak ada yang berhasil. Aku tidak pernah melihatnya serius terhadap para wanita itu.

Temanku meneleponku untuk memperingatkan, "Sepertinya Arhan serius kali ini. Ceweknya bukan cuma cantik, tapi identitasnya bisa membantu karier Arhan."

Aku sudah mendengar tentang wanita itu. Siapa sangka, aku malah bertemu Nikita untuk pertama kalinya di perusahaan Arhan.

Pagi ini, aku pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan lanjutan. Dokter penanggung jawabku adalah kakak kelasku. Dia bilang penyakitku berkembang dengan sangat cepat. Mungkin dalam waktu tiga bulan, aku akan melupakan semuanya.

"Kamu benaran nggak mau kasih tahu Arhan? Kalau kasih tahu sekarang, dia mungkin bakal kembali," usul kakak kelasku.

Setelah kupikir-pikir, sepertinya tidak usah. Untuk apa memperlihatkan kelemahanku pada seseorang yang hatinya telah berubah? Namun, aku tetap harus mencari Arhan untuk memintanya menandatangani surat.

Penyakit ini tidak mematikan. Di luar negeri, ada sanatorium yang khusus mengobati penyakitku ini. Hanya saja, harganya sangat mahal.

Orang tuaku meninggal saat aku remaja. Aku tidak punya keluarga lain. Makanya, aku hanya bisa minta bantuan Arhan.

Aku tidak membuat janji dengan sekretaris Arhan. Setibanya di perusahaan, aku pun mendapati Nikita juga ada di sini.

Aku dan Nikita duduk di ruang tunggu, tetapi jarak kami sangat jauh. Di samping Nikita, para staf sibuk menyanjungnya dengan wajah berseri-seri.

"Siapa itu?" tanya Nikita.

Para staf menyahut dengan tidak peduli, "Dia Elena."

Orang-orang yang mengenal Arhan tahu siapa aku.

Nikita melirikku dengan tatapan penasaran. Kemudian, dia menyapa dengan santai, "Kamu Elena?"

Aku menatapnya tanpa berbicara. Ini sama dengan mengiakan ucapannya.

"Kamu berbeda dengan yang ada di bayanganku." Suara Nikita terdengar lirih dan lembut. "Semua orang bilang Arhan masih punya hubungan dengan cinta pertamanya. Sepertinya, seleranya waktu muda kurang bagus."

Beberapa staf diam-diam tertawa mendengarnya. Bahkan, ada yang memanfaatkan kesempatan untuk menyanjung, "Dia tentu nggak bisa dibandingkan denganmu. Asal kamu tahu, posisi Elena di perusahaan bahkan sangat rendah."

Aku sama sekali tidak marah mendengarnya. Lagi pula, yang dikatakan mereka adalah fakta. Untuk apa aku marah? Orang-orang tidak akan menyangka bahwa wanita yang kabarnya dirindukan oleh Arhan selama ini adalah aku, yang posisinya sangat rendah.

Ketika melihatku hanya diam, Nikita merasa sangat kesal. Dia melirikku, lalu berkata lagi dengan lantang, "Kudengar kamu pergi waktu Arhan mengalami musibah? Kenapa muncul lagi?"

"Jurus tarik-ulur memang bisa membuat pria jatuh hati padamu. Tapi, Arhan bukan pria biasa. Kalau kamu butuh uang, aku bisa bantu kamu. Tapi, dengan kualifikasimu, yang kamu bisa dapat nggak banyak."

Nikita menyibakkan poni di dahinya. Terlihat tahi lalat di dahinya. Saat ini, aku baru menyadari Nikita punya sedikit kemiripan denganku. Namun, aku sudah membuang tahi lalatku enam tahun lalu.

Ketika melihatku lagi-lagi tidak bicara, Nikita pun tidak tahan lagi. Dia bertanya kepada seorang staf yang menuang air, "Kamu ini resepsionis macam apa? Kenapa membiarkan sembarangan orang masuk?"

Staf wanita itu melirikku dengan heran. Dia menjelaskan dengan sulit, "Tapi, Pak Arhan bilang ...."

"Aku nggak peduli. Usir dia sekarang juga. Kalau dia nggak mau pergi, kamu yang harus pergi," sela Nikita.

Di seluruh perusahaan, hanya resepsionis yang bersikap baik padaku. Aku tidak tega melihatnya dipersulit. Jadi, aku berujar, "Setelah bertemu Arhan, aku akan langsung pergi. Kamu nggak perlu mengusirku."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status